My Annoying Cute Girl [✓]

By Aobana_Lily28

27K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... More

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 27 : YEONBIN'S WEDDING

611 64 12
By Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

CWarning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 27 :
::::::
Yeon-Bin's Wedding

---

Selepas beberapa hari setelah gossip yang menjelekkan naman Beomgyu mereda, akhirnya keluarga Choi berhasil menangkap Jeonghwa.

Sekarang Beomgyu dan Taehyun juga Yuna dan Kai berada di kantor polisi. Mereka baru saja dari kantor pengadilan untuk melakukan sidang atas kejahatan yang dilakukan Jeonghwa.

"Lepaskan! Kenapa kalian menangkap ku? Anak yang dikandung Chaeryeong belum tentu anak ku. Mungkin dia bermain dengan laki-laki lain juga" Yuna mendesis melihat kelakuan Jeonghwa.

"Dasar laki-laki breng*ek. Chaeryeong tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun selain kau" desis Yuna. Jeonghwa menoleh dan menatap sinis pada Taehyun. Tatapannya kemudian beralih pada Beomgyu yang setia berdiri di belakang Taehyun.

"Aku salah orang ternyata. Kalau aku tau... aku akan mengincar gadis manis itu" Taehyun mendecih dan semakin menyembunyikan Beomgyu di belakangnya.

"Jaga matamu sialan" desis Taehyun. Pria itu terkekeh sarkas.

"Benar-benar salah sasaran rupanya. Oh ya, dia putri bungsu keluarga Choi ya? Kalau saja aku menyerangnya lebih dulu... kalian semua akan jatuh dan berlutut di kaki ku hahaha!".

"Dia sudah gila. Harusnya dia dibawa ke rumah sakit jiwa saja" dengus Kai dengan tampang kesalnya.

"Kalaupun seandainya kau mendekati ku waktu itu dan bukan kak Chaeryeong... kau pikir aku akan dengan mudah terhasut ucapan mu? Maaf saja, tidak akan semudah itu" Desis Beomgyu.

Karena semakin kesal gadis itu akhirnya menarik Taehyun dan pergi dari tempat itu.

"Dia benar-benar menjengkelkan. Ku harap dia tidak membusuk dipenjara" dengus Beomgyu yang kini sudah berlalu bersama Taehyun.

Yuna menatap tajam ke arah Jeonghwa.

"Ini belum seberapa. Ku pastikan kau akan benar-benar menderita karena menghancurkan hidup sahabat ku" ujar Yuna sebelum menarik Kai pergi dan menyusul Taehyun juga Beomgyu.

Jeonghwa mendecih. Pemuda itu akhirnya hanya bisa pasrah saat polisi dibelakangnya kembali mendorongnya.

Di tengah perjalanan pulang mereka, Beomgyu terus diam dan menatap keluar melalui jendela mobil Taehyun. Pemuda itu melirik gadisnya sejenak.

"Ada apa? Ada sesuatu yang mengganggu mu lagi?" Beomgyu menoleh sejenak lalu menghela nafas beratnya.

"Hari ini keluarga kak Renjun datang. Ku harap semuanya baik-baik saja" Taehyun diam sebelum berujar.

"Mereka pasti bisa menyelesaikan masalahnya. Tapi... kalau disuruh memilih kau akan pilih siapa?" Beomgyu menoleh dan sekarang sepenuhnya menatap kekasihnya itu.

"Kalau aku pribadi... jelas kak Nana karena aku sudah dekat dengannya dari aku kecil. Walaupun kak Renjun juga baik padaku, tapi aku memang lebih klop jika dengan kak Nana" Taehyun mengangguk menanggapi.

"Baiklah. Mau ke apartemen kakak dulu?" Beomgyu mengangguk mengiyakan usulan Taehyun.

Dengan segera Taehyun melajukan mobilnya menuju apartemennya.

Setelah beberapa menit mengemudi, akhirnya mereka sampai di apartemen Taehyun. Dan sekarang mereka baru saja memasuki apartemen mewah itu.

"Haah... sudah lama aku tidak ke sini" Taehyun terkekeh mendengar ucapan Beomgyu.

"Baik, setelah ini kau mau apa?" Beomgyu menatap ke arah Taehyun. Gadis itu langsung berhambur ke pelukan pemuda itu. "Mau apa hm?" tanya Taehyun membalas pelukan gadis kesayangannya.

"Aku ingin membuat kue tapi... apa bahannya ada?" Taehyun segera mengangkat tubuh Beomgyu dan menggendongnya ala koala.

"Kenapa badan mu makin ringan?" gadis itu mendengus dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Taehyun. Sementara pemuda itu mendudukkan dirinya di sofa dan membiarkan Beomgyu tetap di pangkuannya.

"Masalah datang terus akhir-akhir ini. Ku harap semua cepat selesai" Taehyun menghela nafasnya.

"Setidaknya masalah Chaeryeong dan Jeonghwa sudah beres bukan? Jangan terlalu khawatir. Masalah kak Jeno dan kak Renjun pun pasti bisa diselesaikan dengan baik" Beomgyu menganggukkan kepalanya. "Oh ya, soal bahan kue... pakai jasa pesan antar saja bagaimana?" Beomgyu melonggarkan pelukannya.

"Baiklah. Daripada aku tidak melakukan apapun di sini" Taehyun terkekeh sebelum memberikan ponselnya pada Beomgyu.

Sementara Beomgyu memilih bahan di toko online melalui ponsel Taehyun, pemuda itu menatap lamat-lamat wajah kekasihnya. Senyum lembut terpatri di wajah pemuda itu.

"Kau benar-benar manis Gyu sayang" gadis itu menatap Taehyun sejenak.

"Tiba-tiba?" Taehyun semakin mengembangkan senyumnya.

"Lusa pernikahan kak Yeonjun dan kak Soobin. Lalu kita kapan?" wajah Beomgyu perlahan menampilkan semburat merahnya.

"Kakak ingin menikah cepat?" Taehyun mengangguk. "Aku mau saja, tapi... aku tidak yakin papa dan kakak-kakak ku akan mengizinkan aku menikah terlalu cepat" Taehyun memberengut.

"Yah..." Beomgyu mengernyit dan menatap bingung pada Taehyun.

"Kenapa tiba-tiba seperti ini hm?" Beomgyu menyingkirkan ponsel Taehyun dari tangannya lalu menangkup pipi Taehyun dan mengecup wajah pemuda itu beberapa kali.

"Yah... hanya ingin saja. Rasanya pasti akan menyenangkan kalau kita tinggal serumah lalu ada Taehyun dan Beomgyu kecil yang meramaikan rumah kita" Beomgyu mengulum senyumnya.

"Aah~ kakak ini bicara apa?" Taehyun terkekeh melihat wajah menggemaskan kekasihnya itu. "Tapi kalau dipikir-pikir... memang menyenangkan yah?".

"Benarkan?" Beomgyu mengangguk lalu mengecup bibir Taehyun sejenak.

"Aku harap semua itu benar-benar terjadi" Taehyun mengangguk setuju. Pemuda itu kemudian menarik Beomgyu ke dalam pelukannya dan beberapa kali mengecup pucuk kepala gadis itu.

"Aku sangat menyayangimu Gyu, aku akan berusaha untuk selalu membahagiakan mu" bisik Taehyun dan ditanggapi anggukan oleh Beomgyu.

"Aku juga sama kakak".

"Gyu~".

"Hmm?".

"Aku... hanya manusia biasa. Suatu saat mungkin aku akan melakukan kesalahan atau mungkin membuat mu terluka. Terlebih... kau tau aku sangat sulit mengendalikan emosi ku. Jika sampai itu terjadi... ku mohon tetaplah di sisiku" Beomgyu menganggukkan kepalanya.

"Umm... saat itu terjadi... aku akan berusaha menenangkan kakak, seperti biasa aku melakukannya" Taehyun mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya pada Beomgyu.

"Ah... kenapa kau nyaman sekali untuk dipeluk sih?".

"Benarkah?" Taehyun mengangguk. Beomgyu merenggangkan pelukannya. Maniknya menatap penuh binar pada manik pemuda yang sekarang tengah memangkunya. "Mungkin karena aku terlalu menyayangi kakak jadinya nyaman saat memeluk ku" pemuda itu terkekeh.

"Aku senang dan lega bisa mendengar itu" ujar Taehyun sembari memberikan satu kecupan lembut pada bibir Beomgyu.

'Ting... tong...'.

Keduanya menatap ke arah pintu masuk.

"Sepertinya pesanan kita sampai" ujar Beomgyu sembari bangkit dari duduknya diikuti Taehyun. Mereka berdua melangkah ke arah pintu utama apartemen Taehyun.

'Kriet'.

Pintu terbuka... sepasang kekasih itu terdiam begitu tau siapa yang menjadi tamu mereka kali ini.

"Oh? Kak Heeseung, kak Sunghoon?" ujar Beomgyu membuat Heeseung t=ersenyum lebar juga Sunghoon yang tersenyum canggung.

"Wah... sudah ku duga kalian ada di sini" Taehyun mendengus.

"Mau apa kak?" Heeseung memberengut.

"Aku dan Sunghoon hanya bosan. Tidak ada pekerjaan di kantor sementara Sunghoon juga belum bisa latihan. Kami ingin gabung dengan kalian berdua, boleh?" Beomgyu dan Heeseung menatap penuh harap pada Taehyun.

Melihat Beomgyu yang sepertinya juga ingin bersama Sunghoon akhirnya Taehyun mengangguk. Cukup kecewa sih karena tidak bisa berduaan dengan kekasihnya.

Tak lama setelah itu, tukang yang mengantar pesanan Beomgyu akhirnya datang. Beomgyu dan Sunghoon pada akhirnya membuat kue bersama, sementara Taehyun dan Heeseung bermain catur di meja makan dan terus mengawasi gadis kesayangan mereka.

Sementara itu, di kediaman keluarga Jung dimana keluarga Jung dan keluarga Huang sedang berkumpul sekarang.

"Nyonya Jung, aku benar-benar minta maaf atas apa yang sudah Renjun lakukan beberapa hari lalu. Sebenarnya... semua itu tidak sepenuhnya salah Renjun. Itu salah ku juga suamiku sebenarnya" ujar nyonya Huang membuka percakapan.

Tuan Jaehyun dan nyonya Taeyong mengernyitkan dahinya.

"Maksud nyonya Huang? Apa nyonya dan tuan meminta Renjun untuk kencan dengan mantan tunangannya?" kedua orang tua Renjun mengangguk. Tuan Jaehyun dan nyonya Taeyong menghela nafas dan menatap tak percaya pada calon besan mereka.

"Saat kami mengakhiri hubungan Renjun dan putra mereka, hubungan kami dengan keluarga mereka cukup buruk. Sebenarnya... mereka meminta kami untuk menjodohkan kembali Renjun dengan putra mereka. Tapi, kami menolak karena kami tau bahwa Jeno dan Renjun akan segera menikah-".

"-Mereka mengerti. Tapi... mereka meminta satu permintaan terakhir dan mereka ingin Renjun juga anak itu kencan untuk yang terakhir kalinya" ujar nyonya Huang.

"Aku paham nyonya Huang. Tapi, apa wajar jika mereka sampai berciuman saat status Renjun sekarang resmi menjadi tunangan Jeno? Bahkan Jaemin sepertinya sudah tau lama soal Renjun dengan laki-laki itu dan menutupnya sendiri tanpa memberitahu kami apapun".

Nyonya Huang menatap putrinya sejenak.

"Renjunie ya, katakan pada mereka kalau kau tidak pernah berhubungan dengan laki-laki itu selama ini. Yang baru-baru ini adalah yang pertama dan terakhir" Jeno tertawa sarkas melihat pemandangan didepannya.

"Maaf mommy, daddy, paman dan bibi. Aku tidak bisa percaya lagi. Batalkan saja pertunangannya" ujar Jeno tiba-tiba membuat mereka menatap tak percaya pada pemuda itu.

"Jeno, jangan mengambil keputusan sepihak sayang" ujar nyonya Taeyong berusaha mengendalikan emosi putra keduanya.

"Tidak mommy, aku sudah tidak bisa percaya lagi pada Renjun. Hubungan yang tidak dilandasi dengan kepercayaan pada masing-masing pasangannya... hubungan itu akan hancur. Aku tidak ingin menyakiti Renjun seperti terakhir kali aku memakinya. Jadi lebih baik batalkan saja semuanya" Jeno segera beranjak dan pergi dari ruang tamu mansion mereka lalu ke kamarnya.

Tuan Jaehyun dan nyonya Taeyong menatap tak enak pada keluarga Renjun. Terlebih Renjun yang sekarang sudah meneteskan air matanya.

"Kami benar-benar minta maaf. Sepertinya Jeno benar-benar sudah tidak bisa mempercayai Renjun lagi. Jadi... dengan berat hati kami memutuskan untuk membatalkan pertunangan Renjun dan Jeno. Ku harap kalian mau menerimanya" tuan dan nyonya Huang hanya bisa menghela nafas. Mereka juga tidak bisa memaksa jika Jeno sudah seperti ini.

"Aku sebenarnya tidak ingin membahas ini, tapi... akan lebih baik jika dibahas untuk menghindari pertengkaran. Apapun yang sudah keluarga kami atau Jeno berikan pada kalian... tidak perlu kalian kembalikan. Jika kalian memberikan sesuatu pada kami dan ingin kami mengembalikannya... silahkan katakan pada kami" ujar tuan Jaehyun.

"Tidak perlu tuan Jung. Semua ini sudah cukup. Kami tidak ingin membebani keluarga kalian lagi" tuan Jaehyun dan nyonya Taeyong mengembangkan senyumnya.

"Renjun, aunty minta maaf yah? Jeno sepertinya benar-benar tidak ingin bersamamu lagi. Ini mungkin terlihat kejam, tapi dia melakukan itu karena tidak ingin menyakiti mu juga nanti. Jadi... aunty harap kau mengerti" Renjun menganggukkan kepalanya.

Setelah semuanya selesai, keluarga Huang pamit dan pergi dari kediaman Jung.

Jeno yang menatap kepergian keluarga Huang dari jendela kamarnya mulai meneteskan air matanya. Biar bagaimanapun pemuda itu benar-benar masih menyayangi gadis yang sekarang sudah menjadi mantan tunangannya itu.

"Haah... Jung Jeno, kau benar-benar bodoh!".

Di sisi lain kota Seoul, tepatnya di sebuah cafe dimana Sungchan, Shotaro, Jisung, dan Chenle berada. Dua pasang tunangan itu tengah sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Bagaimana Beomgyu?" tanya Jisung yang mulai tidak nyaman dengan diamnya mereka.

"Sudah pasti dia akan kepikiran dengan ini. Tapi ku harap kak Taehyun bisa membantunya".

"Menurut mu kak Jeno akan membatalkan pertunangannya atau... dia akan bertahan dengan kak Renjun?" tanya Chenle.

"Aku tidak yakin kak Jeno akan balikan dengan kak Renjun. Soalnya... kak Jeno itu tipe orang yang tidak mudah percaya pada orang yang sudah mengkhianatinya" ujar Sungchan.

"Jadi... dengan kak Nana?" tanya Shotaro.

"Aku juga tidak yakin dengan yang itu. Tapi ku harap kak Jeno bisa baikan lagi dengan kak Nana".

"Aku setuju. Lagipula aku heran dengan kak Jeno. Kenapa dia bisa memutuskan hubungannya dengan kak Nana yang orangnya sangat royal dan setia?" ujar Chenle dengan nada yang sedikit kesal.

"Aku bahkan masih ingat bagaimana Beomgyu mengamuk pada kak Jeno karena menyakiti kak Nana" Jisung mengangguk menyetujui ucapan Sungchan. Pasalnya dia juga melihat kejadian dimana Beomgyu menampar dan menghajar habis-habisan wajah Jeno di depan Jaemin dan Renjun juga keluarga mereka yang lain.

Beda dengan Chenle dan Shotaro yang memang tidak ada saat kejadian itu.

"Ngomong-ngomong... Beomgyu memang sangat dekat dengan menantu keluarga kalian yah?" Sungchan dan Jisung mengangguk. "Yang paling dekat... yah, aku tidak bisa membedakan dia lebih dekat dengan kak Soobin atau kak Nana. Baru kak Haechan dan kak Shotaro".

"Beomgyu memang baik pada semua orang sih. Dia bahkan mau menerima Renjun walau gadis itu harus melakukan banyak hal untuk membuat Beomgyu percaya bahwa dia bisa membahagiakan kak Jeno lebih dari yang dilakukan kak Nana untuk kak Jeno".

Mereka kembali terdiam. Melihat Sungchan yang lagi-lagi diam dengan raut pundungnya, Shotaro langsung mengelus lembut punggung tunangannya itu.

"Jangan terlalu dipikirkan. Semua akan baik-baik saja" Sungchan mengangguk disertai senyum tipisnya. "Tapi... kalau dipikir-pikir sifat Sungchan kadang-kadang mirip Beomgyu yang selalu khawatir berlebihan kalau saudaranya ditimpa masalah" ketiga orang itu terkekeh mendengar ucapan Shotaro.

"Kau bisa saja Sho-chan" gadis itu tersenyum senang begitu Sungchan mengusak gemas surai gadis itu.

"Oh ya, ngomong-ngomong... kapan kak Sho kembali ke Jepang" tanya Chenle yang sukses membuat wajah Sungchan kembali kusut.

"Kemungkinan seminggu setelah pernikahan kak Yeonjun dan kak Soobin" Chenle dan Jisung mengangguk.

"Jangan singgung soal itu dulu kenapa sih?" dengus Sungchan yang ditanggapi kekehan oleh mereka bertiga.

Baiklah, kita tinggalkan keempat orang yang tadinya sibuk bercengkrama di cafe. Sekarang... kembali ke apartemen Taehyun dimana ada Taehyun si pemilik apartemen, Beomgyu, Sunghoon, dan Heeseung.

Mereka berempat tengah menyantap kue yang tadinya dibuat oleh Beomgyu dan Sunghoon. Taehyun dan Heeseung masih sibuk dengan permainan catur mereka, sementara dua gadis itu sibuk menyaksikan permainan keduanya.

"Aku baru tau kalau kak Heeseung bisa main catur" ujar Sunghoon yang ditanggapi kekehan mengejek oleh Taehyun.

"Sunghoona, aku memang tidak sepintar Taehyun. Tapi aku bisa juga mengalahkannya ko... kadang-kadang tapi".

"Itupun curang" Heeseung menatap tajam pada Taehyun dan tidak berpengaruh sama sekali bagi adiknya itu.

"Kau jangan jujur-jujuran sesekali bisa tidak sih" Taehyun terkekeh lalu menggerakkan satu bidaknya lagi.

"Skak mat. Sudah ah. Aku bosan kakak kalah terus" Heeseung mendengus. Sementara Taehyun menarik Beomgyu untuk pergi ke ruang tamu dengan sepiring kue di tangannya. Yah... pemuda itu tau kalau kekasihnya pasti masih ingin ngemil. Pasangan HeeHoon pun mengikuti keduanya.

Singkat cerita, mereka sudah berada di ruang tamu sekarang. Beomgyu berbaring di salah satu sisi sofa dan menjadikan paha Taehyun sebagai bantalannya. Sementara di sisi lain ada Sunghoon yang duduk bersandar di bahu Heeseung. Yah... begitulah, cara mereka mengatasi rasa mager mereka.

"Ngomong-ngomong... kak Jeno bagaimana?" Heeseung mulai membuka pembicaraan. Tidak tahan dia diam-diaman terlalu lama.

"Entah. Belum ada kabar" jawab Beomgyu singkat dan keadaan kembali hening.

"Kalian bosan tidak sih? Mau jalan-jalan keluar dulu tidak?" tawar Heeseung yang akhirnya disetujui oleh Beomgyu, Taehyun, dan Sunghoon.

Di salah satu ruangan di rumah sakit milik keluarga Choi, nampak Jaemin yang kelihatan sibuk dengan berkas-berkasnya.

'Tok... tok...'.

"Masuk!" gadis itu sedikit berseru dan setelahnya pintu ruangan gadis itu terbuka. "Loh... Soobin? Kenapa masuk hari ini?" gadis itu menghela nafasnya sebelum berduduk di kursi tepat di depan Jaemin.

"Aku bosan di rumah. Yang penting tidak ketemu kak Yeonjun dulu bukan?" manik Jaemin mengerjap.

"Papa mama mu tau?" Soobin menggeleng. Jaemin merotasikan maniknya. Heran juga dengan gadis di depannya ini. Dia tau Yeonjun itu agak sinting tapi kenapa harus ditularkan pada Soobin juga. "Kau tidak takut dimarahi?" Soobin menghendikkan bahunya.

"Tidak masalah. Yang penting bukan pernikahanku dengan kak Yeonjun yang dibatalkan" Jaemin mendengus. Otak sahabatnya ini sudah tidak bisa tertolong. "Ayolah... aku benar-benar bosan di rumah. Mama dan papa sibuk di perusahaan. Karena persiapan pernikahannya sudah rampung semua, jadi tidak ada  yang menemaniku di rumah".

Jaemin menghela nafasnya. Dia biarkan sajalah. Soobin menopang dagunya dan menatap intens pada Jaemin.

"Lalu... kau bagaimana?" Jaemin menatap tanya pada Soobin. "Kau masih menyukai Jeno, lalu... hubungan Jeno dan Renjun renggang. Menurutmu mereka akan baikan setelah ini?".

"Mana ku tau. Kalaupun mereka baikan lagi... aku akan berusaha untuk melupakannya" Soobin terkekeh.

"Kau benar-benar kuat yah, Nana. Aku salut" Jaemin mendengus.

"Apa itu ejekan" Soobin mengerjapkan maniknya.

"Kata bagian mana yang ku ucapkan dan mengandung ejekan untukmu? Perasaan aku memujimu" Jaemin merotasikan maniknya. "Tapi... aku heran kenapa kau betah sekali bersahabat dengan teman yang bisanya merebut kekasihmu darimu Nana".

"Ya mau bagaimana? Renjun kan memang lebih menarik. Dia lebih cantik daripada aku. Dia juga banyak yang suka. Aku tidak heran kalau Jeno sampai oleng padanya" Soobin terkekeh.

"Alasan bodoh" Jaemin mendengus.

"Barusan kau mengataiku?" Soobin menyeringai.

"Yah... aku tidak bisa mengelak karena itu memang benar" Jaemin mencebik.

'Drrt... drrt... drrt... drrt...'.

Jaemin melirik ponselnya. Nampak satu notifikasi pesan menghiasi lock screen-nya. Dengan segera gadis itu membukanya dan memperlihatkannya pada Soobin.

"Kau yakin mau tetap di sini?" kali ini Soobin yang mendengus.

"Aku merasa terusir" Jaemin merotasikan maniknya sebelum meletakkan ulang ponselnya ke meja kerjanya.

"Terserah sih. Kalau mau kepergok kabur ya sudah" Soobin mendengus lalu bangkit dari duduknya.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Semoga harimu menyenangkan" Jaemin mengangguk.

"Kau juga" Soobin segera berbalik dan membuka pintu ruangan Jaemin. Namun... "Ah! Kaget aku!" seru gadis kelinci itu saat seseorang juga membuka pintu ruangan Jaemin. "Ish mengejutkan saja" Soobin langsung pergi setelahnya.

Sementara pemuda itu menatap bingung kepergian Soobin. Sedikit bingung akan alasan gadis itu berada di ruangan Jaemin sementara gadis itu sedang dipingit. Pemuda itu menatap ke arah Jaemin yang tengah menatap tanya padanya.

"Umm... boleh aku masuk?" Jaemin mengangguk singkat mempersilahkan pemuda itu masuk. Sementara pemuda itu melangkah mendekati Jaemin lalu berduduk di depan gadis itu.

"Ada apa?" tanya gadis itu sembari mengalihkan perhatiannya pada berkas-berkasnya lagi.

"Kau ada jadwal pemeriksaan hari ini?" gadis itu melirik pemuda itu sejenak.

"Yah... tapi pasien yang dibangsal" pemuda itu mengangguk paham. Sejujurnya gadis itu cukup bingung dengan maksud kedatangan pemuda di depannya ini. Terlebih... pemuda itu terlihat sangat kacau.

"Aku mau numpang tidur boleh?" gadis itu mendongak dengan kernyitan di dahinya.

"Sebenarnya ada apa dengan mu Jung Jeno" yah... pemuda itu adalah Jeno. "Kalau mau numpang tidur kenapa tidak pergi ke hotel saja sana. Ruangan ku bukan hotel tau" Jeno menatap memelas pada Jaemin.

"Ku mohon" lirih pemuda itu. Akhirnya Jaemin mengiyakan saja permintaan Jeno. Pemuda itu segera bangkit lalu melangkah ke arah brankar di ruangan gadis itu dan menutup tirainya.

Keadaan kembali hening. Jaemin menghiraukan keberadaan Jeno dan memilih fokus dengan pekerjaannya. Sampai pemuda itu kembali bersuara.

"Aku mengakhiri hubunganku dengan Renjun" gerakan gadis itu terhenti sejenak.

"Bagaimana aku harus menanggapinya?" Jeno ikut terdiam. "Haruskah aku senang, atau... sedih? Kau mengatakan ini padaku bukan berarti kau memberikan kesempatan untuk ku bukan? Jeno ya, kita sudah bahas ini sebelumnya... apapun keputusan mu... kau akan menyimpannya untuk dirimu sendiri. Biarkan orang lain yang memberitaukannya padaku-".

"-Apapun tentang mu dan Renjun... itu masih menjadi luka untuk ku. Meski aku masih menerima kalian sebagai sahabat ku... tetap saja rasa sakit itu masih ada saat aku bersama kalian. Lalu... kau tidak perlu memberikan aku harapan kalau kau tidak berniat untuk bersama ku. Biarkan aku menutup luka ku dan mencari orang yang layak menggantikanmu".

Jeno diam di tempatnya. Dia memang bodoh... seharusnya dia tau seseorang yang benar-benar pantas untuknya. Tapi... dia malah melukai perasaan orang itu.

Keheningan itu akhirnya kembali pecah saat seseorang memasuki ruangan Jaemin.

"Oh, syukurlah kau masih di sini" ujar seorang wanita yang tentu sangat dikenali oleh Jaemin. Begitu juga pemuda yang sekarang masih terjaga di brankar ruangan Jaemin.

"Ada yang bisa ku bantu bibi?" wanita itu menghampiri Jaemin dan berduduk di depan gadis itu.

"Data diagnosa pasien atas nama nyonya Ahn Seojin... apa kau masih menyimpannya?" gadis itu mengangguk.

"Tentu saja" wanita itu menghela nafas lega.

"Haah... aku harus segera menyelesaikan urusanku sebelum pernikahan Yeonjun dan Soobin lusa nanti" gadis itu mengembangkan senyumnya.

"Jangan terlalu dipaksakan bibi Yerin. Sesekali istirahatlah. Jangan sampai drop" wanita itu mengembangkan senyumnya.

"Tentu sayang" Yerin segera mengambil data diagnosa yang baru saja diberikan oleh Jaemin. "Terima kasih yah. Kau juga jangan terlalu lelah" gadis itu mengangguk dan setelahnya, nyonya Yerin langsung pergi.

Jaemin melirik ke tempat dimana Jeno berada sekarang. Gadis itu segera bangkit dan pergi meninggalkan ruangannya. Kewajibannya masih harus dilaksanakan.

Sementara Jeno, pemuda itu menyingkap sedikit tirai yang menutupinya. Dan benar saja, Jaemin sudah tidak ada di tempatnya.

"Haah... maafkan aku, Nana".

Akhirnya, hari yang mereka tunggu tiba. Upacara pernikahan Yeonjun dan Soobin baru saja selesai. Seluruh keluarga dan kerabat sangat bahagia akan hari ini. Sama halnya Beomgyu yang sekarang tengah memeluk erat kakaknya, Yeonjun juga Soobin yang sekarang resmi menjadi kakak iparnya.

Dari upacara pernikahan dan sekarang sudah beralih ke acara resepsi. Banyak yang mengucapkan selamat kepada keduanya. Bahkan bingkisan untuk hadiah pernikahan mereka juga sudah menumpuk di pintu masuk menuju aula juga halaman hotel yang disewa oleh keluarga Choi dan Kim untuk acara pernikahan putra sulung dan putri tunggal mereka.

"Huwaa...! Kak Jun kak Binnie, selamat" sepasang suami istri itu terkekeh mendengar seruan haru sang adik.

"Selamat kak Yeonjun, kak Soobin" Taehyun yang sejak tadi mengekori Beomgyu juga ikut memberikan selamat pada dua calon kakaknya itu.

"Terima kasih untuk kalian berdua. Kak Soobin tunggu sampai hari pernikahan kalian juga" wajah Beomgyu berubah merah setelah mendengar ucapan Soobin.

"Usahakan untuk selesaikan kuliah mu secepatnya. Kasihan Taehyun kalau menunggu terlalu lama" Beomgyu mendengus lalu melepaskan pelukannya.

"Jahat sekali kalian" ketiganya terkekeh. Taehyun langsung menarik Beomgyu ke dalam rangkulannya. Melihat kakaknya juga kakak iparnya sudah menikah sekarang... Beomgyu juga jadi ingin. Tapi dia perlu siapkan banyak hal untuk itu. Terutama mentalnya.

"Eiiyoohh! Akhirnya kau menikah juga Jun!" mereka berempat menoleh dan menemukan teman-teman satu angkatan Yeonjun saat sekolah dulu.

"Oh, kalian datang? Setauku Bangchan ada di Australia" pria itu terkekeh kemudian memeluk tubuh sahabat lamanya itu. Tak berbeda jauh dengan Minho dan Changbin. Tak hanya mereka berdua, Hyunjin, Jeongin, Seungmin, Jisung, dan Felixa pun ikut dengan mereka. Yah... karena merekakan teman satu angkatan Soobin.

"Jelaslah. Ini acara besar sahabat ku. Meski sibuk... ku usahakan untuk datang. Selamat untuk mu yah? Kau juga Soobin, lama tidak bertemu" Soobin membungkuk menanggapi. Senyumnya merekah karena sangking bahagianya.

"Akhirnya... setelah beberapa kali tertunda pernikahan kalian dilangsungkan juga yah" Yeonjun mendengus mendengar ucapan Minho.

"Yah... syukurnya tidak sampai dibuat kandas oleh papa Jin dan mama Sowon" Soobin memukul pelan lengan suaminya itu.

"Kak Jisung dan kak Minho kapan kalau begitu? Kalian sudah tunangan juga bukan?" mereka menoleh saat Beomgyu angkat suara.

"Tahun depan mungkin Gyu, kenapa kau tidak tanya Hyunjin dan Lixa saja?" manik gadis itu mengerjap lalu menatap Felixa dan Hyunjin.

"Hehe... tunggu undangannya yah... anak kecil" Beomgyu mendengus.

"Eoh... ini adikmu yang selalu pecicilan dan suka bolos itukan Jun?" gadis itu menatap datar pada Bangchan. Sementara yang lain terkekeh melihat ekspresi gadis itu. Tak berbeda jauh dengan Taehyun yang sekarang menepuk lembut pucuk kepala gadis itu.

"Ya... itu benar. Tapi sekarang sepertinya tidak terlalu. Dia sudah memiliki pawang soalnya" mereka menatap ke arah Taehyun yang membungkuk dengan senyum tipisnya.

"Ku pikir berita itu hanya rumor. Tapi... semoga kalian langgeng yah" ujar Seungmin yang ditanggapi anggukan juga senyum cerah oleh Beomgyu dan Taehyun.

Tamu terus berdatangan. Acara resepsinya berakhir tepat saat jam makan siang lalu di sambung acara malam. Intinya acara pernikahan Yeonjun dan Soobin diselenggarakan dengan meriah. Banyak kejutan tak terduga juga yang terjadi dalam pernikahan Yeonjun dan Soobin. Mulai dari kabar mengenai pernikahan Hyunjin dan Felixa, pertunangan Jay dan Jungwoon, sampai Jeno dan Jaemin yang datang bersama juga Renjun yang datang dengan mantan tunangannya.

Beginilah akhirnya. Mereka berduduk di satu meja bundar yang cukup untuk delapan orang. Beomgyu dan Taehyun, Heeseung dan Sunghoon, Jake dan Sunoo, Jay dan Jungwoon, Jisung dan Chenle, Jaemin dan Jeno, lalu Renjun dan mantan tunangannya. Dan masalahnya, Taehyun dan Beomgyu juga Sunghoon dan Heeseung harus terjebak diantara Jaemin dan Jeno juga Renjun dan Guanlin.

"Kak, apa aku boleh makan?" bisik Beomgyu pada Taehyun saking awkward-nya suasana di tempat itu.

"Makan saja, kenapa memang" bisik balik Taehyun.

'Brak'.

Saking jengahnya akhirnya Beomgyu menggebrak meja dan alhasil mereka semua kaget. Jeno menatap tajam adik sepupunya itu.

"Apa-apaan kau Gyu" gadis itu mengercut sebal.

"Ya habisnya. Kalian membuat yang lain takut tau. Dari siang aku belum makan. Selesaikan dulu urusan kalian sana. Biarkan kak Sungchan dan kak Taro yang duduk di sini. Mengurangi selera makan ku saja" cerocos gadis itu.

Dari jauh tuan Taehyung dan nyonya Yerin hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya.

"Makan tinggal makan. Apa susahnya sih. Kau ini ribet sekali".

"Choi Beomgyu! Jung Jeno! Jangan mulai!" seru nyonya Taeyong akhirnya mereka diam lagi. Tidak mau cari gara-gara dengan ibu negara satu itu.

"Sudahlah. Ayo makan, nanti kau sakit" ujar Taehyun sembari menyodorkan sesendok nasi dan lauk ke mulut Beomgyu, pemuda itu berniat menyuapi gadisnya. Dengan raut wajahnya yang masih kusut, gadis itu menerima suapan Taehyun.

"Hmm!!" manik Beomgyu berbinar saat merasakan suapan pertama yang Taehyun berikan. Pemuda itu terkekeh.

"Bagaimana? Enak?" Beomgyu mengangguk antusias. Pemuda itu mengusap sudut bibir Beomgyu sebab ada saos di sana. "Kalau begitu... fokus makan saja yah? Tidak perlu pedulikan yang lain" si gadis mengangguk patuh dan menerima suapan Taehyun lagi.

Mereka yang melihat sampai dibuat melongo. Begitu patuhnya Beomgyu menuruti semua ucapan Taehyun.

"Kau tidak salah pilih pawang Gyu. Tingkatkan" celetuk Chenle yang ditanggapi dengusan oleh gadis itu.

"Tidak perlu dipikirkan. Ayo makan lagi" Beomgyu kembali mengembangkan senyum dan hanya fokus dengan dunianya dan Taehyun.

Mereka hanya bisa menggeleng melihat kelakuan gadis itu. Dari sini mereka sadar... bukan hanya Taehyun yang bucin, Beomgyu juga bucin Taehyun.

Acara pernikahan Yeonjun dan Soobin berakhir dan terselenggara tanpa kekurangan apapun. Semua acaranya sukses. Lelah jelas mereka rasakan. Sama halnya dengan Beomgyu yang baru saja selesai mandi dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur king size milik Taehyun. Yah... setelah acara berakhir, sepasang kekasih itu kembali ke apartemen Taehyun.

"Haah... melelahkan sekali~" Taehyun yang sudah siap dengan piyamanya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu.

"Tidur sini sayang" gadis itu menoleh dan mendapati Taehyun yang menepuk tempat kosong di sisinya.

"Kak Tyun~ tarik. Badanku lemas" rengek gadis itu. Taehyun kembali terkekeh. Pemuda itu menyimpan buku yang sejak tadi dibacanya ke nakas lalu menghampiri Beomgyu. Dengan mudahnya Taehyun mengangkat tubuh gadis itu lalu direbahkannya di sisinya.

"Tidurlah kalau kau merasa lelah" Beomgyu memberengut lalu naik ke tubuh Taehyun. Posisi gadis itu sekarang tengah berbaring di atas tubuh kekasihnya itu. Taehyun mengembangkan senyumnya menatap kekasih mungilnya itu. "Ada apa?".

"Aku tidak bisa tidur" Taehyun melingkarkan satu tangannya dipinggang Beomgyu lalu sebelahnya mengusap lembut surai gadisnya.

"Mau ku nyanyikan lullaby?" Beomgyu mengangguk setuju. Gadis itu menidurkan kepalanya di atas dada bidang Taehyun. Detak jantung pemuda itu seakan menjadi lullaby juga untuknya.

"Aku tidak habis pikir dengan mereka. Kak Jeno juga... apa dia hanya main-main dengan kak Nana?" Taehyun menghela nafasnya.

"Berdo'a saja... semoga kak Jeno serius dengan kak Nana kali ini" Beomgyu mengangguk lemah. "Jangan murung begitu, setidaknya berbahagialah untuk kak Jun dan kak Binnie" gadis itu menghela nafasnya lalu mengangkat sedikit tubuhnya untuk menatap wajah si pemuda.

"Aku sudah lelah dengan masalah kak Jeno kakak tau" Taehyun menghela nafasnya lalu menarik kembali kekasihnya ke dalam pelukannya.

"Maka dari itu... tidurlah dan lupakan sejenak masalah-masalah mu. Aku paham kau memiliki rasa tanggung jawab untuk semua keluarga mu. Tapi... kau juga perlu pikirkan dirimu sayang. Kehidupan mu sendiri juga penting. Percayalah... Jeno pasti bisa mengatasinya, hmm?" si gadis kembali menghela nafasnya.

"Baiklah" Taehyun mengembangkan senyumnya lalu membaringkan tubuh gadis itu ke sebelahnya. Posisi mereka saat ini kurang aman soalnya. Pemuda itu memeluk erat tubuh gadis itu.

"Selamat tidur sayang... mimpi indah" bisik pemuda itu.

"Umm... kakak juga" Taehyun mengangguk sebelum mengecup lembut kening gadis itu. Pemuda itu cukup salut dengan kepribadian Beomgyu yang selalu merasa memiliki tanggung jawab untuk keluarganya. Taehyun harap... suatu saat kalau dia memiliki masalah dengan Beomgyu, tidak sampai beribet seperti masalah Jeno juga Jaemin dan Renjun.

-:: TBC ::-

---

Segitu dulu...
Semoga suka...
See you next chapter...

-:: +×+ ::-
+

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
8.2K 749 12
Saat ini mana yang kau pilih hidupmu Atau hidup temanmu? #150 in mystery/thriller, 4 April 2017 #79 in mystery/thriller, 5 April 2017 #123 in zomb...
503K 37.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
467K 28.9K 26
Bagaimana kisahnya 6 bersaudara bertemu dengan 6 bersaudara lainnya yang berasal dari negeri tirai bambu. Mereka yang awalnya saling membenci berubah...