PHANTOM PAIN || TERBIT || [PE...

By wyveriaa

1.1K 319 31

⚠️[CERITA TIDAK LENGKAP]⚠️ Diva dengan terpaksa menuruti ajakan Dallas pergi keacara pernikahan papanya denga... More

Makalah Berujung Masalah
Sitamak & Juga Licik
Tugu Monas & Kalimantan?
Kesepakatan
Budak Berkedok Asisten
Menguji Kesabaran
Sepotong Ayam Yang Melayang
Widzy Si Wanita Penggoda
Pantulan Cahaya Jingga
Batu, Gunting, Kertas
Aksi Layar Lebar
Si Raja Pembolos Pemecah Rekor
Spesies Adik Baru?
Semedi Di kamar Mandi
Satu Frekuensi
Jesper Remorezz
Tour Guide Dadakan
Hari Terburuk
Pink & Bersayap
Gedung Tinggi Berlapis Kaca
Koleksi Barang Curian
Kepalan & Tarikan
Bukan Cinderella Maupun Negeri Dongeng
Navy Itu Fancy
Gerak Tubuh & Lantunan Musik
Tuxedo Berbalut Krim
Bioskop Luar Ruangan
Rumah Dallas?
Setumpuk Uang
Ketempelan Jessie
Diva Phobia Ketinggian?
Treatment Terbaik
Permintaan Darwin
Diva? Cantik Sepeperti Namanya
Have Fun So Fun
Vanya! Si Wanita Simpanan
Kehabisan Oksigen
Salah Tingkah Berakhir Panas Dingin
Lexi Cemburu?
Instruktur dan Paralayang
Kabar Buruk
Luka Lama
Amarah Karel
Keras Kepala
Jimat Jessie
Ketakutan Ini Mencekikku
Bukan Keluarga
Putri Tidur
Berakhir Sudah Tugu Monas Dan Kalimantan
Hancur Lebur
Kepedihan Yang Menyayat
Akhir Dari Segalanya

Plester & Obat Merah

21 8 0
By wyveriaa

Jessi terlihat sedang sibuk menelfon seeorang yang sudah sedari tadi dirinya tunggu. Saat ini Jessi berada dikelasnya sambil mencoba menghubungi Diva yang sedari tadi tidak mengangkat telfonnya.

Jessi berkata "Ini Diva kemana si? Dia enggak lupa kan kalo pagi ini ada kuis."

Sementara itu kelasnya sudah terisi hampir setengahnya. Waktu kuispun juga sebentar lagi akan dimulai. Jessipun mulai kelimpungan mencari keberadaannya Diva, mahasiswa/i yang ada dikelasnyapun mulai berdatangan dan menenpati kursinya masing-masing.

"Lo kemana si Div? Bikin orang was-was aja" kata Jessi sambil melihat keluar kelasnya mencari sosok Diva.

Dari jauh Jessi bisa melihat jika dosen yang akan mengajar dikelasnya sudah berjalan menuju kelasnya. Dirinyapun langsung panik dan kelimpungan "Mati gue! Tuh dosen udah mau sampe kelas lagi"

Jessipun masih mencoba menghubungi nomornya Diva namun masih tetap saja sama, temannya itu sama sekali tidak mengangkatnya.

"Kamu ngapain masih diluar? Bukannya masuk sana" ucap dosen tersebut yang membuat Jessi terkejut saat melihat kedatangannya.

"Baik pak" ucapnya yang langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas.

Setelah itu kuispun dimulai dengan waktu yang diberikan selama tiga puluh menit.Kuispun berlangsung tanpa kehadiran Diva disana.

Sementara dilain tempat Dallas masih terlihat membawa Diva menuju ke suatu tempat.Taklama sekertarisnya itu melepaskan tangannya begitu saja, yang membuatnya berdecak.

"Ayo ikut gue!" perintah Dallas meraih tangan Diva kembali. Namun sedetik kemudian, sekertarisnya itu langsung menolaknya.

Dallas berkata "Oke! Kalau gitu mau lo apa sekarang?"

"Tinggalin saya sendiri" tukas Diva tanpa melihat wajahnya Dallas.

Dallas mengerti jika keadaan Diva sedang tidak baik-baik saja sekarang. Bahkan dirinya juga bisa melihat jika sedari tadi perempuan yang ada dihadapannya ini terlihat sedang menahan isak tangisnya.

"Lo minta gue tinggalin lo sendiri? Emangnya lo enggak takut kalau ada yang jahatin lo lagi?" ucap Dallas kepada Diva.

Diva membalas dengan keyakinannya "Saya bisa hadapin sendiri, jadi cukup tinggalin saya sendiri"

"Seenggaknya obatin dulu luka-luka lo itu" cegah Dallas sebelum Diva pergi meninggalkannya.

Melihat beberapa luka yang ada ditangan dan kakinya Diva membuat Dallas berniat ingin mengobatinya. Namun saat dirinya ingin mendekat, tiba-tiba saja sekertarisnya itu langsung pergi.

Dallas berkata saat melihat kepergian Diva "Gue jadi kepikiran sama luka-lukanya, bisa-bisanya tuh orang main pergi gitu aja, padahal kan niat gue baik" 

🌲🌲🌲

Lexi teihat baru saja sampai dan sedang memarkirkan motor miliknya diparkiran kampus. Hari ini dirinya hanya memiliki satu mata kuliah yang akan berlangsung saat jam makan siang.

Setelah memarkiran motornya Lexi langsung menuju fakultasnya. Saat melewati lorong kampus dirinya itu mendengar jika ada mahasiwa/i yang sedang membicarakan Diva karena berdekatan dengan Dallas.

Mendengarnya saja sudah membuat lexi merasa terganggu, dan jadi mengingat kejadian kemarin saat Diva diperlakukan kurang baik dengan Halend.

Namun sebelum menuju kelasnya, Lexi menyempatkan untuk pergi kekantin kampus terlebih dulu karena ingin membeli minum."Makasih bu" ucapnya setelah mendapatkan minumnya.

Saat ingin pergi dari area kampus tiba-tiba saja Lexi bertemu dengan orang yang tidak ingin dirinya temui, siapa lagi kalau bukan Jessi orangnya.

"Kak Lexi! Baru sampe ya? Pantes Jessi enggak liat kakak tadi pagi" tukasnya tersenyum melihat pujaan hatinya.

Lexi mebuang nafasnya kasar "Kapan si lo berhenti gangguin guenya? Lama-lama risih tau enggak!"

Jessipun yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dengan raut wajah cerianya. "Jessi akan berhenti gangguin kak Lexi, kalau misalkan tugu monas udah pindah ke kalimantan" ucapnya yang membuat laki-laki yang ada dihadapannya itu langsung kebingungan dan terheran-heran.

"Lo gila ya! Bahkan sampe kapanpun tuh tugu monas enggak bakal bisa pindah ke kalimantan" sambung Lexi dengan alisnya yang saling bertautan.

"Yaudah! Berarti sama halnya kayak Jessi yang selalu ganguin kak Lexi, sampe kak Lexi sadar kalo Jessi itu suka sama kakak" tutur Jessi melihat pujaan hatinya itu dengan tatapan matanya yang dalam.

Lexipun yang mendengarnya hanya bisa manarik nafasnya dan juga menggelengkan kepalanya secara bersamaan. "Mimpi apa gue bisa ketempelan sama nih cewek" ucapnya membatin sambil memijat pelipisnya.

🌲🌲🌲

Angin berhembus menerpa dedaunan kering yang jatuh dari pohonnya, terik mataharipun semakin terasa panas jika terkena kulit.

Seorang mahasiswi terlihat sedang menyendiri sambil melihat keatas langit. "Jadi awan tuh enak ya! Enggak pernah ngalamin yang namanya masalah. Tugasnya cuma mengambang dilangit biru yang cerah" kata Diva.

Kemudian semilir anginpun berhempus yang membuat Diva memejamkan matanya. Mahasiswi itu kembali berucap "Emang enggak salah ya! Kalo pahitnya obat itu, masih aja kalah sama pahitnya hidup"

Diva mulai merebahkan kepalanya dimeja taman tersebut dengan tangan kanannya yang menjadi bantalan. Matanyapun dibiarkan terpejam karena sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata beberapa hari ini.

Taklama Diva terlelap karena hembusan angin yang menerpanya. Bahkan dengan cahaya matahari yang menerpanya saja tidak membuatnya terganggu sedikitpun.

Kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat kearahnya, taklama orang tersebutpun ikut duduk disamping mahasisiwi yang tengah terlelap.

"Bisa-bisanya gue mutusin buat lakuin ini! Dan lo malah enak-enakan tidur disini" kata orang tersebut.

Seseorang yang sedang duduk disamping diva adalah Dallas orangnya. Mahasiswa itu datang dengan membawa obat merah dan juga beberapa handsaplash ditanganya.

Kemudian Dallaspun mulai mengobati luka ditelapak tangannya Diva dengan hati hati.Setelah mengobati telapak tangan sekertarisnya, dirinya juga mengobati lututnya yang juga terluka.

Divapun tidak bergerak bahkan bangun dari tidurnya saat Dallas mencoba mengobati lukanya. Selesai mengobati lukanya Diva mahasiwa itupun duduk disampingnya dan ikut merebahkan kepalanya juga.

Dallas dapat melihat jika Diva tertidur begitu lelapnya. Bahkan dirinya saja sampai tidak sadar jika sudah tersenyum saat memperhatikan sekertarisnya itu.

"Gue minta maaf! Karena gue, lo jadi terluka" ujarnya sambil melihat luka yang ditelapak tanganya.

Taklama Dallaspun juga ikut tertidur disamping Diva, bahkan keduanya juga tak sadar jika menjadi pusat perhatian anak kampus lainnya.

Divapun tersadar karena dirinya merasakan lapar akibat belum sempat makan siang. Saat membuka matanya betapa terkejut dirinya setelah melihat Dallas sudah berada didepannya, dengan jarak yang terbilang cukup dekat.

"Astaga! Nih orang kenapa bisa tidur disini?" tukas Diva yang langsung saja berdiri saat melihatnya. Sadar akan pergerakan Dallas membuatnya cepat-cepat pergi dari tempat tersebut.

Belum sempat Diva pergi tiba'tiba saja tangannya ditahan oleh Dallas "Mau kemana?"

Divapun seakan mematung mendengarnya, kemudian senior menyebalkannya itu bangun dan membuka matanya.

"Lo mau kemana? Kaki lo enggak sakit emangnya?" tanya Dallas sambil melihat luka yang ada di lututnya Diva.

Divapun tersadar dan langsung melihat  lulutnya, dan disana lututnya itu sudah diobati. Kemudain dirinya juga melihat luka yang ada ditelapak tangannya yang juga sudah terobati.

Seakan bingung siapa yang telah mengobati lukanya itu Tiba-tiba saja dallas berkata "Lo harus berterima kasih sama gue! Karena gue udah ngobatin luka lo"

"Makasih kak" ucapnya sambil melihat Dallas. Mendengar Diva berterima kasih kepadanya entah mengapa membuatnya tersenyum lebar.






>>>NEXT<<<

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 147K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
1M 102K 55
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
936K 34.2K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
Toxic By 23

Teen Fiction

6.7M 1.1M 60
AKBAR ADJI PANGESTU [A K B A R] Yang orang lain tahu, Akbar itu: β€’Kalem. β€’Baik hati. β€’Pintar. β€’Ramah. β€’Jomblo. Yang Mia tahu, Akbar (pacar sin...