My Annoying Cute Girl [✓]

Aobana_Lily28 tarafından

27K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... Daha Fazla

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

>> SIDE STORY (JAYWON : 4)

556 38 1
Aobana_Lily28 tarafından

+
- ENHYPEN -
-::-
Park Jeongseong (Jay) x Yang Jungwoon
---
Tomorrow x Together ft. EN- Story
---

Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini.
---
Side Story
::::::
Part 4 : Hate-Love Relationship
-::-
- ENHYPEN -
+

Selama kau hidup kau pasti pernah merasa tidak suka, kesal, atau benci pada seseorang. Alasannya pun beragam. Ada yang memang karena kesal, ada yang karena orang itu melakukan apa yang tidak kita sukai. Ada juga beberapa orang kesal pada seseorang tanpa alasan yang jelas. Contohnya gadis bertampang imut satu ini.

"Apa?" tanya gadis itu dengan nada super jutek pada pemuda yang baru saja bertamu ke rumahnya. Pemuda itu hanya bisa mengerjap dengan raut bingungnya.

"Jeongin ada?" gadis itu mendengus. Si pemuda sampai bingung sebenarnya ada apa dengan gadis di depannya ini. Setiap kali mereka bertemu... selalu saja gadis itu menunjukkan rasa tidak sukanya. Apa dia melakukan sesuatu yang salah?.

"Kakak ku sedang keluar. Pergi sana!".

'Brak'.

Manik Park Jeongseong alias Jay kembali mengerjap bingung. Otaknya benar-benar tidak mampu memahami seorang Yang Jungwoon. Gadis yang manis tapi jutek dan galaknya minta ampun.

Apa gadis itu sedang PMS? Tapi tidak mungkin PMS hampir setiap hari bukan?.

"Jungwoon... jangan seperti itu. Kau tidak sopan" nah loh, itukan suaranya Jeongin. Jay jadi makin bertanya-tanya... apa Jungwoon punya dendam pribadi padanya.

'Kriet'.

Pintu rumah mewah itu kembali terbuka dan menampilkan sosok pemuda yang merupakan salah satu sahabat sekaligus kolega kerja Jay.

"Ah, maafkan adikku ya Jay" pemuda itu mengangguk. Maniknya menatap tanya pada Jungwoon yang mendesis dan melayangkan tatapan tajam pada Jay.

"Ya tidak masalah. Toh aku sudah biasa" jawab Jay terkesan santai. Tapi dalam hati pemuda itu sudah dugun-dugun karena ditatap tajam seakan ingin dikuliti oleh Jungwoon.

"Ya sudah. Kita pergi kalau begitu" Jeongin menatap adik perempuannya itu. "Jaga Daniel yah?" Jungwoon mendengus lalu pergi dari tempat itu. Lebih baik dia menjaga adik kecilnya ketimbang mengurusi urusan Jay dan Jeongin.

"Dia itu kenapa sih?" Jeongin terkekeh.

"Mau ikut mungkin? Tapi dia harus jaga Daniel di rumah. Dia sebenarnya tidak mengizinkan aku pergi. Tapi... mau bagaimana kalau ini soal pekerjaan" Jay menghela nafasnya.

"Ya sudah, ayo pergi" dua pemuda itu langsung meninggalkan mansion keluarga Yang. Meninggalkan Jungwoon yang masih misuh-misuh karena harus di tinggal.

Manik gadis itu menatap adiknya yang baru berusia dua tahun.

"Daniel, apa kau tidak merasa kesepian saat tidak ada orang lain selain kita berdua di rumah?".

"Tata tetepitan (kakak kesepian)?" Jungwoon terkekeh menanggapi ucapan cadel adiknya itu.

"Hu'um... tapi karena ada Niel, kakak tidak jadi kesepian" balita itu menampilkan deretan gigi mungilnya membuat Jungwoon makin gemas padanya. "Ahh... kakak sayang Niel" ujar Jungwoon sembari memeluk tubuh mungil adiknya.

"Niel tuta tayan tata oonie(Niel juga sayang kakak Woonie)".

Yah... setidaknya Daniel selalu menemaninya di saat dirinya kesepian.

'Ting... tong...'.

Jungwoon mendongak. Maniknya menatap Daniel yang juga tengah menatapnya.

"Tata, ata tamu (kakak, ada tamu)" Jungwoon tersenyum sejenak sebelum menggendong adiknya, lalu pergi ke pintu utama rumahnya.

"Woonie! Kau di rumah?" senyum gadis itu merekah saat mendengar seruan seseorang di luar rumahnya.

Dengan segera gadis itu membuka pintunya.

"Loh, ku pikir hanya kak Sunghoon?" ketiga sahabatnya yang lain mendengus.

"Kau tidak senang kami juga datang?" dengus Sunoo yang ditanggapi anggukan setuju oleh Beomgyu. Pasalnya dia yang paling sulit untuk keluar dari apartemen Taehyun.

"Ya maaf. Kan yang ku dengar hanya suara kak Sunghoon. Ayo masuk" keempat gadis itu akhirnya memasuki mansion keluarga Yang.

Beomgyu yang sudah sejak awal gemas dengan Daniel, akhirnya merebut Daniel dari Jungwoon.

"Ya ampun... Niel kenapa makin lucu" gemas gadis itu sembari memeluk si bocah laki-laki yang tengah tertawa geli sekarang. "Niel sehat-sehatkan?".

"Iya tata Kyu (iya kakak Gyu)".

Jungwoon, Sunghoon, Sunoo, dan Chenle mengacuhkan Beomgyu juga Daniel. Keduanya hanya akan fokus pada masing-masing jika sudah bertemu.

"Tumben ke sini tanpa bilang apa-apa. Apa... ada hal penting?" ketiga gadis itu terkekeh.

"Tadinya aku hanya ingin jalan-jalan sendiri. Tapi... kak Jay bilang kau hanya berdua di rumah dengan Daniel, karena aku ingat kemarin Beomgyu bilang dia rindu Niel... jadi aku mengajak mereka ke sini" jelas Sunghoon.

"Kak Jay?" ketiga gadis itu mengangguk.

"Hu'um. Kebetulan juga aku tidak ada kegiatan apapun hari ini. Daripada bosan, jadi aku ikut saja" Jungwoon terdiam mendengar ucapan sahabat-sahabatnya.

"Lagipula yah... kak Jay itu selalu baik padamu. Kenapa kau sensi sekali dengannya?" pertanyaan Beomgyu sukses membuat Jungwoon kembali memasang tampang kesalnya.

"Aku bukan kesal karena apa. Hanya saja... kak Jay selalu datang disaat aku ingin bermain bersama kak Jeongin dan Niel. Gara-gara kak Jay rencana ku berantakan karena kak Jeongin harus pergi" keempat sahabat gadis itu terkekeh.

"Kalau begitu... protes lah langsung padanya. Jangan diam-diam begini dan hanya bertingkah seakan-akan kau membenci kak Jay tanpa sebab" ujar Sunghoon.

"Benar. Lihat saja aku dan Jisung. Kami sering bertengkar tapi cepat baikannya. Itu karena kami blak-blakan mengatakan hal yang membuat kami tidak suka atau kesal pada satu sama lain. Mungkin kami akan diam-diaman. Tapi... dari situ aku dan Jisung selalu mengkoreksi diri. Setelahnya... kami berdua maaf-maafan" Jungwoon mendengus mendengar ucapan Chenle.

"Aku dan kak Jay beda yah. Kau dan Jisung itu tunangan. Aku dan kak Jay hanya orang asing" mereka terkekeh mendengar jawaban Jungwoon.

"Jangan terlalu benci loh, nanti kau malah menyukainya" Jungwoon mendengus.

"Mana ada ya!".

"Biasanya yang selalu mengelak begini yang akan kena karma nanti".

'Bugh'.

"Yaak! Hati-hati. Kalau kena Niel nanti bagaimana?" dengus Beomgyu yang baru saja terkena lemparan bantal dari Jungwoon. Beruntung gadis itu cepat memeluk Daniel jadi hanya dia yang kena.

"Kalau kena dia itu salah mu" Beomgyu menghela nafasnya.

"Jangan bohongi perasaan mu Jungwoon... biasanya perempuan yang kelewat mengelak begini sebenarnya menyimpan rasa" Jungwoon mengusak surainya frustasi. Heran kenapa sahabat-sahabatnya malah menjodohkannya dengan Jay.

Tapi terserah lah, Jungwoon tidak mau terlalu pusing.

Sore ini Jungwoon berjalan sendirian di pinggiran trotoar yang cukup sepi. Gadis itu baru saja pulang dari latihan taekwondo-nya.

Namun langkah gadis itu terhenti ketika melihat seorang pemuda yang cukup dikenalnya dan satu orang gadis yang tidak dikenalnya.

Jungwoon mendesis menatap kedua orang itu. Dia tidak ada hubungan apapun dengan pemuda itu, tapi rasanya menjengkelkan sekali. Lebih menjengkelkan dari saat pemuda itu yang selalu mencuri waktu kakaknya untuk bermain bersamanya dan adiknya.

Memilih acuh, Jungwoon akhirnya kembali melangkahkan kakinya. Namun baru berapa langkah... seruan laki-laki tadi membuat langkahnya terhenti.

"Oh! Jungwoon!" gadis itu menghela nafas lalu berbalik. Ingin rasanya mengumpat saat Jungwoon melihat gadis itu yang terlalu mepet berdiri di sebelah Jay. Ya, pemuda itu adalah Jay. "Kau darimana?".

"Latihan" jawab Jungwoon singkat.

"Sendiri?" Jungwoon mendengus.

"Memang mau kakak dengan siapa? Kak Sunghoon latihan skating, Sunoo latihan dance, Chenle latihan vokal, Beomgyu entah dia mungkin menyelesaikan lukisannya" Jay menggaruk tengkuknya. Heran juga kenapa Jungwoon selalu marah-marah saat dengannya.

"O-oh begitu yah?".

"Siapa gadis pendek ini Jay? Kau kenal dengannya?" Jungwoon mendengus mendengar panggilan perempuan di sebelah Jay untuknya. Sementara Jay sudah panas dingin karena tau seberapa sensinya seorang Yang Jungwoon.

"A-ah iya. Dia adiknya Jeongin".

"Oh, adiknya Jeongin toh. Salam kenal kalau begitu. Aku Yoon Hansol" Jungwoon mengangkat sebelah alisnya lalu menatap tangan Hansol yang terulur padanya.

"Ya salam kenal" ujar Jungwoon lalu berbalik dan langsung pergi begitu saja.

"Yaak! Ish sombong sekali sih dia" dengus gadis dan ditanggapi helaan nafas oleh Jay.

"Maklumi saja yah, dia memang begitu" Jungwoon mendengus saat samar-samar gadis itu mendengar ucapan Jay juga gadis asing itu.

"Ish. Kak Jay menyebalkan" dengusnya.

Sementara di posisi Jay, pemuda itu menatap penuh arti punggung Jungwoon yang kian menjauh. Pemuda itu menghela nafas. Bagaimana bisa jadi pacar kalau didekati saja sesulit itu.

Jungwoon menghela nafasnya, hari ini mood-nya benar-benar jatuh gara-gara insiden tadi sore. Tapi... kenapa dia harus marah coba? Dia tidak punya perasaan untuk Jay bukan?.

"Woonie" gadis itu menoleh dan menemukan bundanya juga adiknya yang kini tengah digendong oleh sang bunda.

"Kenapa bunda?".

"Ada yang mencari mu di bawah. Temui dulu sana" Jungwoon menatap bingung pada bundanya.

"Siapa?".

"Turun dan lihat saja sana" ujar wanita itu disertai senyumannya. Jungwoon menghela nafas dan akhirnya menuruti ucapan bundanya.

Gadis itu mengernyit bingung begitu mendapati Jay di ruang tamu. Namun gadis itu acuh dan pergi sampai di pintu utama mansion keluarganya.

Tidak ada siapapun. Apa mungkin yang bundanya maksud itu Jay. Gadis itu kembali lalu menghampiri Jay dan menatap pemuda itu dengan tatapan judesnya.

"Kakak yang dibilang bunda?" Jay mengangguk gugup. Jungwoon berduduk di sofa di seberang tempat Jay berduduk sekarang. "Ada apa?".

"Hmm... Minggu besok kau sibuk?" Beomgyu menatap tanya pemuda di depannya.

"Kenapa kakak mau tau?" Jay menghela nafasnya. Bicara dengan Jungwoon mesti tenang dan pelan-pelan. Kalau tidak gadis itu akan makin emosi pastinya.

"Aku... aku mau mengajak mu jalan-jalan. Mau?" Jungwoon mendengus.

"Ajak kak Jeongin dan perempuan yang tadi siang saja. Aku kesal, aku tidak mau" ujar gadis itu sebelum beranjak dan pergi meninggalkan Jay.

Pemuda itu mengerjap bingung. Kenapa harus Jeongin dengan Hansol coba? Perlahan senyum Jay mengembang.

Apa Jungwoon cemburu?

Yah... tidak apalah sesekali kepedean.

"Loh Jay, kemana Jungwoon?" pemuda itu menoleh dan menatap wanita yang diketahuinya adalah nyonya besar keluarga Yang.

"Ah, dia sudah kembali ke kamarnya bibi Yoa" wanita itu menghela nafas.

"Maaf ya Jay. Bibi juga heran kenapa dia jadi galak begitu" Jay mengangguk.

"Tidak apa-apa bibi".

"Nda... tata Day (Bunda... kakak Jay)" kedua orang dewasa itu menoleh pada bayi yang masih berada digendongan bundanya itu.

"Kenapa? Kau mau main dengan kak Jay?" si bayi mengangguk. Nyonya Yoa menatap pada pemuda itu. "Kau belum mau pulang Jay?".

"Ah, kalau Niel mau main dengan ku tidak apa-apa" nyonya Yoa menghela nafasnya.

"Jungwoon! Yang Jungwoon!" nyonya Yoa berseru membuat anak gadisnya menampakkan diri dipembatas lantai dua.

"Kenapa bunda?".

"Kau pergi temani Niel bermain dengan Jay" gadis itu mencebik.

"Dengan kak Jeongin sajalah. Kak Jeongin yang dekat dengan kak Jay" manik nyonya Yoa melotot.

"Yang Jungwoon!" melihat perubahan bundanya, mati kutu juga gadis itu.

"Iya bunda. Aku siap-siap dulu".

"Ya, sekalian ambilkan jaket Niel di kamarnya" Jungwoon mengangguk lalu segera menuruti kemauan bundanya. "Bawa pulang anak-anak bibi dengan selamat yah" ujar nyonya Yoa sembari memberikan Daniel pada Jay.

"Lah? Ku pikir hanya menjaganya di sini saja. Tapi tidak apalah. Hitung-hitung PDKT dengan Jungwoon" guman Jay sembari mengembangkan senyumnya lalu memeluk Daniel yang saat ini sibuk memainkan jaketnya.

Tak lama setelah itu, Jungwoon datang dengan stelan santainya. Gadis itu menghampiri Jay dan Daniel.

"Niel, balik hadap kakak dulu sini. Pakai jaket mu" bayi berusia dua tahun itu menurut dan menghadap kakaknya, dengan bantuan Jay tentunya.

Sementara Jay menahan tubuh Daniel, Jungwoon memakaikan jaket pada tubuh adiknya itu. Jungwoon mendongak lalu menatap tanya pada Jay.

"Mau kemana?" Jay menghendikkan bahunya.

"Kau yang paling tau Daniel biasanya main dimana. Jadi, aku ikut kau saja" Jungwoon mengangguk.

"Kita ke game center saja" Jay mengangguk. "Niel, digendong kak Woonie dulu yah? Kak Jay mau bawa mobil" bayi itu menatap ke arah Jay lalu mengangguk. Jungwoon segera mengambil Daniel dari gendongan Jay, lalu mereka pergi.

Dan... akhirnya mereka berakhir di sini. Jay dan Jungwoon berduduk di pinggiran kolam bola tidak jauh dari Daniel yang sibuk memainkan bola-bolanya dengan riang.

"Apa kau sedang ada masalah?" Jungwoon menoleh saat Jay tiba-tiba bertanya padanya.

"Tidak juga. Kenapa bertanya begitu?" Jay menghendikkan bahunya.

"Tidak apa sih. Hanya heran saja, kau selalu marah-marah saat bertemu dengan ku" Jungwoon mendengus.

"Kakak menyebalkan soalnya" Jay mengernyit.

"Alasan sampai kau berpikir begitu?" Jungwoon mengercut dan menatap kesal pada Jay.

"Ya kesal saja begitu. Aku tidak punya alasan khusus" Jay mengernyit. Tangan pemuda itu terulur dan mengusak surai gadis itu.

"Ya tidak masalah. Kalau dengan membenciku membuat mu senang... aku tidak masalah" Jungwoon menatap ke arah Jay dengan wajah cemberutnya.

"Aku bukan benci, aku hanya kesal tau" Jay terkekeh. Entah kenapa dia berpikir ucapan Jungwoon itu lucu.

"Begitu hmm? Apa bedanya coba?" Jungwoon mendengus. Kesal dengan ucapan Jay, gadis itu menggeplak lengan Jay namun tetap ditanggapi kekehan oleh pemuda itu.

"Tata Oonie, Niel mau tidul" kedua anak muda itu menoleh melihat ke arah Daniel yang berjalan tertatih ke arah mereka.

"Oh, Niel mengantuk?" bocah itu mengangguk. Jungwoon langsung mengambil adiknya itu dan membiarkannya tertidur digendongannya. "Kita pulang sekarang saja kak" Jay mengangguk.

Keduanya kembali menelusuri area mall untuk pergi ke area parkiran. Namun kasak kusuk para pengunjung di mall itu mulai mengusik kenyamanan Jungwoon.

'Wah... mereka berdua serasi sekali'.

'Benar, apa mereka pasangan muda?'.

'Anak mereka lucu sekali'.

Jungwoon mendengus mendengar kasak kusuk para pengunjung mall yang sekarang memperhatikan mereka bertiga. Gadis itu bergerak menuju belakang tubuh Jay.

"Ish, mereka bicara apa sih" Jay terkekeh menanggapi ucapan Jungwoon. Pemuda itu beralih merangkul bahu kecil gadis itu untuk melindunginya dari tatapan pengunjung di mall.

"Tidak usah dipedulikan. Ayo cepat, kasihan Niel" Jungwoon mengangguk. Dengan sedikit terburu mereka menuju ke tempat parkir mall.

---

"Haah... akhirnya sampai juga" Jungwoon tersenyum puas begitu memasuki mobil Jay.

"Niel sudah tidur?" Jungwoon menatap adiknya sebentar, kemudian mengangguk.

"Terima kasih untuk hari ini kak" Jay terdiam. Dia tidak salah dengarkan?.

"Kau bilang apa?" Jungwoon mendengus.

"Ku bilang terima kasih" Jay mengerjapkan maniknya. "Aku bersikap sarkas pada kakak belum tentu aku tidak bisa berterima kasih pada kakak" Jay terkekeh kemudian menganggukkan kepalanya.

Keadaan di mobil itu kembali hening sesaat setelah Jay mulai melajukan mobilnya.

"Oh ya, penawaran kakak tadi... aku... aku menerimanya" Jay menoleh ke arah Jungwoon sejenak. Senyum puas tergambar diwajah pemuda itu.

"Baiklah. Aku akan menjemputmu Minggu nanti" si gadis mengangguk. Meski rasanya gugup, tetap saja dia menanti hari itu.

Hari yang ditunggu Jay dan Jungwoon akhirnya datang. Jay menunggu di luar pagar mansion Yang. Dia sudah mengirimkan pesan pada gadis itu. Dan tak lama setelah itu, Jungwoon menunjukkan batang hidungnya. Berbeda dari biasa dimana Jungwoon selalu menunjukkan raut judesnya, gadis itu tersenyum begitu mendapati Jay di luar pagar rumahnya.

"Maaf kak, aku lama yah?" Jay menggelengkan kepalanya. Pemuda itu kemudian mengulurkan tangannya pada si gadis.

"Ayo pergi" Jungwoon mengangguk dan menerima uluran tangan Jay.

Setelah keduanya memasuki mobil Jay, Jay langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah berkendara selama hampir setengah jam, mobil Jay akhirnya berhenti di sebuah daerah yang mempertontonkan pemandangan kota.

Jungwoon menatap takjub pemandangan kota dari daerah bukit tempatnya sekarang berpijak. Tidak jauh dari bukit itu, ada beberapa cafe yang menjualkan jajanan yang cukup menggiurkan.

"Whoa... indahnya" guman Jungwoon membuat Jay yang mengekorinya terkekeh gemas.

"Kau suka?" gadis itu menoleh kemudian mengangguk cepat. Jay kembali terkekeh dan mengusak gemas surai Jungwoon yang sebagian beterbangan karena tertiup angin malam. "Syukurlah kalau kau menyukainya".

"Umm... apa hanya kita di sini?" Jay mengernyit.

"Tentu saja tidak. Ada pengunjung lain. Bahkan pemilik cafe dan karyawannya juga para penjual jajanan lainnya" Jungwoon mendengus.

"Maksud ku apa kakak hanya mengajakku?" Jay menatap bingung pada Jungwoon.

"Ya, memang mau mengajak siapa lagi hm?".

"Mungkin kak Jeongin, atau... kak Hansol?" Jay terkekeh.

"Lalu mengacaukan rencana kencan ku dengan mu?" Jungwoon terdiam. Gadis itu cukup terkejut dengan ucapan Jay. Apa pemuda di depannya ini main-main?.

"M-maksud kakak?".

"Yah... sebenarnya aku mengajak mu untuk kencan sekarang. Apa kau tidak suka?" Jungwoon menundukkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah.

"B-bukan begitu... t-tapi... bagaimana bisa?" Jay menghela nafasnya lalu menakup pipi Jungwoon, meminta gadis itu untuk menatapnya.

"Tentu saja karena aku menyukai mu" manik Jungwoon mengerjap tak percaya.

"T-tapi... bukankah selama ini aku bertindak sangat buruk pada kakak. Jadi... bagaimana bisa?" Jay menghendikkan bahunya.

"Entah? Yang pasti... aku tidak bisa membencimu hanya karena sifat mu. Bahkan meskipun kau mengatakan bahwa kau membenciku sekarang... aku tetap akan mengatakan kalau aku sangat mencintaimu dan aku ingin kau menjadi milikku... Yang Jungwoon" gadis itu terdiam.

Jay melepaskan tangannya dari pipi Jungwoon dan melangkah sedikit menjauh dari gadis itu. Pemuda itu tersenyum lebar dan duduk bersandar di salah satu kursi taman yang berada di bukit indah itu.

"Sekarang terserah padamu. Aku tidak memaksa. Sejujurnya... aku membawa mu ke sini untuk mengatakan itu. Alasannya... yah, kalau kau menolak ku... setidaknya pemandangan ini bisa menghibur sakit hatiku".

Jungwoon masih diam di tempatnya. Gadis itu menatap marah pada Jay lalu menghampiri Jay dan menarik kuat rambut pemuda itu.

"ARGHH... aku benci kakak!" seru gadis itu dan dengan beringas mengacak-acak rambut Jay.

"Yaak! Aku tau itu. Tolong jangan lukai fisik ku juga" Jungwoon mencebik.

"Kakak bodoh".

"Iya aku tau. Tapi tolong hentikan. Itu sakit kalau kau mau tau" ujar sembari menahan kedua tangan Jungwoon. Manik mereka bersitatap.

"Kak Jay menyebalkan... hiks" pemuda itu tersentak saat Jungwoon tiba-tiba menangis.

"Hey, kenapa menangis? Apa aku ada salah kata? Apa aku menyakiti mu? Aku minta maaf" Jungwoon mencebik. Ditengah isakannya, Jungwoon berduduk di pangkuan Jay lalu memeluk erat tubuh Jay.

Pemuda itu tentu saja makin di buat terkejut dengan kelakuan gadis labil macam Jungwoon.

"Hiks... kak Jay menyebalkan" Jay menghela nafasnya. Sepertinya Jungwoon memang selalu pms setiap saat. Pada akhirnya pemuda itu membalas pelukan Jungwoon.

"Iya-iya... maafkan aku kalau begitu" Jungwoon merenggangkan pelukannya lalu menatap dalam manik Jay.

"Berhenti minta maaf" Jay menghela nafasnya.

"Lalu aku harus apa Yang Jungwoon?" gadis itu memberengut.

"Aku kesal" Jay mengangkat sebelah alisnya. Apakah setelah ini akan menjadi sesi mendengar curhatan gadis mungil di pangkuannya ini?.

"Ya... kau kesal kenapa hm? Cerita saja pada ku" Jungwoon mencebik.

"Aku kesal karena perkataan teman-teman memang benar" Jay mengernyit.

"Memang apa yang mereka bilang padamu?".

"Mereka bilang aku menyukai kakak, dan aku aku kesal karena itu benar" cicit gadis itu, sementara Jay mengangguk.

"Oh begi-" Jay terdiam. Pemuda itu berusah mencerna ucapan Jungwoon. "Kau bilang apa barusan?" Jungwoon mendengus.

"Aku kesal karena aku menyukai kakak, dan lebih kesal lagi karena kakak tidak pernah peka" manik Jay mengerjap.

"Kau serius?" Jungwoon mengangguk dengan wajahnya yang memerah. Tangisnya sudah mereda tapi gadis itu masih sedikit sesenggukan. "Kau tidak bohong kan?" Jungwoon mencebik dan kembali memeluk Jay lalu menyembunyikan wajah malunya ke ceruk leher Jay.

"Apa ucapan ku kurang jelas atau kakak yang tuli? Iya, aku menyukai kakak" Jay mengulum senyumnya.

"Jadi... bagaimana dengan permintaan kakak tadi?" Jay dapat merasakan anggukan persetujuan dari gadis itu.

"Umm... iya, aku mau" Jay tersenyum senang. Siapa yang sangka kalau cintanya diterima. Omong-omong soal peka, bagaimana dia bisa peka kalau tiap mereka bertemu, Jungwoon selalu menatapnya seakan ingin membunuh pemuda itu.

"Terima kasih Woonie, aku senang sekali. Aku janji akan membahagiakan mu" Jungwoon mengembangkan senyumnya.

"Jangan hanya janji loh ya, harus direalisasikan" Jay terkekeh.

"Tentu saja".

Senyum mereka berdua mengembang. Siapa sangka kalau hubungan mereka ternyata sama. Sama-sama saling menyukai, sama-sama saling mencintai, dan sama-sama saling menginginkan. Yang satu terlalu sulit untuk dijangkau dan yang satu sulit untuk menjangkau. Tapi... kalau memang sudah saatnya bagi mereka untuk bersatu, mereka akan bersatu.

Malam ini... dibawah langit berbintang disaksikan pengunjung lain yang menatap gemas pada Jay dan Jungwoon, akhirnya pasangan jones itu tidak jomblo lagi wankawan.

-:: TBC ::-

---
Yey...
Double up...
Heheh...

Moga suka yah...
See you next chapter...

Bye... Bye...

-::ENHYPEN::-
+

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1.4M 81.5K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
467K 28.9K 26
Bagaimana kisahnya 6 bersaudara bertemu dengan 6 bersaudara lainnya yang berasal dari negeri tirai bambu. Mereka yang awalnya saling membenci berubah...
5.3K 388 5
"Takdir membawa gadis itu masuk kedalam kisahku dan selanjutnya akan ku jadikan dia tokoh utama dalam kisahku." -Jung Jaehyun- "Jangan konyol! Itu ha...
480K 5.1K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...