Happy reading!
~•~
"Apa yang kamu rasakan sayang?"tanya seorang wanita paruh baya yang saat ini mendekat ke arah Gane, ia adalah Kalia ibu dari Prince. Pandangan matanya terlihat sangat khawatir namun terpancar kelegaan disana mengingat putranya ini sudah sadar dari komanya selama 2 bulan. Gane yang melihatnya tak tega, ia hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Kalia dan membiarkan Kalia mengusap puncak kepalanya. Gane jadi teringat dengan Ibundanya, pasti jika masih hidup beliau akan memperlihatkannya seperti sekarang tapi memang kenyataan tak bisa dipungkiri karena nyatanya Ibundanya meninggal setelah melahirkannya.
Pintu ruangan itu terbuka bersama datangnya dua pria paruh baya. Tebakan kalian benar yang datang adalah Aiden ayah dari Prince dan seorang dokter. Dokter itu mendekat dan memeriksa Gane, awalnya Gane memberontak tapi saat melihat Kalia ia luluh dan pasrah untuk diperiksa. Dokter itu juga mendengar penjelasan dari Aiden saat melihat reaksi anaknya yang tidak wajar sewaktu sadar tadi.
"Bagaimana keadaan Prince dok?"tanya Aiden yang melihat dokter itu sudah selesai memeriksa Gane.
"Prince mengalami amnesia yang mungkin diakibatkan oleh benturan keras pada kepalanya. Dari hasil CT-scan yang telah dilakukan kemungkinan besar amnesia yang dialami adalah amnesia permanen dan kemungkinan kecil dapat mengingat kembali, untuk yang lainnya hanya tinggal menunggu pemulihan saja"jelas sang dokter, kemudian pamit keluar dari ruangan itu.
Kalia yang mendengar penjelasan dokter itu memeluk Gane. Gane yang diperlakukan seperti itu terkejut, untung saja ia tidak reflek mendorongnya. Tadi mereka bilang namanya adalah Prince, bukankah artinya itu pangeran? Tidak ada yang salah disini, toh dia memang seorang pangeran, hm panggilan yang tidak buruk.
"Ini semua salah mommy yang meninggalkanmu waktu itu"ujar Kalia terisak sedangkan Gane hanya diam karena jujur saja ia tidak mengingatnya sama sekali karena memang yang mengalami hal itu bukan dia.
"Sudahlah sayang ini bukan sepenuhnya salahmu, ini adalah takdir yang diatas dan kita harus lebih menjaga Prince"ucap Aiden menenangkan istrinya.
"Kalau begitu kita perkenalan dulu, kamu anak kami, namamu adalah Prince Mylo Ganederea Ravièl usiamu 13 tahun ini Mommy Kaila dan itu Daddy Aiden lalu yang itu kakak keduamu, Kak Argon"kata Kaila yang sudah duduk di samping Gane sambil mengelus surai putranya.
***
Gane terbangun dari tidurnya entah apa yang diberikan padanya tadi saat ia memaksa ingin pergi dari ruangan ini yang membuatnya tidak sadarkan diri. Ia melihat ke sekeliling, ruangan rawat ini akhirnya kosong. Gane mencoba turun dari ranjang pesakitan itu.
"Sialan tanganku"ucap Gane melihat tangannya berdarah, ia lupa dengan keberadaan jarum sialan ini. Dengan sekali tarik akhirnya jarum itu lepas dari tangannya, dihiraukannya tangannya yang berdarah itu. Gane berjalan ke arah pintu kamar itu, saat membukanya ternyata nihil pintu itu terkunci dari luar.
Brak brak
"Buka pintunya cepat!"teriak Gane pada entah siapapun itu diluar yang mendengarnya. Dia tidak suka terkurung seperti ini, sudah seperti tahanan saja.
"Maaf Tuan Muda, kami tidak bisa"balas seseorang di luar yang ia yakin suruhan dari pak tua tadi, kalau saja ini di kerajaannya sudah ia penggal mereka beraninya mengurung putra mahkota. Akhirnya dia menyerah, lalu berjalan ke pintu satunya yang dapat dipastikan adalah kamar mandi.
"Jika saja aku bisa menggunakan kemampuan sihir teleportasiku"monolognya.
Gane terkejut melihat pantulan dirinya di kaca, raga dan wajahnya masih sama seperti dirinya yang dulu tapi bedanya dulu rambutnya berwarna biru dan matanya abu-abu sedangkan sekarang rambutnya dan warna bola matanya coklat. Akan tetapi bagaimana bisa? Apakah ini bentuk reinkarnasi dirinya? Bagaimana bisa sama persis? Lalu kenapa ia ada di dunia yang asing ini? Banyak pertanyaan-pertanyaan rumit yang muncul di kepalanya.
"Sebentar, kenapa aku merasa tubuhku jadi lebih pendek?"tanyanya pada dirinya sendiri. Memang kenyataannya begitu, mungkin Gane turun 10 cm dari dirinya yang dulu jadi tingginya saat ini sekitar 165 cm.
Gane masih mencerna situasinya saat ini. Tiba-tiba saja memorinya seperti terbuka, sepertinya yang muncul dalam kepalanya saat ini adalah ingatan remaja yang bernama Prince. Prince adalah seorang remaja dengan otak yang cerdas dia juga dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya terutama keluarganya. Namun Prince memiliki tubuh yang agak lemah, jika terlalu kelelahan dia mudah drop dan pingsan. Gane menggali ingatan Prince lagi tapi nihil hanya sebatas sampai umur 10 tahun saja sisanya entah kemana, tapi sudahlah biarkan saja.
"Kenapa juga aku bisa ada di tubuh remaja lemah ini"ujar Gane kesal.
Akhirnya Gane memutuskan untuk menjalani kehidupannya saat ini sembari mencari jawaban kenapa ia bisa terdampar disini dan cara untuk kembali.
"Prince!!!"panggil Argon, ia terkejut melihat infus yang menggantung dan darah berceceran di lantai. Sepertinya benar kata daddynya bahwa mereka harus lebih lagi memerhatikan adik kecilnya itu, kemana anak itu? Argon berjalan ke arah kamar mandi.
"Astaga Prince apa yang kamu lakukan?!!"teriak Argon memandang khawatir sekaligus ngeri tangan Gane, lama-lama dia jantungan jika terus-terusan seperti ini. Sedangkan yang diteriaki hanya memasang muka datar bahkan tanpa ada raut kesakitan di wajahnya. Argon langsung menarik tangan Gane dan menyuruhnya merebahkan diri di kasur.
"Tidak mau, aku ingin keluar dari sini"bantah Gane.
"Prince, kamu nurut ya besok kakak akan permen lolli banyak untuk kamu"bujuk Argon.
"P-permen apa? lolli?"tanya Gane tak percaya, dalam ingatan Prince itu adalah permen untuk anak-anak, sedangkan dirinya sudah remaja.
"Iya permen lolli atau kamu ingin yang lain? Begini saja, beberapa bulan lalu kamu bilang ingin ke taman bermain, besok jika sudah sembuh kakak akan ajak kamu kesana"
"Tidak aku tidak mau, aku ingin pulang saja"
"Apa kamu bilang?"ucap Argon, seingatnya adiknya itu akan mudah luluh jika sudah di iming-imingi permen lolli atau hal-hal yang menurutnya menarik, tapi ini tidak sama sekali Bahkan adiknya akan langsung bergelayut manja padanya saat sakit.
"Sudahlah kakak panggilkan dokter dulu"
"Tidak mau"
"Baiklah jika itu maumu akan kakak panggilkan Kak Aace"
"Cepat datang ke kamar Prince"ujar Argon pada orang di seberang telepon lalu langsung mematikan sambungan.
Brak
Pintu terbuka lebar dan seorang yang Gane yakini bernama Aace datang dengan menggunakan pakaian serupa dengan dokter tadi.
"Kenapa lo nggak bilang kalau Prince sudah sadar sejak tadi?!"tanya Aace dengan nada tak bersahabat.
"Lo sendiri nggak tanya, toh pasti lo ada jadwal operasi"jawab Argon santai.
Aace yang mendengarnya mendelik sebal dengan tingkah sepupunya yang menyebalkan itu. Netranya memandang Gane yang berdiri dengan tangan mengeluarkan darah, Aace langsung sigap memanggil suster untuk membawakan perban dan kawan-kawannya. Suster tersebut dengan cepat kembali membawakan apa yang diperintahkan Aace tadi dan memaksa Gane untuk duduk di ranjang agar Aace bisa lebih mudah mengobatinya. Entah kenapa Gane tidak bisa menolak perintah Aace, mungkin saja ini reaksi alami dari tubuh Prince dan Gane tidak ingin ambil pusing.
"Lalu bisa jelaskan apa yang terjadi tadi?"
***
Harkat martabatnya Gane hancur wkwk bisa²nya diiming-imingi permen lolli kesian amat 😭😂
Jan lupa vommentnya 🌻
26/09/21