My Annoying Cute Girl [✓]

By Aobana_Lily28

28.3K 2.8K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... More

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 18 : BROKEN HEART

718 85 11
By Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 18 :
::::::
Broken Heart

---

Malam sudah semakin larut, Beomgyu belum juga bisa terlelap. Gadis itu terlalu gelisah mengingat kejadian tadi sore. Pada akhirnya, gadis itu keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar Taehyun.

Gadis itu menatap lamat-lamat wajah tidur Taehyun. Hatinya benar-benar bimbang, tapi juga ragu. Dengan hati-hati gadis itu menghampiri pemuda itu.

Tangan gadis itu gatal ingin menyentuh Taehyun, namun niatnya itu dia batalkan dan hendak pergi dari kamar Taehyun, namun sesuatu menahan pergelangan tangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Beomgyu menengok setelah sebelumnya gadis itu menghela nafas beratnya.

"Aku hanya ingin memastikan kakak baik-baik saja" Taehyun mengernyitkan dahinya.

"Maksudmu?".

"Tadi sore... mobil kakak yang hampir menabrak bukan?" Taehyun terdiam. "Tapi... kalau kakak baik-baik saja... baguslah" Beomgyu melepaskan pegangan tangan Taehyun dari tangannya dan hendak pergi.

"Tunggu sebentar Gyu!" pemuda itu berseru dan kembali menggenggam pergelangan tangan Beomgyu. "Tidak bisakah kita coba lagi? Pasti ada jalan keluar lain dari masalah ini" Beomgyu mengangguk.

"Ya. Jalan keluarnya adalah dengan kita berpisah kak" Taehyun terdiam. "Setelah ini... aku akan segera pindah. Aku tidak akan mengganggu kehidupan kakak" Taehyun mendengus kesal, sampai... "Kyaa!".

Saking geram dan gemasnya dengan sikap Beomgyu, Taehyun menarik paksa tubuh Beomgyu hingga gadis itu tidur telentang di atas kasurnya, dengan dirinya yang mengukung tubuh gadisnya.

"Begitu? Mudah sekali kau mengatakan untuk mengakhiri semua ini. Kau pikir mudah Gyu? Kalau begitu kenapa kau harus ada di kehidupan ku? Kenapa kau harus datang lalu memberikan harapan dan cinta padaku? Kau mau membunuh perasaan ku huh? Kau mau menyiksa ku dengan perasaan palsu mu itu? Kalau begitu kau berhasil. Aku mencintaimu Gyumie, aku benar-benar sudah jatuh pada mu. Kalau kau pergi... aku harus bagaimana? Tolong jelaskan padaku!" rancau Taehyun dengan nada prihatinnya.

Sementara Beomgyu sudah menangis sejadinya dibawah kukungan Taehyun.

"Aku tidak tau kak... hiks... kakak pikir hanya kakak yang tersiksa dengan semua ini? Pemuda yang kucintai sebentar lagi akan menikah dengan perempuan yang dipilih oleh ibunya? Apa yang harus ku lakukan? Aku punya apa untuk mempertahankan hubungan kita?".

"Kau punya aku Gyu... kau punya aku... kita bisa hadapi ini bersama. Aku mohon... kembalilah padaku" Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa kak" menghiraukan penolakan Beomgyu, Taehyun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Beomgyu.

"Kita bisa Gyu... aku menginginkan mu" lirih pemuda itu sembari mengecup lembut bibir Beomgyu. Gadis itu memejamkan maniknya. Dia merindukan Taehyun-nya... dia merindukan cintanya. Jadi... biarkan dia menguasai Taehyun yang mungkin ini adalah waktu terakhirnya untuk pemuda yang sebentar lagi akan menjadi mantan kekasihnya. "Aku mencintaimu Gyumie" Beomgyu menghela nafasnya berusaha meredakan tangisnya.

"Aku... hiks... aku juga mencintai kakak. Aku sangat... sangat mencintai kakak" Taehyun menampilkan senyum lembutnya sebelum memeluk tubuh gadis yang masih berada di bawah kukungannya itu.

"Ku mohon jangan menyerah pada ku Gyu, karena aku juga tidak akan menyerah untuk mendapatkan mu" Beomgyu tidak menanggapi. Gadis itu masih sibuk menghentikan tangisnya.

Taehyun melepaskan pelukannya lalu pindah berbaring di sebelah Beomgyu. Taehyun mendongakkan kepala Beomgyu dan membuat gadis itu menatap maniknya dengan mata bulat yang selalu mengerjap lucu.

Taehyun kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Beomgyu. Bibirnya kembali dipertemukan dengan bibir mungil nan penuh milik si gadis. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Taehyun mencium Beomgyu dengan kesan yang menuntut. Di kecap, di lumat, kadang digigit... perlakuan Taehyun seperti menegaskan bahwa hanya dia yang boleh memiliki Beomgyu. Hanya dia yang berhak memiliki gadis itu.

Disisi lain, Taehyun juga menegaskan bahwa Beomgyu... hanya Beomgyu yang menurutnya paling pantas untuk dia perlakukan seperti ini.

"Mmnnhh... ngghh... kakh... sudah. Biarkan aku bernafas" rancau Beomgyu ditengah-tengah acara berciuman mereka.

Taehyun memberikan waktu untuk Beomgyu sejenak. Gadis itu meraup dengan rakus oksigen di kamar Taehyun sebelum Taehyun kembali melumat bibirnya dengan rakus.

"Hmmph... anngghh kakak" Taehyun kembali melepaskan ciumannya. Ditatapnya wajah Beomgyu yang sayu. Pipi dan hidung yang memerah, lalu bibir sewarna peach-nya yang menggoda.

Namun sayang dia tidak bisa melakukan hal yang lebih karena untuk sekarang... Beomgyu bukan haknya.

"Tidurlah sayang" Beomgyu mengangguk. Gadis itu beringsek masuk ke dalam pelukan Taehyun. Yah... malam itu mereka berdua kembali melanggar apa yang harusnya tidak mereka lakukan.

Mereka saling mencintai... tidak seharusnya mereka dipisahkan dan dipaksa memilih orang lain yang hanya terus mendatangkan kekesalan dihatinya.

Dan... malam itu, setelah satu minggu akhirnya mereka bisa kembali tertidur di dalam peluk hangat masing-masing.

Mentari kembali menyingsing menjadi pembuka untuk hari yang baru. Beomgyu mengerjapkan maniknya begitu cahaya mentari yang masuk ke kamar Taehyun mulai mengganggunya.

Maniknya mengerjap beberapa kali lalu memfokuskan atensinya pada pemuda yang masih tertidur nyaman dalam pelukannya. Senyum lembut ditampilkan gadis itu sebelum memberikan kecupan di pucuk kepala si pemuda.

"Kakak~ ayo bangun" Taehyun melenguh namun... bukannya membuka mata, pemuda itu malah bergerak semakin masuk ke dalam pelukan gadisnya.

"Mmnhh... aku masih mengantuk Gyu" si gadis menghela nafasnya.

"Kakak tidak lupa kalau hari ini kakak ada rapat di perusahaan kan?" Taehyun menghela nafasnya.

"Biarkan aku tidur sebentar lagi" Beomgyu terdiam dan menatap langit-langit kamar Taehyun. Tangan gadis itu bergerak mengusap lembut surai Taehyun.

Entah apa hubungan mereka sekarang... sepasang kekasih? Beomgyu meminta mengakhirinya seminggu yang lalu. Tapi Taehyun belum memberikan tanggapannya.

"Gyu, aku ingin kau tetap di sisi ku. Aku tidak ingin berpisah darimu" Beomgyu lagi-lagi menghela nafasnya. Diapun tidak ingin hubungannya dengan Taehyun berakhir begitu saja.

"Maaf kak, aku ingat hari ini aku ada janji dengan Sunoo dan Chenle. Aku harus segera bersiap" Taehyun merenggangkan pelukannya lalu mendongak menatap wajah gadisnya.

"Tidak bisakah kau menemaniku lebih lama lagi?" Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Maaf" dengan tidak rela Taehyun melepaskan pelukannya. Beomgyu langsung bangkit dan pergi menuju kamarnya.

Taehyun menghela nafasnya kasar. Tangannya mengusak surainya frustasi. Dia berpikir... bagaimana caranya agar dia bisa tetap bersama Beomgyu. Pemuda itu sudah terlalu candu terhadap gadis itu... entah akan seperti apa dia kalau tidak ada Beomgyu.

Beberapa saat kemudian, dengan ogah-ogahan Taehyun beranjak dari kasur dan pergi ke pintu utama apartemennya lalu membukanya.

Dahi pemuda itu mengernyit saat mendapati seseorang yang paling tidak ingin ditemuinya saat ini.

"Chaeryeong apa yang-".

'Grep'.

"Taehyun! Aku senang sekali!" Taehyun semakin dibuat bingung dengan Chaeryeong yang tiba-tiba memeluknya.

"Hey, a-ada apa?" Chaeryeong merenggangkan pelukannya.

"Ayahmu belum memberitahu mu?" Taehyun menggeleng dengan tatapan bingungnya. "Ayah mu menyetujui perjodohan kita. Sebentar lagi keluarga kita akan membicarakan soal persiapan pernikahan kita. Aku benar-benar bahagia akan hal ini".

'Deg'.

Taehyun juga... eksistensi lain di ruangan itu terdiam. Apa benar seseorang yang selama ini berada dipihak mereka... berubah pikiran semudah itu?.

"A-apa? Ayah sungguh menerimanya?" Chaeryeong mengangguk ribut.

"Iya. Ayahku bilang ayah Jungkook menerima perjodohannya... minggu depan kita akan mengadakan makan malam keluarga dan mendiskusikan semuanya" Taehyun terdiam. Pemuda itu benar-benar tidak habis pikir dengan keputusan kedua orangtuanya. "Oh, perempuan rendahan itu masih di sini?".

'Deg'.

Taehyun segera menolehkan kepalanya. Cukup terkejut saat mendapati Beomgyu yang diam mematung dengan penampilannya yang sudah rapi.

"Ku pikir kau mendengarkan pembicaraan kami barusan. Aku tidak peduli apa status mu dengan Taehyun. Tapi... ku harap kau tau diri, aku dan Taehyun sebentar lagi akan menikah jadi... jauhi calon suami ku".

Taehyun menatap sendu pada Beomgyu. Dia paham apa yang Beomgyu rasakan. Beomgyu sakit, dia bisa merasakannya. Tatapan putus asa itu sudah mampu menjelaskan rasa kecewa gadis kesayangannya itu.

"Ya tapi... kalau memang mungkin kau tidak punya rumah, kau bisa tinggal di sini beberapa hari lagi. Toh, aku juga akan segera menikah dengan Taehyun. Aku tidak peduli" Beomgyu menundukkan kepalanya dan buru-buru pergi meninggalkan apartemen Taehyun. "Jadi, mau kencan hari ini?" Taehyun menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.

"Maaf. Lain kali saja yah, aku ada rapat hari ini" Chaeryeong memberengut namun sejenak wanita itu kembali memasang senyum bahagianya.

"Baiklah. Oh ya, apa kau sudah sarapan?" Taehyun menggeleng. "Mau aku pesankan sesuatu?" pemuda itu kembali menggeleng.

"Beomgyu pasti sudah buatkan sarapan. Aku akan makan itu saja" Chaeryeong mendengus.

"Ya sudah, terserah kau saja. Cepat siap-siap" Taehyun mengangguk lalu pergi ke kamarnya.

Pemuda itu benar-benar merasa frustasi, apa hubungannya dengan Beomgyu memang harus selesai sampai di sini? Tapi dia tidak menginginkannya.

Di lain sisi, tepatnya di kediaman keluarga Kang. Ketiga anggota keluarga itu menyantap sarapan mereka dengan tenang.

"Kak, aku tidak menyangka kau akan menerima perjodohan Taehyun dan Chaeryeong secepat ini" tuan Jungkook terkekeh.

"Kau senang?" nyonya Eunha mengangguk semangat membuat suaminya itu tersenyum miring. "Kau benar-benar ibu yang egois yah" senyum diwajah nyonya Eunha luntur seketika.

"M-maksud kakak? Bukankah kakak menerimanya?" tuan Jungkook kembali menampilkan senyum miringnya.

"Maaf saja, aku bukanlah suami egois yang mau terus-terusan berdebat dengan istriku. Jadi ku terima saja. Toh kalau Taehyun tersiksa karena perjodohan ini... tidak ada orang lain yang bisa di salahkan selain kau di sini".

'Deg'.

Nyonya Eunha kembali terdiam. Manik pria itu menatap putra sulungnya sejenak.

"Minta Sunghoon untuk tenangkan Beomgyu. Dia pasti terpukul sekali karena persoalan ini" ujar tuan Jungkook yang ditanggapi anggukan oleh putranya. Pria itu langsung beranjak begitu menyelesaikan ucapannya lalu pergi dari mansion itu.

Tatapan wanita itu beralih pada putra sulungnya, bersamaan dengan Heeseung yang juga menatap kecewa pada wanita yang telah melahirkannya itu.

"Aku kecewa pada bunda" ujar Heeseung sembari bangkit lalu pergi.

Wanita itu terdiam di tengah kesendiriannya. Apa benar dia se-egois itu? Dia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk putranya tapi semuanya... semuanya malah seakan menjauh dan menghilang dari jangkauannya.

Beberapa hari berlalu. Taehyun dan Beomgyu kembali saling diam. Tepatnya hanya Beomgyu. Gadis itu terus mengatupkan bibirnya tanpa mau menanggapi semua ucapan Taehyun. Pemuda itu tentu dibuat makin stress karenanya.

Tapi... tidak hanya Taehyun yang terkena imbas dari patah hatinya Beomgyu. Keempat sahabatnya juga kena imbasnya. Gadis itu jadi semakin sering melamun dan melukis sesuatu yang abstrak dan menakutkan menurut mereka.

Sekarang saja... mereka hanya bisa mengamati Beomgyu yang kembali melukiskan hal abstrak di kanvasnya. Lukisannya memang bagus tapi tetap saja menyeramkan. Mungkin... gadis itu mencoba untuk menyalurkan rasa sakit dan stress-nya ke dalam lukisan itu.

(Pict-nya dari pinterest yah)

"Gyu, tidak bisakah kau lukiskan hal lain saja? Lukisan mu menakutkan kau tau" tidak ada tanggapan. Telinga gadis itu seakan menuli. Pada akhirnya keempat sahabatnya itu hanya bisa menghela nafas pasrah. Mereka bingung harus bagaimana lagi.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan keceriaan Beomgyu? Aku tidak tega melihatnya seperti ini" lirih Sunoo dengan manik yang sudah berkaca-kaca. Chenle menyandarkan tubuhnya. Gadis itu juga cukup frustasi karena belum pernah melihat sahabat kecilnya itu patah hati.

"Ku rasa memang sulit. Seumur hidup Beomgyu belum pernah jatuh cinta. Sekalinya dia menyukai seseorang malah yang sudah bertunangan" celetuk Chenle yang lagi-lagi ditanggapi helaan nafas oleh ketiga sahabatnya.

"Ah, aku tidak tahan begini terus. Mau sampai kapan dia seperti itu terus? Aku ingin Beomgyu yang dulu" Sunghoon menghela nafasnya. Gadis itu beranjak dari duduknya dan menghampiri Beomgyu.

Tangan gadis itu merebut kuas di tangan gadis yang lebih muda darinya.

"Apa yang kakak lakukan? Tolong kembalikan kuas ku" Sunghoon menggeleng.

"Kau perlu tenangkan pikiran mu dulu Gyu. Kau punya kami... kau bisa ceritakan masalah mu pada kami" Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Melukis sudah cukup untukku" Sunghoon mendengus lalu membuang ke lantai kuas yang digenggamnya. Manik Beomgyu membola dan menatap kesal pada Sunghoon. "Kakak ini kenapa sih?".

"Kau yang kenapa? Aku tau rasanya memang sakit saat tau orang yang kau cintai akan menikah dengan orang lain. Kau memang berhak bersedih dan melampiaskan rasa sakit mu. Tapi tidak berlarut Gyu!".

Beomgyu terdiam dengan kepalanya yang menunduk. Sementara sahabat mereka yang lain hanya bisa menatap Beomgyu dan Sunghoon dengan tatapan sendu mereka.

"Kehidupan mu tidak hanya berpatokan di sini Beomgyu... kehidupan mu tidak berhenti di sini. Perjalanan hidup mu masih panjang dan kau akan menyerah sekarang? Kau ingat... karena apa kau sampai kabur dari rumah mu? Apa kau akan mengubur mimpimu dalam-dalam hanya karena patah hati?".

Beomgyu mulai terisak.

"Bukan hanya kau Gyu... aku, orang-orang di luar sana banyak juga yang mengalami hal ini. Aku tau rasanya menyakitkan. Tapi kau harus bangkit Gyu... kalau kak Taehyun memang jodoh ku, pasti kalian bisa saling memiliki".

Tangis Beomgyu semakin menjadi. Sunghoon yang tidak tega, akhirnya mendekati Beomgyu dan memeluk erat tubuh mungil gadis itu.

"Rasanya sakit kak... kenapa putus cinta rasanya semenyakitkan ini?" lirih Beomgyu di tengah tangisnya dan membut tiga sahabatnya yang lain ikut memeluknya.

Tumbuh dikelilingi empat kakak lelaki sekaligus tentu saja membuat gadis itu jarang kontak dengan laki-laki yang bukan dari keluarganya karena dia sudah mendapatkan semuanya dari kakak-kakaknya. Hal itu menjadikan Beomgyu awam akan hal yang berhubungan dengan perasaan. Tidak heran jika gadis itu berakhir seperti ini.

Malam harinya, di kediaman keluarga Kang. Jika sarapan mereka hanya bertiga, makan malam kali ini keluarga Kang tetambahan dua orang anggota lagi yang tak lain adalah putra bungsu keluarga Kang beserta tunangannya.

"Bunda, hari ini aku benar-benar puas jalan-jalan dengan Taehyun. Dia mengajakku ke banyak tempat bahkan membelikan aku banyak barang-barang mahal" nyonya Eunha ikut tersenyum melihat betapa bahagianya calon menantunya itu.

"Benarkah? Apa saja yang Taehyun belikan untukmu?" nyonya Eunha dan Chaeryeong nampak sibuk dengan perbincangan mereka sampai sang kepala keluarga kembali membuka suaranya.

"Untuk apa kau membeli semua barang itu?" dua perempuan di ruangan itu terdiam.

"Ayah, memiliki barang-barang seperti ini sangat penting. Aku tidak ingin mempermalukan Taehyun di depan teman-teman ku. Jadi wajar kalau aku minta Taehyun membelikan ini. Benarkan Taehyun?" mereka menoleh ke arah Taehyun yang terlihat sedang melamun.

"Taehyun!" seru bundanya dan membuat pemuda itu terjengat. Maniknya menatap tanya pada sang bunda.

"Ada apa bunda?" wanita itu menghela nafasnya.

"Kau tidak masalahkan membelikan aku barang-barang ini?" Taehyun terdiam sebelum menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Memang kenapa?" Chaeryeong tersenyum senang.

"Bagus sekali... bunda mu pasti bahagia sekali karena sekarang kau mau menerima Chaeryeong. Ayah harap kau akan bahagia dengan pilihan mu nak" Taehyun terdiam.

Pemuda itu terkekeh. Pilihannya? Rasanya menggelikan saat memikirkan bahwa dia memilih Chaeryeong dan menyerah dari Beomgyu yang memilih menjauh dari hidupnya.

"Entahlah ayah... tapi aku berharap seperti itu" tuan Jungkook mengangguk.

"Benar. Kau harus membuktikan kata bunda mu. Bunda mu bilang kau akan bahagia dengan pilihannya... jadi ayah benar-benar berharap kau akan bahagia agar ayah tidak kecewa dengan bunda mu" nyonya Eunha kembali terdiam.

Taehyun mengernyit dan menatap tanya pada ayah dan bundanya.

"Tentu saja Taehyun akan bahagia dengan ku. Bunda Eunha tidak salah".

Sumpah demi apapun... Heeseung jengah. Pemuda itu bangkit dari duduknya lalu pergi dari dapur. Taehyun kembali menatap bingung ketiganya. Apa dia melewatkan sesuatu.

"Taehyun, ini sudah semakin larut... sebaiknya kau antar Chaeryeong pulang".

"Ya benar, jangan sampai calon menantu kesayangan bunda mu lecet. Bunda mu akan kecewa dan memarahi mu lagi nanti" Taehyun mengangkat sebelah alisnya, namun selanjutnya pemuda itu langsung menganggukkan kepalanya.

Berbeda dengan nyonya Eunha yang kelihatan lelah karena sikap suaminya yang terus-menerus menyindir dan memojokkan dirinya.

Taehyun dan Chaeryeong bangkit dari duduk mereka lalu pergi dari mansion Kang. Wanita itu menatap suaminya dengan tatapan memelasnya.

"Sebenarnya apa tujuan kakak melakukan ini? Apa kakak ingin membuat ku terlihat buruk di depan anak-anak? Apa menjodohkan Taehyun dan Chaeryeong adalah kesalahan yang amat fatal untuk kakak?" tuan Jungkook mendengus.

"Ya. Menjodohkan salah satu putra ku dengan jalang seperti Chaeryeong adalah kesalahan besar Kang Eunha!" seru tuan Jungkook membuat nyonya Eunha terdiam.

Tidak ingin membuat emosinya makin meledak, akhirnya pria itu bangkit dari duduknya lalu pergi ke ruangan kerjanya meninggalkan istrinya yang menangis di ruang makan mansion mewah mereka.

Beomgyu sampai di apartemen Taehyun. Sunyi dan gelap... gadis itu mengernyit. Apa Taehyun belum pulang sampai lampu apartemennya belum dinyalakan? Gadis itu menghela nafasnya lalu memasuki apartemen itu sebelum kembali menutup dan menguncinya.

Gadis itu menghela nafasnya dan menatap sekeliling apartemen itu.

"Haah... tempat ini benar-benar penuh dengan kenangan. Aku benar-benar beruntung bisa bernaung di tempat ini selama pelarian ku. Banyak sekali kenangan yang ku buat dengan kak Taehyun".

'Tok... tok...'.

Beomgyu mengernyitkan dahinya begitu mendengar bunyi gedoran pintu yang cukup kuat dari luar apartemen Taehyun.

'Ting... tong... ting... tong...'.

Dengan segera Beomgyu menghampiri pintu apartemen Taehyun. Gadis itu cukup terkejut saat mendapati Taehyun yang kelihatan mabuk tengah di papah oleh si pemuda bule yang Beomgyu tau pemuda itu adalah sepupu dari calon kakak iparnya, Kai.

Beomgyu cepat-cepat membuka pintu itu. Kai bernafas lega saat melihat Beomgyu. Pasalnya pemuda itu tidak tau password apartemen Taehyun, jadi kemungkinan dia akan membawa Taehyun ke apartemennya kalau sampai tidak ada orang.

"Kenapa dengannya?" Kai menghela nafas.

"Ku rasa dia sedang stress. Aku mendapatinya di bar saat bertemu dengan client ku tadi" Beomgyu mengangguk paham lalu membukakan pintu lebar-lebar untuk Kau dan membiarkan pemuda bule itu membawa Taehyun ke kamarnya.

"Terima kasih kak Hyuka" Kai menganggukkan kepalanya.

"Apa kau... sedang ada masalah dengan Taehyun?" Beomgyu menghela nafasnya.

"Kak Taehyun akan segera menikah dengan kak Chaeryeong. Maka dari itu... hubungan ku dengan kak Taehyun jadi renggang sekarang" Kai menghela nafasnya. Pantas saja sahabatnya itu seperti kehilangan arah akhir-akhir ini.

"Kalian berdua yang sabar yah? Kalau kalian berjodoh... pasti akan ada jalan untuk kalian bisa bersama kembali" Beomgyu hanya bisa mengangguk lemah. "Kalau begitu aku pulang dulu" Beomgyu kembali mengangguk lalu mengantar Kai sampai ke pintu apartemen Taehyun.

Beomgyu kembali ke kamar Taehyun. Gadis itu menatap prihatin keadaan pemuda itu. Beomgyu mendekati pemuda itu dan seketika itu Beomgyu mendengus karena aroma alkohol yang menguar dari tubuh Taehyun menusuk hidungnya.

"Ck. Kalau kakak ku sudah ku pastikan akan ku pukul habis-habisan kau" dengus Beomgyu lalu membukakan Jas serta sepatu dan kaos kaki yang dikenakan oleh Taehyun.

Setelah beres dengan Taehyun, Beomgyu kembali ke kamarnya. Gadis itu menatap lukisannya yang masih setengah jadi. Mungkin besok atau lusa dia harus sudah pergi dari apartemen Taehyun. Dia tidak bisa terus-terusan menumpang di tempat pemuda yang sebentar lagi akan menikah.

Jadi... untuk malam ini Beomgyu memutuskan untuk membereskan semua barang-barangnya dan kembali tinggal di apartemen yang sudah dicarikan Sunghoon untuknya.

Benar kata sahabat-sahabatnya... dia lari dari rumah bukan karena Taehyun, dia lari dari rumah karena ingin mengejar cita-citanya. Dia tidak akan menyerah.

Pagi kembali datang. Taehyun mengernyit saat mendapati dirinya yang sudah berada di ranjangnya. Tangannya bergerak memijat pelipisnya karena pening yang menyerangnya tiba-tiba.

'Kriet'.

Mereka berdua terdiam saat manik mereka bertemu.

"Gyu?" gadis itu menghela nafas sebelum memasuki kamar Taehyun dengan sebuah nampan ditangannya.

"Puas mabuk semalam?" sindir gadis yang sudah siap dengan segaram sekolahnya itu. Taehyun menatap takut pada Beomgyu. Gadis itu menatap Taehyun dengan manik yang memicing sembari berselipat dada.

"A-aku" Beomgyu menghela nafasnya.

"Lain kali jangan lagi. Se stress apapun kakak, lain kali jangan melampiaskannya dengan mabuk" Taehyun menghela nafasnya lalu mengangguk.

Beomgyu mendekati pemuda itu lalu menyugar lembut surai Taehyun. Merasakan nyaman, Taehyun memeluk pinggang Beomgyu dan menyandarkan kepalanya pada perut gadis itu.

"Kakak harus janji padaku, jangan sampai mabuk lagi. Itu tidak baik untuk kesehatan kakak" Taehyun mengangguk lemah.

Beomgyu menghela nafasnya lalu menangkup pipi Taehyun. Gadis itu mengarahkan kepala Taehyun agar berhadapan dengannya. Tatapan mereka menggambarkan bahwa mereka masing menginginkan satu sama lain. Cinta mereka tidak akan hilang begitu saja.

"Bahagia lah kak" Taehyun tersenyum miris.

"Bagaimana aku bisa bahagia kalau aku dipisahkan dengan kebahagiaan ku dan bahagia ku adalah diri mu Gyu" Beomgyu menghela nafasnya sebelum mengecup lembut bibir, pucuk hidung, dan dahi pemuda itu cukup lama.

"Kita bisa kak. Meski kita tidak bersama... aku yakin kita bisa. Aku ingin melihat kak Taehyun bahagia dengan siapapun kakak nantinya akan menikah. Kakak mencintai ku bukan?" Taehyun mengangguk membuat Beomgyu tersenyum lembut.

Tanpa Taehyun menjawab pun Beomgyu sudah tau jawabannya. Terbukti dari sikap pemuda itu padanya selama ini.

"Kalau begitu... bahagialah untuk ku" ujar gadis itu sembari memeluk Taehyun dengan erat. Tak berbeda jauh dengan Taehyun yang juga membalas pelukan Beomgyu tidak kalah eratnya.

Beomgyu yang tadinya berdiri, kini ditarik oleh Taehyun untuk berduduk dipangkunya. Kedua tangan pemuda itu memeluk posesif pinggang gadis itu.

"Kau juga... bahagialah untuk ku Gyu sayang" Beomgyu mengembangkan senyumnya sebelum mengangguk sampai Taehyun mendekatkan wajahnya pada wajah Beomgyu lalu kembali melumat bibir ranum Beomgyu yang terus menggodanya untuk dilumat.

Jangan salahkan mereka yang seperti ini, karena inilah yang sebenarnya mereka inginkan. Bukannya hubungan keterpaksaan dimana hanya ada kebohongan dan rasa sakit di sana.

Taehyun melepaskan ciumannya dan menatap Beomgyu yang terengah dalam pelukannya. Gadis itu ikut tertawa setelah deru nafasnya sedikit stabil.

"Hmmph... sebenarnya apa yang enak dari minuman beralkohol sih? Rasanya pahit" Taehyun terkekeh. Inilah dunia yang diinginkannya. Dunia dimana hanya dia dan cintanya... Beomgyu.

"Takdir benar-benar jahat ya Gyu? Takdir mempertemukan kita, lalu membuat kita mencintai satu sama lain. Dan dengan mudahnya... takdir juga memisahkan kita sampai membuat kita seperti ini" gadis itu terkekeh.

"Takdir sudah diatur kakak. Kita tidak pernah tau hal ini bisa terjadi. Selain menerimanya... hanya usaha yang bisa kita lakukan" Taehyun menghela nafasnya.

Dalam seminggu ini... entah sudah yang keberapa kali pemuda itu menghela nafas beratnya.

Beomgyu merenggangkan pelukannya.

"Aku harus segera berangkat ke sekolah. Aku akan hubungi kak Chaeryeong untuk ke sini" Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Orang lain saja" Beomgyu menghela nafasnya.

"Baiklah. Aku akan minta kak Heeseung untuk menemani kakak" Taehyun mengangguk setuju. Beomgyu kembali mencuri satu kecupan di bibir Taehyun sebelum bangkit dari pangkuan pemuda itu.

"Cepat pulang yah?" Beomgyu terkekeh menanggapi rengekan Taehyun. Namun gadis itu tetap mengangguk mengiyakan. Setelah menghubungi Heeseung, Beomgyu langsung pergi meninggalkan Taehyun di apartemen pemuda itu.

Tak lama setelah mendapat kabar dari Beomgyu, Heeseung buru-buru ke apartemen adiknya itu. Bersyukur karena Beomgyu menghubunginya dan bukan ayahnya. Kalau sampai ayahnya... entah akan diamuk seperti apa adiknya itu.

"Kepala mu masih pusing?" Taehyun menggeleng. Pemuda itu kelihatan lebih segar setelah mandi tadi.

"Beomgyu sudah membuatkan aku sup. Jadi... aku baik-baik saja sekarang" Heeseung mengangguk. "Oh ya, apa kau tau sesuatu soal ayah dan bunda? Aku merasa ada yang janggal diantara mereka" Heeseung menghela nafasnya.

"Ya memang benar. Tapi... aku tidak bisa menjelaskannya. Akan lebih baik kau bicara dengan ayah nanti" Taehyun mengernyit. "Kau tidak lupa untuk acara sebentar malam bukan?".

'Deg'.

Ya ampun... Taehyun lupa soal acara makan malamnya dengan keluarga Lee. Heeseung melirik arlojinya sejenak.

"Tenangkan pikiran mu dan setelah itu... pergilah temui ayah".

"Untuk?" Heeseung mencebik.

"Sudah, turuti saja" Taehyun menghela nafasnya dan akhirnya menurut. "Tyun... sebenarnya jalan mana yang kau inginkan?" pertanyaan Heeseung sontak membuat sang adik menatap tanya padanya.

"Ku pikir kakak tau jawaban ku. Tentu saja bahagia bersama Beomgyu sampai akhir" Heeseung mengangguk.

"Tapi... kau tau bunda tidak akan senang dengan itu bukan?" Taehyun menghela nafasnya.

"Beomgyu adalah gadis yang baik. Kalau aku punya kesempatan untuk bersama Beomgyu... bunda pasti bisa menerimanya. Sementara Chaeryeong... aku masih tidak yakin dia akan membawa kebahagiaan untuk ku atau tidak" Heeseung kembali mengangguk

Taehyun mengernyit kala melihat kakaknya yang bangkit dari duduknya.

"Hari ini... putuskan dengan baik-baik siapa yang akan kau pilih. Jangan sampai menyesal pada akhirnya" ujar Heeseung sebelum pergi meninggalkan apartemen Taehyun.

Sang adik mencebik dan menatap kesal ke arah tempat dimana kakaknya pergi.

Taehyun menghela nafas lalu bangkit dari duduknya. Pemuda itu segera ke kamarnya dan bersiap untuk pergi ke perusahaan ayahnya.

Memerlukan waktu beberapa menit untuk pemuda itu sampai di perusahaan sang yang yang nantinya akan dipimpin kakaknya.

Beberapa karyawan di perusahaan ayahnya nampak memberikan hormat padanya. Namun pemuda itu acuh karena memikirkan apa yang akan ayahnya bicarakan dengannya.

Setelah menaiki lift yang membawanya sampai di lantai sepuluh, lalu melewati beberapa koridor, barulah pemuda itu sampai di depan pintu ruangan sang ayah.

'Tok... tok... tok...'.

"Masuk!" Taehyun langsung membuka pintu ruangan sang ayah setelah mendapatkan izin.

"Ayah" panggil pemuda itu dan membuat sang ayah menoleh. Pria itu tersenyum lembut lalu mengisyaratkan putranya untuk mendekat.

"Duduklah" titah sang ayah setelah putra bungsunya itu berdiri di depannya. Taehyun tentu saja menurutinya. Pemuda itu masih menatap ayahnya dengan tatapan tanya. "Apa Beomgyu masih tinggal di apartemen mu?".

Taehyun makin dibuat bingung. Kenapa Beomgyu juga dilibatkan coba? Pemuda itu mengangguk.

"Baguslah" tanggapan sang ayah membuat Taehyun menjadi berkali-kali lipat lebih bingung. "Sebentar malam... kau tidak lupa soal acara makan malamnya bukan?" Taehyun mengangguk. "Bawa Beomgyu bersama mu".

"Untuk apa ayah? Ayah mau mempermalukan Beomgyu apa bagaimana?" sang ayah menghela nafasnya.

"Taehyun, apa kau lupa ayah pernah mengatakan padamu bahwa ayah akan selalu berada di pihak mu?" Taehyun terdiam. "Kalau kau masih ingin bersama Beomgyu... bawa dia sebentar malam".

Taehyun diam. Apakah ayahnya merencanakan sesuatu? Kalau itu iya, semoga membawa dampak baik untuknya.

Setelah berdiskusi dengan sang ayah, Taehyun langsung kembali ke apartemennya. Yakin sekali sih kalau gadis kesayangannya itu sudah pulang. Dan benar saja, pintu kamarnya terbuka lebar sekarang.

"Gyu?" gadis itu menoleh. Taehyun menatap bingung kamar Beomgyu yang sudah rapi. Barang-barang gadis itupun sudah terkemas rapi di dalam beberapa kardus. "Apa-apaan ini?".

"Aku tidak enak jika terus tinggal di sini. Apalagi kakak sebentar lagi akan memiliki istri. Jadi... malam ini aku akan pindah apartemen" Taehyun menghela nafasnya.

"Bisa kau tunda sampai besok?" Beomgyu mengernyitkan dahinya. "Aku tidak tau apa yang ayah rencanakan tapi... ku mohon berikan aku satu kesempatan lagi".

"Kakak itu terlalu mustahil-".

"Kita belum mencoba sepenuhnya Gyu. Sekali ini saja, ku mohon" Beomgyu menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Baiklah... kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?".

"Sebentar malam, ayah menyuruh mu untuk ikut makan malam keluarga. Sebaiknya kita cepat cari baju untuk kau pakai nanti malam" Beomgyu melongo apa dia tidak salah dengar?.

"Kakak sungguh-sungguh? Yang benar saja" Taehyun menghela nafasnya.

"Aku juga sedikit tidak yakin. Tapi... sebaiknya kali ini kita percayakan semua pada ayah" Beomgyu akhirnya menghela nafas pasrah. Entah apa yang akan dilakukan oleh ayah Taehyun, dia hanya bisa pasrah. Kalau memang ada harapan untuknya dan Taehyun bisa bersatu... kenapa tidak dia coba?.

Untuk alasan yang masih belum mereka ketahui, hari ini Taehyun dan Beomgyu pergi ke beberapa butik juga salon untuk membuat penampilan Beomgyu sempurna malam ini.

Maaf itu keinginan Taehyun yah, Beomgyu sebenarnya kesal karena sejak tadi Taehyun menggeret-nya ke sana kemari. Dia tidak bisa menolak karena dia juga tidak mau mempermalukan Taehyun.

Dan... pada akhirnya mereka terlambat datang ke restourant yang sudah di booking oleh keluarga Taehyun. Lihat saja seberapa kusut wajah Beomgyu sekarang.

"Sayang ayolah... senyum sedikit. Kalau seperti ini, kau yang kelihatan tidak bahagia bersama ku" Beomgyu mendengus.

"Ya habisnya... kakak berlebihan sekali" Taehyun menghela nafasnya. Inilah salah satu perbedaan Chaeryeong dan Beomgyu. Satu kuat dandan satu lagi agak urakan. Taehyun jadi ragu kalau Beomgyu itu perempuan. Tapi Beomgyu itu cantik.

"Aku ingin memperlihatkan gadis ku yang sempurna, Beomgyu ku yang istimewa. Biar mereka tau alasan ku lebih memilih mu ketimbang Chaeryeong" Beomgyu menghela nafasnya. Sebaiknya dia iyakan saja. "Gyu".

"Hmm?".

"Kau cantik" lidah Beomgyu terasa kelu begitu mendengar pujian Taehyun.

"A-apa-apaan itu" Taehyun terkekeh dan mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Beomgyu.

"Aku jadi membayangkan... akan secantik apa kau dihari pernikahan kita nanti?".

"Masih lama kakak. Kita bereskan dulu masalah ini" Taehyun terkekeh menggoda Beomgyu memang menyenangkan.

Sampai mereka di sebuah area outdoor yang terkesan mewah. Semua sudah berkumpul kecuali Taehyun yang sudah ditunggu dari tadi dan Beomgyu yang tidak diharapkan kehadirannya. Gadis itu meremat jemari Taehyun yang lebih besar darinya karena gugup.

Taehyun yang sadar akan hal itu ikut balas meremat jemari gadisnya memberikan ketenangan.

"Dimana Taehyun? Kenapa dia belum datang juga?" Taehyun tersenyum mendengar pertanyaan orangtua Chaeryeong. Tekadnya sudah kuat untuk mempertahankan Beomgyu.

"Aku di sini bibi" mereka menoleh dan tentu saja mereka terkejut saat melihat keberadaan Beomgyu di sebelah Taehyun.

"Taehyun, apa maksudnya ini? Kenapa kau membawa perempuan itu ke sini?" Beomgyu menundukkan kepalanya begitu mendapati tatapan tajam dari empat orang di tempat itu.

"Ah, soal Beomgyu... aku yang memintanya untuk datang ke sini" ucapan tuan Jungkook sukses membuat mereka terdiam.

"Tuan Jungkook, apa maksudnya ini?" pria itu menyeringai.

"Maafkan aku, dari awal perjodohan Taehyun dan Chaeryeong aku sudah tidak setuju. Kalian memutuskan semuanya seenaknya. Jadi ini balasan ku. Aku berniat menjodohkan Taehyun dan Beomgyu, aku juga tidak akan membiarkan pernikahan Taehyun dan Chaeryeong terjadi. Jadi... kalau kalian mau melanjutkan pernikahan Chaeryeong dan Taehyun, siap-siap berhadapan dengan ku".

Mereka terdiam mendengar ucapan tuan Jungkook.

"Kakak, apa maksudnya ini?" tuan Jungkook menghela nafasnya.

"Kau selalu menentukan apa yang harus dilakukan Taehyun semaumu, aku ayahnya Taehyun... aku juga berhak menentukan apa yang terbaik untuk putra ku" nyonya Eunha menggeram.

"Kakak... ini keter-".

"YAAK! CHOI BEOMGYU JANGAN LARI KAU!".

'Deg'.

Beomgyu terdiam membatu. Gadis itu menoleh dan mendapati Yeonjun yang berlari mendekat ke arahnya.

"Mati aku"...

-:: TBC ::-

Sekian untuk chapter ini, sampai jumpa di chapter selanjutnya....

Bubye!!!

-::+×+::-
+

Continue Reading

You'll Also Like

8.7K 1.6K 21
Ketika sebuah cinta menjadi obsesi, maka hal yang seharusnya indah akan menjadi sesuatu yang paling menakutkan. Kang Seungsik Han Seungwoo Shim Jaeyo...
30.8K 2.3K 10
"ya,aku jatuh cinta,Cristy kim ini sedang jatuh cinta pada manusia aneh yang tidak tertarik pada dirinya sama sekali" atau tertarik dalam diam"
204K 21.9K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
30.6K 3.9K 31
Jeno di besarkan oleh Kakek Nenek nya yang masih percaya takhayul, dia di ajari berbagai hal yang berhubungan dengan makhluk tak kasat mata, di tamba...