between me, you and him

By putripraida

15.4K 627 20

ketika harus hidup 1 atap dengan pasangan sahabat karena kesalahpahaman tak jelas 22 July s/d 5 November 2021 More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

3

585 23 0
By putripraida

Galih sedang asik bersama teman-teman nya di sebuah kedai kopi tapi tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada satu perempuan yang tak asing sedang duduk sendirian di pojok kedai kopi yang ia singgahi.

"Tasya" cicit Galih melihat Tasya dari kejauhan.

Galih pun berdiri dan berjalan mendekati gadis itu

"Tasya" ucap Galih.

Pemilik nama tersebut langsung menoleh.

"Kak Galih" balas Tasya, gadis itu langsung mengusap pipinya yang baru saja mengeluarkan air mata.

Dari pandangan dekat Galih bisa melihat dengan jelas bahwa Tasya sedang menangis karena mata perempuan itu sembab.

"Lo nangis?, kenapa?" tanya Galih, ia langsung duduk di hadapan Tasya.

"Gak kok, siapa juga yang habis nangis" ucap Tasya.

"Jangan bohong" balas Galih.

"Kakak ngapain disini?" tanya Tasya mengalihkan pembicaraan.

"Jawab gw dulu lo kenapa?" tanya Galih balik.

"Gapapa" jawab Tasya.

"Hampir 2 minggu lo gak ke rumah Dwi, kemana aja?" tanya Galih lagi.

"Gw lagi sibuk" jawab Tasya.

"Sibuk sama proses penerbitan buku lo?" tanya Galih lagi dan lagi.

Tasya mengangguk.

"Lo yakin gak mau cerita sama gw?" tanya Galih berusaha mengulik masalah teman pacarnya itu.

"Biasa lah, masalah hati" ucap Tasya akhirnya.

Tasya ragu namun pada akhirnya ia ingin meluapkan isi hatinya saat ini juga.

"Cowok yang gw suka mau nikah" ucap Tasya lagi.

Galih diam mendengar hal tersebut.

"Dia tau gak kalo lo suka sama dia?" tanya Galih.

Tasya menggeleng

Galih sudah bisa menebak apa yang terjadi.

"Jadi ceritanya cinta bertepuk sebelah tangan nih?" tanya Galih.

Tasya diam dan diam nya Tasya sudah menjawab pertanyaan Galih.

"Lo udah berusaha bikin dia suka sama lo?" tanya Galih lagi.

Tasya tetap diam.

"Ya udah kalo gak mau jawab" ucap Galih.

"Bisa gak lo tinggalin gw sendiri?" tanya Tasya.

"Ada pasar malem di deket sini, mau kesana gak?" tanya Galih.

Tasya menggeleng.

"Tapi gw mau kesana, temenin yuk" ucap Galih lagi.

"Kak tolong tinggalin gw sendiri" ucap Tasya.

"Gak bagus kalo lagi patah hati sendirian" ucap Galih.

Tasya menatap Galih dengan tatapan memohon, namun bukan pergi Galih malah berdiri dan menarik tangan Tasya untuk ikut dengan nya, bahkan Galih tak peduli dengan kopi yang ada di meja Tasya.

"Gw mau sendiri, tolong kakak ngerti" ucap Tasya sembari berusaha melepas genggaman Galih.

Galih tak merespon, ia berjalan ke meja teman-teman nya untuk pamit terlebih dahulu kemudian keluar dari kedai kopi tersebut menuju parkiran.

"Naik" ucap Galih meminta Tasya naik ke motornya, saat ia sudah lebih dulu berada di atas motor.

"Gw gak mau, jangan maksa" balas Tasya.

"Nanti disana lo mau apa gw bayarin, asal mood lo balik dan ketemu Dwi lagi, kadang dia bahas lo pas lagi sama gw, dan gw rasa itu karena dia kangen sama lo" ucap Galih.

Tasya luluh, ia pun duduk di belakang Galih.

"Gitu dong" ucap Galih, usai itu Galih langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Sampai di pasar malam mereka berjalan-jalan mencari jajanan.

"Pilih aja, gw bayarin" ucap Galih.

"Gak mau apa-apa" jawab Tasya.

Tanpa menanggapi, Galih menarik lembut tangan Tasya menuju ke tukang es krim, Tasya tak menolak.

"Mas es coklat nya 2" ucap Galih.

"Iya mas" balas pria yang sudah cukup umur tersebut.

Beberapa detik es krim pun berada di tangan Galih.

"Ambil aja kembalian nya" ucap Galih sembari menyerahkan uang kertas berwarna hijau.

"Makasih, semoga mas sama mbak nya langgeng" ucap pedagang es tersebut.

Galih hanya tersenyum tipis mendengar nya.

"Dia bukan pacar saya" ucap Tasya tiba-tiba.

"Oh maaf gak tau" ucap nya tak enak hati.

"Gapapa" balas Galih, kemudian ia membawa Tasya pergi.




¥¥¥¥¥¥¥¥¥
"Yah hujan" ucap Galih saat mereka ingin pergi dari pasar malam tersebut.

"Neduh dulu aja" ucap Tasya.

Mereka pun segera menuju tempat teduh, mereka telah menunggu 15 menit namun hujan malah semakin besar.

"Rumah gw ada di deket sini sih sebenernya, gimana kalo lo ke rumah gw dulu aja" ucap Galih.

"Kalo lo mau pulang ya duluan aja, gw nunggu sini" ucap Tasya.

"Hujan yang kaya gini bakal lama Sya, udah deh nurut aja" ucap Galih.

"Gw gak ada salin kalo nerobos ujan" ucap Tasya.

"Gampang itu mah" balas Galih.

"Ya udah" ucap Tasya, lalu mereka pun pergi dari tempat tersebut.

5 menit kemudian Galih dan Tasya sudah sampai tujuan.

"Jadi ini rumah lo" ucap Tasya begitu sudah berada di teras.

"Gw tinggal sendiri disini, gw beli rumah ini dalam keadaan jadi, terus gw ubah atau nambahin beberapa aja" ucap Galih.

"Hasil kerja lo?" tanya Tasya.

"Iya lah jelas" ucap Galih.

"Mulai deh sombongnya" balas Tasya.

"Ayo masuk" ucap Galih, Tasya pun masuk, sementara Galih memasukkan motornya ke teras terlebih dahulu kemudian menyusul Tasya.

"Duh basah lagi" cicit Tasya saat sampai di ruang tamu.

"Ambil baju Dwi aja di kamar tamu" ucap Galih sembari menunjuk kamar yang di maksud.

Tasya terkejut.

"Dwi sering kesini?" tanya Tasya.

"Gak sering juga" jawab Galih.

"Beneran lo gak pernah macem-macem sama Dwi?" tanya Tasya lagi.

"Sedikit" jawab Galih.

"Galih" ucap Tasya lantang dan tak sopan sembari menatap pria itu tajam.

Galih tertawa kecil.

"Gw gak mungkin ngerusak cewek yang gw cinta kali" ucap Galih.

"Mungkin aja kalian hilaf" balas Tasya cepat.

"Segitunya gw di mata lo ya" ucap Galih.

"Pokoknya kalo sampe lo bikin Dwi gak perawan sebelum nikah, urusan lo sama gw" ucap Tasya tegas.

"Tenang aja, gw gak sebejat itu kok, gw masih tau batasan" balas Galih.

Tasya diam.

"Gih sana ganti baju, tar sakit terus gw yang di salahin" ucap Galih lagi.

"Gw mau pulang aja deh" ucap Tasya.

Perempuan itu pun langsung melangkah ke luar rumah.

"Astaga Tasya, mikir apa sih lo tentang gw" ucap Galih, pria itu segera mengejar dan menahan Tasya pergi.

"Lepas, gw mau pulang" ucap Tasya.

"Lo takut gw macem-macem sama lo?" tanya Galih.

Tasya diam.

"Tenang aja, lo bukan tipe gw" ucap Galih lagi dengan entengnya.

Mendengar itu Tasya langsung berbalik dan menatap Galih.

"Bangke banget sih ngomong nya" ucap Tasya.

"Ya udah mangkanya masuk, hujan masih deres" ucap Galih.

Tanpa merespon tasya kembali masuk rumah dan menuju kamar tamu, saat Tasya sudah masuk kamar Galih pun ikut masuk rumah.

"Cari aja bajunya di lemari, ada kerudung juga di situ kalo gak salah" teriak Galih dari luar kamar tamu.

Tasya tidak menanggapi, karena tak ada respon Galih pun masuk ke kamarnya yang berada di sebelah kanan kamar tamu tersebut.

Continue Reading

You'll Also Like

311K 817 10
Finding out my boyfriends secret fantasies, and living them.
2.5K 271 13
'𝘔𝘶𝘴𝘵 𝘣𝘦 𝘤𝘭𝘦𝘢𝘯 𝘤𝘶𝘵, 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯, 𝘯𝘰 𝘴𝘩𝘢𝘥𝘺 𝘱𝘢𝘴𝘵, 𝘨𝘰𝘰𝘥 𝘧𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺, 𝘤𝘰𝘭𝘭𝘦𝘨𝘦 𝘥𝘦𝘨𝘳𝘦𝘦(𝘱𝘳𝘦𝘧𝘦�...
1.9M 41K 25
I beg to differ that.", I sassed and got out of his grip ready to move out of the room when he pulled me by my elbow and the next second I was pushed...
322K 3.2K 74
BLURB After a painful teenage rejection from her crush who happens to be her father's best friend, Sophia is determined to win over his heart at all...