Avandi Jarendra βœ“

By ItsReyscaaa_

1.4M 133K 6.7K

( Selesai ) Kehidupan Avan awalnya baik-baik saja namun berubah 180Β° setelah bertemu dengan senior nya yang t... More

01
02
03
04
05
06
07
DELAPAN || SAKIT
SEMBILAN || ADIK??
SEPULUH || KELUARGA
SEBELAS || DUO BUNGSU
DUA BELAS || RUSUH
TIGA BELAS || EGOIS?
EMPAT BELAS || CELAKA
LIMA BELAS || TERUNGKAP
ENAM BELAS || BAIKAN
TUJUH BELAS || XAVIER
DELAPAN BELAS || BERANTEM
SEMBILAN BELAS || GENIT BERUJUNG LUKA
DUA PULUH || BADMOOD
DUA SATU || PENJELASAN
DUA PULUH DUA || KUIS
DUA TIGA || REWEL
DUA EMPAT || LEMPER BELANDA
DUA ENAM || PELIHARA TUYUL?
DUA TUJUH || LUKA KECIL
DUA DELAPAN || HARI SENSITIF
DUA SEMBILAN || POTONGAN MASA LALU
TIGA PULUH || BULI
TIGA SATU || DROP
TIGA DUA || PEMBALASAN
TIGA TIGA || AKHIR KESALAHPAHAMAN
TIGA EMPAT || IJIN PERGI
TIGA LIMA || KUNJUNGAN WISATA
TIGA ENAM || HARI KEBEBASAN
TIGA TUJUH || RANDOMNYA AVAN
TIGA DELAPAN || GALAUNYA BOCIL
TIGA SEMBILAN || CEMBURU
EMPAT PULUH || MURID BARU?
SPECIAL PART
EMPAT SATU || TARUHAN KONYOL
EMPAT DUA || KEMBALI?
EMPAT TIGA || AWAL MENYAKITKAN
EMPAT EMPAT || KEBENARAN??
EMPAT LIMA || SALAH PAHAM
EMPAT ENAM || ASING
EMPAT TUJUH || PERJANJIAN
EMPAT DELAPAN || BUKTI JELAS
EMPAT SEMBILAN || HILANG
LIMA PULUH || AKHIR [END]
INFO PENTING CUY
pip pip pip

DUA LIMA || ABANG AGAIN??

23.2K 2.3K 239
By ItsReyscaaa_

Hai Hai buat kalian pembaca baru salam kenal dan buat pembaca lama hai juga dipart baru Avan🙌

Kalian tim mana nih:

-pembaca baru🙌
-pembaca lama🙌

Tandai bagian part yang paling kalian suka:)

🦩 Happy Reading 🦩


Avan menatap jengah abangnya yang tengah berenang, kakinya sudah gatal ingin ikut menceburkan diri apalagi melihat kelihaian kedua abang kembarnya yang seperti duyung membuat Avan semakin kepanasan ingin menunjukkan keahlian terpendam yang dia miliki renang gaya kodok zumba miliknya.

"Dad Avan mau ikut abang renang."rengeknya yang kesekian kalinya.

"Tidak, tetap disini."tolak Hendrik menarik tangan putranya untuk kembali duduk.

"Ck, gak seru."decak Avan kesal.

Hari Minggu yang seharusnya menjadi hari favorit Avan kini berubah menjadi hari yang menyebalkan tentu karena ulah sang Daddy yang melarang nya untuk ikut berenang dengan alasan-alasan yang tak masuk akal menurut Avan.

"Kenapa putra mommy cemberut terus hm?"tanya Diana yang baru saja ikut bergabung, ditangan wanita paruh baya itu terdapat mangkok yang berisi potongan buah segar.

Avan menoleh menatap mommy nya penuh harap"Mom Avan mau ikut berenang kaya abang."

"Kenapa ijin nya ke mommy ke Daddy dong harusnya."tangan Diana terangkat menyuapkan potongan dadu buah mangga pada mulut kecil Avan.

"Daddy pelit mom masa Avan ditahan disini kaya tahanan."adunya.

"Cuacanya lagi panas gak baik kalau putra mommy ini berenang, apalagi kamu baru sembuh nanti sakit lagi mau hm?"

"Avan gak akan sakit cuma berenang sebentar apalagi lagi panas gini mom berenang tuh biar seger abang aja yang lain boleh masa Avan gak boleh GAK ADIL,!!"teriak Avan diakhir.

Dia beranjak meninggalkan keluarganya yang lain memilih untuk kembali ke kamar sebelum mood nya bertambah buruk.

"Pelit apa-apa gak boleh ini gak boleh itu gak boleh giliran abang-abang mah bebas mau ngapain aja gak adil Daddy gak sayang sama Avan nyebelin ish."gerutu Avan sepanjang jalan.

Anak itu memilin ujung kaosnya keras, mulut kecilnya tak berhenti mengomel mengeluarkan semua unek-unek nya untuk sang daddy, kakinya dia hentak-hentakkan seiring dengan rambut nya yang bergoyang mengikuti gerakan anak itu.

"Nanti kalau Avan punya anak mau adil gak kaya daddy yang curang ish kesel banget Avan kapan gedenya sih..."Avan menarik-narik ujung kaosnya bahkan sudah tersingkap bagian bahu karena menariknya terlalu keras.

"Pasti sekarang abang yang lain pada ngetawain Avan karena gak ikut berenang."

Karena terlalu fokus dengan jalan didepannya Avan tak sadar jika didepannya ada seseorang yang tengah memperhatikannya dengan senyum miring dibibirnya tampaknya dia tertarik dengan pemuda bertubuh gempal itu.

Duk

"Adoh...ini siapa lagi yang mindahin tembok kesini kepala Avan jadi sakit kan tega banget dasar...."Avan mengusap dahinya yang baru saja terhantam dengan dada bidang seseorang.

"Kena kau."seseorang itu tampak mencekal lengan Avan kencang, sorot matanya tajam menatap tepat manik kembar Avan.

"Le-pas tangan Avan sa--kit.."rintih Avan menahan sakit dilengannya.

Bukannya mengendur cekalan itu semakin terasa mengerat merasakan betapa kecilnya tangan yang berada digenggaman nya sekarang.

"Lepas bodoh apa kau tak melihat dia kesakitan."pemuda yang tampaknya lebih muda melepas cekalan ditangan Avan.

"Daddy."cicit Avan takut melihat dua pemuda yang tampak menjulang tinggi didepannya.

"Hei kemarikan tanganmu aku akan mengobatinya."pemuda yang lebih muda tampak menampilkan senyum manisnya.

"Jangan deket-deket.."Avan berjalan mundur berusaha menjauh.

"Kenapa menjauh mendekatlah aku tak akan menyakitimu adik manis."tangannya berusaha menggapai tangan yang lebih kecil darinya.

"Daddy hiksss...."pecah sudah tangis yang sedari tadi dia tahan.

"Jangan Deket hiksss.."Avan semakin berjalan mundur berusaha menjauh.

"Ada apa ini?"suara berat itu membuat Avan menerbitkan senyumnya.

"Daddy hiks...tolongin Avan mereka mau culik anak ganteng Daddy ini.."adunya berusaha naik ke gendongan koala daddynya.

Hendrik mengedarkan pandangannya menemukan dua pemuda dengan setelan jas masing-masing melekat ditubuh kekar keduanya, pemuda yang satu menampilkan senyum ramahnya sedangkan pemuda satunya menampilkan raut datar dan sorot mata yang sangat tajam pantas saja putranya merasa takut.

"Kenapa nangis hm?"tanya Diana yang baru saja datang langsung disuguhkan suara tangisan putra bungsunya.

"Hikss...mommy ada Titan dia hiks ...tarik tangan Avan sakit.."adunya lagi dengan suara serak tangannya yang memerah dia julurkan pada mommynya sebagai bukti.

Hendrik yang melihat tangan memerah putranya berusaha memendam amarahnya dia tak pernah suka melihat putranya terluka meskipun seujung kuku sekalipun.

"Abang kapan sampainya?"itu suara Azka yang baru datang dengan rambut yang basah dibelakangnya juga terdapat keempat abang Avan lainnya.

"Baru saja."jawab Keano Fabian Wesley, putra kedua Hendra dan Tasya.

Sedangkan Reiki Altero Wesley putra sulung Hendra dan Tasya hanya diam terus memperhatikan pemuda kecil yang berada digendongnya daddy-nya, pemuda yang berhasil menarik perhatiannya saat pertemuan pertama keduanya.

Kedua putra Hendra dan Tasya baru saja tiba dari Belgia negara yang selama ini menjadi tempatnya mencari nafkah untuk istrinya kelak mungkin.

Sifat keduanya sangat bertolak belakang Keano yang lebih cenderung ramah kepada semua orang terutama kepada keluarganya dia akan bersikap lembut dan juga penuh perhatian sedangkan Reiki disulung memiliki kepribadian keras dan juga tempramental apapun yang dia mau harus dia dapatkan, pria arogan yang tak pernah pandang bulu jika ada yang berani mengusiknya.

Jangan bermain-main dengan pria arogan itu dia berbahaya.

"Abang Azka kenal mereka?"tanya Avan yang sudah berhenti menangis.

Azka melirik adiknya yang sembab"Tentu abang mengenalnya mereka abang pertama dan keduaku, dan otomatis mereka juga Abang sepupumu."jawab Azka membuat Avan mendelik tak terima.

"Abang lagi??oh big no!!"tolaknya mentah-mentah.

"Keano, Reiki."

Suara lembut Tasya mengalihkan perhatian mereka ke arah sumber suara, tampak nya wanita itu baru keluar dari lift dibelakangnya terdapat pria paruh baya yang tak lain suaminya, Hendra.

"Lebih baik kita duduk terlebih dahulu dan kalian berlima bersihan tubuh kalian mandi dengan air hangat."titah Diana diangguki semuanya.

Hendrik membawa putra bungsunya ke ruang Keluarga tentu dengan anak itu yang setia digendongan koalanya, dia sempat berniat menurunkan anak itu tampak menolak dan lebih mengeratkan pelukannya pada sang Daddy.

"Kapan kalian sampai?kenapa tidak mengabari mami terlebih dahulu?"tanya Tasya menatap kedua putranya.

"Aku ingin memberi kejutan untuk adik baruku namun aku yang malah terkejut mendapati parasnya yang lebih menggemaskan dibanding foto yang kalian kirimkan."jawab Keano tersenyum.

Tasya mengangguk mengerti mendengar ucapan putra keduanya, netranya beralih pada putra sulungnya yang tak berhenti menatap Avan penuh minat.

"Siapa yang memberitahumu aku memiliki putra lain?"tanya Hendrik terdengar berat, pertanyaan itu merujuk pada putra sulung kakaknya.

Tak ada satu dari mereka pun yang memberi tau putra sulung Hendra dan Tasya mengenai Avan begitupun kedua orang tua kedua remaja itu hanya memberi tau salah satu.

"Kenapa kalian berniat menyembunyikan nya dariku?"tanyanya sinis, tak lupa senyum miring tersungging dibibir dinginnya.

Reiki menatap remeh keluarganya"Bukan hal yang sulit untuk ku untuk mencari tau tentang adikku."

"Siapa yang kau sebut adik?"

Disana terlihat Andreas yang sudah berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, tatapan tak suka dia layangkan untuk pemuda yang lebih tua 2 tahun darinya.

Kaki panjangnya melangkah mendekat diikuti keempat adiknya yang sudah berjalan dibelakangnya, tangan kekarnya dia ulurkan mengambil tubuh sang adik dan mendudukkan nya di pangkuannya.

"Abang udah mandi?"suara Avan memecahkan ketegangan yang terjadi diruang keluarga.

"Sudah."tangan Andre terangkat merapikan tatapan rambut adiknya.

"Abang wangi Avan suka banyak-banyak."ujarnya antusias, hidungnya dienduskan pada dada bidang Andre.

Andre yang mendapat perlakuan seperti itu tak bisa menyembunyikan tawa kecilnya.

Reiki yang melihat adegan romantis Kakak beradik itu sudah kepanasan, tingkah manja Avan membuat jiwa nya meronta ingin meremukan tubuh mungil itu dalam dekapannya.

"Berikan Avan padaku."

Tak ingin menahan lebih lama lagi Reiki langsung membawa tubuh mungil Avan dalam gendongan koalanya meninggalkan ruang Keluarga yang tampak hening dan juga raut tak terima Andreas.

"Aku akan menyusul."Caesar sudah akan beranjak sebelum tangan putih mencekal nya.

"Biarkan mereka mengenal lebih dekat mom yakin Reiki tak akan menyakiti adiknya sendiri."ujar Diana memberi pengertian.

"Tapi mom bagaimana jika abang menyakiti Avan."ucap Alden tak setuju ucapan mommynya.

"Percaya pada mom dia tak akan melakukan itu."

"Apa jaminannya?"

"Tak ada jaminan apapun tapi mom yakin dengan Reiki dan juga Avan mom yakin pada putra bungsuku dia bisa meluluhkan Reiki."ucapnya mantap.

.....

Lain dengan ruang keluarga lain juga dengan Avan dan Reiki yang tampak canggung, mereka tengah duduk dikursi taman belakang mansion dengan Avan berada dipangkuan Reiki.

Perasaan tak nyaman terselip dihati Avan namun rasa takut lebih mendominasi ia masih begitu mengingat wajah menyeramkan milik Reiki saat mencengkram tangannya tanpa raut bersalah sedikitpun.

"Abang ngapain bawa Avan kesini?"tanya Avan memecah keheningan.

Reiki menunduk menatap wajah bulat adiknya"Tak ada."

"Avan mau ke Daddy."cicitnya pelan.

"Tidak tetaplah disini atau abang akan merantai kaki kecilmu."ancamnya.

"Maaf abang."

Reiki tak menjawab ucapan remaja kecil yang tengah berada dipangkuannya sekarang, dia tak terbiasa berbicara panjang menurutnya itu hanya membuang waktunya yang bisa dia gunakan untuk hal yang lebih berguna.

Sedangkan Avan sendiri dia tampak tak nyaman dengan keheningan.

"Abang beneran anaknya mami sama papi?"tanya Avan ragu-ragu.

"Iya."

"Beneran?tapi Avan gak yakin soalnya muka abang gak ada mirip-mirip nya sama mami yang cantik, jangan-jangan abang anak pungut limited edition juga kaya Avan."tebak Avan cengengesan.

"Apa aku terlihat berbohong?"

Avan mengusap tengkuknya tak enak"Ya enggak sih Avan kan cuma nanya aja."

"Hm."

Avan menatap wajah tampan Reiki dengan tatapan kagum begitupun dengan Reiki yang menatap balik Avan, berbeda dengan tatapan Avan yang menatapnya kagum dia menatap Avan dengan senyum miring yang selalu tersungging dibibirnya.

Tatapan yang mampu membuat siapa saja yang menatapnya tak bisa berkutik, kelereng kembar hitam pekat yang seolah menghipnotis kelereng kembar milik lawannya.

"Abang kenapa natap Avan begitu?ada yang salah?"

"Kenapa kau begitu manis?apa kau diciptakan saat Tuhan tengah tersenyum?kau begitu sempurna untuk ukuran manusia, kau terlalu polos untuk menjadi bagian dari keluarga ini."Reiki menatap dalam manik sang adik.

"Bukannya gak ada satupun manusia didunia yang sempurna?setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan sesuai porsinya masing-masing, Avan gak sesempurna itu, Avan gak kaya anak lainnya, Avan lemah gak kaya kalian yang bebas lakuin apapun yang kalian mau, Avan banyak kekurangan, Avan bodoh gak kaya abang-abang yang pinter dalam segala hal."

"Tidak kau tidak bodoh hanya saja kau belum menyadari apa saja kelebihan mu, kau hanya lurus menjalani kehidupan mu sekarang, kau tak pernah mencoba hal baru yang mungkin saja membuka peluang untukmu mengetahui apa saja kelebihan-kelebihan dalam diri kamu."

"Bukannya tak mau mencoba hal baru tapi kalian yang membatasi segala nya membuat ku terlalu nyaman dengan zona yang sekarang, Avan ngerasa sekarang lebih gampang cape lakuin hal sekecil apapun sedangkan dulu Avan harus kerja sendiri buat makan gak pernah sekalipun Avan ngerasa cape."keluhnya, akhirnya dia bisa mengeluarkan apa yang dia pendam selama ini.

"Aku akan membantumu untuk bebas."

Avan menatap bingung abang barunya"Caranya?"

"Nanti ku kasih tau."

"Mau Avan mau."ujarnya antusias tanpa curiga.

"Tapi dengan syarat, kau tau bukan sekarang tidak ada yang gratis selama ini termasuk bantuanku."

"Abang butuh uang?tapikan Abang kaya, kalau uang Avan gak punya biasanya Avan minta dulu ke Daddy."ujarnya lesu.

Reiki tersenyum penuh arti"Aku tidak membutuhkan uang."

"Lalu?"

"Jadilah milikku."

Share ke temen kalian juga yuk supaya cerita ini makin banyak pembaca🙌

Jangan lupa tinggalkan jejak👣

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 91.7K 51
elvino Alexander pemuda imut dan cukup tampan tetapi karena keimutan nya lebih mendominasi menjadikan ketampanan nya terhalangi, walaupun memiliki wa...
5.8M 383K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
6K 244 86
Proses Revisi Hanya memceritakan tentang kehidupan sehari-hari Kinan yang memiliki tingkat kemalasan dan kelesuan akut. Tidur, bermain, makan. 3 comb...
601K 32.1K 41
Hanya menceritakan tentang kehidupan seorang anak yang bernama ARGRAFAEL ANGKASA ZAVREDERTA DERALAN DEKAREN yang lahir secara prematur. Kelahirannya...