[COMPLETED] Our Story || Mark...

By UrieShunshine

32K 2.6K 121

Haechan yang masih berusaha melupakan masa lalunya kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit dari masa laluny... More

1 (2031)
2 (2031)
3 (2031)
4 (2020)
5(2020)
6(2020)
7 (2020)
8 (2020)
9 (2020)
10 (2031)
11 (2031)
12 (2020)
13 (2020)
14 (2020)
15 (2020)
16 (2020)
17(2020)
18 (2020)
19 (2020)
20 (2020)
21(2020)
22 (2031)
23 (2031)
24 (2031)
25 (2031)
27 (2031)
28 (2031)
29 (2031)
30(2031)
Last
INFO NEW BOOK!!

26 (2031)

713 64 0
By UrieShunshine

Mark kini tengah memainkan ponselnya, lebih tepatnya menunggu seseorang untuk menghubunginya

" Ck...Mark jam makan siang masih 3 jam lagi" Sindir Hendry yang melihat gelagat temannya itu.

" Berisik!"

Sejak hari itu Mark dan Haechan sering menghabiskan waktu makan siang bersama, sesekali Haechan akan membawakan Mark bekal, dan terkadang Haechan akan menghubungi Mark dan mereka pergi ke restoran untuk makan siang bersama. 

" Jadi... sudah sampai mana?"

" Sampai mana?" Tanya Mark bingung

" Iya... kau mengenal kenangan mu dengan Haechan"

" Hmmmm...."

Pelan-pelan, Mark kini mulai melakukan hal hal yang biasa mereka lakukan bersama. Haechan bercerita banyak tentang pengalaman mereka. Tentang Mark yang selalu menjaganya di sekolah, Haechan yang merewatnya karena jantungnya dan Mark yang selalu menumpang makan di rumah Haechan. 

" Sudah cukup banyak kurasa.... sepertinya dia memang seseorang yang berarti bagiku"

" Bagaimana dengan cerita kalian berpacaran?"

" Uh?"

Ya Mark juga baru sadar, dari semua cerita Haechan, tidak ada cerita tentang mereka yang berpacaran ataupun semacamnya. 

" Aku tidak yakin... apakah aku pernah mengencaninya atau tidak"

" Kenapa tidak tanyakan saja"

Hendry sengaja, padahal ia tau Mark dan Haechan tidak pernah pacaran. Tujuan Hendry supaya Mark dan Haechan yang sekarang menjalin hubungan.  

.

.

.

Mark dan Haechan kini sedang berada  di sebuah restoran, melakukan rutinitas mereka yaitu makan siang bersama. 

" Haechan-ah"

" Hmm?"

Mark terganggu dengan pertanyaan Hendry beberapa hari yang lalu, pertanyaan mengenai apakah dulu Mark dan Haechan pernah berpacaran. Namun ia juga ragu untuk menanyakannya 

" Kau ingin menanyakan sesuatu tanyakan saja..." Sambung Haechan melihat Mark yang ragu-ragu untuk berbicara

" Uhmm itu... jangan marah ya..." Haechan mengangguk meyakinkan Mark

 "Apakah kita pernah berpacaran sebelumnya?"

Haechan terdiam, menatap kosong pasta yang ada di depannya, ia bahkan mengurungkan niatnya untuk memasukkan pasta itu kedalam mulutnya. 

Terpancar tatapan sedih dimata Haechan, dan Mark merasa bersalah karena itu . Haechan menghela nafasnya panjang dan menatap Mark dengan tatapan seceria mungkin 

" Uhm... sayangnya tidak...." Jelas Haechan hati-hati 

" Tidak? Kenapa? Kau menolak ku?"

Haechan terkekeh pelan karena Mark memasang wajah kaget sekaligus kecewa

" Ahahah.. tidak.... hmm kenapa ya aku juga tidak tau. Aku bahkan tidak tau kau  juga menyukai ku"

" Benarkah?"

" Mhm... ku fikir selama ini hanya aku yang menyukai mu"

" Berarti aku meninggalkan mu tanpa mengungkapkan perasaan ku pada mu?"

" Yaa begitu lah"

" Jahat sekali...."

Ya... jahat kau benar benar Jahat Mark... bahkan kau tidak mengizinkan ku untuk melihat mu terakhir kalinya 

Cicit Haechan dalam hati, ingin rasanya Haechan kini memaki maki Mark saat ini

" Sebentar sebentar... jadi aku meninggalkan mu?"

" Iya..."

" Tapi aku tidak mengungkapkan perasaan ku"

" Iya..."

" Dan kau tidak tau aku menyukai mu"

" Iya... Mark.."

" Berarti kau mengira aku membenci mu saat itu?"

" i-" Haechan tidak melanjutkan kalimatnya , ia tidak tau apakah jawabannya ia atau tidak.

" Mungkin.... " Jawab Haechan pelan.

Mark terdiam sebentar, menundukkan kepalanya. Haechan hanya bisa menatap Mark sendu

" Arrgh.... Jung Mark bodoh... Ck.. menyebalkan sekali...liat dia jadi benci padamu kan... lalu meninggalkannya? apa apaan itu.. apa kau lari? atau kau takut di tolak? Arrgh kenapa kau bodoh sekali , jelas jelas kau suka padanya lalu kenapa menahannya"

Mark mengomel ngomel tidak jelas pada dirinya dan melupakan Haechan yang kini terheran melihat tingkahnya. Mark memang seperti ini, ketika ia kesal ia akan mengoceh sendiri. Mark tidak percaya ternyata ia dulu se cemen itu sampai tidak berani mengungkapkan perasaannya kenapa Haechan. Hal yang membuatnya kesal adalah bisa bisanya ia meninggalkan Haechan disaat Haechan tidak tau tentang persaannya. 

" pfft... hahahhaha" Tawa Haechan melihat Mark yang marah marah sendiri

" Sudah lah .. berhenti menyalahkan dirimu, lagi pula ini semuanya bukan salah mu" Jelas Haechan menyemangati Mark

" Tetap saja aku tidak berani mengungkapkan perasaan ku" Jelas Mark dengan wajah sedikit cemburut 

Haechan hanya bisa tertawa gemas melihat Mark. ia pikir Mark sudah dewasa, ternyata sifat kekanak-kanakannya itu masih melekat dalam dirinya. 

" Kau pernah kok mengungkapkannya sekali" Jelas Haechan pelan dengan niat menghibur Mark 

" Lalu apa yang terjadi?" Tanya Mark penasaran

" Hm.... bilang tidak ya?" Goda Haechan sukses membuat Mark kesal 

" Yasudah kalau tidak mau" Mark membuang mukanya dan melanjutkan makan siangnya 

" Hahahah baiklah aku akan cerita... hari itu aku ingin pergi kerumah temanku"

Mark masih melanjutkan kegiatan makannya seakan tidak tertarik dengan cerita Haechan, sepertinya ia merajuk karena dijahili Haechan dan Haechan hanya bisa terkekeh pelah melihat Mark 

" Lalu tiba tiba kau menelfonku memintaku untuk ke kamarmu, beruntung aku masih di halte. Ternyata jantungmu kumat dan bisa bisanya kau tidak bisa meraih obatmu ck ck ck"

Mark masih dengan kegiatan sandiwaranya, padahal ia mendengar dengan seksama cerita Haechan 

" Wah.. aku benar benar geram saat itu, lalu kau merengek seperti anak kecil karena ku tinggal."

Mark tersenyum tipis, ternyata dirinya dulu cukup manja pada Haechan 

" Karna geram, aku bilang padamu memangnya kau pacarku , kenapa mengaturku. Begitu ceritanya"

Mark menghentikan kegiatan makannya. Sepertinya Haechan masih menjahilinya karna Mark tau Haechan tidak menyelesaikan ceritanya dengan baik 

" Itu saja?" Tanya Mark 

" Ya... hanya itu ceritanya" Haechan berusaha menahan tawa

" Pasti ada lanjutannya, kau bilang aku pernah mengungkapkannya, tapi dari ceritamu tidak ada sama sekali"

" Ya memang tidak ada" Jawab Haechan santai, sepertinya melihat wajah Mark kesal adalah hobi baru Haechan 

" Lalu kenapa menceritakannya?" Protes Mark sedikti kecewa

" Ya... memang itu ceritanya, tapi aku lupa lanjutannya"

" Bohong"

" Aku serius"

Mark benar benar kesal saat ini, ia juga penasaran apa kelanjutan dari ceritanya. Ini sama saja ia membaca novel yang endingnya tidak jelas. 

" Arrgh ayolah aku penasaran..." Mark tanpa sadar mengeluarkan puppy eyes andalan nya yang sukses membuat Haechan menitikkan air matanya 

" Haechan-ah ?" Tanya Mark panik sekaligus heran melihat Haechan yang menangis

" Ah... maafkan aku..." Mark berusaha menghibur Haechan tapi ia tidak tau harus bagaimana

" Apa aku menyakitimu? Atau cerita tadi ? Tak apa tak usah dilanjutkan " Mark menatap Haechan khawatir sedangkan Haechan terkekeh sambil tetap menitikkan air matanya 

" Bisakah kau melakukannya lagi?"

" Lagi? Memangnya aku melakukan apa?" Tanya Mark heran ia benar benar heran dengan Haechan 

" Ahahaha lupakan.... waaah... sudah lama sekali" Haechan terkekeh pelan dan menghapus air matanya kasar . Sudah lama sekali ia tidak melihat jurus andalan Mark yang membuat Haechan selalu membantunya, dan mungkin itu juga yang membuat Haechan jatuh cinta padanya. Dan saat ini Haechan benar benar bersyukur bisa melihatnya lagi. 

" Baiklah baiklah aku akan lanjutkan" Haechan masih susah menahan tawanya 

" Kau yakin ?"

" Ya... jika tidak kau akan marah pada ku dan mungkin mendiamkan ku hahaha, dan kau sudah mengeluarkan jurus andalan mu jadi aku tidak bisa menolak" Jelas Haechan 

" Jurus andalan? Apa yang aku lakukan?" Tanya Mark lagi bingung

" Hmm untuk itu aku tidak mau memberi tau mu" Ledek Haechan 

" Baiklah akan ku lanjutkan jadi setelah aku mengatakan kalimat itu, kau langsung membalasnya dan mengatakan yasudah bagaimana kalau kau jadi pacarku?"

" Lalu apa yang kau katakan?"

" hmmm karna saat itu aku sedang kesal padamu, jadi aku balas dengan candaan "

" Arrgh timingnya tidak pas..." Kesal Mark yang membuat Haechan terkekeh pelan. 

" Lalu setelah itu aku tidak membahasnya lagi?" Tanya Mark lagi 

" Hmmm kau sempat menanyakannya, tapi tidak terlalu menjurus dan saat itu entah kenapa aku mengalihkan pembicaraan mu, mungkin malu entah lah... "

" Dan aku tidak melanjutkannya?"

" Mhm... "

" Ck... Mark pengecut.. kenapa tidak melanjutkannya" Gerutunya lagi pada dirinya sendiri 

" Lihat kan ini tidak sepenuhnya salah mu, saat itu aku membuat seakan aku tidak tertarik padamu dan mungkin saja kau jadi ragu"

" Tapi tetap saja aku tidak yakin dengan hatiku" 

Haechan hanya tersenyum melihat Mark. Setelah sering bertemu dengan Mark, Haechan juga sudah nyaman menceritakan pengalamannya pada Mark. Untuk saat ini ia sebisa mungkin membuat Mark seperti sahabatnya sendiri. Karena itu ia memperlakukan Mark seperti ia memperlakukan teman temannya. Tujuannya agar ia tidak canggung dengan Mark. 

Haechan sadar Mark terlalu takut untuk melangkah dan hanya menunggu aba aba dari Haechan. Jika Haechan canggung dengannya maka Mark hanya akan terperangkap dalam kondisi itu. Dan Haechan tau Mark pasti berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyakiti dirinya dan masa lalunya. Jadi jika Haechan lebih berani mengambil langkah maka Mark juga akan lebih berani. 

" Baiklah kalau begitu hari ini kau jadi pacarku" 

Haechan yang saat itu tengah menenggak minumannya tersedak dengan pernyataan Mark yang mendadak

" Kenapa kau butuh waktu?"

" Uhm... ya ... tidak.. hah? Tunggu tunggu bukankah ini terlalu cepat?"

" Bukahkan dulu kita seperti sepasang kekasih?"

" Ya... entahlah... mungkin...."

" Jadi apa bedanya? Aku hanya meresmikannya hari ini" 

" Ya... kalau itu maumu.. uhmm.. aku ... ee... yaa....ba... baiklah" Jawab Haechan gugup 

dan Mark tersenyum puas melihat Haechan yang malu malu 

" Berarti mulai besok aku tinggal dirumahmu"

Haechan kembali tersedak dengan pernyataan Mark 

" Bisakah kau berbicara saat aku tidak memasukkan sesuatu ke dalam mulutku! Aku bisa mati karnanya!" Kesal Haechan bagaimana tidak ia tersedak dua kali dengan jeda waktu yang cukup singkat. 

" Hahaha mati karna aku?"

" Karna tersedak bodoh!"

Mark hanya bisa tersenyum melihat Haechan yang kini tengah memukul mukul pelan dadanya. 

.

.

.

Ting Tong

" Permisi Pizza"

" Haechan-ah... Kau memesan pizza?" Teriak Mark dari ruang TV

" Uh??? Tidak... bisakah kau bukakkan pintu" Teriak Haechan dari kamar mandi

" Baiklah"

Mark berjalan menuju pintu, ini sudah pukul 9 malam, dan ia sama sekali tidak memesan pizza, apakah salah kirim entahlah Mark tidak peduli.

" Haecha-" Renjun tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat Mark yang membukakan pintu

" Mark siapa yang datang??" Teriak Haechan namun Mark tidak menjawabnya pasalnya ketiga teman Haechan ini memasang wajah mengerikan .

" Babe... siapa yang datang??" Teriak Haechan sedangkan Mark memicingkan matanya sambil mengurut pelan keningnya

Renjun sudah siap dengan kepalan tinjunya sedang Mark hanya tersenyum kepada mereka.

.

.

.

Haechan berdiri dengan wajah tertunduk disebelah Mark yang juga melakukan hal yang sama. Sedangkan Jaemin, Jeno dan Renjun tengah duduk di kursi sambil menatap mereka berdua kesal.

" Jadi... kalian tinggal bersama" Tanya Jaemin dengan kesal dan Haechan mengangguk

" Dan kalian sudah berpacaran?" Haechan kembali mengangguk

" Sejak kapan?" Tanya Jeno

" Uhm... se....seminggu... yang lalu..." Haechan semakin memelankan suaranya

" SEMINGGU???" Renjun siap menghajar Haechan dan Haechan dengan cepat bersembunyi di balik punggung Mark

" Arrgh.. ayo lah aku berencana memberi tau ka-"

" BERENCANA? BERENCANA? Jadi kau hanya BE REN CA NA memberi tau kami?" Protes Jaemin

" AKAN! Maaf aku pasti memberi tau kalian..."

" Setelah satu minggu ? atau lebih?" Renjun paling kesal disini

Bagaimana tidak?  bisa bisanya Haechan tidak memberi tau sahabatnya itu bahwa ia sudah berpacaran dengan Mark

" Dengarkan aku dulu... kau tau kan seminggu kemarin aku sibuk dengan urusan kantor dan kalian juga... aku juga sibuk mengemasi barang barangnya."

" Jadi ini salah ku?" Protes Mark pada Haechan

" Ya.. karena barang mu sangat banyak terlebih lagi berkas berkas mu " Haechan sedikit memukul tangan Mark

" Sebelum kalian bertengkar lebih baik kau minta maaf dulu pada kami!" Renjun sebenarnya gemas melihat kedua temannya ini tapi tetap saja ia kesal dengan Haechan yang menutupi fakta bahwa Mark sudah menjadi kekasihnya.

" iya iya iya.. aku minta maaf, ayolah jangan marah lagi... " Haechan membujuk ketiga temannya itu

" Sebenarnya kita tidak marah si... cuma menjahili mu lagian Mark juga si kelamaan nembak Haechan" Goda Jeno yang mendapat satu pukulan dari Haechan

" Sudah lah... duduk lah nanti pizzanya dingin" Ajak Jaemin

" Uhmm aku akan menjaganya dengan baik, jadi kalian tidak usah khawatir" Sebagai pacar yang baik tentu saja Mark harus membangun kepercayaan dengan sahabat sahabatnya

" Hahahaha, tentu saja kami percaya Mark ....bahkan dari dulu, aku akan marah jika kau tidak berpacaran dengannya" Jelas Renjun.

Malam itu mereka menghabiskan waktu bersama dengan saling bercerita dan menceritakan pengalaman pengalaman mereka.

.

.

.

Mark tengah berdiri di balkon sambil menatap langit malam.

" Terjadi sesuatu?" Tanya Haechan ikut berdiri disampingnya setelah merapikan ruang tv yang cukup berantakan karena kehadiran teman temannya.

Mark menggeleng pelan kemudian kembali menatap langit malam yang dipenuhi bintang.

Sekarang ia sudah bersama Haechan

Haechan juga sudah menjadi miliknya

Tapi kenapa ia masih merasa sedih?

Mark juga tidak tau dan ingin tau kenapa saat ini ia merasa sedih.

" Mark?" Tanya Haechan heran menatap Mark sambil memeluknya 

" Hmm?"

" Kau.... menangis" Mark mengelus pipinya, ya air matanya telah jatuh dan ia juga tidak mengerti kenapa

Haechan menundukkan kepalanya merasa bersalah dan menyembunyikan wajahnya pada tubuh Mark, ia tau Mark sedih pasti ada kaitannya dengan dirinya.

" Aku tak apa....." Pintanya pelan sambil membalas pelukan Haechan yang membuat Haechan sedikit tenang

"eung... aku percaya " Haechan membalas pelukan Mark.

" Besok kau ada urusan?"

" Tidak kenapa?"

" Date?"

Haechan mengangguk tersenyum puas

" Kau ada saran kita mau kemana?" Tanya Mark yang kini tengah duduk di sofa sedangkan Hechan membuatkannya segelas kopi

" Hmmm entahlah aku juga tidak yakin, ini kali pertamanya bagiku"

" HA? Benarkah??" Mark sedikit kaget dengan pernyataan Haechan

" Ya... dan percaya atau tidak  kau orang yang terakhir yang ku dekati"

" Kau menungguku?"

" Mungkin ia? Mungkin juga tidak....." Senyum Haechan dan ikut bergabung bersama Mark

" Jadi dulu aku tidak pernah mengajak mu jalan?"

" Hmmmm secara spesifik sih tidak... tapi"

" Tapi?"

" Kita pernah menghabiskan waktu seharian, itu termasuk date?"

" Mungkin... lalu apa yang kita lakukan? "

" Hmmm sebentar"

Haechan berdiri mendekati tv dan mengambil ponselnya, kemudian ia mulai mengutak atik ponselnya seakan sedang mencari sesuatu

" Aha! aku menemukannya"

" Hm?"

" Bagaimana jika 3 hari lagi saja kita pergi" Tanya Haechan bernegosiasi mengenai hari mereka pergi kencan

" Hmmm kenapa harus tiga hari lagi?"

Haechan hanya tersenyum kemudian melihatkan sebuah poster pameran pada Mark

" Pameran?"

" Eung... kau penasaran kan apa yang akan kita lakukan saat itu?"

" Mhm... aaah aku mengerti kau ingin mengulang apa yang kita lakukan ?"

" Ya... mungkin tidak terlalu mirip tapi sebisa mungkin akan ku buat sama "

" Baiklah... sudah larut malam... sebaiknya kita tidur" 

Continue Reading

You'll Also Like

734K 27.1K 102
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! πŸ˜‚πŸ’œ my first fanfic...
189K 3.9K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
2.1M 54.3K 14
"fuck you" "fuck me" "w-what?" *smut* short chapters but that's the style of the book.
381K 13.6K 60
π—œπ—‘ π—ͺπ—›π—œπ—–π—› noura denoire is the first female f1 driver in π——π—˜π—–π—”π——π—˜π—¦ OR π—œπ—‘ π—ͺπ—›π—œπ—–π—› noura denoire and charle...