Lokal

By SwansCollab

696 67 4

17 Agustus 2021 . Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. Kami mempersembahkan drabbles/ficlet/oneshot untuk meraya... More

Lokal
Absurd - Bennett
Asmaraloka - Akabane Karma
Angkot - Hatano
Berdua Bersamamu - Hijikata Toshiro
Bukan Ngamen - Shugo Meian
Dirgantara - Tsukishima Kei
Formerly - Chisei Kuzuryu
Gaya Tidak Sebanding dengan Oikawa Tooru
Grahita - Boboiboy Halilintar
Hujan - Kuroo Tetsurou
Independence, Bloom! - Tsuzuru Minagi
Lokal - Kita Shinsuke
Lomba - Suna Rintarou
MPLS - Eichi Tenshouin
Nostalgia Dulu - Hijikata Toshiki
Pacaran - Baji Keisuke
Pasar Malam - Yaku Morisuke
Perkara Bubur Kacang Hijau - Hoshina Soshiro
Photocard - Sakata Gintoki
Segara - Draco Malfoy
Telaga Warna - Maki Zenin
The Historian and The Child of Riverbank - Kashuu Kiyomitsu

Remaja - Haechan

18 2 0
By SwansCollab

Fandom: NCT © SM Entertainment
Character: Haechan
OC + Author: laflaf_lunflowe

· · ─────── · ─────── · ·

Bel pulang sekolah yang menggema terdengar bagai melodi surga bagi Haechan. Kantuk yang sedari tadi ia tahan karena bosan menyimak pelajaran Biologi sirna sudah. Terlampau senang karena mendengar bel pulang.

"Baik, pelajaran hari ini sudah selesai. Terima kasih dan selamat siang."

Guru yang berpamitan hanya ditanggapi oleh beberapa murid. Sisanya sibuk membereskan tas masing-masing dan berbincang rencana kegiatan pulang sekolah.

"Chan, lo ikutan futsal enggak bareng Bang Johnny dan kawan-kawan?" tanya Renjun, teman sebangkunya.

"Enggak. Hari ini mau nge-date sama Aera, hehe," jawab Haechan sambil melemparkan senyuman tengil. Hal itu membuat Renjun memutar bola matanya. "Yee bucin!"

"Biarin, daripada elu jomblo! Buahaha!"

Haechan buru-buru pergi meninggalkan kelas karena ingin menghindari semprotan gas yang akan dikeluarkan Renjun akibat meledek pemuda pendek itu. Pemuda bertampang manis itu memang senang sekali meledek teman sebangkunya yang memang merupakan orang bersumbu pendek alias gampang emosi.

Ruang kelas 11 MIPA 6 sudah ada di depan mata. Ruang kelas di mana Aera berada. Haechan berdiri di ambang pintu. Di dalam tampak hanya menyisakan dua orang yang piket saja. Hal itu membuat Haechan berdecak kagum.

"Gila, langsung sepi aja padahal bel pulang baru satu menit yang lalu."

Celetukan Haechan yang menggema di ruang kelas itu mampu membuat dua orang yang sedang melaksanakan piket di dalam langsung menoleh. Aera salah satunya.

"Eh, hai Chan!" sapa Aera ceria sambil melambaikan tangan. Gadis bersurai pendek sebahu itu tersenyum lebar kala melihat sang pacar menghampirinya.

"Yo Ra!" sapa balik Haechan sambil melambaikan tangan disertai kedipan satu mata. Sementara itu, Ryujin, teman piket Aera langsung menatap julid ke arah keduanya. "Idih najong, ada bucin di sini."

"Bilang aja lu iri nenek lampir!"

"Betumbuk kita, Chan!"

Aera hanya tertawa saat melihat Haechan yang berusaha menghindar dari sapu di tangan Ryujin yang hendak melayang.

"Udah, hei! Chan, kamu jangan ganggu dulu. Diam di tempat," titah Aera.

"Oke."

Haechan dengan segenap jiwa raga menurut perintah pacarnya. Duduk anteng di salah satu bangku lalu menopang dagu menatapnya. Ryujin sendiri hanya mendengkus lalu balik melanjutkan pekerjaan.

"Ini, kok, kelasnya udah sepi banget? Belnya, kan, baru tadi," tanya Haechan.

"Tadi pas pelajaran terakhir jam kosong terus lima menit sebelum bel bunyi udah pada cabut," jawab Ryujin.

"Owalah, pantes."

Yang terjadi selanjutnya hanyalah keheningan di antara sibuknya Aera dan Ryujin dalam membersihkan kelas. Haechan sendiri hanya mengamati mereka—lebih tepatnya Aera—dalam diam. Pemuda itu senyam-senyum saat menatap betapa cantiknya sang pacar dengan rambut pendeknya. Kata Aera, ia memotongnya pas hari Minggu kemarin. Sebelumnya, panjang rambut Aera itu hampir menyentuh punggung.

Bagi Haechan, Aera dengan rambut panjang sangatlah cantik. Namun, Aera dengan rambut pendek 100x jauh lebih cantik. Ya, pemuda manis itu menyukai tipe perempuan berambut pendek.

"Chan, daripada lu bengong gitu mending bantuin ngapus papan tulis, dah. Menghindari lu kerasukan juga karena kelamaan bengong," celetuk Ryujin sambil berkacak pinggang ke arah Haechan.

"Buset, omongannya sembarangan bener Mbak," tukas Haechan sambil mendelik ke arah Ryujin.

"Udah cepet hapusin!" sentak Ryujin sambil melotot.

"Iya iya, dah." Haechan bergegas menurut karena tidak ingin terkena sapu terbang sungguhan. Aera yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil.

Setelah 15 menit, piket pun selesai. Alat kebersihan sudah dirapikan. Kini Aera sedang merapikan barang-barangnya. Ryujin sendiri sudah bergegas keluar kelas.

"Enggak mau jadi obat nyamuk nanti kalau kelamaan di kelas."

Begitu katanya sesaat sebelum meninggalkan ruangan.

"Udah belum, Ra, beres-beresnya?"

"Belum, Chan, ini masih masukin buku tulis."

10 detik kemudian ...

"Sekarang udah belum?"

"Masih masukin buku paket, Chan."

10 detik kemudian ...

"Udah belum?"

"Ini lagi beresin peralatan tulis."

5 detik kemudian ...

"Udah be—"

"Ihh, iya iya, ini udah! Enggak sabaran banget, sih!" ketus Aera sambil menggendong tasnya di punggung lalu menatap penuh kejengkelan ke arah sang pacar. Hal itu sontak membuat Haechan tertawa terbahak-bahak lantaran ekspresi Aera yang lucu.

"BHUAHAHAHAHA! MAAF MAAF!"

"Ya, udah, ah. Ayo pulang!"

Aera mendekat ke arah Haechan. Dengan sigap pemuda itu langsung menyambar tangan Aera ketika berada di dekatnya lalu menggenggamnya erat sambil melemparkan senyuman manis yang mampu membuat Aera selalu tersipu. "Yok, pulang!"

—Playing now, Remaja – HiVi!

Keduanya pulang menggunakan motor dan tentunya Aera yang dibonceng. Tenang, Haechan sudah memiliki SIM dan KTP sehingga mereka dapat berkendara dengan tenang. Rencananya mereka akan ke warung bakso lalu setelah itu ke timezone sebagai agenda kencan mereka.

Setibanya di warung bakso, selama menunggu pesanan, keduanya banyak cerita tentang segala hal. Dari hal random di sekolah, candaan ringan, hingga menceritakan keluarga.

"Weekend kemarin, kan, aku sekeluarga ngunjungin rumah nenek di Bandung. Pas dateng di sana, kaget banget lihat meja makan. Nenek masak banyak banget! Terus pas makan siang, nasinya diambilin sama nenek. Aku bilang 'Nek, nasinya dikit aja, ya! Lagi enggak pengen makan banyak'. Eh, pas diambilin langsung PAK PAK PAK! TIGA CENTONG! BAYANGIN TIGA CENTONG!"

Aera sontak tertawa saat melihat ekspresi hiperbola Haechan saat menceritakan itu. Memang, Haechan itu kalau sudah cerita tentang keluarganya seru sekali. Aera suka mendengarnya.

"Terus pas di rumah nenek, tuh, sempet mati lampu malem-malem. Adekku yang paling bungsu, kan, penakut. Eh, nenekku malah nakut-nakutin dia pake mukena. Keluar kamar terus ngagetin dia dari belakang. Adekku langsung nangis."

Sontak Aera langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar cerita Haechan. "Astaga, ya, ampun, nenekmu jail banget, sih, Chan!"

Selanjutnya mereka menyelesaikan sesi makan bakso itu dengan dipenuhi canda tawa obrolan. Setelah selesai, mereka pun beranjak menaiki motor untuk pergi menuju toserba yang ada Timezone-nya. Sesampainya di sana, mereka membeli banyak koin untuk mencoba berbagai permainan. Mesin pengambil boneka adalah hal pertama yang mereka mainkan.

"Hari ini keberuntunganku lagi di puncaknya. Pasti dapet!" ujar Haechan berapi-api.

"Ya, udah. Buktiin sekarang kalau kamu emang lagi hoki," balas Aera sambil sedikit terkekeh.

Haechan pun mulai fokus memegang tuas sambil menatap boneka incarannya, boneka kelinci putih. Pencapit mulai turun ketika sudah berada di atas boneka kelinci tersebut. Akan tetapi, sayangnya pencapit tersebut hanya mampu mencapit telinga boneka hingga akhirnya terjatuh sebelum pencapit berjalan kembali. Hal itu membuat Haechan kecewa seketika.

"Mana, nih, yang katanya lagi hoki?" ledek Aera sambil menusuk-nusuk pipi Haechan dengan telunjuknya. Haechan hanya merengut mendengar ledekan Aera.

"Minggir, aku mau coba." Kini Aera yang beralih menguasai mesin pengambil boneka. Koin dimasukkan dan Aera pun mulai fokus mengarahkan capitannya menuju boneka incarannya, boneka beruang.

TAP!

Capitan yang dikendalikannya berhasil menangkap kepala boneka tersebut. Aera berhasil mendapatkannya. Boneka beruang pun keluar dari mesin dan Aera langsung mengambilnya. Haechan yang melihat itu menganga tak percaya lantaran Aera langsung berhasil mendapatkan boneka walau hanya sekali coba. Benar-benar hoki.

"Nih, buat kamu!" Aera menyerahkan boneka beruang tersebut dengan cara menempelkannya ke wajah Haechan. Reflek, Haechan pun memegang bonekanya supaya tak terjatuh dari wajahnya. "Lho, kok, buat aku? Cowo enggak main boneka, ya."

"Biar kamu seneng!" jawab Aera sambil menjulurkan lidahnya lalu berjalan meninggalkan Haechan menuju permainan yang lain. Sontak Haechan pun langsung menyusul Aera sambil membawa boneka beruang lalu mencubit pipi gadisnya dari belakang. "Euu bisa aja neng geulis!"

Mereka menghabiskan satu jam di arena Timezone. Mencoba permainan ini itu hingga berakhir dengan karaoke. Lebih tepatnya Haechan yang karaoke. Aera, sih, hanya mendengarkan pacarnya bernyanyi karena ingin terapi telinga. Ya, suara Haechan sangatlah merdu dan Aera tak bosan untuk mendengar nyanyiannya. Tidak akan pernah bosan.

"Kita remaja yang sedang dimabuk asmara~"

Selama bernyanyi, sesekali Haechan mengajak Aera untuk berduet. Kadang mereka menyanyi tidak benar dengan tujuan untuk bercanda. Setelah bersenang-senang di karaoke, senja menyapa pertanda mereka harus segera pulang.

"Sini, aku pakein."

Haechan berinisiatif memakaikan helm kepada Aera. Gadis itu sendiri hanya diam patuh sambil mengamati wajah manis sang pacar. Tak luput senyuman yang terpatri di wajahnya.

"Nah, udah. Oke, saatnya mengantar neng geulis pulang."

Sinar matahari sore menemani perjalanan pulang mereka bersamaan kendaraan lainnya. Motor melaju dengan kecepatan sedang. Aera merangkul pinggang Haechan erat sambil menyandarkan dagunya di pundak sang pemuda. Haechan sesekali mengecek keadaan gadisnya melalui kaca spion.

Sore yang damai sebagai saksi asmara remaja yang mengikat keduanya. Asmara remaja yang dipenuhi kebahagiaan. Tidak perlu memikirkan esok dan seterusnya. Hanya memikirkan kita dan hari ini. Tidak peduli bagaimana dunia berjalan asalkan keduanya bersama dengan senyuman, genggaman, dan tatapan. Semuanya akan baik-baik saja.

· · ─────── fin ─────── · ·

Continue Reading

You'll Also Like

300K 2.7K 38
boypussy, cowok bermeki, BXB area TREASSURE COUPLE MINOR DNI !!!! pair: woohwan
343K 20.9K 25
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
189K 1.4K 26
kalau gak BP yaaa gs minor dni udah pasti jorok jadi mending kalau gak sesuai jauh2 reupload karena di ban wp 😌☝️
324K 35.1K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...