I LOVE YOU AND YOU KNOW IT

By rubyjaneeee22

24.1K 3K 340

Kalau penasaran langsung baca More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 34
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37 ENDđŸ”„

Part 8

417 77 11
By rubyjaneeee22

***

Jika kalian berfikir setelah malam itu jennie dan jisoo telah memiliki hubungan, kalian salah besar bahkan setelah Seminggu berlalu sejak kejadian malam itu hanya ada sedikit perubahan diantara mereka berdua, seperti saat mereka tidak sengaja bertemu sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.

Namun berbeda dengan lim yang sejak seminggu setelah dia mengantar jennie pulang, dia dan jennie semakin dekat, seperti sekarang ini lim yang sengaja datang kerumah jennie untuk menjemputnya dan bersama-sama kesekolah.

"Ayo lim, jalankan mobil mu" ucap jennie setelah dia duduk disamping lim yang duduk dibelakang kemudi mobil.

Lim tidak mendengarkan jennie, dia justru memajukan kepalanya kehadapan jennie, sehingga jarak antara wajahnya dan jennie sangat dekat bahkan hembusan nafas satu sama lain dapat mereka rasakan.

"K-kau mau apa" gugup jennie sebab jarak wajah mereka yang sangatlah dekat.

Mendengar jennie yang tengah gugup, ide jahil pun terlintas difikiran lim.
Lim pun melancarkan ide jahilnya dengan sengaja dia semakin memajukan kepalanya yang membuat jennie memundurkan kepalanya dan meletakkan tangannya di dada bidang milik lim.

"Yakk jangan macam-macam" gertak jennie.

"Aku tidak akan macam-macam jennie-ya, kita akan hanya melakukan satu macam" ucap lim dengan suara husky nya serta smirk yang terbentuk dibibir tebalnya, yang entah mengapa membuat jennie semakin gugup.

"Lim aku tidak sedang bercanda yah" tekan jennie.

Tetapi lim tidak mendengarkan jennie lagi, dia justru membawa sebelah tangannya kesamping kepala jennie yang membuat jennie otomatis memejamkan matanya sebab wajah mereka sudah sangat dekat.

Cklek,,
"Nah sudah terpasang" ucap lim setelah memasang seatbelt jennie dan kembali duduk dengan benar ditempatnya semula.

Mendengar ucapan lim, jennie pun membuka kembali matanya, dan langsung disuguhi wajah lim yang sedang menatapnya dari belakang kemudi mobil dengan tersenyum lebar.

"Kenapa kau memejamkan matamu jennie-ya"

"Kau berfikir aku akan mencium mu yah" ucap lim dengan nada mengejek

Bughh,,
Suara pukulan tangan jennie dilengan lim menandakan bahwa terjadi kekerasan didalam mobil yang hanya terisi dua manusia berbeda jenis kelamin itu.

"Yakk kenapa memukul ku" lim mengusap lengannya yang baru saja dipukul oleh jennie.

Dengan wajah yang memerah karna malu jennie pun menutup wajahnya "bercanda mu tidak lucu lim~~" rengek jennie yang masih menutupi wajahnya.

Mendengar rengekan jennie, tawa lim pun seketika terdengar keras didalam kendaraan roda empat itu.

"Hhhhhahah,, kau lucu jennie-ya, apa kau benar-benar berfikir aku akan mencium mu" ucap lim disela tawanya.

"Lim~~" rengekan jennie semakin menjadi ketika lim terus menggodanya.

"Muka kamu merah jennie-ya seperti kepiting rebus" olok lim.

Jennie yang sudah tidak kuat mendapat ejekan bertubi dari lim akhirnya menghujani tubuh lim dengan cubitan disekujur tubuhnya "jangan mengejekku lagi" ucap jennie yang masih mencubit tubuh lim.

"Hhhaha arasseo,, sudah cukup jennie-ya aku tidak akan mengejek mu lagi" ucap lim yang berusaha menghindar dari cubitan-cubitan disekujur tubuhnya.

Jennie pun menghentikan aksinya saat mendengar perkataan dari lim dan melipat tangannya di dada seraya mengerucutkan bibirnya.

Melihat jennie yang nampak masih kesal, lim pun terkekeh "ululuuu,, sepertinya kucing sedang ngambek " ucap lim seraya memainkan pipi berisi milik jennie.

"Lim aku bukan kucing~~" rengekan jennie kembali terdengar saat lim kembali mengejeknya.

Tawa lim pun kembali pecah saat berhasil membuat jennie merasa kesal hari ini, yahh nampaknya lim memiliki hobby baru yaitu mengusili jennie setiap saat sampai membuat gadis imut itu merasa kesal.

*
*
*
*
*

"Heyy jangan marah lagi dong" colek lim pada lengan jennie karna dari tadi jennie tidak membuka suaranya sampai mereka tiba dilingkungan sekolah mereka.

Tanpa menjawab lim, jennie pun keluar dari mobil lim dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

Belum terlalu jauh dari area parkiran, sebuah tangan mencekal tangannya.

"Aku minta maaf oke, aku tidak akan mengulanginya lagi, aku janji" ucap lim dengan muka sendunya seraya mengangkat kedua tangannya keudara.

"Hufft baikalah kali ini aku maafkan, jangan ulangi lagi" ucap jennie dengan wajah garangnya.

Lim yang justru gemes akan wajah jennie, mengelus pelan rambut panjang jennie " aku janji tidak akan ulangi lagi"senyum lim.

"Kau benar-benar jennie kim kan" ucap lim tiba-tiba.

Jennie hanya memutat bola matanya malas saat mendengar lim "lalu, kau anggap aku siapa paboya"

"Tapi jennie kim yang ku kenal memiliki gummy smile yang sangat indah" ucap lim dengan senyum lebarnya.

Jennie pun tanpa sadar menyunggingkan senyum tipis dibibirnya saat mendengar perkataan lim.

"Ayoo tunjukkan gummy smile mu" ucap lim saat menarik kedua ujung bibir jennie agar membentuk sebuah senyuman.

"Iiisshh lepaskan tangan mu lim" jennie menyingkirkan tangan lim dari bibirnya.

"Ululuuu kucing marah lagi" ucap lim mengacak rambut jennie.

"Sudah ku bilang jangan mengacak rambut ku lim" kesal jennie.

"Hahhah arayo, sini aku rapikan lagi"ucap lim seraya merapikan kembali rambut jennie.

Setalah merasa rambut jennie telah rapi kembali,mereka berdua pun melangkah kembali kekelas mereka.

"Kau mau kemana,kelas mu bukan kearah sini" ucap jennie sebab lim mengikutinya yang akan menuju kelas.

"Memang bukan, tapi apa salahnya mengantar calon pacar kekelasnya" senyum lim.

Jennie pun hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan lim yang sudah biasa dia dengar selama seminggu terakhir.

"Heyy kalian berdua" ucap seseorang dari belakang tubuh mereka berdua.

"Eoh jisoo-ya" ucap lim saat mereka membalikkan tubuh mereka.

"Kau baru datang jisoo-ya tidak biasanya" tanya jennie bingung sebab jisoo yang biasa paling cepat datang diantara mereka bertiga.

"Hmmm motor ku tadi rusak, jadi aku terpaksa meninggalkannya dibengkel dan memutuskan naik bus ke sekolah" ucap jisoo dengan senyumannya.

Jennie dan lim yang mendengarnya lantas mengangguk mengerti.

"Ayo kita kekelas sekarang tapi sebelum itu kami akan mengantar kamu terlebih dahulu jennie-ya" ucap jisoo menatap jennie dengan masih tersenyum.

"Terserah kalian saja" cuek jennie seraya melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Jisoo dan lim pun mengikuti jennie yang ingin menuju kelasnya.

"Bagaimana kalau jam istirahat kita makan bersama di kantin" ucap lim dari arah sebelah kiri jennie.

"Terserah" ucap jisoo dan jennie secara bersamaan.

"Wawww apa ini, kenapa kalian kompak sekali bicaranya.

"Hanya kebetulan saja" lagi-lagi jisoo dan jennie kompak saat berbicara dan menyebabkan mereka jadi canggung.

"Aku fikir itu bukan sebuah kebetulan" ucap lim dengan nada menggoda kepada dua temannya itu seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Y-yahh itu benar-benar sebuah kebetulan lim" jisoo menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal.

"Yahh,,yahh, aku percaya"malas lim seraya merangkul bahu jennie yang berada disampingnya.

"Kau mau kan makan bersama di kantin nanti" ucap lim kepada jennie.

"Ne, ne, aku mau" malas jennie membuat lim tersenyum puas dan mengelus rambut jennie lembut, sangking asiknya jennie dan lim berbicara tanpa mereka sadari ada seorang diantara mereka bertiga yang menatap jennie dan lim dengan tatapan sendu.

"Apakah mereka sudah sedekat itu" lirih jisoo dalam hati seraya mengertkan genggaman tangannya pada tali tas yang dia gunakan.

Selama mereka berjalan menuju kelas jennie, lim dan jennie asik bertukar cerita sedang jisoo sedang bergulat dengan fikirannya sendiri, memikirkan sudah sedekat apa lim dan jennie.

"Nah sudah sampai" ucap lim ketika mereka tiba didepan kelas jennie.

"Nanti aku akan datang kesini supaya kita sama-sama ke kantin yah" lanjut lim

"Andeyo, aku bisa pergi bersama chaengie ke kantin, kalian cukup menunggu di kantin saja sampai kami datang" ucap jennie.

"Eoh arraseo, kalau begitu masuk sana, husshh husshh" lim mendorong jennie masuk kedalam kelas dengan pelan.

"Santai dong, jangan dorong-dorong" kesal jennie.

"Ji aku masuk dulu yah" senyum jennie pada jisoo, yang dibalas senyum kembali oleh pria yang memiliki bibir berbentuk hati itu. Sebelum benar-benar masuk kedalam kelas jennie menyempatkan mencubit perut lim dan menjulurkan lidahnya kepada lim.

Lim yang mendapat serangan tiba-tiba dari jennie pun tidak terima, dia ingin membalas tapi terlambat, gadis bergummy smile itu buru-buru berlari masuk kedalam kelasnya sebelum lim melancarkan aksinya.

"Dasar kucing" teriak lim dari luar kelas, yang masih bisa didengar oleh jennie, namun jennie mengabaikannya.

"Kalian sudah sedekat apa" tanya jisoo tiba-tiba.

Lim yang mendengarnya lantas menatap jisoo dengan tatapan bertanyanya "eoh apa maksud mu" tanya lim.

"Kau jelas tahu maksud dari pertanyaan ku lim" geram jisoo seraya berbalik meninggalkan kelas jennie.

Lim yang telah ditinggal jisoo pun buru-buru mensejajarkan langkahnya dengan sahabatnya itu seraya meletakkan tangannya dibahu sang sahabat.

"Hahha santai jisoo-ya, aku dan jennie memang dekat, seperti yang kau lihat tadi" ucap lim.

"Apa kalian sudah memiliki hubungan" pertanyaan dari jisoo itu pun menghentikan langkah lim yang otomatis menghentikan langkah jisoo juga sebab lim masih menghimpit leher jisoo.

"Hubungan kami tidak lebih dari teman untuk saat ini".

"Tapi aku pastikan, sebentar lagi jennie akan menjadi kekasih ku" ucap lim yakin seraya melanjutkan lagi langkahnya.

"Kau sungguh tidak mencintai jennie kan" tanya lim pada jisoo yang lehernya masih dia himpit menggunakan lengannya.

Untuk beberapa saat lim tidak mendapat jawaban dari jisoo, yang membuat dia merasa aneh akan sahabatnya itu.

"Kau sungguh tidak mencintai jennie kan ji" tanya lim lagi dengan perasaan takut, takut kalau mereka mencintai gadis yang sama.

"Bagaimana kalau aku katakan, aku juga mencintai jennie" ucap jisoo dengan mimik wajah serius yang membuat lim lagi-lagi menghentikan langkah mereka.

"T-tapi kemarin kau bilang, kau tidak mencintai jennie" ucap lim dengan raut wajah pucat pasih sebab dia masih kaget dengan perkataan jisoo.

"Hahaha,, muka mu lim sangat lucu" tanpa lim duga jisoo malah tertawa lepas.

"Kau ini kenapa jisoo-ya" bingung lim.

"Hahhh, kau ini lucu lim" ucap jisoo setelah dia berhasil menghentikan tawanya.

"Apanya yang lucu, aku tadi bertanya jisoo" geram lim pada sahabatnya itu.

"Eoh pertanyaan mu itu, kau sudah tahu jawabannya lim bahwa aku tidak mencintai jennie" ucap jisoo.

Mendengar jawaban dari jisoo membuat lim merasa lega, sebab ketakutan yang dia rasakan beberapa saat lalu tiba-tiba sirnah " hufff syukurlah, aku kira kau serius dengan perkataan mu" lega lim.

"Memangnya kenapa" tanya jisoo.

"Aku hanya tidak ingin kita bersaing untuk satu gadis yang sama jisoo-ya" lim menatap jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.

"E-eoh k-kau tenang saja aku tidak akan mencintai jennie, jadi kau bebas menjalin hubungan dengannya" ucap jisoo, tapi masih terselip rasa ragu diucapannya.

"Aku percaya pada mu jisoo-ya" ucap lim melatakkan tangannya dibahu jisoo kembali.

"Hmm aku tidak akan mencintai jennie" lirih jisoo namun masih bisa didengar lim

"Aku harap" lirih jisoo dalam hati

*
*
*
*
*

"Kita akan duduk dimana" tanya jennie saat mereka tiba dikantin.

"Kita dipojok sana saja" tunjuk lim pada tempat kosong diujung kantin.

"Ayoo" lim menarik tangan jennie menuju tempat yang dia maksud. Dan perlakuannya itu tidak lepas dari pandangan seseorang yang melihatnya dengan tatapan sendu.

"Jisoo-ssi ayo kita menyusul mereka" ajak chaeyoung yang tadi ikut bersama jennie.

" Eoh kau tidak perlu formal saat bersama ku chaeyoung-ssi, anggap saja kita sudah berteman lama" senyum jisoo saat melangkahkan kaki ya menuju meja yang sudah ada jennie dan lim disana.

"Hahah kalau begitu kau juga tidak perlu formal saat bersama ku jisoo, cukup panggil chaeng saja sama seperti jennie" ucap chaeyoung. Jisoo hanya membalas ucapan chaeyoung dengan anggukan disertai dengan senyumannya.

"Ahh jisoo-ya kau duduklah disamping ku juga" ajak jennie seraya menggeser tubuhnya agat jisoo dapat duduk.

"Tapi nanti chaeng duduk sendiri" ucap jisoo yang masih berdiri.

Mendengar jisoo menyebut nama sahabatnya itu dengan hanya nama chaeng, membuat jennie mengangkat alisnya bingung, sebab hanya orang terdekat yang bisa memanggil sahabatnya itu dengan panggilan chaeng saja.

"Nanti akan ada irene dan joy yang akan datang, jadi mereka akan duduk bersama ku jisoo-ya" ucap chaeng santai.

Mendengar chaeng yang sudah tidak seformal sebelumnya kepada jisoo, membuat jennie yakin bahwa kedua orang itu sudah mulai dekat.

"Sudah duduk saja ji" jennie menarik tangan jisoo agar duduk disampingnya.

"Nah sekarang kita pesan, aku sudah sangat lapar" ucap chaeyoung yang membuat mereka semua terkekeh.

"Kalian ingin pesan apa" tanya jisoo

"Eohh samakan saja semua jisoo" ucap lim yang diangguki semua orang.

"Baiklah aku akan pergi memesannya sekarang" jisoo bangkit untuk memesan makanan mereka.

"Aku ikut jisoo-ya" jika kalian mengira jennie yang mengatakan itu, kalian salah sebab chaeyoung lah yang mengatakan itu.

Jisoo pun tersenyum dan melangkahkan kaki pergi meninggalkan meja mereka bersama chaeyoung. Jennie yang melihat punggung kedua temannya itu yang mulai menjauh semakin dibuat bingung dengan mereka berdua "sejak kapan mereka sedekat itu" lirih jennie dalam hati.

"Jennie"

"..."

"Jennie"

"..."

"Kim Jennie!!" Lim terpaksa mengeraskan suaranya sebab jennie tidak menyahuti penggilannya.

"I-iya lim ada apa" tanya jennie menatap lim.

"Kau kenapa melamun, gwaenchana" tanya lim khawatir.

"Ahh aku baik-baik saja lim, kau tenang saja" senyum jennie.

"Tap-" belum sempat lim menyelesaikan ucapannya, suara dari dua sahabat jennie yang lain menghentikannya.

"Jennie-ya" teriak irene dan joy bersamaan.

Jennie yang sebelumnya menatap lim,kini mengalihkan pandangannya kepada kedua sahabatnya yang baru saja menghampirinya "eoh kalian sudah datang, sini duduklah" ucap jennie menunjuk kursi kosong yang ada didepannya.

Tanpa membuang waktu lagi, dua sahabatnya itupun langsung saja mendudukkan diri mereka "apa kalian sudah memesan makanan" tanya joy.

"Sudah".

"Tapi hanya untuk kami, untuk kalian silahkan pesan sendiri" cuek jennie.

"Yakk tega sekali, kenapa tidak sekalian pesankan sih" kesal irene.

Jennie hanya mengangkat bahunya acuh "kami tidak tahu kalian akan makan apa"

"Isshh jahat sekali" ucap joy sebelum melangkahkan kakinya untuk memesan makanan untuknya dan irene.

"Sooyoungie, samakan saja dengan punya mu yah" teriak irene yang membuat seluruh pengunjung kantin menatapnya.

"Yakk bisakan tidak teriak, lihat sekarang kita jadi pusat perhatian" malu jennie. Sedangkan Irene hanya menunjukkan senyumannya ketika mendengar ucapan jennie.

Tidak berselang lama,ketiga teman mereka akhirnya datang yang masing-masing dari mereka memegang nampan yang diatasnya terdapat makanan pesanan mereka.

"Selamat makan" ucap chaeyoung seteleh mereka semua mendapat bagian makanan masing-masing.

Sempat terjadi keheningan beberapa saat sebab mereka fokus pada makanan mereka masing-masing, sampai sebuah perkataan irene membuat mereka semua menghentikan kegiatan mereka.

"Kau seperti gadis yang diperebutkan dua orang pria jennie-ya" ucap irene santai, yang membuat jennie tersedak makanannya sendiri.

Uhukk,,uhukk..

"Air, mana air" ucap jennie susah payah.

"Ini" tanpa mereka duga jisoo dan lim secara bersamaan memberikan air minum untuk jennie.

Jennie yang melihat ada dua gelas didepannya merasa bingung gelas mana yang akan dipilih, dia tidak ingin salah satu dari mereka merasa kecewa jika jennie tidak terima gelasnya, tapi jennie juga tidak bisa menerima kedua-duanya, jennie jadi bingung sekarang.

Sementara jisoo yang melihat jennie bingung akan memilih gelas yang mana berusaha mengerti dan dengan tersenyum tipis jisoo perlahan menarik kembali gelas pemberiannya supaya jennie bisa menerima gelas dari lim, tapi belum jisoo melakukannya jennie lebih terlebih dahulu mengambil gelas pemberiannya dan juga mengambil gelas dari lim dan meminum keduanya secara bergantian bergantian.

"Hahhh aku mabuk air" lirih jennie dalam hati.

"jennie-ya gwaenchana" tanya lim khawatir seraya mengelus punggung jennie supaya dia merasa lebih tenang.

"Aku baik-baik saja lim" ucap jennie.

Jennie menatap tajam irene yang melihatnya dengan santai seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Kau, apa-apaan perkataan mu tadi" tunjuk jennie tepat dihidung irene.

"Wae, apa yang salah dari perkataan ku, memang benar kau seperti gadis yang diperebutkan dua pria, lihat saja kau duduk diantara lim dan jisoo" santai irene dan menggigit jari jennie yang masih berada tepat diujung hidungnya itu.

"Awwhh yakk jangan digigit" kesal jennie, namun irene tak menghiraukannya.

Kembali terjadi keheningan diantara mereka sampai bel masuk kembali berbunyi, akhirnya mereka menuju kembali kekelasnya masing-masing.

"Ji aku pulangnya dengan mu yah, soalnya aku ingin mampir ke cafe mu tempat bekerja" ucap jennie disela langkah mereka.

Jisoo yang mendengar jennie ingin pulang bersamanya lantas menatap lim yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Arasseo, kamu tunggu saja aku nanti diparkiran yah, soalnya aku harus mengembalikan buku ke perpustakaan terlebih dahulu" ucap jisoo yang membuat jennie tersenyum puas, tapi tanpa jisoo ketahui lim telah mengepalkan jari-jarinya.

*
*
*
*
*

"Jisoo mana yah, kok belum keluar juga" ucap jennie.

"Apa mungkin dia sudah pulang" ucap chaeyoung.

"Aniyo, jisoo tidak akan meninggalkan ku sebab dia sudah bilang akan mengantar ku pulang" lirih jennie.

"Tapi kita sudah lama menunggunya disini dia belum datang juga, sedangkan lim yang teman sekelasnya saja sudah ada disini bersama kita" kesal irene, yahh memang jennie dan teman-temannya sudah menunggu jisoo dari tadi diparkiran sekolah, namun pria itu belum juga menunjukkan batang hidungnya diparkiran.

"Nah itu jisoo" tunjuk joy pada jisoo yang menuju kesebuah mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari mereka bersama seorang wanita, tanpa berfikir panjang jennie segera menghampiri jisoo bersama dengan teman-temannya.

"Jisoo-ya" panggil jennie saat jisoo hendak masuk kedalam mobil itu.

"Eoh jennie-ya kau belum pulang, aku fikir kau sudah pulang bersama dengan lim" ucap jisoo dengan santainya.

"Bagaimana aku bisa pulang dengan lim jika kau tadi sudah bilang kau akan pulang berasama ku" ucap jennie dengan sedikit kesal.

"Ahh mianhe jennie-ya, aku lupa mengabari mu tadi kalau aku akan pulang bersama nayeon karna mobil miliknya sedang ada masalah" lagi-lagi jisoo berkata santai seakan dia tidak melakukan kesalahan.

Mendengar perkataan jisoo, hati jennie merasa teriris oleh pisau yang tak kasat mata yang membuat matanya berkaca-kaca.

"yakk mana bisa seperti itu, jennie sudah menunggu mu sedari tadi brengsek tapi kau dengan seenak mu mengatakan kau akan pulang dengan wanita itu, pria macam apa kau ini eoh!!" teriak irene tepat didepan wajah jisoo sebab tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu.

"Mianhe tapi untuk hari ini kau pulanglah dengan lim saja jennie-ya, annyeong" jisoo menatap jennie lalu menjalankan kendaraan roda dua miliknya dan langsung pergi meninggalkan parkiran sekolah bersama dengan nayeon.

"Mianhe jennie-ya, jeongmal mianhamnida" lirih jisoo dalam hati, saat dia mengingat wajah jennie yang menatapnya penuh kecewa tadi.

Sementara ditempat parkiran jennie sedang menangis hebat sebab dia kecawa dengan jisoo.

"Sudah jennie-ya jangan menangis lagi" teman-temannya berusaha menenangkan jennie.

"Hiksss,hiksss kau jahat jisoo-ya, kau jahat" ucap jennie terbata disela isak tangisnya yang semakin menjadi.

Sementara lim yang sedari tadi diam memperhatikan kejadian tadi dengan raut wajah yang sulit diartikan.


***





Okee cutttt!!!

~26-juli-21~

Continue Reading

You'll Also Like

406K 16.9K 117
Le coup de foudre existe vraiment?
102 16 7
Loos olevad inimesed eksisteerivad pÀriselt. Loo autorid on Emmad Lugu pole muidugi 100% tÔsi aga osa muidugi on. rospar on pede (sina ka)
2K 334 62
Lugu 17 aastasest Sofiast, kes on peale traagilist sĂŒndmust enda elus, muutunud, kuid kui olukord hakkab kontrolli alt vĂ€ljuma, saadavad vanemad tĂŒdr...
3.1K 357 21
Kui 25-aastane Arya kaotab raskes autoĂ”nnetuses oma ema ja isa alkoholist abi otsib, ei jÀÀ Aryal muud ĂŒle kui Ă”pingud ĂŒlikoolis pooleli jĂ€tta ja töö...