YOUR IS MINE

By story_mawarmerah

1.3K 222 48

Berawal dari penyakit langka yang Taehyung Derita, membuat ia mengClaim seorang gadis hanya MILIK nya seorang... More

🌹2. Meet Again
🌹3. Life Together
🌹 4. sulk
🌹 5. I Drive You
🌹6. Drunk
🌹7. MAD WITH YOU
🌹8. YES I'M CRAZY
🌹BAB 9. A MARK
🌹 BAB 10. Afraid
🌹BAB 11. Feel So Empty

🌹1.who are you?

342 39 9
By story_mawarmerah

Dentuman musik begitu jelas memekakan telinga, hiruk pikuk pria maupun wanita tengah memusatkan tubuhnya untuk bisa masuk mengikuti alunan musik. Sorot lampu berwarna warni membuat ruangan yang gelap itu menjadi semu remang-remang.

"Ayolah, pilih salah satu diantara wanita-wanita disana" tunjuknya pada beberapa wanita yang tengah menari dengan pakaian minim itu.

"Cihh" Dengus Taehyung menatap nyalang pria yang baru saja mengusulkan kalimat diatas.

Taehyung bangkit dari duduknya, meninggalkan ketiga pria yang menatapnya penuh prihatin. Tanpa basa-basi ia pergi begitu saja.

Taehyung memang tak suka berbasa-basi, ia begitu dingin dan tak tersentuh.
Benar-Benar tak tersentuh dan tak bisa disentuh!

"Jim sudah Jangan paksa Tae! Kau tau sendiri bukan Tae itu berbeda" Yoongi mengingatkan

"Yah, sampai kapan Hyung Tae akan seperti itu.  Andai saja aku tau apa obat yang bisa menyembuhkannya, aku akan lakukan cara apapun untuk bisa mendapatkan obat itu" Kini Jungkook yang bermonolog seraya menatapi kepergian Taehyung yang dilahap pintu keluar.

"Sebaiknya kita pulang, Taehyung tak suka berada dalam keramaian. Dan kau Jim, jangan paksa lagi saudara angkatmu itu untuk memenuhi keinginanmu"

Akhirnya ketiga pria itu beranjak mengikuti langkah Taehyung dari belakang. Mereka begitu menyayangi Taehyung. Ralat, lebih tepatnya ke empat pria itu saling menyayangi satu sama lainnya. Gu Yoongi, Gu Jimin dan Gu Jungkook merupakan saudara kandung, dimana Yoongi yang usianya lebih tua  menjadi Kakak pertama disusul Jimin dan Jungkook sebagai bungsu. sementara Lim Taehyung adalah seorang pria malang yang hidup sebatang kara karena kejadian tragis 15 tahun lalu yang membuat kedua orang tuanya mati dihabisi didepan Taehyung sendiri.

Kemalangannya kian bertambah kala Taehyung mengidap penyakit langka yang sulit dan belum bisa disembuhkan. Taehyung sudah melakukan berbagai cara untuk bisa mengobati penyakitnya. Namun ayal penyakit Taehyung tak bisa diobati dan belum ditemukan juga obatnya. Ia mempunyai penyakit langka yakni tak bisa bersentuhan dengan kulit manusia. Seluruh tubuhnya akan memunculkan ruam merah dengan panas dan gelenyar aneh yang Taehyung rasakan kala alerginya kambuh. Dari sana, Taehyung menjadi orang yang tak dapat disentuh dan tersentuh. Ia membentengi dirinya bahkan Taehyung juga tak akan segan melukai orang yang kedapatan menyentuhnya. Bisa dibilng lagi, ia ibarat sebuah bunga beracun yang akan membunuh siapapun yang menyentuhnya.

Duuuukkk

"Yakk!! jika jalan lihat dengan matamu" Ucapnya menatap tak suka, mata sayu dan aroma alkohol tercium dari hembusan nafasnya.

Sementara yang ditatap hanya menarik seringai kecil disudut bibirnya. Ia diam, tapi kedua netranya mengedar pada lorong jalan yang sedikit redup karena kurangnya pencahayaan seraya bergumam lirih

"Matilah kau!!"

🌹

Tok Tok Tok

Suara pintu diketuk oleh seorang pria yang tengah berdiri seraya menggendong ransel besar dipunggungnya. Sesekali ia menengok jam ditangannya menunggu seseorang keluar dari rumah bernuansa minimalis. Hingga saatnya seorang gadis bersurai panjang membuka pintu

"Lee Sarang! Kau sudah pastikan barang bawaanmu dengan benar bukan?" Ucapnya penuh dengan tuntutan

Sarang mengangguk kecil merespon

"Yak.. kita akan menginap dihutan selama  dua hari. Jadi pastikan barang bawaanmu dengan baik! Tegasnya kembali

"Iya, iya! dasar bawel. Tenang saja, aku sudah pastikan dengan benar"

Sarang mempoutkan bibirnya, menatap kesal bercampur senang secara bersamaan kala ternyata pria yang beranama lengkap Kang Suhwan yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri  itu masih sama.

Sarang dan Suhwan memang sudah bersahabat sedari kecil. Kedua orang tua mereka yang diyakini berteman pula membuat kedua insan itu layaknya adik dan kakak saja.

Satu minggu lalu adalah hari kelulusan sekolah mereka di bangku SMA. Saat ini Sarang berusia 19 Tahun, ia berniat melanjutkan sekolahnya ke Universitas
terbaik dinegaranya. Meski hidup Sarang serba kecukupan dan untuk bisa melanjutkan sekolahnya pun Sarang harus rela bekerja paruh waktu bahkan semasa ia masih SMA.

"Yah sudah ayo!! Jangan sampai tertinggal bus," Ajak Suhwan antusias. Sarang hanya mengikuti langkah sang sahabat dari belakang.

Butuh waktu kiranya 5 jam kendaraan panjang yang mengangkut sejumlah anak-anak yang tengah sorak sorai gembira karena kelulusan mereka dan kini mereka akan melakukan Camp untuk perpisahannya dengan para guru dan teman-teman.

Hingga rombongan sekolah itu sudah sampai ditempat tujuan, dengan kegesitan mereka membangun tenda-tenda kecil untuk mereka jadikan tempat istirahatnya saat malam tiba.

"Wahh... Indah sekali disini" Sarang melebarkan mata, menatap pemandangan menakjubkan. Aroma tanah basah beserta pohoh-pohon rindang disekitarnya membuat gadis itu tak henti menatap gembira.

"Kau suka Sarang?" Tanya Suhwan yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakang Sarang

"Tentu saja, untung kita memilih camp untuk acara perpisahan, setidaknya kita bisa merefresh otak dari pada harus berjalan-jalan ditengah keramaian bukan?"

Suhwan mengangguk merespon. Tak jauh dari posisi kedua sahabat itu, terlihat tiga orang gadis tengah menatap tak suka untuk kedekatan kedua sahabat itu.

"Sudahlah Euna, kau takan punya kesempatan lagi dengan Suhwan" ucap seorang gadis berambut ikal menatap Sarang dan Suhwan

"Ckk.. itu karena gadis itu selalu menjadi duri dalam hubunganku dan Suhwan" Jawab Euna kesal

"Sudahlah! lebih baik kita Have fun, ini perayaan kelulusan kita. Ayoo... sebentar lagi kita disuruh berkumpul untuk acara selanjutnya!" Ajak gadis yang sudah terlihat antusias untuk kegiatan

Semua murid sudah berkumpul, mereka duduk membentuk lingkaran besar. Seorang pria setengah baya yang diyakini adalah pembina acara memberikan penjelasan untuk acara selanjutnya. Yakni, melakukan perjalanan keatas puncak dengan sistem post to post, dimana setiap post akan disuguhkan sebuah permainan kecil untuk membuat perjalanan lebih berwarna.

Setiap satu regu berjumlah 4 orang membuat Euna tersenyum menampilkan seringaian disudut bibirnya.

Kini para murid saling antusias memilih regunya masing-masing. Tak terkecuali Euna yang mendekat pada Sarang dan Suhwan yang masih disibukan mencari teman lainnya.

"Hai Sarang" sapa Euna membuat Sarang menengok disela diskusinya bersama Suhwan

"Ah.. hai juga Euna" balas Sarang sedikit terheran untuk aksi Euna barusan.

"Sarang, kau mau satu kelompok bersamaku?"

Sarang menatap Suhwan, tak biasanya Euna bersikap seperti ini, karena selama mereka satu kelas. Euna Cs memang selalu memusuhi Sarang karena kekesalannya untuk Suhwan yang tak bisa Euna dapatkan

"Sarang, inikan moment terakhir untuk kita. Maafkan atas kesalahanku selama ini, apa kau mau memulai hal baru denganku? Ayo kita satu kelompok untuk naik keatas, aku harap kau mau. Anggap saja ini sebagai kenangan dan perpisahan kita" Celoteh Euna membujuk

Sarang yang dasarnya gadis naif sontak gembira mendengar hal itu. Tanpa berfikir panjang, Sarang mengiyakan ajakan Euna, rasanya memang tak ada salahnya ketika kita akan memulai kehidupan baru, kita melepas semua keburukan dan membuka lembaran baru dengan kebaikan. Agar suatu saat nanti kita tak terjebak dalam kubangan yang buruk pula bukan?

Akhirnya satu persatu semua kelompok masuk kedalam hutan. Euna memilih berada pada kelompok terakhir yang akan masuk ke hutan.

"Sekarang giliranku, setelah ini  kau Sarang! aku tunggu dipost terakhir yah, usahakan percepat jalanmu agar aku tak menunggu lama" Ucap Suhwan seraya menatap arloji ditangannya. Sistem post to post ini memang menggunakan hitungan waktu untuk bisa melanjutkan kelompok berikutnya masuk kedalam permainan.

Sarang mengangguk, ia melambaikan tangannya pada Suhwan, begitupun Euna dan gadis berambut ikal itu melambaikan tangan pada temannya yang kedapatan berada satu kelompok bersama Suhwan.

"Selang 15 menit lamanya, kini giliran kelompok Sarang dan Euna yang masuk kedalam hutan. Baru sekitar  15 menit pula berjalan,  Euna yang notabene  gadis manja itu sudah merengek untuk istirahat.

"Sarang aku lelah! Kita istirahat sebentar yah" Ucap Euna berjongkok  menghentikan langkahnya.

Sarang menghembuskan nafas, harusnya ia menyangka hal ini akan terjadi. " baiklah! 2 menit yah, lalu kita lanjutkan" Sarang mencoba memahami

"Sarang, 2 menit sangat sedikit. Aku ingin 5 menit" mohon Euna

Sarang menghembuskan nafas kasar, mau tak mau ia mengikuti keinginan Euna sekarang. Hingga akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Aww" pekik Euna membuat Sarang menengok kebelakang karena Sarang memang berjalan lebih dulu

"Kau kenapa Euna?" Sarang menghampiri ia sedikit panik melihat Euna terduduk ditanah

"Aku rasa aku tak kuat berjalan Sarang. Aku lelah!"

"Bagaimana ini? Apa mau kembali saja dan lupakan permainan bodoh ini" ajak gadis berambut ikal pada Euna dan satu gadis yang mendadak Euna ajak untuk ikut bergabung bersama

"A-Aku terserah kalian saja" gugupnya terlihat hawatir

"Loh, kenapa kembali? postnya bagaiamana, eun--"

"Jika kau ingin lanjutkan, lanjut saja Sarang! Kau memang sudah terbiasa kesusahan bukan?" Potong Euna membuat Sarang sadar jika gadis yang kini berada dihadapannya benar-benar tak tulus untuk ucapan beberapa saat lalu.

Sarang memutar bola malas
"Baik, aku akan lanjutkan perjalananku. Kau!" Tunjuk Sarang pada gadis yang terlihat hawatir atau memang ia sudah kelelahan juga.
"Mau lanjut atau kembali?"

"A-Aku kembali saja. Sepertinya aku juga tak bisa melanjutkan perjalanan. Aku lelah, maaf"

Sarang mendengus "lalu kenapa kalian ikut acara camp seperti ini? Hah!!! Yasudah, aku pergi"

Dengan perasaan kesal Sarang melanjutkan langkahnya, ada setitik rasa hawatir dihatinya. Namun, perasaan penasaran untuk keindahan puncak rupanya mengalahkan keketirannya kini. Toh Sarang fikir takan terjadi apapun, ia tinggal berjalan mengikuti setiap petunjuk untuk menuju post pertamanya.

Sekitar 10 menit  Sarang melanjutkan langkahnya, ia tersenyum kala melihat petunjuk arah, dengan perasaan senang bercampur hawatir Sarang mengikuti petunjuk itu. Senang karena mungkin sebentar lagi ia akan tiba di post pertamanya,  hawatir untuk jarum jamnya yang menandakan hari sudah mulai sore.
Sarang terus berjalan sekitar 30 menit  hingga ia menemukan jalan bercabang.

"Loh, ini kenapa tak ada petunjuk arahnya?" Gumam Sarang memeriksa kedua jalan disana. Ditakutkan mungkin petunjuk arahnya rusak dan atau semacamnya.

Tanpa Sarang tau, ini memang sudah rencana Euna untuk menjebak Sarang berada satu kelompok dengannya. Euna memilih kelompok terakir dan menyuruh teman satunya agar  satu kelompok berjalan sebelumnya untuk bisa mengubah petunjuk arah. Rencana Euna memang sukses membuat Sarang tersesat kini dan terus masuk kedalam hutan.

Sarang masih terus berjalan hingga samar-samar Sarang mendengar suara. Tak berfikir panjang, sifat naifnya malah berasumsi mungkin itu suara dari para penjaga post. Sarang terus berjalan mencari sumber suara.

Tak terasa waktu sore menyuruh matahari menggelincirkan sinarnya, membuat suasana hutan semakin mencekam beserta kabut tebal dan hawa dingin yang menerjang tubuh Sarang.

Suara-Suara itu semakin terdengar jelas ditelinga Sarang, rasa senangnya kini berubah menjadi perasaan ketir dan penasaran untuk melihat siapa yang mengeluarkan suara suara itu.

Hingga semakin dekat dan dekat akhirnya Sarang melihat 4 orang pria tengah berdiri mengelilingi seorang pria yang sudah menyungkruk dan bersimbuh darah

Sarang terbelalak saat itu juga kala seorang pria menghunuskan pisau yang tengah ia pegang pada pria yang menjadi bahan bulanannya

Kreeeeekk.....

Suara ranting tak sengaja Sarang injak membuat ke-4 pria yang tengah melakukan aksi gilanya menoleh dan menatap Sarang bersamaan.

Sarang tak bisa mengendalikan diri, jangankan untuk lari. Tubuhnya terkunci oleh tatapan ke-4 pria yang menatap Sarang tajam dengan seringaian tercipta diwajah mereka.

Sarang bergetar hebat, detak jantungnya seperti ingin meledak, memompa cepat, membuat Sarang tak mampu menopang dirinya dan seketika ia terjatuh lemas.

"Wah,,kita kedatangan tamu untuk bergabung" Ucap satu pria yang terlihat paling muda disana

"Biar aku yang urus---"

"Tidak Jim, aku yang akan mengurusnya. Sudah lama aku tak bersenang-senang dengan seorang gadis" Taehyung berjalan menuju Sarang yang masih terduduk lemas dengan tubuh yang tak hentinya bergetar hebat.

Sarang hanya bisa mengingsut, ia benar-benar tak bisa bergerak banyak dan atau berteriak karena syok mendominasi.

Taehyung membuka sarung tangan yang selalu ia kenakan. Ia berjongkok menjajarkan posisinya dengan Sarang yang hanya bisa menangis ketir
"Si-Siapa kau? a-aku mohon ja-jangan sakiti aku" lirih Sarang memohon dengan tangisnya

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Taehyung menatap nyalang.
"Kau sudah mengganggu kesenanganku, jadi kau harus bertanggung jawab untuk itu!" Suaranya terkesan dalam dan mengerikan

"Ma-Maaf, Maafkan a-aku. Le-Lepaskan a-aku" mohon Sarang tak berani menatap wajah pria yang hanya berjarak 3 jengkal diwajah Sarang seraya memainkan pisau ditangan kanannya.

Taehyung menyeringai kecil, ia suka keadaan seperti ini. Melihat pemandangan seseorang tengah ketir dengan fikiran buruknya untuk sebuah kematian.

"Ja-Jangan sakiti a-aku, aku, aku mohon. A-Aku harus bekerja untuk melunasi hutang orang tuaku!"

Taehyung mengangkat sebilah alisnya
seraya terkekeh samar "Bukankah saat kau mati justru kau tak harus melunasi hutang-hutang sialan itu?"
Imbuh Taehyung menatap tajam Sarang. Entahlah! hal itu cukup menyedot  perhatian Taehyung. Yah, cukup aneh bukan ketika orang tengah terhimpit ia masih memikirkan hutang orang tuanya, dan itu membuat Taehyung teringat suatu hal.

Sarang masih menangis tak berani menatap Taehyung, membuat Taehyung mengangkat dagu Sarang dengan jarinya agar Sarang mendongak menatapnya atau juga Taehyung berharap merasakan gairah gila ketika ia bersentuhan dengan kulit manusia yang membuat insting membunuhnya terpacu dengan gelenyar dahsyat ditubuhnya.

"Siapa kau?" Tanya Taehyung begitu penasaran. sementara Sarang masih menangis takut kala pisau yang dipegang Taehyung itu semakin didekatkan pada lehernya.

"A-Aku, Aku mohon,  Le-Lepaskan aku! Aku janji takan bicara pada siapapun

"DIAM KAU!!!" Bentak Taehyung yang nyatanya malah menangkup wajah Sarang dengan kedua tangannya.

Seketika tangan dan tubuh Taehyung yang balik bergetar hebat. Taehyung kehilangan keseimbangan dan---

Bruuuuukk...

Akhirnya Taehyung yang menyungkruk ketanah tak sadarkan diri. Melihat itu ketiga sudaranya sigap menghampiri.

Jimin dan Yoongi membawa Taehyung, sementara Jungkook mencengkram bahu kanan Sarang.
"Kau apakan Hyungku?" Tanya Jungkook menatap bengis

"A-Aku, Aku tak tau" gugup Sarang takut

Saraaang~~~~~~~

Samar-Samar terdengar suara menyerukan nama Sarang. Melihat itu, Jimin beralih menghampiri Jungkook untuk ikut berlari menyusul Yoongi yang tengah menggendong Taehyung.

"Ayoo,, atau kita dalam bahaya!" Jimin menarik tangan Jungkook. Mereka berlari tunggang langgang meninggalkan kedua mangsanya.

Dengan nafas naik turun dan tubuh yang bergetar, Sarang merangkak, mendekat pada orang yang sudah tak terlihat wajahnya tertutup oleh luka dan darah yang mengucur disana.

"To-Tolong a-aku!" Lirih suaranya terkesan berbisik

"Syukurlah kau masih hidup. Bertahanlah! Aku takan meninggalkanmu" Sarang mencoba menguatkan

Akhirnya dengan sisa kesadaran dan tenaga yang Sarang punya, ia sedikit menyuarakan dirinya untuk berteriak agar dapat ditemukan.

🌹

Suasana kamar mewah yang didominasi dengan warna coklat dan corak keemasan itu memperlihatkan seorang pria tengah terbaring diranjang besarnya.

Selang beberapa menit ia tersadar dan melihat kesekeliling kamar, terlihat ke3 saudara angkatnya tengah menatap cemas dan satu pria yang duduk ditepian ranjang itu tersenyum  senang menatap Taehyung.

"Kau sudah siuman, kau mengalami syok berat Tae. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya pria yang mulai beranjak dari duduknya.

"Seokjin, aku ingin bicara berdua denganmu!" Tegas Taehyung yang mulai bangkit dari tidurnya. Matanya sempat melirik ke 3 sodara angkatnya yang masih menatap Taehyung khawatir

Mendengar itu, ke-3 saudara angkat Taehyung pun meninggalkan dokter dan pasiennya untuk berbicara 4 mata.

Lim Seokjin, pria yang akrab disapa Dr. Jin itu memang teman sekaligus dokter pribadi Taehyung.

"Menurutmu apa aku bisa sembuh?"
Ucapan itu terlontar begitu saja dimulut Taehyung membuat Seokjin menunduk bingung.

"Maafkan aku, sampai saat ini kami belum bisa menemukan  obat untukmu Taehyung.

Taehyung menarik satu nafas panjang
"Tapi kurasa aku menemukannya!"

"Apa maksudmu?" Seokjin terlihat penasaran

"Aku bersentuhan dengan seseorang dan aku tak merasakan apapun ditubuhku"

"Benarkah?" Seokjin sangat  antusias. "Ini kabar baik Taehyung. Setidaknya lewat dia ada kemungkinan penyakitmu bisa sembuh"

Taehyung terdiam sejenak, mungkin merasa senang sekaligus tak percaya untuk ucapan yang terlontar dari Seokjin

"Dimana kau menemukan orang itu?"
Tanya Seokjin kembali sementara Taehyung hanya memalingkan wajahnya tanpa menjawab pertanyaan Seokjin.

Seokjin hanya tersenyum, mereka sudah mengenal lama. Setidaknya Seokjin sudah sangat mengerti bagaimana karakter dari pria yang dingin dan penuh gengsi itu.

"Apa dia perempuan?"

Taehyung berdehem kecil merespon.

"Tae! ini suatu peluang untukmu bisa terbebas dari penyakitmu, kau bisa menjalani kehidupanmu dengan normal jika benar tak ada reaksi apapun saat kau bersentuhan dengannya. Bisa dibilang dia kunci kesembuhanmu Tae"

"Lalu apa yang harus kulakukan dengannya, bagaimana caranya dia menyembuhkanku?"

"Kita bisa meneliti dan melakukan beberapa tes untuk mengetahui apa penyebab penyakitmu. Tapi sebelum itu, kau harus melakukan pendekatan terlebih dahulu. Sejauh mana penyakitmu tak bereaksi padanya."

"Pendekatan?" Taehyung mengangkat sebilah alisnya samar.

Seokjin mengangguk disela tangannya yang meraih Stethoscop yang ada dimeja untuk kemudian ia melangkah berjalan menuju pintu keluar.

🌹

Hidangan mewah sudah berjejer rapi dimeja makan para pelayan sontak beranjak saat Yoongi, Jimin, dan Jungkook mengijakan kakinya diruang makan.

"Sudah dua hari ini Taehyung tak bergabung makan dengan kita Hyung" Jimin memulai pembicaraan, atensinya menatap kearah pintu masuk yang menghubungkan ruang santai dan ruang makan.

"Yah, sejak kejadian dihutan itu Hyung Tae sedikit berubah. Apa Hyung yakin Dr. Jin tak mengatakan apapun soal Hyung Tae" Sambung Jungkook penasaran

"Seokjin tak mengatakan apapun pada Hyung. Kalian jangan hawatir! biarkan saja sampai Tae sendiri yang bicara pada kita. Mungkin ia tengah mempertimbangkan sesuatu hal" imbuh Yoongi sekedar menenangkan kedua adiknya.

"Aku menginginkannya!!!"

Suara berat Taehyung memotong atensi ke-3 pria yang tengah menyendokan makanan kemulut masing-masing.

Taehyung berjalan mendekat dan menggeser kursi untuk ia duduki.
"Aku menginginkan gadis itu!"
Tekan Taehyung kembali, membuat Yoongi, Jimin dan Jungkook hanya saling menatap heran.

"Maksudmu gadis yang kita temui dihutan kemarin?" Jimin yang bertanya

Taehyung mengangguk kemudian mengatakan
"Kerahkan anak buah kita dan cari gadis itu sampai ketemu!"

Fakta jika Taehyung memiliki sebuah organisasi yang bergerak dibidang bawah tanah sebagai tameng Taehyung dalam menjalankan bisnis dan perusahaan yang tengah ia kelola membuat Taehyung mempunyai begitu banyak anak buah  dengan otoritas penuh yang Taehyung miliki didalamnya.

Meski bukan organisasi besar, namun tak dipungkiri organisasi yang Taehyung kelola cukup dikenal dan disegani oleh 'kaumnya'. Karena pada dasarnya Taehyung memang tak terlalu menggeluti dunia bawah tanah. Ia lebih fokus pada perusahaan  dan menyerahkan dunia bawah tanah itu pada kedua sahabatnya Lim Namjoon dan Jeon Hoseok.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan hingga tepatnya sudah 1 tahun lamanya Taehyung mengerahkan anak buahnya untuk mencari gadis yang diyakini adalah kunci kesembuhan Taehyung.

Namun heran, begitu gelap. Bagaikan sebuah ilusi tak kasat mata. Gadis itu bak ditelan bumi keberadaannya.

Begitupun kejadian dihutan saat itu seperti sebuah mimpi saja untuk Taehyung, karena nyatanya ratusan anak buah Taehyung tak ada yang mampu menelusuri jejak sang gadis.
Semuanya selalu berakhir gagal setiap bertemu petunjuk, mereka selalu dipatahkan oleh kebuntuan informasi. Tepatnya untuk sosok kehadiran sang gadis yang tak jelas ada dan tidaknya, membuat Taehyung frustasi hingga akhirnya Taehyung menyerah dan kini ia hanya memfokuskan dirinya pada perusahaan yang ia rintis dan kembangkan.

Keuletan, kerja keras dan kejeniusan Lim Taehyung itu memang tak diragukan. Hanya dalam kurun waktu 1 tahun, perusahaan T.Company yang Taehyung gawangi kini menjadi perusahaan besar dan bisa dibilang menjadi nomor 1 dinegaranya.

Foster, koran atau majalah  kini marak dihuni oleh wajah atau nama Lim Taehyung maupun T Company. Jika ditanya Apa kau mengenal Lim Taehyung, mungkin dari anak kecil hingga tua pun rasanya akan tau siapa itu Lim Taehyung. Bukan masalah kekayaannya saja, kebenaran jika pahatan yang hampir sempurna diwajah Taehyung itu yang membuatnya terkenal melebihi dari seorang Idol papan atas rasanya.

🌹

Malam ini Taehyung tengah disibukan dengan selembar kertas yang berisi pidato perayaan dirinya yang sudah sukses menjadikan T Company menjadi perusahaan besar dalam kurun waktu singkat diusia mudanya.

"Haruskah aku melakukan kekonyolan ini?" Dengus Taehyung meremas kertas yang dipegangnya.

"Yakk,, Tae! Kau hanya perlu berdiri dan melakukan  senyum seperti ini" Jimin memperlihatkan senyumannya kedua bola matanya tak terlihat membuat Taehyung hanya menggengkan kepalanya kesal dan kesal.

"Yasudah, kau saja yang kedepan jika begitu!" Sarkas Taehyung mencibir Jimin.

"Sebenarnya aku tak keberatan. Tapi kenyataan para tamu yang hadir ingin kau yang melakukan itu. Santailah! Mereka takan menyentuhmu. Kau hanya akan  menjadi pusat perhatian saja"

"Tak apa Hyung, Hyung Jimin benar. Ini perusahaanmu dan mereka semua ingin melihatmu. Kau hanya perlu berdiri dan tersenyum, lafalkan kata-kata dikertas itu dan sudah. Kau bisa kembali kekursimu" kini Jungkook yang memberi wejangan.

"Yah Tae, kau memang akan berdiri diatas panggung. semua orang akan bisa melihatmu bersamaan, tapi kau takan pernah tau apa yang bisa kau lihat diatas panggung sana. Apa yang tak bisa dilihat orang-orang yang ada dibawah. Bisa saja ada keajaiban yang kau lihat bukan" Yoongi menambahkan dengan menyelipkan guyonan kecil

Akhirnya dengan terpaksa dan malas Taehyung mematuhi wejangan ke-3 sudara angkatnya. Seorang MC meminta Taehyung untuk naik keatas panggung untuk berpidato. Riuh sorak sorai, tepuk tangan, bahkan jetitan histeris para wanita terdengar jelas saat Taehyung menginjakan kakinya diatas panggung dengan style terbaiknya.

Taehyung melafalkan sambutan dengan baik dan rapi, bahkan melenceng dari tulisan yang dibuatkan sekretarisnya beberapa menit lalu. Mungkin dasarnya Taehyung memang pria jenius dan berprestasi.

Hingga atensi Taehyung tertusuk, rusak, kala Taehyung melihat seorang gadis tengah memakai baju pelayan seraya membawa nampan dengan gelas berisi warna orange diatasnya. Taehyung membeku seketika, tapi bola matanya bergerak menatapi intens sang gadis dengan senyuman manisnya tengah menyodorkan minuman pada setiap tamu undangan. Tak ada yang bisa Taehyung lakukan diatas panggung sana selain bergumam dihatinya mengatakan.

"Apa ini yang dinamakan takdir? Lama aku mencarimu. Dan sekarang kau yang mendekat padaku."

Bersambung

🌹

Annyeong semuanya,🤗🌹💜
YOUR IS MINE ini adalah tulisan pertamaku di platform YT.
Aku revisi kembali dan up disini untuk versi lengkapnya yah 😅 semoga kalian suka PLEASE tekan Vote nya untuk memudahkan pembaca lain membaca YOUR IS MINE ini 🤣🤣👍🙏

See you di part selanjutnya

By : Mawar Merah🌹

Continue Reading

You'll Also Like

93.7K 11.9K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
AZURA By Semesta

Fanfiction

217K 10.5K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
1M 75.6K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
46.8K 6.4K 30
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...