Asterla In The Midst Of Her B...

By greatbher

17.8K 2.4K 179

Ini kisah tentang Asterla, putri kesayangan Keluarga Elvander yang terpaksa berpura-pura menjadi pria. Lantar... More

Blurb
Chapter 1. Perpisahan
Chapter 2. Namanya Beth
Chapter 3. Rahasia
Chapter 5. Makan Bersama
Chapter 6. Keraguan Assand
Chapter 7. Keingintahuan Azkano
Chapter 8. Ace Si Pembuat Onar
Chapter 9. Sambutan
Chapter 10. Trauma Masa Lalu
Chapter 11. Doom Havester
Chapter 12. Kesalahan Assand

Chapter 4. Kedatangan Elvander

1K 170 21
By greatbher

"Mommy, lama sekali mereka! Aku sudah kepanasan ini! Riasanku hampir luntur, tahu!" Asterla mengibas-kibaskan tangannya ke muka.

Iraya yang berdiri di sampingnya mendesis sebal. Tidak hanya Asterla, dirinya pun pegal. Berdiri selama lima belas menit sembari membawa tulisan 'Welcome Elvander' di tempat penjemputan penumpang itu sangat melelahkan. Bisa saja dia menyuruh orang lain melakukan itu, tapi masalahnya tamu yang dijemputnya kali ini adalah 'Elvander'. Calon pabrik uangnya!

"Tahan sebentar lagi, Asterla! Kita harus buat kesan pertama yang baik pada mereka."

Asterla menghentak-hentakkan kakinya kesal. Tidak dapat membantah. Karena perkataan ibunya benar.

"Jangan lupa peranmu. Bersikap manislah pada mereka." Iraya mengingatkan sekali lagi.

Asterla memutar bola mata. "Itu mudah." Merayu adalah keahliannya. Orang-orang bilang dirinya cantik. Menggoda laki-laki yang diincarnya sedikit saja, mereka pasti akan langsung bertekuk lutut padanya.

Iraya meneliti penampilan putri kesayangannya dari atas ke bawah lantas tersenyum bangga. Memang tidak ada yang perlu dia khawatirkan. Asterla kecil yang dibawanya tiga belas tahun lalu adalah seorang balita cantik yang mencolok seperti mentari. Kulitnya seputih porselen dengan rambut ikal kecoklatan dan sepasang mata amber yang berkilau menyerupai emas. Asterla yang sekarang juga begitu. Bagus, tidak ada yang berbeda.

Semua aman, batin Iraya meyakinkan diri. Aku sudah membesarkan Asterla seperti yang mereka inginkan. Ya, tidak ada yang perlu ku takutkan.

Setelah beberapa menit berlalu, para Elvander yang sudah Iraya dan Asterla tunggu-tunggu itu akhirnya terlihat dari kejauhan.

"Astaga, siapa mereka?!" pekik seorang gadis remaja kepada teman-temannya yang sama-sama heboh.

Salah satu dari mereka memicingkan mata sambil membenahi letak kacamatanya seperti melihat diskonan. "Ada sugar daddy-nya!"

Itu Azkano. Seorang duda empat puluh lima tahun sekaligus ayah dari dua orang putra. Pekerjaan utamanya adalah dokter spesialis dan pengelola rumah sakit. Sedangkan pekerjaan sambilannya adalah menghindar dari ibu-ibu genit.

"Yang pakai kacamata hitam punyaku!"

Yang mengenakan kacamata hitam, Assand. Umurnya dua puluh satu tahun. Statusnya sebelum pindah adalah mahasiswa. Punya segudang prestasi, tapi dikenal sebagai casanova.

"Kalau tipeku yang pakai jaket baseball."

Asherdan atau biasa dipanggil Ace. Tujuh belas tahun. Tokoh antagonis di sekolah-sekolah sebelumnya. Tidak punya riwayat bagus di ingatan para guru. Kelebihannya hanya jago olahraga. Ingin punya adik perempuan adalah impiannya sejak lama.

Merasa memiliki mereka semua, Asterla menggeser badan menutupi pandangan para gadis penasaran itu dan menyibak rambutnya dengan arogan. "Ah, bukannya itu Paman dan Kakak-kakak sepupuku, Mommy?" tanya Asterla, sengaja mengeraskan volume untuk pamer.

Sadar bahwa ucapan itu sebenarnya ditujukan untuk mereka, para remaja itu pun kompak balas dendam. Mereka juga sengaja bicara keras untuk menyindir Asterla. "Wah, di luar dugaan. Ternyata kerabat mereka yang 'perempuan' tidak cantik."

"Benar! Toh, hubungan mereka cuma paman dan kakak sepupu."

"Kerabat mereka yang 'perempuan' juga tidak pintar pilih kostum. Lihat saja gayanya. Norak sekali seperti tante-tante tua. Aku jadi kasihan."

Terakhir, gadis yang memakai kacamata memilih untuk melepas benda yang berguna untuk memperjelas penglihatannya itu. "Iuh. Mataku ternodai."

Asterla bukan orang yang pandai mengatur emosi. Disulut seperti itu, tentu saja dia langsung hipertensi. "Beraninya kalian!"

Tapi sebelum diajak berkelahi, para remaja itu sudah melenggang pergi dengan tawa mengejek mereka. Asterla mau tidak mau mengalah saat Iraya--yang tidak mempedulikan omongan bocah--menyikut Asterla agar gadis itu memperbaiki ekspresinya. "Tahan amarahmu. Mereka sudah dekat. Jangan mengacaukan usaha Mommy selama ini, Asterla," bisik Iraya mengancam, namun tatapan dan senyum ramahnya hanya tertuju pada para Elvander.

"Halo, Mrs. Iraya," sapa Azkano mengulurkan tangan.

"Ya Tuhan, akhirnya kita bertemu lagi, Tuan Azkano." Iraya antusias membalas uluran tangan Azkano. Basa-basi mereka menanyakan kabar masing-masing pun berlanjut.

"Mrs, Anda datang bersama," pandangan Azkano beralih ke Asterla, "Asisten?"

Mata ramah Iraya dan Asterla langsung melotot.

"A-aku Asterla, Paman!"

Giliran Azkano yang tertegun. "Oh?"

Assand dan Ace yang awalnya sama-sama tidak tertarik dengan obrolan mereka seketika menoleh dan menegakkan badan. Melihat penampilan blink-blink Asterla membuat Assand harus melepas dan memakai kacamatanya berulang kali. Sedangkan Ace tidak sadar telah menelan permen karetnya sendiri.

"As-, siapa?" Ace butuh jawaban yang lebih jelas.

"Asterla, Kak! Ini aku Asterla."

Butuh lima detik bagi Ace untuk mencerna jawaban itu. Dia lantas menarik Assand menjauh. "Sebentar."

"Assand, kamu bilang kamu tidak bisa melupakan Ashla? Apa orang itu benar-benar dia?" bisik Ace sembari merangkul lawan bicaranya.

Saat Ashla dibawa pergi oleh Iraya waktu itu, Ace baru berumur empat tahun. Memorinya tentang Ashla tentu berkarat. Atau lebih tepatnya, sudah tidak ingat.

"Kenapa kamu meragukan itu?"

"Masih tanya kenapa? Tentu saja karena dia ..., terlihat ..., aneh?" Ace sampai kesulitan mengutarakan pendapatnya.

Assand menelan ludah. Perkataan Ace benar. Tapi mau bagaimanapun, Ashla adalah adik sepupunya. Sebagai seorang dewa casanova, Assand pandai bersilat lidah. Disaat-saat genting begini, dia merasa harus menggunakan keahliannya untuk menyadarkan Asherdan.

Assand balas merangkul sang adik. "Ace, sebagai seorang pria ada satu hal penting yang harus kamu ketahui mulai sekarang."

"Apa itu?"

"Semua wanita itu cantik."

"Lalu?"

"Katanya kamu ingin adik perempuan?"

"Apa hubungannya?"

"Jangan pernah berkomentar buruk tentang penampilannya atau kamu akan kehilangan kesempatan memiliki adik perempuan."

"Mengerti."

Ace kembali pada mereka dan memaksa diri untuk menerima Ashla apa adanya.

"Oh, lalu ini Asherdan, bukan?" tanya Iraya pura-pura menebak padahal sudah tahu.

Ace mengangguk kaku. Assand di sampingnya mengisyaratkan padanya agar tersenyum, tapi Ace tidak bisa melakukan itu meski sudah berusaha.

"Kalau ini Asherdan berarti yang ini-,"

"Assand," sahut Assand mendahului kalimat Iraya. "Anda masih sama cantiknya seperti dulu." Assand terpaksa bersikap manis dan mencium punggung tangan Iraya saat mereka bersalaman.

Iraya menepuk-nepuk bahu Assand tersipu. "Ah, kamu bisa saja." Iraya lantas menarik tangan Asterla mendekat. "Ayo beri salam pada kakak-kakakmu, Sayang."

Dengan semangat Asterla menghambur memeluk Assand. "Halo, Kakak! Asterla rindu kalian!"

Assand sudah biasa dipeluk wanita. Tapi kalau dipeluk secara tiba-tiba oleh gadis yang tidak diharapkan seperti ini, tubuhnya pasti tidak mau diajak kerjasama. Tangan Assand secara alami malah terangkat naik tanpa membalas pelukan Asterla.

Dimana sifat pemalunya? batin Azkano, Assand, dan Ace saling melempar lirikan.

"Ahaha, sudah cukup. Aku juga merindukanmu," ungkap Assand basa-basi supaya Asterla segera melepaskannya.

Setelah memeluk Assand, tanpa diminta Asterla berpindah ke Ace. Tidak seperti Assand yang terkejut dengan pelukan mendadak Asterla, Ace justru salah fokus dengan parfum menyengat yang menguar dari gadis itu. "Baumu ane-,"

"ANEKA BUAH!" sambung Assand cepat.

Ace mendelik. Langsung tersadar kalau dirinya hampir keceplosan. "Ah, ya! Aneka buah. Wangimu seperti mangga, pepaya, manggis, belimbing, dan buah-buah segar lainnya."

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 130K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5M 287K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
994K 71.6K 37
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
4M 309K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...