Imam Impian (Revisi)

By Aqidatul09

1M 27.7K 472

Awal : 21 Agustus 2021 Selesai : 14 Februari 2022. TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! Proses revisi... More

02. keputusan
03. pondok pesantren
04. Adaptasi
05. Bertemu
06. Hukuman
07. Senjata Makan Tuan
08. Rumah sakit
09. Liburan
10. Rahasia Ustazah Nisa
11. Menginap

01. Kemarahan sang ayah

70.6K 3.9K 73
By Aqidatul09

"Ada kalanya aku merindu dengan waktu yang sudah berlalu."

- Iqlima Aqeella Shalshabilla -
.
.
.
Happy reading.

Plak...

Terasa nyeri sekali pipi Ima, ia tidak tahu kenapa sang Ayah menamparnya.

"Ayah kenapa?" Tanyanya bingung.

"Masih tanya ayah kenapa? Tanya kepada dirimu sendiri apa yang baru kamu lakukan." Ucap Ayah Ima lantang.

Jujur Ima pun bingung kenapa ayah begini, biasanya sang Ayah tak pernah perduli dengan apa yang ia lakukan.

"Kenapa kamu ikut-ikutan balapan liar, nabrak orang, kamu tau ayah malu ima!"

"Oh ayah malu, iya? Bukakan Ayah gak pernah perduli dengan Ima? Bunda juga begitu sama Ima, emang yah gak ada yang pernah perduli dengan Ima. Kecuali Bik Yanti dan Pak Parjo!"

"Jaga ucapan mu Ima! Bunda nggak pernah ngajarin kamu bicara seperti itu!" Tegas bunda Ima yang nyaring di telinga.

"Emang Bunda pernah ngajarin Ima ya? Perasaan Ima dari kecil cuma sama Bik Yanti, Bik Yanti yang nasehati Ima. Ima kayak gini juga kemauan sendiri, bukan didikan Bik Yanti, lebih tepatnya Bunda cuma sibuk sama pekerjaan Bunda. Bik Yanti sama Pak Parjo yang nggak punya anak aja pengen, lantas  Bunda kemana?"

"Sudah Non, Bibik gak mau Non bertengkar sama Bapak dan Ibuk, Non pergi ke kamar ya."

"Bik, kenapa Ima selalu di suruh ngertiin perasaan Ayah Bunda? Sedangkan mereka saja tak pernah mengerti apa yang aku mau."

Plak..

Bunda Ima kini menampar pipi Ima lagi, sungguh menyakitkan sekali baginya.

"Ayah sama bunda cari uang untuk kamu ya Ima, kenapa kamu begitu ke ayah sama bunda, apa kurang semua yang ayah sama bunda kasih ke kamu?"

"Andai ayah dan bunda tau, aku hanya ingin seperti teman-teman ku yang sering menghabiskan waktu dengan orang tua mereka. Aku tak ingin uang, pangkat, jabatan. Yang aku inginkan hanya kasih sayang kalian, apa aku salah? Aku berbuat onar, berandalan hanya ingin kalian lebih fokus ke aku, bukan ke pekerjaan! Tapi aku salah, apapun itu gak akan pernah merubah ayah bunda sayang dan perhatian sama aku!" Air mata Ima terus menetes, bersama semua perasaan yang ingin ia ungkapkan.

"Ayah akan kirim kamu ke pesantren, ayah gak mau denger tapi tapian! keputusan ayah sudah bulat!"

Bagaikan di sambar petir di siang bolong. Pesantren? Kenapa takdir ku seperti ini? Aku gak mau ke pesantren! Yang ku tau di pesantren semuanya harus ngantri, gak ada waktu istirahat.

"Ayah bunda jahat!" Teriaknya lantang. Ia pergi ke kamar dan menutup pintu dengan keras, meluapkan emosi nya di kamar.

"Tuhan... Kenapa sakit sekali?" Ima hanya ingin mendapatkan kasih sayang kedua orang tua nya, karna sejak kecil ia tak pernah mendapatkannya. Ia memutuskan untuk mandi agar bisa meredakan emosi. Bahkan, ia masih mengurung dikamar hingga malam.

Tok..tok.. tok..

"Buka aja Bik, nggak di kunci kok."

"Ini Non, makan dulu. dari kemarin malam Non belum makan, nanti Non sakit."

"Aku gak lapar Bik, Bibik aja yang makan."

"Bibik udah makan, Non, sedikit aja."

"Karna Bibik yang minta, oke Ima makan. Tapi Bibik suapi ya?"

"Iya Bibik suapi, sekarang aaa".

Makanan itu sampai di mulut Ima. Jujur, ia ingin merasakan masakan bundanya, sekali aja, pengen banget, tapi apalah dayanya.

"Bik emang Ima salah ya Bik, Ima gak pengen ke pesantren Bik," Lirihnya.

"Non, pesantren itu gak kayak apa yang di pikirkan Enon. kalau Non pengen ngerasain kasih sayang di sana banyak banget, Non bisa ngerasain punya temen banyak, punya orang tua yang sayang sama Enon."

"Tapi Bik, aku gak mau pisah sama Bibik, nanti kalau aku ke pesantren Bibik sama Pak Parjo gimana?"

"Nanti Bibik sama Pak Parjo sering sering jenguk Non di pesantren."

"Nona sayang kan sama Bibik?" Tanya Bibik lagi.

"Iyalah Bik, cuma Bibik yang bisa ngertiin Ima, Imma juga sayang sama ayah bunda."

"Non ke pesantren ya kalau sayang sama Bibik."

"Oke bik, tapi bilangin ke ayah, Imaa mau ke pesantren tapi cuma satu tahun doang!"

"Iya, nanti Bibik bilangin ke Bapak, sekarang Non bobok udah malem, kan besok ke pesantren."

"Aish Bibik ini."

Ima berusaha tidur tapi tak kunjung bisa. Ia takut sekali dengan esok pagi, kalau bukan karna Bik Yanti aku gak mau ke pesantren. Gadis itu pun memutuskan membaca novel di aplikasi Wattpad. Lambat laut mata nya mulai sayu dan tertidur.

"Yah, Bunda gak mau pisah sama Ima. Apa nggak bisa dipikir-pikir lagi?"

"Tidak Bun, ini yang terbaik buat Ima, Ayah gak mau Ima ikut pergaulan bebas." Ayah Ima yang berdiri di dekat meja menoleh sekilas.

"Kenapa kita gak bilang aja Yah, kalau sebenarnya kita nggak sibuk kerja. Tapi sibuk ngurusin biaya pendidikan anak yang orang tuanya Ayah tabrak?" Ayah Ima berjalan perlahan ke arah pintu kamar menuju balkon yang terbuat dari kaca. Langit malam terlihat jelas, gelap tanpa bintang.

"Ayah tidak ingin Ima semakin benci... Ayah memang Ayah tidak berguna, tidak bisa kasih sayang yang cukup. Ayah harus bertanggung jawab dengan anak yang orang tuanya Ayah tabrak. Setahun lagi ini akan berakhir, semoga Ima bisa menerima permintaan maaf kita nantinya." Ayah Ima menyaku tangan sembari menatap keluar jendela kanat dengan raut wajah tegas, tetapi tatapan nya cemas.

"Sudah Yah, jangan nyalahin diri sendiri, Bunda yakin di balik kelakuannya yang seperti itu ada hati yang lembut yah. Ayah jangan mikir yang aneh-aneh, sekarang waktunya kita fokus dengan pesantren Ima. Bunda mau pesen kelengkapan Ima ke pesantren. Semoga anak kita bisa menjadi anak yang Salihah." Bunda Ima meraih ponselnya dan beranjak ke tempat tidur untuk memesan beberapa barang di aplikasi belanja online.

"Pesen aja Bun, jangan sampai anak kita kekurangan apapun selama di pesantren." Sang suami pun menghampirinya, tetapi suara ketukan pintu mengagetkan mereka.

Tok... tok...tok...

"Sebentar... Ada apa Bik?" Bunda Ima bangkit untuk membukakan pintu dan mendapati pembantunya di sana.

"Ini Buk Bibik mau nyampein pesen Enon, katanya dia mau ke pesantren tapi hanya satu tahun".

"Oh iya Bik, gak papa. Makasih untuk semuanya."

"Bibik tau kok Bapak sama Ibuk sayang sama Non Ima, yaudah Bibik ke belakang dulu".

"Iya Bik, sekali lagi makasih yah". Bunda Ima tersenyum, tahu benar jika hubungan putri dan pembantunya Sanga dekat.

Pagi-pagi suara menggedor pintu menggelegar di telinga. Ima masih asyik dengan mimpi, mengerutkan dahi dan mencoba membuka mata. Hingga omelannya terlontar karena tak kunjung ada yang membukakan pintu.
"Aish, apa apaan ini. Pagi pagi sudah bikin badmood." Omel Ima

"Semua orang dimana sih, kok gak ada yang bukain pintu." Tanya sembari mengucek mata dan menoleh ke kanan kiri, suara ketukan pintu itu semakin berisik hingga memilih bangun, keluar kamar, menuruni tangga, dan membuka pintu rumah.

"Iya siapa?" Tanya Ima saat mendapati orang asing di depannya.

"Apa benar ini rumahnya bapak Zainal Bustanil Arifin?" Sosok yang ternyata kurir.

"Iya benar. Itu Ayah saya, ada apa ya?" Tanya Ima yang tidak tahu menahu tentang kedatangan kurir itu sembari mengerutkan dahi

"ini ada paket." Sang kurir menyodorkan paket kepada Ima

"Eh, terimakasih."

"Tolong di tanda tangani atas penerimaan, ya."  Kini sebuah kertas dan pulpen disodorkan ke Ima yabg tidak mengerti perihal paket itu.

"Eh iya,, sekali lagi terima kasih." Tak ingin memperpanjang masalah, Ima langsung menandatanganinya dan menerima paket itu.


TBC.....


"Sebuah keindahan terlahir dari rasa sakit yang relatif, dan jalan untuk merubahnya menjadi mutlak dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT"
-xyz_

Baca juga kelanjutan Imam Impian, tentunya lebih seru dong.





- senin, 02 Agustus 2021 -

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 54.3K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
1.4M 145K 51
Katanya, psikopat bersifat genetik. Katanya, seorang anak yang tumbuh besar dengan orang tua yang memiliki gangguan tersebut berpotensi tumbuh serupa...
424K 1.9K 15
🔞LAPAK DEWASA🔞 BOCIL DILARANG NANGKRING! kamu kesini karena apa? karena birahi tah? tapi di sini aku bakal suguhin kisah hot nya jihan dan varel (a...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.3M 205K 64
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...