Sad Girl Irony

By honeydee1710

5.1K 497 53

Sienna berpikir pernikahan dengan Drey Syailendra bisa menyelamatkannya dari kehidupan buruk ciptaan kedua or... More

Dear Readers
Solitude
Demolished

Poisonous Girl

841 114 6
By honeydee1710

Saat kukira aku sudah benar-benar mati sampai kurasakan tangan besar menarik tengkukku. Sebelum aku tahu apa yang terjadi, kakiku dibuka dan dia memasukiku, menghentakkan tubuhku dalam ritme yang amat kuhafal.

Hidup mengajarkanku untuk tidak melawan siapa pun yang melakukannya. Siapa pun yang bisa menyentuhku dan memperlakukanku seperti ini berarti sudah memiliki hak untuk menyentuhku. Biasanya, mereka sudah membayar atau membuat perjanjian sebelumnya. Bukan denganku, biasanya dengan Januari. Dia berkata agar aku menikmatinya, satu-satunya cara agar tidak merasa buruk setelah melakukan ini semua. 

"Nikmati aja, Na. Kan enak juga. Kalau kamu nggak nikmati ya nggak enak. Kamu ngerasa nggak dapat apa-apa. Kalau kamu nikmati, bukan cuma uang, kamu juga dapat kesenangan. Entot itu enak. Jangan dibikin susah," katanya saat pertama kali membuatku melakukannya.

Yang saat ini bersenang-senang atas tubuhku adalah mantan kakak iparku. Dia menenggelamkanku dan menyetubuhiku dengan brutal seperti biasanya. Sudah tidak ada lagi aroma bunga dan asinnya ombak di lautan. Yang tersisa di bak mandi ini hanya aroma nafsu dan keserakahan, aroma khas Syailendra.

Adiknya juga begitu. Dia memakai perempuan seolah tidak membutuhkan kasih sayang perempuan dalam hidupnya. Kapan pun dia mau, kapan pun dia berhasrat, perempuan harus siap untuknya.

Yudhistira mengangkatku dari bak mandi. Aku menarik handuk yang menjuntai dari gantungan, memeluknya dengan gigi gemeletuk. Udara di kamar dengan pendingin terasa jauh lebih dingin dari yang seharusnya setelah berendam air hangat. Memang ini yang kusuka, rasa dingin yang menekan tulang, jauh lebih baik daripada panas.

Dia melemparku ke tempat tidur, merelakan selimut dan bantalnya basah. Dia menyentuh kemaluannya sendiri, membiarkan aku melihat keperkasaannya, caranya membangkitkan lagi libidonya dan berharap dengan begitu dia membuatku makin menginginkannya. Memang untuk inilah aku dilatih selama bertahun-tahun, menyenangkan orang yang bisa menjamin nyawaku.

Aku mendesah dan merintih, menyentuh milikku sendiri seperti tak sabar untuk mendapatkannya. Aku menggeliat dan mengejangkan ujung kaki, seolah benar-benar terangsang pada tubuhnya. Aku melakukan peranku hingga dia menghampiriku, menyelesaikan permainannya dengan suara desahan ribut yang diakhiri dengan lenguhan keras.

Tidak ada alasan untuk tidak bergairah melihatnya. Dia lelaki dengan tubuh besar dan penis yang amat tidak mengecewakan. Berbeda dengan adik dan kakaknya yang memiliki tubuh ramping jangkung, dia terobsesi membentuk otot-otot sempurna. Setiap hari dia menakar protein yang dikonsumsi dan berolahraga seperti maniak. Setelah seks, dia bisa ke ruang olahraga dan lari berkilo-kilometer. Ambisius, sama seperti Syailendra lainnya.

Kali ini, sepertinya tenaganya sudah terkuras habis. Dia berbaring terengah di sebelahku, mengambil minuman bersoda di lemari es dan membawakan satu lagi untukku yang hanya kusesap sedikit. Aku merasa mual.

Dia berbaring di sebelahku saat aku membersihkan diri dengan tisu. Sambil membelai wajahku dia bertanya, "Kamu tahu kenapa kamu menarik, Sienna?"

"Karena kegel?"

Dia tertawa. "Itu memang bikin permainanmu jadi tak tertandingi. Aku sampai mikir kamu pakai susuk, lho." Dia menepuk-nepuk pelan kemaluanku dengan bangga seperti menepuk kepala anaknya yang berprestasi. "Tapi, bukan itu jawabannya, Manis."

Dia diam untuk membuat obrolan kami lebih dramatis. Dia ingin aku merengek untuk tahu jawabannya.

Kuberikan yang dia inginkan, seperti biasanya. "Apa?" tanyaku dengan nada merengek seperti benar-benar penasaran.

"Kamu beracun."

"Aku? Beracun?" Kubulatkan mata dan menarik sedikit kepalaku darinya.

"Kamu itu bikin orang mikir terus. Mikir buruk. Yang kamu perlihatkan di depan sini...," dia meraup wajahku, "dan di dalam sini...," dia menekan dadaku dengan telunjuk, "beda. Kadang aku pengin hajar kamu sampai setengah mati gitu biar kamu kasih tahu apa yang kamu simpan. Cuman, aku nggak tega. Muka cantikmu bikin aku nggak tega mau kasar sama kamu."

Pecundang ini cuma bisa membual. Dia selalu kasar padaku, pada simpanannya yang lain, atau istri dan anaknya. Istrinya pernah diseret dari pintu depan rumahnya sampai ke kamar, tidak peduli harus menaiki tangga. Anak dan asisten rumah tangganya berbaris menonton perempuan itu menjerit, memberontak, dan menangis meminta dilepaskan. Dia tidak peduli. Itu semua karena istrinya mengomel dia lebih memilih mengajakku ke pesta daripada istri sahnya.

Keesokan harinya, kudengar Patricia Hernawan, anak dari pengusaha terkenal Budiasih Hernawan, itu mendapat dua belas jahitan yang entah di mana saja. Aku mengiriminya gelang berlian untuk permohonan maaf. Patricia suka berlian dan dia terlalu bodoh untuk bisa melepaskan diri dari suami jahatnya. Perempuan malang itu menerima permintaan maafku dan setelah sembuh dia mengundangku lagi untuk makan malam di restoran tanpa mengungkit sedikit pun tentang kejadian itu.

"Kamu sama paranoidnya sama adikmu." Aku menyalakan rokok dan menyemburkan asap pelan ke wajahnya, hal yang selalu dianggapnya seksi.

"Siapa? Bajingan sampah itu?"

"Siapa lagi?" Aku menaikkan alis, memaksa emosinya memuncak.

"Kubereskan dia sebentar lagi," katanya gusar.

Bereskan? Apa yang bisa dia bereskan dari adiknya? Dia bahkan sama sekali tidak bisa menyentuh adiknya. Kalau dia selama  besar dengan meninggikan diri dan menganggap dialah pusat dari semua keberuntungan Syailendra, adiknya itu besar dengan dendam. Setiap hari yang nampak di matanya hanya kebencian, yang dipikirkannya hanyalah cara untuk menghancurkan keluarganya. Mantan suamiku itu sudah tahu kalau suatu hari dia harus menyingkirkan mereka semua atau disingkirkan. Saat Yudhistira bersenang-senang dalam pesta seks dengan kakak-kakaknya, dia sendirian, merancang cara paling ampuh untuk menggulingkan kakak-kakaknya.

Aku tidak akan lupa dengan tatapan penuh dendam itu, tatapan yang membuatku tergila-gila padanya. Mata cokelat yang membuatku rela melakukan apa saja untuknya.

"Kapan kamu mau bereskan dia?" tanyaku sambil merapatkan tubuh padanya, membelai lembut bulu-bulu pada kakinya.

Dia tidak langsung menjawab. Dia belum punya jawaban pasti. Ah, paling juga seprrti biasa, dia menunggu titah Mahendra, si Sulung.

"Perempuan sebaiknya nggak usah tahu. Kamu tugasnya bikin senang aku aja. Nanti, kamu tahu beres. Aku bakal bikin dia koyak di depanmu," katanya sebelum menciumku.

Kusentuhkan ujung kukuku ke dadanya yang berotot, lurus ke perutnya yang penuh bulu lebat, seperti berewok di wajahnya, khas lelaki Syailendra. Dia merinding dan bergidik. Matanya memejam, merasakan sensasi yang kuberikan. Di saat seperti inilah aku bisa mendapatkan apa pun yang kuinginkan.

"Besok, habis antar Andro terapi ke psikolog, aku mau belanja sendirian, ke salon, terus tidur seminggu penuh." Sebenarnya aku tidak perlu minta izin pada orang yang bukan siapa-siapaku. Hanya saja, dia ini tidak pernah mau tahu urusan orang lain. Mumpung dia belum membutuhkanku, sebaiknya kukatakan saja. Dengan begini, dia bisa memikirkan pelacur mana yang akan dibawanya seminggu ke depan.

Dia mengerutkan dahi. "Tidur seminggu penuh? Buat apa?"

Aku melotot dibuat-buat. "Memekku ini kamu garap terus semingguan. Kamu pikir aku nggak capek? Kamu pikir gampang bikin senang yang sebesar ini?"

Kusentuh bagian bawahnya untuk mengingatkan betapa perkasanya dia, cara paling ampuh membuatnya merasa hebat. Kalau sudah begini, dia pasti ingin memberiku sesuatu sebagai hadiah.

Seperti yang kuharapkan, dia tertawa seperti raja yang bahagia bisa naik ke tahta. Dia tidur dengan senyum puas merekah pada bibirnya.

"Sienna. Kamu memang beracun. Hampir saja tadi kupikir kamu punya orang lain." Dia terkekeh. "Hampir kubunuh kamu tadi kalau sampai salah bicara."

"Siapa yang berani ambil kepunyaan Yudhistira Syailendra?" kataku makin membesarkan hatinya, membimbingnya dalam pujian yang memabukkan.

Dia benar. Aku memang beracun. Kukira dia tidak tahu ini. Adiknya juga berkata begitu.

Sungguh, aku tidak lahir dengan racun ini. Tadinya, aku cewek biasa yang lahir dan besar di lingkungan biasa. Aku nggak punya keinginan apa pun selain sekolah, bercita-cita setinggi langit sampai ingin jadi astronot, dan menangis ketakutan setiap Suzannah ditayangkan di TV swasta. Aku sama sekali tidak ingin mengambil bagian dalam peran di TV. Aku tidak ingin memiliki banyak uang dan perhiasan. Aku tidak ingin memenuhi selangkanganku dengan sperma menjijikkan dari lelaki yang bukan suamiku.

Bertahun-tahun lalu, aku cuma gadis biasa sampai takdir menghancurkan semua keluguan yang kupunya. Tidak ada apa-apa lagi di sini selain racun.

Tidak ada.

***

Jangan panik! Entot itu bahasa baku sesuai dengan KBBI, Bees.


Memek juga ada dalam KBBI sebagai bahasa pergaulan, Bees. Wkwkwkwk...

Wah, berat ini kalau ada orang bilang: Dia lagi memek.

Yang mikirnya memek=vagina pasti bakalan bingung. Hihihi...

Sekali lagi saya ingetin, cerita ini ditulis sama Sienna Shelby, cewek nggak sekolah, nggak pernah dapat pelajaran agama, dibesarkan sebagai PSK, diajarin mabuk dan ngobat sama Drey sejak dini, dan banyak lagi keburukannya. Jangan heran kalau kalian membaca bahasa kasar dan umpatan yang mungkin nggak bakal diucapkan sama cewek lain di Honey Dee Fiction Universe.

Buat yang baca cerita Andromeda di Good Neighbor, di sinilah masa lalu Andro dibuka. Gimana kondisi dia sebelum Sienna datang dan apa saja yang sudah dilakukan Sienna untuknya sampai dia nuruuuutttt banget sama Sienna?

Semua ada di sini.

Yang belum baca, lihat aja di profil saya, yak. Ada kok masih bukunya belum ada yang saya hapus.

Di storial udah umur mau 12 tahun si Andro ♡♡♡

See you next part, Bees

Love,

Honey Dee

Continue Reading

You'll Also Like

371K 43K 43
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
471K 34K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
2.6M 126K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.8M 26.6K 44
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...