KITA YANG TAK SAMA

By marthaleoch

37.3K 3.2K 1.1K

"Kamu sadar ga sih? Kita tuh ga sama! Dan ga akan berada di posisi yang sama lagi untuk melangkah ke masa dep... More

INTRODUCE
O N E
T W O
T H R E E
F I V E
OH HI!
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
T E N
E L E V E N
T W E L V E
T H I R T E E N
F O U R T E E N
F I F T E E N
S I X T E E N
S E V E N T E E N
E I G H T E E N
N I N E T E E N
T W E N T Y
T W E N T Y O N E
T W E N T Y T W O

F O U R

1.7K 189 67
By marthaleoch

Ryo terus berlari dengan lincahnya saat melihat sebuah minimarket di dalam gedung ini. Teriakan Brian dari belakang yang memperingatkannya untuk berhenti berlari seolah diabaikan. Dia terus berlari tanpa melihat siapa yang ada di depannya.

Bughhhh

" Awww!!! Hei, kamu ga apa-apa kan?! Ada yang luka ga?! Ayo bangun sayang. Tante minta maaf ya bikin kamu jatuh" seru wanita itu dengan panik seraya membangunkan tubuh Ryo yang tersungkur di lantai

" Lyo engga apa- apa kok tante" jelasnya dengan senyum yang terukir di wajahnya

" Nama kamu siapa tadi sayang? "

" Lyo tante. Tante siapa namanya? "

" Kalau tante namanya Shane "

" Sen?"

" Hahaha, iya sayang " ucap Shane sambil tertawa kecil dan mengelus rambut Ryo

Anak kecil ini wajahnya sungguh tidak asing untuk Shane terutama bagian matanya, seakan dia pernah bertemu dengan Ryo jauh sebelum hari ini.

"Lyo, sama siapa kesini? "

"Sama papa tante "

"Papanya Lyo ada dimana? Tante mau minta maaf sama papa kamu karena udah bikin kamu jatuh"

"Itu tante di belakang tante" jawabnya sambil menunjuk ke arah belakang Shane

Shane pun segera menengokkan kepalanya ke arah Ryo menunjukan jarinya. Dan ya, Brian sudah berdiri sedari tadi disana memperhatikan Ryo dan Shane berbincang dengan tatapan nanar. Shane sangat terkejut melihat Brian, sosok yang masih dia rindukan selama ini kini tepat berada di hadapannya.

" Ma-ma-maaf. Saya ga sengaja nabrak Lyo" ucap Shane dengan sangat gugup

"Ryo, Ryo namanya" kata Brian dengan nada bergetar

Kini Brian dan Shane hanya bisa beradu tatap, tenggorokan mereka seolah tercekat sehingga tidak mampu untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Shane bisa melihat tatapan Brian yang mengisyaratkan kesedihan saat melihat dirinya, begitu juga dengan Brian yang melihat Shane sangat gugup seakan tidak siap bertemu lagi dengannya.

"Se-sekali lagi saya benar-benar minta maaf. Saya ga sengaja buat anak kamu jatuh"

"Hemm" jawab Brian sambil mengganggukan kepalanya

"Kalau begitu saya permisi, Ryo tante pamit ya sayang " ucap Shane sambil mengelus pipi Ryo

Shane pun berlalu meninggalkan Brian dan juga Ryo, tanpa terasa air matanya menetes. Shane tidak menyangka akan bertemu dengan Brian lagi, bahkan juga dengan Ryo. Dada Shane terasa sesak kembali. Kakinya terus melangkah keluar dari gedung ini, sementara di belakang Brian terus melihat kearah Shane dengan pikiran dan perasaan yang terus berkecamuk.

"Papa"

"Papa" ucap Ryo lagi sambil menepuk tangan Brian

"Ayo ke dalam! Lyo mau beli ice cleam !"

Brian hanya mengangguk dan segera menggandeng tangan Ryo untuk masuk ke dalam minimarket. Jantungnya masih berdegup kencang setelah bertemu dengan Shane, cinta masa lalunya. Cinta yang dulu dengan susah payah dia perjuangkan. Cinta yang akhirnya harus rela berakhir dengan sia-sia karena keadaan yang meminta.

"Lyo mau ice cleam yang itu pa. Tolong ambilin, Lyo ga sampai tangannya"

"Papa!"

"Papa!!!" teriaknya

"I..iya nak . Yang ini? "

Ryo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memasang mimik wajah cemberut karena ucapannya sedari tadi tidak didengarkan oleh ayahnya. Brian masih sangat terbuai dengan pertemuan dirinya dan Shane tadi. Kejadian tadi mampu membuat dirinya seakan kembali ke tujuh tahun lalu, saat dirinya bertemu dengan Shane pertama kali. Hanya saja yang membuatnya berbeda kali ini, pertemuan itu didampingi oleh luka yang masih membekas di hati mereka masing-masing atau lebih tepatnya di hati Shane.

[•🖍️•]

Shane mempercepat langkah kakinya dengan cara berlari kecil menuju tempat dia memarkirkan mobilnya. Hatinya masih terus berdegup kencang dan air mata pun masih mengalir dari kedua pelupuk matanya. Dengan tangannya yang gemetar, Shane segera membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam mobil dengan pikiran dan perasaan yang amat sangat kacau.

"Anak tadi. Ryo... Anak Brian? " ucapnya dengan isak tangisnya

"Vas, Brian, Ryo" katanya pelan dengan bulir bening yang semakin bebas keluar dari mata indahnya

Shane semakin tersentak dengan kenyataan pahit lainnya yang ia hadapi.

Tok.. tok..tok . Suara kaca mobilnya yang diketuk berhasil membuat Shane terkejut dan memalingkan wajahnya ke arah sang pengetuk yang ternyata adalah Ryo.

Anak kecil itu kembali menghampiri Shane dengan sebuah ice cream di tangan kanannya. Mulutnya bergerak memanggil-manggil nama Shane,  mengisyaratkan agar Shane keluar menghampirinya. Shane yang melihat sikap Ryo pun terus memandangi wajah bocah itu dengan senyuman tipis dan air mata yang terus mengalir bebas.

Tok...tok...tok....

Ryo mengetuk sekali lagi kaca mobil milik Shane seolah tidak sabar menunggu Shane untuk keluar dari dalam sana. Melihat Ryo yang seakan ingin sekali menemuinya, Shane pun segera menghapus air matanya dan beranjak keluar dari mobil menghampiri anak itu.

"Tante Sen, ini Lyo sama papa beliin ice cleam buat tante" ucapnya polos dengan nada girang

Shane tersenyum dan memperhatikan wajah dan sorot mata Ryo. Betul, sorot mata Ryo sangat mirip dengan ayahnya Brian dan itu yang membuat Shane dejavu merasa pernah bertemu dengan Ryo.

"Buat tante Sen? Beneran?" tanyanya dengan senyum manis sambil mengambil ice cream yang di berikan oleh Ryo

"Iya benelan tante" jawab Ryo sambil menganggukan kepalanya

"Makasih ya anak baik" kata Shane seraya mengelus pipi Ryo

"Sama - sama tante" sahut Ryo sambil memandang mata Shane dengan dalam

Ada sesuatu yang hinggap di hati Shane saat Ryo menatap matanya. Tatap mata yang  seolah mencari sesuatu yang telah lama hilang dan seakan penuh isyarat kerinduan itu mampu membuat hati Shane kembali berkecamuk. Di satu sisi, ia masih percaya tidak percaya bahwa anak ini adalah anak dari Brian, pria yang sangat ia rindui bahkan mungkin ia cintai hingga detik ini. Namun di sisi lain, naluri alamiah wanita yang dimilikinya juga timbul. Ada perasaan sedih saat melihat Ryo dan tatapannya barusan. Dia pun menatap kembali Ryo yang ada di hadapannya dengan tatapan yang  tulus dan hangat. Lagi cari siapa kamu nak? Batinnya.

"Tante pulangnya nyetil mobil sendili ya?"

Shane tersenyum dan menggangukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Ryo.

"Wah hebat! Nanti kalo Lyo udah besal Lyo juga mau belajal bawa mobil bial bisa kaya papa sama tante"

Ryo dan Shane terus larut dalam perbincangan yang hangat. Sementara tidak jauh dari sana, Brian sudah berdiri dan memperhatikan mereka. Ada rasa hangat yang muncul di hatinya saat melihat Shane dan Ryo seperti itu. Pikirannya bergeriliya, seandainya saja Vas masih ada mungkin Ryo akan melakukan perbincangan itu bersama Vas.

"Nanti Lyo kapan-kapan mau ketemu lagi sama tante Sen ya "

"Boleh kan pa?" tanyanya pada Brian yang sedang berjalan ke arah mereka

Shane yang melihat Brian mendekat ke arah mereka pun segera melangkah mundur mendekat ke pintu mobilnya. Hatinya semakin terasa seperti disayat saat melihat Brian terus  yang menatapnya.

"Pa, Lyo boleh kan ketemu tante Sen lagi?" tegas Ryo

Brian hanya mengagukan kepalanya dengan ragu. Ya, Brian sangat ragu. Bukannya dia tidak mengizinkan Ryo bertemu dengan Shane, tapi apakah Shane mau bertemu dengan mereka kembali setelah drama pertemuan mereka hari ini.

"Kalau begitu saya pamit ya" ucap Shane sambil membuka pintu mobil dengan tergesa

Belum lagi Shane masuk ke dalam mobil tiba-tiba Ryo menarik tangannya dan menggemgamnya dengan erat, seolah tidak mengizinkan Shane untuk pergi dari hadapannya. Shane yang melihat sikap Ryo seperti itu pun hanya bisa tersenyum kecil dan mengelus kepala anak itu dengan penuh kasih sayang. Sementara Brian yang menyaksikan putranya seperti itu hanya bisa terdiam seribu bahasa.

"Tante, nanti kalau Lyo mau ketemu tante lagi Lyo halus pelgi kemana ya? " tanyanya polos

"Ryo bisa temuin tante di depan minimarket dalam gedung tadi ya jam 12 siang di hari senin sampai sabtu sayang " jawab Shane

"Benelan tante?! "

Shane hanya menganggukkan kepalanya. Hati Shane rasanya sangat bergetar melihat sikap Ryo yang sangat amat manis terhadap dirinya.

"Seharusnya aku ga senang ketemu sama kamu. Tapi kenyataannya berbalik Ryo" batin Shane

"Tante pulang dulu ya sayang"

Ryo hanya menganggukan kepalanya dengan wajah sendu saat Shane pamit padanya.

"Saya pamit ya" ucapnya lagi pada Brian

Shane segera masuk dan memacukan mobilnya keluar dari parkiran. Dari kaca spionnya, Shane masih bisa melihat Ryo yang masih terdiam di tempatnya dengan wajah sendu melihat dirinya pergi.

"Ryo, seandainya mama kamu tau kita bertemu seperti ini. Pasti mama kamu ga akan mengizinkan kamu buat ketemu sama tante lagi nanti" ucap Shane dalam hati

🍒🍒

Ada yang mau diutarakan di chapter 4 ini?

Vote & comment jangan lupa ya 🤗🧚

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 240K 65
Bagaimana jika seorang yang terbiasa dengan menyentuh bertemu dengan seseorang yang tak bisa disentuh sama sekali? Keduanya harus bisa bekerjasama de...