Bittersweet Divorce

By NanasManis98

266K 26.2K 489

•Bittersweet Series 2• __________ Bercerai bukan berarti memutuskan hubungan sepenuhnya, bahkan saling memusu... More

Prolog
Bagian 1 : Tour Guide
Bagian 2 : Nasib Yang Sama
Bagian 3 : Festival Kuliner
Bagian 4 : Club
Bagian 5 : Gadis Kecil
Bagian 6 : Diantar Pulang
Bagian 7 : Bubur Ayam
Bagian 8 : Gosip
Bagian 9 : Ya Anggap Saja Begitu
Bagian 10 : Salah Paham
Bagian 11 : Mantan Suami
Bagian 12 : Ajakan Ke Kondangan
Bagian 13 : Kondangan
Bagian 14 : Chat Tak Terbalas
Bagian 15 : Tidak Mungkin Berlanjut
Bagian 16 : Kumpul Lagi [1]
Bagian 17 : Kumpul Lagi [2]
Bagian 18 : Panti Asuhan
Bagian 19 : Berjumpa Lagi
Bagian 20 : Piknik
Bagian 21 : Ke Puncak
Bagian 22 : Status Tidak Jelas
Bagian 23 : Minta Restu
Epilog

Bagian 24 : Kelulusan

13.5K 855 24
By NanasManis98

Salena tersenyum lebar. Merasa bahagia dan lega. Akhirnya bisa lulus dari perguruan tinggi jurusan sastra Inggris, D3. Menerima gelar A. Md. Setelah kurang lebih empat bulan lamanya bergelut dengan tugas akhir. Apalagi hubungannya dengan Rasya yang kandas lagi membuatnya sempat tak fokus dalam kuliah serta bekerja.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu Salena dapat mengalihkan rasa patah hatinya lewat kuliah dan bekerja. Juga berkat dukungan para teman-temannya.

Teman-temannya yang hadir dalam acara kelulusannya hari ini. Memberi ucapan selamat serta hadiah kelulusan.

Seperti biasa Nasha yang paling heboh menyerahkan sebuah kotak hadiah berukuran sedang. "Gue bareng ama Vio."

Viora langsung menoyor kepala Nasha. "Enak aja. Ini dari gue doang. Si Nasha pelit banget. Udah tiket pesawat dan tempat nginep dibayarin Odit, terus nanti minta traktir ama Salena, eh malah gak ngasih kado ke lo," cibir Viora pada Nasha.

"Ya namanya pacar yang baik. Kerja keras buat biayain pacarnya." Odit ikut mencibir, tidak lupa tertawa.

"Daripada lo biayain si Bara mending lo biayain gue, Sha. Si Bara gak bisa dipercaya," sahut June seraya tersenyum manis.

"Apa sih kalian semua?!" Sentak Nasha kesal. Lalu mengajak Salena berfoto. Tampil cantik mengenakan toga.

Lalu meminta tolong pada orang yang lewat. Kelimanya berfoto ditambah Zidny yang berada di gendongan June.

Salena berada di tengah memegang buket bunga. Di sisi kiri ada Nasha dan Viora. Di sisi kanan ada Odit serta June yang menggendong Zidny. Memasang senyum lebar. Ikut senang dengan kelulusan Salena.

"Padahal Bang June janji mau ngasih buket duit," ujar Salena setengah mencibir membuat June tertawa malu.

"Nanti aja Len. Doain biar Abang cepet lulus S2, terus dapet kerja. Kalau dah dapet ya nikahin lo," sahut June menggoda Salena yang tertawa.

"Jangan mau Len. Lo kan udah tau luar dalemnya tuh anak. Gak ada yang bener!" cibir Odit pada June.

"Eh bilang aja kalau lo cemburu Dit?!" Goda June membuat Odit memutar bola mata jengah.

"Lo kalah ganteng dari Papinya Zidny!" sahut Nasha meledek June yang langsung cemberut.

"Lho, gue kira Ares?" Kini Salena menyahut membuat Odit mendengus kesal.

"Kok tuh anak tumben gak nempelin lo?" tanya June heran karena biasanya kemanapun Odit pergi, pasti Ares ikut, layaknya pengasuh Zidny.

"Lagi sibuk," jawab Odit malas.

Kedatangan Astra membuat mereka semakin heboh menggoda Salena yang menerima buket bunga serta kado dari pria itu.

"Makasih As," ujar Salena pada Astra, tidak lupa menyunggingkan senyuman.

"Ekhm! Gak mau nembak nih?" sahut Nasha membuat Salena memukul pelan lengan temannya itu.

"Kayaknya itu yang bakal nembak." Sahutan Viora membuat semuanya mengikuti arah tatapan Viora tertuju pada sosok Rasya.

Salena terdiam menatap pria itu yang berjalan menghampirinya.

Rasya datang tidak seorang diri bersama Shalita yang melepaskan genggaman tangan pria itu dan berlari menghampirinya. "Bunda!" Seraya menyerahkan sebuah kotak hadiah.

Salena tersenyum menerimanya. Juga menerima pelukan Shalita. "Bunda cantik banget," puji Shalita yang membuat senyum Salena semakin lebar. Menunduk untuk mengusap kepala gadis kecil tersebut.

Kepalanya menegak saat sosok Rasya telah berdiri di hadapannya. Menyunggingkan senyuman. Salena hanya terdiam karena terlalu terkejut dengan kehadiran Rasya.

Bukannya mereka tidak ada hubungan lagi? Juga selama beberapa bulan ini setelah ia pergi begitu saja dari rumah Rasya, mereka putus komunikasi.

Astra pamit barulah Salena menoleh menatap pria itu. Mengatakan hati-hati dan ucapan terima kasih.

Godaan demi godaan diberikan teman-temannya. Apalagi saat Rasya memberikan buket bunga.

"Kenapa bukan buket duit Mas?" sahut Nasha membuat Salena mendelik kesal. Nasha hanya tertawa menggoda temannya tersebut.

"Duitnya ditambung aja buat nikah." Sahutan godaan semakin menggema.

Salena menatap Rasya. Mengernyit heran menatap pria itu. Apa maksud perkataan Rasya?

Juga sikap pria itu yang begitu santai seakan kejadian beberapa bulan yang lalu tidak terjadi. Pertemuan terakhir mereka yang begitu buruk serta hubungan mereka yang berakhir begitu saja.

"Selamat Sal," ujar Rasya padanya mengucapkan ucapan selamat.

"Len, jadi gak nih makannya?" sahut June. "Gue udah lapar nih." Diiringi cibiran dari Odit, Nasha serta Viora. June kalau soal ditraktir makan tidak pernah mau ketinggalan.

Salena menoleh menatap June. "Oh... em ya udah kita berangkat sekarang." Lalu menatap Rasya dengan canggung. "Em.. Mas, Shali mau gabung juga?"

"Enggak usah Sal. Gimana kalau nanti malam? Kamu mau?" Sebenarnya Salena enggan berhubungan lagi dengan Rasya jika nantinya berakhir seperti yang dulu-dulu. Rasya yang tidak bisa tegas dan selalu patuh pada Mamanya.

Bukannya Salena ingin menjadi orang yang jahat agar Rasya tidak patuh pada Mamanya, hanya saja Rasya terlalu patuh hingga urusan pribadi Rasya dicampuri Mamanya.

Melihat sosok Shalita yang menatapnya penuh harap membuat Salena mau tidak mau mengangguk. Menerima ajakan Rasya untuk makan malam.

Hanya makan malam, kan?

***

Salena diajak makan di sebuah restoran bersama dengan Rasya juga Shalita. Untung saja ada Shalita, jadi Salena tidak merasa canggung berhadapan dengan Rasya. Juga menghindar dari pria itu. Hanya sesekali bicara padanya, itu pun jika Rasya bertanya padanya.

Hidangan yang mereka pesan telah siap.

Salena kira karena ia tidak mengacuhkan Rasya maka pria itu tidak akan mengajaknya bicara, tapi ia salah.

"Em jadi setelah ini kamu tetep lanjut kerja di tempat kerja mu atau kemana?"

"Odit nawarin aku kerja di kantor penerbit miliknya. Jadi editor novel khusus yang terbit bahasa Inggris."

"Ah Odit sudah beralih jadi novelis  ya? Bukan traveller lagi?"

"Iya Mas."

"Terus kamu terima?"

Salena terdiam sejenak. "Belum dalam waktu dekat ini, Mas. Soalnya kontrakku dengan fun tour juga baru kuperbarui."

"Berapa lama?"

"Tiga tahun. Kenapa Mas?"

Rasya tidak menjawab, terdiam beberapa saat lalu menoleh menatap Shalita yang makan dengan lahap. "Shali mau pindah sekolah disini, gak?"

Shalita mendongak menatap Rasya lalu menatap Salena yang mengernyit mendengar pertanyaan Rasya pada Shalita.

"Kita tinggal bareng Bunda?" Rasya tersenyum seraya mengusap puncak kepala Shalita lalu menatap Salena yang terlihat bingung.

"Iya," jawab Rasya lalu menatap Salena. Meraih tangan Salena menggenggam lembut seraya tangan lainnya mengeluarkan sebuah kotak cincin. "Kamu mau hidup bersama Mas dan Shali?"

Salena semakin terlihat bingung, juga syok. Lidahnya kelu untuk mengeluarkan suara saja tidak bisa membuatnya diam beberapa detik. Menatap Rasya dan Shalita secara bergantian. Berusaha memproses apa yang terjadi.

Setelah sadar dari keterkejutan Salena menarik tangannya, lepas dari genggaman tangan Rasya.

"Sal..." Rasya menatap sendu Salena, segera meraih tangan Salena lagi, kedua tangan Salena. Wanita itu mencoba melepaskan, tapi ia tahan. "Sal, dengerin Mas dulu." Pinta Rasya memelas. Menggenggam erat kedua tangan Salena.

"Mas, aku..."

"Kamu cemas dengan Mama? Cemas dengan sikap Mas yang gak tegas? Cemas karena Mas yang selalu tunduk sama Mama?" Rasya menyela membuat Salena terdiam. Rasya menghela nafas pelan. "Kamu gak usah cemas, ya?"

"Maksud Mas apa?"

"Mama restui atau enggak, kita bakal tetap nikah. Mas gak akan kayak dulu lagi yang cuma diam waktu Mama nyuruh Mas cerain kamu. Mas...." Rasya terdiam sejenak menatap intens Salena. "Mas gak mau kehilangan kamu. Maafin Mas Sal, maaf..."

Rasya menunduk untuk mengecup kedua punggung tangan Salena lalu kembali menegakkan kepala menatap Salena. "Ka-kamu mau kan hidup bersama Mas dah Shali untuk selamanya?"

Salena tidak langsung menjawab, suaranya entah ke mana dan dada yang berdebar tidak karuan.

"Sal..." Panggil Rasya dengan suara lirih menatap Salena begitu intens. "Kamu mau?"

Salena menarik nafas pelan. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Rasya membuat Rasya berdebar cemas menatap nanar Salena.

Tapi saat Salena meraih tangan mungil Shalita lalu menyentuh punggung tangannya, senyum Rasya merekah, apalagi saat mendengar jawaban Salena.

"Iya Mas. Aku mau hidup bersama Mas dan Shali.".

Rasya mengucapkan terima kasih, mengecup kepala Shalita lalu memasangkan cincin ke jari manis Salena.

Salena tersenyum, perasaan sesak yang selama beberapa bulan terakhir ini entah kenapa hilang tergantikan dengan rasa lega luar biasa.

Salena tidak ingin peduli lagi tentang Mama Rasya yang tidak merestui mereka. Karena jika mereka tidak bersama, bukan hanya dirinya yang terluka, tapi juga Rasya serta Shalita yang membutuhkan orang tua yang lengkap.

Salena tidak menyangka jika takdir yang sangat ia benci karena membuat hidupnya hancur dengan pernikahan terpaksa. Seiring dengan jalannya pernikahan, Salena berhenti menyalahkan takdir. Malah bersyukur karena mendapat suami yang begitu baik dan tulus padanya. Namun, lagi-lagi takdir mempermainkan dirinya. Memaksanya berpisah dengan Rasya dan barulah ia sadar akan perasaannya pada pria itu.

Perasaan yang ia kira hanya rasa nyaman dan merasa terlindungi. Ternyata ia telah jatuh cinta pada pria itu dan tidak menyangka perasaannya bersambut setelah mereka berdua berstatus bukan suami istri lagi.

Memang benar apa yang di katakan orang-orang, beberapa orang baru sadar akan perasaannya jika kehilangan.....

~Tamat~

***

Akhirnya selesai juga setelah kurang lebih enam bulan lamanya.

Soalnya Nanas waktu ngerjain cerita ini tiba" hilang ide😔
Kebiasaan Nanas kalau nyari ide buat cerita, eh malah muncul ide baru terus nulis cerita baru.
Jadinya cerita ini terbengkalai huhu maafin Nanas karna buat penikmat cerita ini nunggu lama

Dan Nanas juga berterima kasih sebanyak-banyak karna udah sabar nunggu cerita ini, kasih Nanas semangat dengan vote dan komentar" kalian. Pokoknya Nanas luv" deh sama kalian💛

Series 2 Bittersweet selesai juga. Berakhir happy ending, beda sama series 1 nya ya hehe

Anw, ada series 3 nih, judulnya BITTERSWEET PROMISE. Ceritanya Nasha si cerewet, bucin banget sama Bara. Yuuk pindah ke lapak sana!

Eh tapi jangan hapus cerita ini dulu dari library kalian, ada Epilog.

Tunggu Epilog-nya yaa!!

Bye-bye
Salam manis dari NanasManis
18/08/21

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 56K 38
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
186K 20.3K 29
Kinan bukan kekasih Nagara tapi Kinan yang bisa mengerti pria itu. Nagara menganggap Kinan sebagai kebutuhan primernya setelah nasi dan tempat tingg...
505K 34.9K 40
[SPIN OFF SUNSHINE] bisa dibaca terpisah :) CITO : /swiftly/ swif(t)lē dengan cepat. Highest Rank : #1 : Sheenaz (as of november, 27th 2020) #1 : Car...
146K 6.7K 29
𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________🕳️____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Menurut saya perc...