DANGEROUS SCHOOL

By Kapten_Trigon

229K 21.1K 3.8K

"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang ber... More

WARNING 🚫
PERKENALAN 🚫
WANTED 🚫
00. PROLOG ‼️
01. AWAL TAHUN SILAM
02. ARGUMEN BUNUH DIRI ‼️
03. BUKTI VIDEO ANONIM ‼️
04. PENYELIDIKAN SAKSI ‼️
05. KEJANGGALAN LOKASI ‼️
06. MOTIF PEMBUNUHAN ‼️
07. PUSAT PEMBUNUHAN ‼️
08. ANALISIS AWAL ‼️
09. PIHAK KEJAHATAN ‼️
10. PEMBELAAN KECIL‼️
11. FIRASAT BURUK ‼️
12. SURAT ANCAMAN ‼️
13. PUSAT ANCAMAN ‼️
14. PESAN TERSEMBUNYI ‼️
15. MAYAT BISA BERBICARA ‼️
16. HUKUM TIMBAL BALIK ‼️
17. KESALAHAN ARGUMEN ‼️
18. MANIPULASI LANGKAH
19. BAGIAN YANG HILANG
20. BAGIAN YANG HILANG 2
21. PEMAKAMAN DARAH
22. PENGHUNI TOXIC
23. GLADI RESIK HARI KERAMAT
24. GLADI RESIK HARI KERAMAT 2
25. MEMANCING MUSUH
26. RAHASIA SEKOLAH?
27. KEBENARAN VS KEBOHONGAN
28. PEMBENARAN SITUASI
30. SUARA-SUARA KEADILAN
31. NILAI JUAL
32. PENYELIDIKAN KEMBALI

29. PENGGELARAN KASUS BERDARAH

3K 339 133
By Kapten_Trigon

"Untuk memenangkan seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah keahlian. Menundukkan musuh tanpa bertarung adalah puncak keterampilan."

-Dangerous School-

TINGGALKAN JEJAK DULU, VOTE + KOMENT= THANKS

~~~~~HAPPY READING~~~~~

***

Berita kasus bunuh diri Danu tersebar luas dengan cepat, yang awalnya berita dari situs sekolah menggarisbawahi bunuh diri, tetapi berbeda dengan berita yang tersebar disebuah situs web gelap yang terpampang jelas kata 'pembunuhan' serta dokumentasi dari mayat Danu yang memiliki banyak luka. Komentar-komentar negatif terus membanjiri situs web sekolah, tidak memberi celah apresiasi yang dikonfirmasi beberapa minggu lalu jika Danu bunuh diri akibat depresi.

Khalayak ramai menangkap bebas kesimpulan mengapa kasus Danu ditutup asal begitu saja. Tertulis jelas di berita yang disebar oleh Rafka bahwa para detektif yang menangani kasus Danu disuap oleh sekolah agar tutup mulut dan tidak perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut. Alasan yang tersorot yaitu mempertahankan reputasi.

Kabar berita tersebut pun sampai hingga ke telinga pemilik yayasan. Pak Danil sekaligus Papa Danu sebagai korban duka atas kehilangan putra satu-satunya itu mengumpulkan para donatur serta pihak yayasan lain untuk ke SMA DS. Mereka harus mengkonfirmasi atas berita yang ditayangkan.

Tidak terkecuali juga Detektif Lenan yang tidak menyangka jika Rafka harus menyebarkan foto penyelidikan polisi ke pihak luar, membuat pria muda itu dimarah habis-habisan oleh atasannya sebab melanggar kode etik. Dia beberapa kali mengumpat dalam hati, harus kecolongan dengan perlakuan Rafka yang notabennya hanya anak SMA. Namun, melihat cara Rafka bermain rapi seperti ini membuat dia mengancungi jempol. Dia harus memprovokasi sekolahnya sendiri agar kasus Danu tidak tenggelam begitu saja dan orang-orang tidak akan mudah melupakannya. Detektif Lenan tau betul ambisi Rafka.

Dari lantai tiga, Rafka berdecih pelan disaat melihat beberapa pihak yayasan memasuki gedung sekolah. Sudah bisa dia pastikan jika mereka harus mengadakan rapat dadakan karena huru-hara yang dia ciptakan sendiri. Cowok yang memiliki rahang tegas serta tatapan tajam itu menyeringai sambil menggigit kukunya merasakan suasana yang cukup menegangkan di sekolahnya. Suasana ini yang dia tunggu-tunggu dan itu membuat Rafka memiliki kepuasaan sendiri.

"Kebenaran tidak seharusnya ditutupi hanya untuk mempertahankan reputasi," beo Rafka pelan sambil tersenyum miring.

Damar dan Reno secara serentak berbalik menatap ke arah samping, dimana Rafka merasa puas. Mereka berdua merasakan aura Rafka yang cukup berbeda hari ini, dia terkesan menikmati rencana yang dia lakukan, yaitu dengan memprovokasi kedua belah pihak. Meski Rafka merasa senang, tetapi tidak dengan Damar dan Reno yang sejak tadi menahan tegang.

"Kesempatan bagus buat kita selagi pihak yayasan ada di sekolah. Kita akan lebih memperumit keadaan supaya mereka mau menuntaskan hal curang yang telah diperbuat," ujar Rafka mendekat ke arah Damar dan Reno.

"Lo udah punya rencana?" tanya Damar cepat dengan wajah khawatir disaat melihat tatapan Rafka yang terlihat menakutkan.

"Bercabang-cabang, Mar. Sudah gue katakan kemarin malam, lo lupa? Bahwa kita harus memprovokasi pihak sekolah terlebih dahulu. Jangan biarkan kasus ini tenggelam," jelas Rafka dengan rahang tegasnya, memukul pelan bahu Damar yang memiliki tinggi yang sama.

Damar mengangguk sambil mengingat kembali pembicaraAn mereka terakhir kali. Bahwa pelaku utama dalam kasus Danu adalah pihak sekolah karena menutup penyelidikan sebagai kasus Bunuh diri. Terakhir kali juga mereka menyelidiki sistem sekolah berkat izin dari Putra, ketua OSIS. Mereka menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan saat melihat rekaman CCTV sosok bertopeng menampakkan diri di belakang sekolah. Hal itu justru menambah tanda tanya bagi mereka, seolah-olah pelaku sengaja ingin dirinya terekam.

Namun, sebagian rekaman CCTV terhapus, apalagi disaat bagian Danu menuju ke belakang sekolah terputus sebagian, menandakan jika ada seseorang yang sengaja menghapus semua rekaman tersebut. Mereka bertiga membulatkan tekad jika pelakunya murni murid SMA DS dan yang tau semua seluk beluk sistem sekolah.

"Seperti yang kalian tau, Putra bisa tau semua gerak-gerik murid-murid melalui pantauan kemanan sekolah, sosok yang terekam di CCTV yang awalnya terhapus, dipulihkan kembali oleh Putra sudah jelas ini perbuatan orang yang tau sistem keamanan," jelas Rafka memandang kedua sahabatnya itu dengan tajam.

"Dan sebagian CCTV tidak berhasil di reset, jika perkiraan gue benar pada malam itu terjadi sesuatu sehingga rekamannya pulih kembali."

Reno menggaruk lehernya yang tidak gatal, dia berusaha mencerna semua perkataan Rafka dari awal. Mulai dari penyelidikan, rencana dan asumsi terkait pelaku, namun tetap saja sebagian tidak masuk di otaknya.

Reno menganggkat tangan dan hendak membantah, namun Damar terlebih dahulu membuka suara.

"Jika benar apa yang lo katakakan, gak menutup kemungkinan jika benar sekolah punya rahasia yang ditutupi, makanya kasus Danu ditutup dengan alasan reputasi," imbuh Damar yang langsung dianggukkan oleh Rafka.

"Yang paling dekat dengan petinggi sekolah adalah OSIS, seperti kata lo bisa saja mereka tau semua seluk beluk sekolah yang tidak kita ketahui. Bukankah Putra bisa saja mengetahui yang tidak kita tahu?" Tanya Damar cepat dengan keningnya yang sudah berkerut total.

"Tapi, kemarin malam saat kita menyelidiki sistem keamanan sekolah dia juga gak tau kenapa tiba-tiba rekaman CCTV bisa muncul sosok bertopeng itu," sanggah Reno mengingat terakhir kali mereka berkumpul di ruang keamanan OSIS.

Reno memutar kepalanya ke samping, menatap Rafka yang terdiam. Dia tampak memikirkan sesuatu atas ucapannya tadi.

"Hmm..,"

Mereka berdua masih menunggu Rafka membantah semua perkataan Reno tadi agar menyakinkan jika Putra bukanlah sesuatu hal yang mencurigakan. Melihat Rafka yang ternyata secepat ini mengangkat kepala dan menatap keduanya dengan tajam, Reno langsung bisa membaca pikiran sahabatnya itu. Pasti akan muncul argumenn lain untuk membuat semua argumen mereka terbaca logis.

"Bagaimana jika sebenarnya Putra tau sesuatu dan rekaman yang semalam kita lihat juga bagian dari rencananya? Tapi, gue gak yakin. Bagaimanapun dalam hal ini gue gak bisa percaya siapapun."

Skatmat. Reno menatap Rafka dengan was-was, sesuai dugaan sahabatnya itu pasti akan memunculkan teori baru dalam penyelidikan ini. Namun, entah mengapa Reno merasa Rafka juga mengetahui banyak hal dari bagaimana dia bisa menyimpulkan semua benang merah yang tampak janggal.

"Jadi, kita harus cari tau rahasia apa yang disembunyikan oleh sekolah?" Damar membuka suara yang langsung menyadarkan Reno dari pikiran anehnya.

Rafka mengangguk lalu menjawab, "Hanya itu satu-satunya cara, maka kita akan tau sangkut pautnya kasus Danu. Mengapa mereka bisa bersikeras untuk menutupi kebohongan itu."

"Tapi, kalau putra tau rahasia sekolah bukankah kemarin malam seharusnya dia bisa berada di pihak kita?" Akhirnya Reno berani bertanya untuk menuntaskan rasa penasarannya terkait mengapa Putra dijadikan sasaran.

"Maka kita harus bikin Putra berada di pihak kita agar selangkah lebih mudah masuk ke sumber informasi sekolah," jawab Rafka yang kini memandang gedung OSIS tepat di hadapannya.

"Raf, kita belum mendiskusikan ini," potong Reno sambil memiringkan kepala.

Rafka menghembuskan napas pelan sambil beralih menatap ke arah kelasnya, dimana murid-murid expose class sedang sibuk dengan aktivitas sendiri.

"Mereka ...," tunjuk Rafka ke arah kelasnya. "Sudah mulai terpengaruhi dengan kata-kata gue tadi. Gue yakin sekarang adalah waktu yang tempat untuk memberontak. Saat pihak yayasan keluar nanti, kita harus menghadang mereka dengan mendemo untuk membuka kasus Danu," tandas Rafka lagi. Tanpa sadar, di belakang Nola berdiri tidak jauh dari jarak mereka bertiga dan mendengar ucapan Rafka barusan, setelah itu cepat-cepat masuk ke dalam kelas.

Rencana mendadak Rafka ini terdengar masuk akal, tetapi entah kenapa yang Damar dan Reno rasakan sejak tadi hanya kecemasan dan ketakutan. Mereka seakan hendak bertarung dengan mental seadanya dengan orang dewasa.

"Ren, Damar, kalian percaya kan sama gue? Sama rencana gue? Kita harus mengambil setiap kesempatan yang ada," beo Rafka lagi sambil memegangi lengan kedua sahabatnya yang terdiam sambil berpikir keras.

***

Di dalam kelas, Nola menggoyangkan kakinya dengan cepat karena mendengar suara-suara yang mempengaruhi ucapannya tadi. Tatapannya tampak siaga ke arah papan tulis sambil melipat kedua tangannya di dada. Kedua temannya itu pun sejak tadi hanya diam memandang Nola yang terlihat gelisah sejak memasuki kelas.

"Bener juga kata Rafka, gak mungkin Danu bunuh diri memiliki luka tusukan. Dilihat dari postingan dan video CCTV, orang bertopeng itu tampak mencurigakan," ujar salah satu siswi yang duduk berkumpul di meja Aluna.

"Iya, apa mungkin itu pelakunya?"

"Tapi, yang bikin merinding adalah luka tusakan di perut Danu. Gue rasa itu bukan editan, gue udah coba pake lens pelacak untuk mendeteksi foto itu, tapi tidak ditemukan."

"Apa benar sekolah kita sejahat itu? Menyuap polisi untuk bungkam? Gue ngerasa bersalah sama Danu, tetap diam dan gak berbuat apa-apa selagi dia teriksa pada malam kejadian," ujar Aluna menatap jauh ke arah kursi kosong yang ada di barisan dekat jendela.

Dari barisan tengah-tengah, Gretta, Nayla saling pandang mendengar ucapan teman sekelasnya. Beralih menatap Nola yang sedang memejamkan matanya, gadis itu berpikir sejenak bagaimana untuk bisa membantu Rafka, dkk.

"Iya benar. Rafka gak mungkin berbohong, secara dia sahabat, sahabar Danu dan keponakan Pak Danil pemilik yayasan. Dia pasti butuh keadilan untuk Danu yang tewas."

Nola tiba-tiba bangkit hingga bangku yang dia duduki terdorong kasar dan menimbulkan suara yang membuat semua murid yang ada di kelas menatapnya. Gadis dengan rambut lurus setengah panjang itu memutar tubuhnya ke belakang dan menatap satu persatu teman sekelasnya.

"Kalau kalian sudah percaya, kita harus ikut membantu Rafka!" Sergah Nola tiba-tiba sambil memukul meja. Membuat perhatian mereka semua teralihkan dengan wajah sedikit terkejut.

"Ya! Kita gak boleh jadi pihak penjahat, kita harus menuntaskan kebohongan ini. Jika kalian masih punya hati nurani, ikut gue sekarang!" Teriak Nola tegas, membuat semua murid-murid saling menatap, tidak terkecuali Bobo dan Arthur yang duduk di bangku belakang yang sedang tersenyum miring.

Gretta dan Nayla secara gak sadar ikut terdistraksi dengan ucapan Nola, ketua kelas itu langsung keluar kelas diikuti oleh mereka berdua. Meninggalkan murid-murid Expose Class yang saling pandang, apa yang harus mereka lakukan. Tetap tutup mulut atau memberantas kebohongan yang terjadi? Semua bukti dan sebab akibat sudah diperlihatkan dengan jelas lewat berita yang disebar oleh Rafka.

***

Komen dan bertoeri dulu ayo, kalau gak punya teori boleh dong spam apa aja. Pokoknya tinggalkan jejak.

Jangan skip setiap narasi dan pahami setiap perkataan setiap tokoh. Jangan terjebak dan jangan tertipu. Setiap perkataan dipertanggungjawabkan, berarti setiap perkataan memiliki makna, meski tersirat.

Pandai-pandai menemukan clue, biar tidak kaget.

***

Segini dulu, rame baru update lagi, hehe.

Continue Reading

You'll Also Like

20.5K 2.2K 14
Kisah perjalanan cinta antara Shani Indira dan Yessica Tamara. "Walaupun kamu jamet gini, aku tetep sayang Chik." "Chika, aku kangen."
3K 1.6K 23
Umur hanyalah angka, kematian tidaklah harus menunggu hari tua. Maka besok, akulah yang akan mengantarkannya dengan sebuah berita kematianmu. -Secret...
7.2K 5.5K 36
📍[ DALAM TAHAP REVISI]📍 🌿BIASAKAN VOTE SESUDAH MEMBACA🌿 🌿 SELAMAT MEMBACA!🍀 TERIMA KASIH!!! Ini tentang mereka yang selalu terlu...
1.2K 253 31
WARNING!! ❗⚠️ Cerita ini mengandung tragedi yang cukup dalam. Tidak di sarankan untuk yang mempunyai penyakit jantungan. Cerita ini, mungkin bisa di...