Aku Bukan Rumah

Af riafil

510 44 2

Aku selalu mengira bahwa aku adalah rumah, dimana kamu pergi, kamu akan pulang dan berkeluh kesah, ternyata k... Mere

1
2
3
4
5
6
GANTI JUDUL
7
8
9
10
11
13

12

16 1 0
Af riafil

Bintang dan Alam sedang duduk di taman sambil menikmati ice cream, Bintang yang isi kepalanya kacau, sedangkan Alam masih dengan santainya melihat orang berjalan melewatinya sambil makan ice cream. 

"Kemana aja selama ini?" Bintang memulai pembicaraan, karna ia sudah tak kuat menahan pertanyaan dalam hatinya untuk tidak diungkapkan.

"Iya lagi sibuk sama kerjaan"

"Menurutmu kita ini apa?"

"Apanya?"

"KIta hanya teman atau gimana?"

"Menurutmu saja"

"Alam, gak ada yang mau dalam posisiku. Menerimamu yang suka datang dan pergi seenaknya. Aku diam karna menahan, banyak pertanyaan dalam benakku. Apa kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku? Aku ini kamu anggap apa? bahkan jika kita hanya sekedar teman, bagiku kedekatan kita kadang tidak bisa disebut teman, tapi tepatnya lebih dari teman. Iya, aku menyukaimu, tapi kamu entah. Aku sudah lelah melihatmu yang datang memberi kejutan dan perhatian, lalu pergi begitu saja tanpa tau perasaanku yang melihatmu tiba-tiba hilang"

"Bintang, tenang dulu"

"Maaf Alam, mulai sekarang jangan menemuiku lagi" Bintang meninggalkan Alam dengan menggenggam ice creamnya yang mulai mencair. 

****

Galih sedang membuat kopi melirik meja pojok yang biasa di duduki oleh Bintang. Iya, ini hari Senin, biasanya Bintang duduk di meja itu pada hari Senin untuk membaca buku, tapi untuk hari ini yang duduk di sana bukan gadis itu, melainkan orang yang disukainya, Alam. Sudah 2 jam pria itu diam dan tidak bergerak, hanya menatap kopi didepannya, sekali ia teguk sambil melihat arah jalan.

Semenjak kejadian di taman waktu itu, ia tak lagi bertemu dengan Bintang. Dia berusaha menghubungi tapi tak pernah dapat balasan. Iya, apakah selama ini dirinya begitu kurang ajar terhadap Bintang? Alam menganggap Bintang adalah rumahnya. Iya rumah, walaupun Alam pergi sejauh apapun ia akan kembali pada gadis itu. Ia kira selama ini sudah memperlakukan Bintang dengan baik, ternyata dugaannya salah. Ia cukup egois atas apa yang menurutnya baik, tapi tidak untuk Bintang. Gadis itu tak pernah mengeluh atas dirinya, tapi ternyata ia menahan agar Alam tak merasa risih. 

"Kenapa lu?" itu suara Galih, ia menghampiri Alam dan duduk di hadapannya. Alam menghela nafasnya.

"Bintang gak mau ketemu gue lagi"

"Lah kenapa?"

"Iya, gara-gara gue gak hubungin dia 2 bulan"

"Tolol"

"Yang sopan dikit"

"Alam Alam, kalo lo mau jali hubungan sama orang lain, lo juga harus tau gimana perasaan dia saat lo gak ada. Ya gimana sih yang gak kesel, lo dateng kaya gak ada dosa gitu, naruh perhatian lalu seketika itu juga hilang"

"Gue kan lagi pusing sama kerjaan, dan lo tau kan gue gak terlalu suka sama chattingan, kalo mau hubungin dia juga bingung bahas apaan"

"Emang dia nyuruh lo buat hubungin dia terus tiap jam?"

"Ya engga si"

"Yaudah kan, cewek itu gak masalah sebenernya lo mau sibuk apaan, cuma dia pengen sehari itu ada waktu intens buat ngobrol. Misal lo gak suka chattingan, lo bisa telpon dia bentar saat waktu senggang. Lah ini engga, 2 bulan langsung gak ada kabar, tiba-tiba muncul kaya gak ada salah gitu. Kalo gue jadi Bintang, pala lo udah gue benturin ke tiang"

"Kejem lo"

"Lo yang kejem, gak ada cewek yang sesabar Bintang gitu lam. Selama ini lo sering ngilang tanpa kabar, terus dateng lagi, dia gak pernah nolak kan? mungkin kali ini dia udah muak kali sama kelakuan lo. Ini pertama kalinya kan kedatangan lo gak diterima? akhirnya lo merasa ada yang berbeda, karna selama ini lo merasa aman, lo pergi dan datang seenaknya, Bintang tetep nerima, tapi lo gak mikir kalo Bintang juga bakal lelah"

"Terus gue harus gimana?"

"Emang hubungan kalian apa?"

"Ya masih deket sih"

"Belum ada ikatan pacaran?"

"Belum"

"Ya Allah Alam, lo tololnya kebangetan dah"

"Kalo jaman sekarang nih ye, lo kategori fuck boy yang suka ghosting tau?"

"Ya gue bingung cara ngomongnya gimana buat ajak pacaran, kan gue gak jago begituan, takut dia ilfeel"

"Lam lam, parah lo. Otak pinter tapi masalah perasaan noob"

"Sialan lo, jangan ngomel mulu deh lo, kasih gue saran harus ngapain"

"Ya sono temuin dia terus minta maaf, kalo mau jalin hubungan sama dia ya lo harus ngerti perasannya. Hubungan itu lam yang jalanin 2 orang, bukan seorang. Kalo lo jalin hubungan semau lo, ya pacaran sama diri sendiri aja. Jadi perlu didiskuiskan harus gimana biar dua duanya nyaman"

"Iya iya elah"

"Lam lam masa masalah gini lo harus les privat ke gua"

"Diem"

***

Setiap hari nomer yang sama mengirim pesan dan menelfon nomor Bintang, hatinya cukup kuat untuk menahan agar tidak membalasnya. Tiap hari Senin Bintang ke perpus dan cafe, kini tak lagi. Karna waktu itu saat di perpustakaan, ibu penjaga bilang ada yang mencarinya. Dan waktu ke cafe terdapat Alam yang sedang duduk di tempat yang biasa ia duduki. Akhirnya semenjak itu ia memutuskan tidak mengunjungi perpustakaan dan cafe untuk sementara agar tidak bertemu dengan Alam.

Terkadang Bintang berfikir, apakah ia yang egois karna tak bisa memahami Alam? Apa ia kurang sabar lagi menghadapi manusia kaku satu itu? kenapa saat ini seolah Alam sangat membutuhkannya sampai mencari ke tempat yang biasa ia kunjungi. 

Bintang menghela nafas, ia meminggirkan motornya untuk membeli ice cream coklat. Ya tiada lagi yang bisa mengembalikkan mood kecuali ice cream coklat. setelah membelinya, ia makan di depan supermarket sambil melihat kendaraan lewat.

"Bintang?" ia menoleh kesumber suara, teryata itu Buana.

"Eh Bumi, ngapain?"

"Menurutmu ke supermarket ngapain?"

"Gak tau basa-basi nih orang"

"Ahaha bercanda kali. Sendiran aja?" Buana duduk di sebelah Bintang.

" Iya, nih makan ini" sambil mengangkat ice cremanya. "Mau? beli sana"

"Harusnya sekalian ditraktir dong"

"Iya kapan-kapan aja deh. Oh ya aku mau nanya deh"

"Kalo bisa jawab dapet apa nih?"

"Yeee ini bukan quiz di tv kali"

"Hahah iya deh, apaan?"

"Kenapa cowok tuh suka banget datang dan pergi?" 

"Hmm banyak si"

"Apanya?"

"Ya penyebabnya. Kamu udah punya pacar emang?"

"Belum si"

"Oh syukurlah"

"Kenapa?"

"Oh engga haha. Menurutku cowok yang suka datang dan pergi itu di satu sisi dia nyaman dan juga bosan. Ya jadi dia lagi butuh kamu, dia datang karna mungkin kamu bisa menghibur. Tapi kalo udah bosen sama keadaan dia pergi"

"Wah kurang ajar ya"

"Iya memang haha, tapi di satu sisi dia juga gak mau kamu hilang, karna kamu tempat saat dia butuh hiburan"

"Iya gak ada juga yang mau dalam posisi abis dibuat seneng terus tiba-tiba dia ngilang"

"Tapi Bintang, kamu jangan langsung menyimpulkan atas pikiranmu sendiri. Karna pemikiranmu bisa saja berbeda dengan apa yang dia lakukan. Kamu gak bakal paham jika tak tau sendiri dari mulutnya. Jadi lebih baik temui dia dan minta penjelasannya"

"Iya sih, gak tau aku ngerasa udah capek aja gitu sama kelakuannya. Waktu itu aku marah dan bilang tidak akan menemuinya lagi. Tapi aku pernah menemui dia sedang mencariku ke tempat yang biasa aku datangi, dan tiap hari dia menghubungiku"

"Iya memang, seseorang akan merasa menyesal ketika sudah ditinggalkan"

Drrtt... ddrrtt...

Ponsel Bintang bergetar, ia melihat nama siapa yang tertera disana. "Kenapa gak diangkat?"

"Dia yang lagi kita bicarakan saat ini" mereka berdua tidak tahu bahwa ada seseorang yang sedang melihat mereka dengan kepala yang panas menahan kesal, atau karna cemburu? Iya, siapa lagi kalau bukan Alam.


Fortsæt med at læse

You'll Also Like

385K 21.3K 71
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
6.6M 217K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
983K 95K 52
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
661K 31.1K 46
selamat datang dilapak ceritaku. 🌻FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌻 "Premannya udah pergi, sampai kapan mau gini terus?!" ujar Bintang pada gadis di hadapann...