Waiting You ("Menunggumu" REM...

De farahpm_

1.7K 786 35

[COMPLETED] Menunggu adalah hal yang sangat dibenci semua orang, tak terkecuali gadis cantik ini, Verlita. Ga... Mais

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28 [End]

Part 25

39 22 0
De farahpm_

» «

Seperti biasa, pagi ini Angga menjemput Verlita untuk pergi ke sekolah. Kali ini, Angga menjemputnya menggunakan moge (motor gede) miliknya. Ia tak pernah menggunakan moge untuk menjemput Verlita sebelumnya. Karena perempuan itu takut terjatuh dari motornya. Selain itu, dengan menggunakan motornya, mereka akan menjadi pusat perhatian.

Angga sedang duduk bersandar di mogenya sambil memegang helm full face di tangan kanannya, menunggu Verlita keluar. Beberapa menit kemudian, Verlita keluar dari rumahnya dan terkejut karena Angga menjemputnya dengan moge miliknya.

"Ga? Kok pake ini sih?" Ucap Verlita.

"Hehe sengaja. Yuk, naik!" Ujar Angga yang dibalas gelengan oleh Verlita.

"Gak mau! Gue minta anter aja ke Bang Aldo!" Kata Verlita dan berjalan masuk ke rumahnya. Namun, dengan cepat Angga menahannya.

"Yeeee. Gak kasian apa ke gue? Udah jauh-jauh ke sini demi jemput lu. Ga bakalan jatuh kok Ver, percaya sama gue." Ujar Angga meyakinkan Verlita. Verlita hanya terdiam. Angga kemudian memasangkan helm ke kepalanya. "Udah. Cantik." Ucapnya setelah helm terpasang di kepala Verlita. Verlita terpaku. Lagi-lagi, ia tersipu.

"Ayo naik!" Teriak Angga karena melihat Verlita mematung di sana. Verlita kemudian berjalan ke arahnya. "Bisa naiknya? Pegang pundak gue." Lanjut Angga dan Verlita melakukan apa yang Angga ucapkan.

Setelah duduk manis di atas moge milik Angga, Angga segera menancapkan gasnya. Verlita terkejut setengah mati. Ketakutan. Ngeri sekali berada di atas moge tersebut. Verlita hanya memegang pundak Angga dengan eratnya.

"Ver! Pegang pinggang gue aja kalo takut!" Teriaknya, takut takut Verlita tak mendengar ucapannya karena ramainya jalan raya.

"OGAH!" Balas Verlita yang hanya dibalas kekehan oleh Angga. Angga sengaja membawa motor hari ini karena ia ingin melihat wajah Verlita dari spion. Ya. Hal yang selalu laki-laki lakukan ketika membonceng perempuannya.

Ia melihat wajah takut Verlita dari spion. Perempuan itu sedang mengernyitkan dahinya. Angga tersenyum melihat Verlita. Gemes banget. Batinnya.

~ - ~

Sesampainya di sekolah, seperti biasa Angga selalu menjadi pusat perhatian. Verlita tak heran dengan hal itu. Sejak SMP pun Angga memang selalu menjadi sorotan. Angga selalu membawa mobil ke sekolah. Alasannya karena ia tak mau orang lain melihatnya terus-menerus. Namun, karena Verlita ia jadi ingin sesekali menggunakan mogenya yang jarang dipakainya.

"Gimana cara turunnya nih?" Ucap Verlita kepada Angga yang sedang membuka helmnya. Pemandangan yang indah bagi kaum hawa.

"Turun aja pake tumpuannya Ver sambil pegang pundak gue. Gue tahan kok motornya, ngga bakal jatuh." Ujar Angga dengan senyuman terukir di wajahnya. Verlita kemudian mengikuti instruksi dari Angga.

Setelahnya, mereka berjalan menuju kelas. Verlita kemudian berbelok ke arah kelasnya dan Angga mengikutinya. Namun, Verlita tak sadar akan hal itu. Saat memasuki kelas, Verlita heran kenapa teman-temannya melihatnya seperti itu. Ketika menoleh ke belakang, ia melihat Angga di sana. Verlita terkejut, ia pikir Angga sudah berada di kelasnya.

"Lu ngapain ikut ke sini?" Tanya Verlita heran. Mereka kini berada di depan papan tulis, menjadi tontonan bagi kelas XI MIPA 3, terutama para ciwi-ciwi yang suka sekali melihat paras Angga.

"Mau mastiin calon gue selamat sampai tujuan." Jawab Angga yang mampu membuat para perempuan di kelas Verlita berteriak histeris. Bagaimana tidak histeris? Melihat Angga yang tidak pernah tersenyum kepada perempuan. Kini, tersenyum dengan bebasnya. Tentu saja, hal tersebut akan dimanfaatkan oleh kaum hawa. Para siswi kelas XI MIPA 3 merasa beruntung bisa melihat kelakuan manis Angga. Verlita melihat sekelilingnya. Aduhhhhh malu banget gue. Batinnya. Verlita menendang kecil kaki Angga. "Balik kelas sana!" Ucap Verlita.

"Hehe. Iya-iya ga usah pake nendang." Ucap Angga sambil tersenyum. "See u pulang sekolah, baby girl." Lanjutnya sambil mengelus rambut Verlita yang terurai rapi. Sekali lagi, hal tersebut membuat para perempuan berteriak histeris.

Angga kemudian pergi meninggalkan kelas Verlita dan langsung saja teman sekelasnya menggoda Verlita yang sedang tersipu.

"AAAA. BABY GIRL KATANYA!!" Ucap salah satu teman Verlita.

"Gila! Gue yang deg-degan woi!"

"Berasa liat film!"

"Traktiran satu kelas nih, uhuyy."

"WOAH HARUS TUH. Udah numpang di kelas kita lagi ngebucinnya."

"Pacarnya most wanted lagi, harus traktiran dong!"

dan masih banyak lagi godaan-godaan yang dilontarkan oleh teman sekelasnya. Verlita hanya menutupi wajahnya dengan buku untuk menahan rasa malunya.

~ - ~

Pulang sekolah, Verlita segera berjalan menunggu di tempat duduk dekat parkiran sekolahnya. Verlita harus menunggu Angga sedikit lebih lama karena kelas XII sedang bersiap untuk Ujian Nasional yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi. Maka dari itu, ditambahlah jam belajar untuk siswa kelas XII. Angga menyuruh Verlita pulang lebih dulu jika dia bosan menunggu. Namun, menunggu memang terkesan menyebalkan, tapi jika menunggu hal yang pasti, tentu akan sangat menenangkan.

Saat sibuk memainkan ponselnya, Adit menghampirinya. Hanya tinggal beberapa siswa saja di tempat parkir. Verlita menoleh ke arahnya sesaat dan langsung kembali ke aktivitasnya, memainkan ponsel.

"Ver." Panggil Adit karena Verlita terlihat mengabaikannya.

"Mau ngapain lagi lu?" Ucap Verlita dingin, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Please. Lu temenan Caca lagi, Ver. Dia jadi dieman sekarang Ver. Gue gak tega. Ini salah gue Ver, jadi lu jangan bawa-bawa Caca." Pinta Adit memelas.

"Kenapa? Buat apa lagi gue ngelakuin itu? Harusnya kan lu yang nemenin dia sekarang. Kenapa gue harus ikut campur lagi?" Ujar Verlita yang kali ini menatap Adit.

"Kalo gue bisa, ga mungkin gue minta ke lu. Dia ga mau lagi bicara sama gue, Ver. Dia sayang banget sama lu. Dia merasa bersalah banget." Balas Adit dengan wajahnya yang tampak sedih.

Sebenarnya, Verlita memang masih menyayangi Caca. Ia tak mungkin melupakan sahabatnya itu. Semua kenangan yang mereka ciptakan, tak pernah bisa ia lupakan. Ia sudah menganggap Caca sebagai adiknya sendiri. Tapi, dengan berat hati ia harus menjauhinya dulu untuk menenangkan hatinya dan melupakan pengkhianatan Caca terhadapnya.

"Gue udah gak ada urusan lagi sama dia, mending lu pergi Dit. Gue gak mau lama-lama liat lu."

Karena gue takut jatuh cinta lagi. Batin Verlita yang masih memendam sedikit perasaan kepada Adit. Meskipun ia terlihat tidak peduli, tapi nyatanya hatinya berkata sebaliknya.

Langkah kaki bergema di seluruu sekolah. Semua siswa kelas XII berjalan keluar karena pelajaran tambahan yang diadakan telah selesai. Angga melihat Adit berdiri di hadapan Verlita. Dengan cepat, ia segera berlari menghampiri Verlita. Berdiri di hadapan Adit, menutupi Verlita.

Angga khawatir dan takut. Ya. Ia takut Verlita yang sudah mulai membuka hati untuknya, malah jatuh cinta lagi kepada Adit. Ia tak mau hal itu terjadi. Ia tak membiarkan Adit melihat Verlita.

"Mau ngapain lagi lu?!" Ucap Angga dengan ketusnya.

"Gue cuma minta dia buat ga jauhin Caca." Ujar Adit balik menatap Angga yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Heh." Angga tersenyum miring. Heran kepada Angga. "Ga tau diri." Lanjut Angga dan segera menarik tangan Verlita pergi menjauh dari Adit.

Verlita hanya terdiam Angga memperlakukannya seperti itu. Ia tau perasaan Angga. Ia tak mau menoleh ke belakang ketika meninggalkan Adit. Karena sekali lagi ... Ia takut jatuh cinta lagi.

-
-
-

see u next chapter.

Continue lendo

Você também vai gostar

2.8M 262K 84
Michaela sangat mencintai kehidupan normal sebagai salah satu gadis remaja di London. Ia selalu bersyukur untuk kedua orangtua yang membesarkannya pe...
758K 57.1K 90
Update setiap hari - RANDOM- ON REVISI! Alex adalah seorang werewolf, dan Alpha adalah nama panggilan dari gelarnya. Memiliki kehidupan yang dipenuhi...
5M 669K 62
[MY ORIGINAL STORY!] Dia seharusnya sudah mati Dibunuh oleh dua orang kepercayaannya. Ia sudah mengorbankan semuanya pada dua orang itu namun apa ya...
MARSELANA De kiaa

Ficção Adolescente

1.7M 63K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...