Suffering

By Suciiiyy

15K 2.4K 410

(Kagehina)(END) Sibisu? Sicacat? Itu aku. "Mau mati bareng nggak?" ______ Cerita ini akan membuat perasaan a... More

1-awal yang pahit
3- bukan shoyo!
4- pengganti orang mati
5- sipengecut
6- mau mati bareng?
7- berubah?
8- gelap
9- K09tH
10- pulang
11- kakak
12- maaf
13- salah aku
14- stick note (END)

2- bullying

1.3K 204 34
By Suciiiyy

jam kosong adalah waktu yang sangat membahagiakan bagi seluruh siswa , mereka sibuk bermain dengan kesenangan mereka sendiri termasuk bermain handpone , game , bernyanyi , bercerita , atau membully. Itu sudah rutintas biasa bagi seluruh siswa.


Tangan hinata meraih bukunya yang tadi jatuh kebawah, "uh-" hinata meringis ketika tanganya diinjak dengan sengaja oleh kaki jenjang teman laki laki dikelasnya.

"Sorry... lo kecil banget sih kaya kuman! jadi gue gak liat."

Hinata menghela nafas pasrah, ia tersenyum kecil dan mengagguk. yang dibalas tatapan benci oleh sang pelaku.

"Woi anak baru! Ambil buku lo nih!!" Teriak salah satu teman hinata dari depan kelas.

Hinata mengagguk, ia berjalan perlahan menuju orang yang memanggilnya tadi.

Kaki nya melangkah pelan, lagi lagi ia tidak sadar saat kaki temanya menendang kaki hinata yang membuat nya terjatuh.

"Liat liat dong kalo jalan! Lo kan nggak buta! Heh dasar bisu bin cacat!!!"

Laki laki bersurai blonde menendang hinata dari belakang. "Minggir woi! Gue mau lewat!" Teriak nya kasar, laki laki itu menendang kasar tubuh hinata hingga menabrak kursi milk temanya yang sedang belajar.

Perempuan dengan tag nama arima menatap hinata kesal. "GUE LAGI BELAJAR ANJING! JANGAN GANGGU DONG! LIAT KECORET NIH BUKU GUE GARA GARA LO!".

Hinata menunduk, ia meraih stick note dikantung nya dan menuliskan beberapa kalimat disitu.

"Maaf"

Kemudian hinata menunjukan stick note itu kepada gadia yang bernama arima.

Arima berdecak kesal, ia pun berbalik dan kembali duduk dibangku miliknya.

Hinata menghela nafas lega, ia kembali berjalan kedepan untuk mengambil buku nya yang temanya tadi katakan.

Setelah sampai didepan, hinata menatap bingung meja guru. Pasalnya sama sekali tidak ada buku disana. Jadi kenapa tadi dirinya dipanggil.

Salah satu remaja laki laki yang berada dibelakang hinata tertawa lepas. "Baik boleh! Bego jangan!" Laki laki itu menarik kasar rambut hinata, dan membenturkan kepala hinata kepapan tulis.

Hinata meringis, ia memegangi kepalanya , salah satu tanganya berusaha menyingkirkan tangan laki laki itu namun tenaga laki laki itu lebih kuat dari dirinya.

Laki laki itu tertawa. "Gini ya! Lo itu kecil, jadi percuma mau ngelawan juga!" Laki laki itu meraih penghapus papan tulis dan menepuk nepukanya diwajah hinata. "Hahaha liat muka lo putih kaya badut!" Laki laki itu kembali membenturkan kepala hinta kepapan tulis.

Seluruh siswa yang berada dikelas 1-4 menatap kaget perilaku temanya itu, mereka yakin kelas unggulan pasti tidak sekasar ini saat membuli. Tapi ini kenapa? Mereka sama sekali tidak berani melawan karena sipembully adalah salah satu donatur terbesar disekolah karasuno.

"Ampun hm?" Laki laki itu tertawa lalu melempar tubuh kecil hinata hingga menabrak pintu kelas. "Makanya jangan cacat bego!" Ia tertawa lebar.

Orang orang disana sama sekali tidak berani membantu atau membela hinata, mereka sangat takut dengan anak dari donatur terbesar itu.

Sebenarnya mereka juga masih punya rasa kasihan dengan hinata, namun laki laki itu telah menguasai sekolah dikarenakan uang dari papanya.

Maaf hinata, teman teman mu tidak bisa membantumu.

"EH APA APAAN INI?!" seorang laki laki bersurai abu abu, yang ingin memasuki kelas juniornya menatap kaget hinata yang sudah babak belur didepan pintu.

"Ah.. senpai! Kita cuman lagi bercanda kok!" Laki laki yang tadi membully hinata menarik kerah hinata kasar, membawanya berdiri disampingnya.

"Eh kamu jangan seperti itu dong! Sini! Kamu ikut saya ya!"

Hinata sedikit mengagguk setidaknya laki laki bersurai abu abu ini telah menyelamatkanya.

Laki laki itu tersenyum, lalu menuntun hinata menuju uks. "Kamu nggak papa? Mereka melakukan apa terhadap kamu?" Tanya laki laki itu lembut.

Hinata menggeleng kecil. Ia tersenyum lembut kepada laki laki itu.

Laki laki itu membalas senyumanya. "Kalau ada apa apa bilang ke saya yah! Ah ya saya kakak kelas kamu, nama saya sugawara koushi, kamu hinata shoyo yah? Salam kenal ya?"

Hinata mengagguk kecil.

"Kalau ada apa apa bilang loh jangan ragu ragu oke?".

•••

Sugawara menatap terkejut saat melihat memar biruh dipunggung hinata, ia tadi menyuruh hinata untuk membuka bajunya, karena baju hinata kotor karena ulah temanya tadi.

"Ini kenapa?" Tanya sugawara pelan.

Hinata menggeleng kecil.

"Ini luka baru yah? Siapa yang nyakitin kamu sampai seperti ini hinata?". Sugawara mengelus pelan seluruh memar biruh dipunggung hinata bahkan ada beberapa luka basah ditengkuk dan ditulang selangka nya.

Hinata lagi lagi menggeleng, ia sama sekali tidak ingin bercerita tentang luka itu kepada siapapun.

Sugawara menghela nafas pasrah. "Saya obatin ya?"

Hinata mengagguk. Ia mengucapkan terimakasih dengan bahasa isyaratnya.

•••

Hinata berjalan pelan menuju salah satu pedagang dikantin, ia ingin sekali memberi makan perutnya yang lapar.

Hinata menatap bingung makanan yang ada dihadapanya, semuanya terlihat menyelerakan dirinya.

"Mau beli makanan apa?" Tanya ibu kantin itu kepada hinata.

Hinata menunjuk salah satu makanan yang masih berada dalam open.

"Oh ingin kroket?!".

Hinata mengagguk kecil.

"Tunggu ya!".

"Wah lihat! Sibisu berada disini!" Laki laki berkaca mata itu merangkul hinata, lalu mendorongnya hingga membentur tembok putih yang berada didepanya.

"Wah lemah banget!" Laki laki itu atas nama tsukishima key menumpahkan jus ditanganya keatas kepala hinata. "Mandi dong haha, tanaka san! Ayo buang sampah pada tempatnya!" Teriaknya ria.

Laki laki botak yang bersama tsukishima ikut membuang beberapa sampah dan makanan keatas kepala hinata, bahkan ia menumpahkan ramen panas kekepala hinata membuat snag empu meringsi sebal.

Hinata ingin berdiri namun perutnya diinjak oleh tsukishima. Hinata menepuk nepuk kasar kaki tsukishima, ia tidak tahan menahan panas dan pedas dikepalanya saat ini.

"Tunggu bisu! Kita punya serangan kejutan buat lo!".

Kemudian seorang perempuan bersurai kuning memberikan sekantuk plastik berisi pasir kemudian tsukishima menaburkanya keatas kepala hinata. "Udah nggak panas lagi kan hm?" Ia tertawa licik. Namun tawanya terhenti saat seseorang menarik bahunya kasar

"STOP ANJING! LO KENAPA SIALAN? STRESS?" laki laki itu mendorong tsukishima kasar.

"Wah ou-sama kita tercinta ingin membela kuman kecil ini."

Kageyama menarik kasar kaca mata tsukishima kemudian melemparnya kebawah membuat kacamata itu pecah. "HE ANJING!! LO ITU NGGAK COCOK PAKAI KACA MATA!, KARENA YANG MINUS ITU AKHLAK LO BUKAN MATA LO!!" .Teriak kageyama kuat.

tsukishima tertawa kecil. Ia mengangkat kakinya yang berada diperut hinata. "Hinata!!. ou-sama bela lo masa!! Nggak seru deh.. yauda deh, sampai ketemu besok ya!" Lalu tsukishima melangkah pergi.

Hinata berusaha berdiri, kemudian kageyama membantunya, kageyama membersihkan seluruh pasir yang berada dibaju dan kepala hinata.

"Ayo gue temenin bersihin badan lo!"

Hinata mengangguk kecil, mengiyakan ajakan kageyama.

•••

"Ini baju gue pake aja!".

Hinata mengagguk , ia tersenyum kecil dan mengucapkan terimakasih dengan bahasa isyaratnya.

Kageyama tersenyum lebar. "Kalau ada apa apa bilang aja ke gue! Mulai sekarang gue temen lo!".





























______________________________________
TBC

Alurnya sedikit beda kan? Aku revisi alurnya sedikit beda😅💓

Jangan lupa vote dan komen❤

Continue Reading

You'll Also Like

132K 15K 26
Hinata tahu, bahkan sangat tahu apa yang tengah dialaminya, Hanahaki Byou. Ada dua cara agar penyakit itu hilang, dengan mendapatkan cinta orang ters...
26.7K 3.6K 15
a bunch of oneshoot collection of Crime Stories starring by Thai Idols
6.4K 740 17
Hanya masa lalunya yang kembali mengacak-ngacak hatinya 10 oktober 2021 - 31 oktober 2021
16.3K 1.5K 20
©𝓙𝓮𝓸𝓷𝓴𝓲𝓶2021 ●️제이 and 제이크○️ ⚠️ Don't forget to like and Comment ⚠️ Jay dan Jake adalah sepasang saudara kembar... mereka di takdir kan untuk b...