My Annoying Cute Girl [✓]

Da Aobana_Lily28

27K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... Altro

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 17 : RUINED PLAN

590 77 7
Da Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 17 :
::::::
Ruined Plan

---

Manik Beomgyu mengerjap. Senyum manis ditampilkan olehnya untuk wanita dihadapannya.

"Ya Tuhan! Kang Taehyun dimana kau menemukan bayi imut ini hngg?" ujar Iseul sembari menghampiri Beomgyu lalu mengunyel gemas pipi Beomgyu yang lumayan chubby. Sementara Beomgyu hanya bisa pasrah menerima perlakuan Iseul.

"Hey, hentikan. Kau menyiksanya tau" dengus Taehyun lalu menyembunyikan Beomgyu di belakangnya. Iseul terkekeh.

"Oh ya, ngomong-ngomong kalian mau kemana?".

"Kencan. Kau punya spot yang bagus untuk dituju?" Iseul mengembangkan senyumnya.

"Tentu saja. Bagaimana kalau pergi ke cafe ku dan Jaesun saja? Yah... hitung-hitung sebagai ganti rugi atas apa yang diperbuat oleh bunda juga tunangan mu" Taehyun terdiam.

"Aku benar-benar minta maaf soal itu Iseul" wanita itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu. Toh, ayah mu juga sudah banyak membantu kami. Bahkan ayah mu juga yang membantu menghentikan penyebaran rumor itu" Taehyun menghela nafasnya.

"Yah... karena berhubungan dengan ku, keluarga mu yang kena batunya. Aku bahkan tidak membantu kalian disaat sulit kalian waktu itu".

"Aku paham Taehyun. Aku juga mengerti keadaan mu. Yah... untungnya kami masih bisa bertahan sampai sekarang" manik Iseul menatap ke arah Beomgyu. "Untuk selanjutnya... jangan sampai Beomgyu juga mengalami apa yang ku alami" Taehyun mengangguk pasti.

"Kalian bicara soal masa lalu?" Taehyun juga Iseul terkekeh.

"Ya begitulah. Oh ya, apa Gyu suka makan makanan manis? Tinggal katakan saja, aku akan membuatkannya gratis untuk mu" Beomgyu tersenyum senang.

"Jangan begitu kak. Aku tidak ingin menyusahkan kakak" Iseul menggeleng lalu menarik Beomgyu untuk pergi ke cafenya dengan Taehyun yang mengekori mereka berdua.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah cafe sederhana namun cukup memanjakan mata. Cafe itu dihiasi beberapa ornamen lampion juga lampu-lampu hias lainnya. Dekorasi ruangan di cafe itu benar-benar menyegarkan pandangan mata.

Letak cafe itu yang berada di dekat taman membuat lingkungannya makin asri.

"Jaesun kemarilah! Lihat siapa yang ku bawa!" seru Iseul begitu mereka memasuki cafe. Beomgyu menatap kagum suasana cafe yang cukup ramai itu.

"Kak Iseul, apa aku boleh kerja di sini?" pertanyaan yang dilontarkan Beomgyu sukses membuat Iseul mengernyit sementara Taehyun menghela nafasnya.

"Gyumie, jangan aneh-aneh" Beomgyu memberengut.

"Yah... kerja di sini pasti menyenangkan. Kalau tau ada cafe ini... lebih baik aku kerja di sini saja waktu itu. Kak Taehyun pasti tidak menemukan aku" Taehyun mendengus.

"Kau tidak suka kakak menemukan mu?" Beomgyu menampilkan cengirannya.

"Tentu saja senang" Taehyun merotasikan maniknya. "Jangan marah" ujar Beomgyu sembari mengecup lembut pipi Taehyun. Pemuda itu terdiam dan langsung mengalihkan perhatiannya.

Iseul yang melihat itu terkekeh geli. Tidak disangka Beomgyu bisa membuat Taehyun blushing seperti ini.

"Oh, tuan muda Kang ternyata. Lama tidak bertemu" mereka bertiga menoleh dan menemukan seorang pria dengan bayi perempuan digendongnya. Pria itu menatap Beomgyu sejenak. "Tunangan mu?" Taehyun menggeleng.

"Kekasih ku" pria itu terkekeh.

"Seriusan?" mendengar pertanyaan itu membuat Taehyun lagi-lagi mendengus.

"Ya Tuhan, apa yang salah dengan diriku yang berpacaran dengan gadis bertampang imut?" pria itu kembali terkekeh.

"Oh ya, kau makin tampan saja yah? Semoga Iseul tidak kepincut dengan mu lagi" wanita itu mendengus dan menatap kesal prianya.

"Kau ini apa-apaan? Aku sudah punya kau juga Ara. Aku tidak ingin yang lain lagi" ujar Iseul sembari mengambil putrinya dari gendongan suaminya.

"Kalian sudah menikah? Tanpa mengundang ku?" Iseul juga Jaesun saling tatap lalu kembali menatap ke arah Taehyun.

"Mau bagaimana? Posisinya saat itu keluarga ku juga keluarga mu masih bermasalah. Jadi... ayah dan ibuku tidak mengizinkan kami untuk menghubungi mu" Taehyun menghela nafasnya. Wajar kalau keluarga mantan kekasihnya ini membencinya.

"Yah... aku sadar akan hal itu".

"Kyaa... kakak dia imut sekali. Boleh ku gendong tidak?" seru Beomgyu membuat ketiga orang lain yang sejak tadi sibuk membahas masa lalu mereka berakhir mengalihkan perhatiannya pada Beomgyu.

"Mammamma... eungh... mamma" Beomgyu bertepuk tangan gemas sementara bayi berusia satu tahun di gendongan bundanya itu mengarahkan tangannya pada Beomgyu. Taehyun, Iseul dan Jaesun terkekeh gemas melihat interaksi Beomgyu dan Ara.

"Kenapa? Ara mau main dengan bibi Gyu?".

"Mamma Kyu...? Mamma..." Beomgyu mengernyitkan dahinya.

"Apa barusan dia memanggilku mama? Hey, aku bibi mu bukan mama mu" mendengar ucapan Beomgyu membuat bayi di gendongan Iseul memberontak dan mulai merengek.

"Mamma Kyu~ mamma..." bayi itu mulai berteriak dan hampir menangis.

"O-oh... baiklah. Aku mama mu oke. Mama Gyu mamanya Ara" ujar Beomgyu yang pada akhirnya mengalah. Bayi Ara tersenyum puas mendengar ucapan Beomgyu. "Ya tuhan, bisanya aku menjadi mama diusia semuda ini" ketiga orang itu terkekeh melihat reaksi Beomgyu. "Kak Iseul, boleh ku gendong?" wanita itu mengangguk lalu memberikan putrinya pada Beomgyu.

"Memang kau bisa mengurusnya?" Beomgyu mendengus mendengar ucapan Taehyun.

"Dia memanggilku mama saja sudah membuktikan aku pantas jadi mamanya" ujar Beomgyu yang ditanggapi rotasian mata oleh Taehyun. "Kak boleh ku ajak jalan-jalan di luar tidak?" Iseul mengangguk dan Beomgyu langsung membawa Ara keluar dari cafe.

"Dia gadis yang baik. Beda sekali dari tunangan mu. Dia berasal dari keluarga mana?" Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Sebaiknya tidak ku beritau. Yang pasti... dia sama seperti Iseul. Bunda tidak menyetujui hubungan kami. Hanya mungkin... Beomgyu lebih beruntung dari Iseul karena bunda tidak bisa menyentuh keluarganya" Iseul dan Jaesun terkekeh.

"Bisa ku katakan... dia berasal dari keluarga yang lebih berpengaruh dari keluarga tunangan mu?" Taehyun menghela nafasnya.

"Kalian bisa bilang begitu".

"Kau memilih orang yang tepat Taehyun. Ku harap kau bisa menjaganya dengan baik" ujar Jaesun yang ditanggapi anggukan oleh Taehyun.

"Tentu saja. Kau juga... tolong jaga Iseul untukku" pria itu mengangguk lalu merangkul bahu istrinya.

"Tentu".

"Iseul, Jaesun! Mana cu-" omongan wanita itu terhenti saat mendapati Taehyun di cafe anak dan menantunya. Tatapan tak suka langsung dilayangkannya pada Taehyun oleh wanita itu.

"Selamat sore bibi" ujar Taehyun sembari menunduk hormat.

"Untuk apa kau datang ke sini" Iseul menghela nafasnya.

"Aku tidak sengaja bertemu dengan Taehyun jadi aku mengajaknya ke sini" wanita itu menghela nafas.

"Untuk apa? Kau tidak takut keluarganya akan mengganggu keluarga kita lagi?".

"Ibu-".

"Ah, sudahlah. Dimana Ara?" Iseul menunjuk Beomgyu yang tengah menggendong Ara yang terus bertepuk tangan dengan senyum menggemaskannya. "Siapa dia?".

"Umm... dia kekasihku bibi" ujar Taehyun membuat wanita itu mengernyit lalu menatap lamat-lamat wajah Beomgyu.

"Bukan tunangan mu?" Taehyun menggeleng. Melihat bagaimana Beomgyu bermain dengan cucunya membuat wanita menghela nafas lalu pergi.

"Kalian berdua temani saja mereka. Ibu akan jaga cafe" Iseul dan Jaesun mengangguk lalu pergi bersama Taehyun menyusul Beomgyu di taman.

Mereka bertiga berduduk di kursi yang tersedia di taman dan kembali fokus dengan perbincangan mereka, sampai Beomgyu menghampiri mereka dengan Ara yang sudah tertidur.

"Kakak... Ara tidur" ujar Beomgyu dengan nada berbisik. Iseul terkekeh lalu menghampiri Beomgyu dan mengambil Ara dari gendongan Beomgyu.

"Maaf merepotkan mu" Beomgyu menggeleng.

"Tidak apa-apa ko kak" Iseul tersenyum lembut.

"Ah ya, aku lupa aku berjanji untuk membuatkan cake untukmu tadi. Jaesun tolong kau siapkan untuk mereka yah?" sang suami mengangguk.

"Padahal tidak usah juga tidak apa-apa" Iseul tersenyum menanggapi ucapan Beomgyu.

"Jangan begitu... toh kau sudah menjaga Ara tadi. Bahkan kau membuatnya sampai tertidur seperti ini" Beomgyu tersenyum lembut.

"Ara anak yang baik. Aku berharap aku juga punya satu yang sepertinya nanti" ujar Beomgyu yang ditanggapi kekehan oleh Iseul dan Jaesun.

"Kau pikir kita hanya akan memiliki satu anak?" Beomgyu mendengus.

"Memang kakak mau berapa? Toh kita mau menikah saja masih banyak yang harus kita lalui. Ditambah aku belum lulus sekolah juga sekarang. Jangan yang muluk-muluk mimpinya" Taehyun ikut mendengus.

"Setelah ini kalian mau kemana?".

"Mau pulang tentu saja. Pekerjaan kak Taehyun masih menumpuk dan tugas sekolah ku juga masih harus ku kerjakan" sepasang suami istri itu mengangguk.

"Loh, kencannya begini saja?" protes Taehyun.

"Kenapa? Kakak mau pergi ke tempat lain juga?" pemuda itu mengangguk. "Baiklah, aku akan ikut" Taehyun mengangguk dengan senyum puasnya.

Tak lama dari itu, mereka segera pamit untuk pergi.

Pemandangan langit yang dipenuhi bintang ditambah gemerlap lampu kota yang nampak dari atas gedung itu membuat si pemuda menatap kagum pemandangan di depannya. Sungguh dirinya bersyukur karena bisa menatap pemandangan itu dengan seseorang yang disayanginya.

Beda dengan Taehyun, saat ini Beomgyu memberengut dan menampilkan raut kesalnya. Sadar bahwa sejak tadi kekasihnya itu diam, Taehyun menoleh.

"Ada apa? Kau tidak senang ku ajak ke sini?" Beomgyu menggeleng.

"Bukan begitu. Ck, aku senang malah" Taehyun tersenyum.

"Lalu apa masalahnya hm? Kenapa wajahmu kusut begitu?" Beomgyu semakin menekuk wajahnya.

"Ya habisnya, ekspektasi ku soal tempat yang akan kakak tuju bukan seperti ini. Seharusnya kakak mengiyakan ucapan ku soal kita yang akan langsung pulang ke apartemen" Taehyun terkekeh.

Mengerjai Beomgyu ternyata menyenangkan. Yah... pemuda itu bilang ingin mengajak Beomgyu jalan-jalan ke tempat lain, tapi mereka malah berakhir di atap apartemen mereka.

"Sesekali seperti inikan tidak apa-apa. Toh kita jarang-jarang bisa melihat pemandangan indah seperti ini" Beomgyu menghela nafas lalu mengangguk. Ucapan kekasihnya itu ada benarnya. Tapi tetap saja dia merasa ditipu.

Hening sejenak sebelum Beomgyu kembali berujar.

"Kak... aku ingin tanya sesuatu soal hubungan kakak dan kak Iseul" Taehyun menolehkan kepalanya dan menatap tanya kekasihnya itu.

"Tanyakan saja. Lagipula... kenapa kau tidak menanyakannya saat di cafe tadi, dia bisa membantu ku menjelaskan pertanyaan mu padahal" Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak enak. Terlebih ada kak Jaesun tadi. Lalu... ibunya kak Iseul seperti tidak suka melihat kak Taehyun, ada apa sebenarnya" Taehyun terkekeh.

"Kau menahan rasa penasaran mu sejak tadi?" Beomgyu mengangguk. "Ya ampun... padahal tinggal tanyakan langsung juga tidak apa-apa ko" Beomgyu menundukkan kepalanya. "Jadi... apa yang ingin kau ketahui?".

"Eung... aku penasaran, sebenarnya apa yang bibi Eunha lakukan untuk memisahkan kakak dengan kak Iseul?" Taehyun menghela nafasnya. Dia sudah menduga Beomgyu akan menanyakan hal ini.

"Ini sebenarnya memalukan tapi... bunda sempat memfitnah keluarga Iseul sampai anggota keluarganya dipecat dari pekerjaannya dan sulit untuk mencari pekerjaan baru-".

"-Saat itu ayahnya kak Iseul adalah salah satu petugas kebersihan di perusahaan ayah, jadi bunda menyebarkan rumor bahwa ayahnya Iseul mencuri dana perusahaan. Bunda juga bilang kalau Iseul berniat merusak hubungan pertunangan ku dan Chaeryeong karena dia mengincar harta ku. Padahal aku dan Iseul sudah berpacaran jauh lebih lama dari saat aku dijodohkan dengan Chaeryeong. Saat itulah pandangan keluarganya makin rusak dimata semua orang".

"Lalu apa yang terjadi?" Taehyun menghela nafas sejenak.

"Saat aku tau Chaeryeong yang menghasut bunda melakukan itu, saat itulah rasa benci ku untuknya timbul. Hati ku keras menolak untuk menjadi tunangannya. Tapi... bunda mengancam akan melakukan hal yang lebih buruk pada Iseul jika aku menolak. Pada akhirnya aku terpaksa menerimanya".

"Bagaimana dengan paman Jungkook? Bukankah paman juga tidak setujui dengan perjodohan itu?" Taehyun mengangguk mengiyakan.

"Itu benar. Tapi ayah saat itu sedang berada di luar negeri bersama kak Heeseung dan tidak mendengar apapun soal ini. Kakak benar-benar tidak bisa melakukan apapun saat itu. Saat ayah pulang, barulah aku meminta ayah membantu keluarga Iseul. Ayah juga sempat ingin membatalkan perjodohan ku dengan Chaeryeong. Tapi... bunda tetap bersikeras dan akhirnya ayah mengalah untuk bunda" Beomgyu menghela nafas.

"Haah... rasanya pasti mengesalkan yah melihat orangtua mu berdebat untuk hal yang bisa kau tentukan sendiri" Taehyun menatap tanya pada Beomgyu. "Aku bersyukur karena kak Jun masih menyayangi ku meskipun perhatian orangtua ku lebih dilimpahkan pada ku. Kakak tau... hari itu aku berpikir, bagaimana keadaan orang diluar yah? Kehidupan anak konglomerat itu sangat melelahkan tapi kenapa mereka selalu bilang iri pada kehidupan kita yang bergelimang harta. Memang harta saja cukup untuk membuat mu bahagia?".

Taehyun mengangguk menyetujui ucapan Beomgyu. Mengherankan bukan melihat orang yang iri pada kehidupan orang lain.

"Mereka selalu mengeluh karena mereka miskin. Memang apa yang mereka tau sampai mereka selalu berkata kehidupan orang kaya itu enak. Padahal tidak selalu begitu. Justru peluang mereka untuk sukses lebih besar ketimbang anak konglomerat yang hanya terus-terusan didoktrin oleh keluarga. Soal biaya... aku yakin kalau mereka mau mereka bisa melakukannya. Toh beasiswa juga banyak. Seharusnya mereka gunakan waktu mereka untuk berusaha ketimbang hanya protes dan mengungkapkan rasa iri mereka. Harusnya mereka berusaha ketimbang berharap pada bantuan yang mungkin tidak akan mereka dapatkan".

"Kau tau...  tidak semua orang bisa berpikir sampai ke situ sayang" Beomgyu menghela nafasnya.

"Yah... itulah yang sangat disayangkan" Taehyun bergerak mengusak surai kekasihnya itu. Setiap orang memiliki masalah mereka masing-masing. Beomgyu yang berusaha mendapatkan kebebasannya, Taehyun yang berusaha mendapatkan apa yang dipilihnya, lalu Chaeryeong yang berusaha mendapatkan cinta Taehyun...

Bentuk usaha itu banyak, tapi jika ingin mendapatkannya dengan cara yang buruk... apa yang diinginkan bisa semakin menjauh.

"Setelah kembali ke keluarga ku... aku berharap ayah mau mengizinkan aku untuk tetap di Big Hit Art" Taehyun mengembangkan senyumnya lalu menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Aku juga berharap... dengan identitas mu aku bisa melepaskan diriku dari Chaeryeong. Ini terdengar seperti memanfaatkan nama keluarga mu. Tapi... aku tidak punya pilihan lain" Beomgyu menatap Taehyun dengan senyum lembutnya.

"Tidak apa. Aku tau kakak tulus mencintai ku. Jadi... aku tidak akan mempermasalahkannya" Taehyun ikut tersenyum lalu menarik Beomgyu ke dalam pelukannya.

"Terima kasih Gyumie, berkat kau... aku menemukan kembali alasanku untuk bertahan" Beomgyu menganggukkan kepalanya.

"Ah! Kakak ada bintang jatuh!" seru Beomgyu membuat Taehyun menatap kearah yang ditunjuk Beomgyu. Dan benar saja ucapan kekasihnya itu. "Ayo buat harapan, katanya harapan kita bisa terkabul jika melihat bintang jatuh" raut kagum Taehyun berubah menjadi kekehan geli karena ucapan kekasihnya itu.

"Kau percaya dengan yang seperti itu?" Beomgyu mendengus.

"Ayolah... tidak ada salahnya kita mencobanya" Taehyun kembali terkekeh namun tetap menangkupkan kedua tangannya lalu memejamkan matanya. Beomgyu yang melihat itu tersenyum puas dan melakukan hal yang sama.

"Aku ingin terus bersama Beomgyu/kak Taehyun sampai akhir".

Keduanya membuka kelopak matanya dan saat itulah manik mereka bertemu. Keduanya langsung tertawa begitu menyadari betapa konyolnya mereka. Tapi mereka tetap berharap bahwa keinginan mereka bisa terkabulkan.

Keesokan harinya di sebuah cafe mewah dimana ada dua orang wanita yang sibuk menyantap kudapan mereka dengan tenang.

"Senang melihat mu baik-baik saja Eunha" ujar wanita yang berduduk diseberang meja nyonya Eunha.

"Kau juga kak. Senang bisa bertemu dengan mu lagi" wanita itu tersenyum, lebih ke menyeringai.

"Ku dengar Taehyun memiliki kekasih yah? Bagaimana dengan pertunangannya dengan Chaeryeong kalau begitu?" nyonya Eunha menghela nafasnya.

"Aku sudah berusaha memisahkan mereka kak, gadis rendahan itu sempat pergi. Tapi... Taehyun membawanya kembali ke apartemennya. Aku juga sudah mencoba untuk mencari informasi tentang keluarganya. Tapi aku tidak menemukan apapun" wanita dihadapannya terkekeh sarkas.

"Lalu kau menyerah begitu saja?" nyonya Eunha menggeleng.

"Aku masih berusaha untuk menjauhkan mereka. Tapi kali ini sepertinya akan lebih sulit karena kak Jungkook dan putra ku Heeseung, melindungi mereka berdua".

"Aku tidak mau menerima alasan apapun darimu Eunha, kalau begini terus tidak akan ada kemajuan dalam hubungan Taehyun dengan Chaeryeong".

"Ya... aku harus bagaimana? Kalau kakak punya solusi... akan aku usahakan untuk ku lakukan".

"Nikahkan Chaeryeong dan Taehyun secepatnya" nyonya Eunha terdiam.

"Tapi kak... Taehyun-".

"Kalau kau memang berniat untuk menjodohkan Taehyun dengan Chaeryeong, harusnya kau tidak keberatan dengan usulan ini. Urusan cinta, seiring berjalannya waktu... Taehyun pasti bisa menerima Chaeryeong" nyonya Eunha menghela nafasnya.

"Baiklah, akan kubicarakan ini dengan Taehyun" wanita itu mengangguk puas.

"Yah... Memang sudah seharusnya seperti ini".

Nyonya Eunha tersenyum paksa. Wanita itu sebenarnya ragu, putra bungsunya itu pasti akan menolaknya mati-matian. Tapi... tidak ada jalan lain.

Sorenya, Taehyun menatap bingung bundanya yang berkunjung tiba-tiba. Pemuda itu menghela napas sejenak.

"Ada apa bunda? Tumben bunda ke sini sendiri, biasanya juga dengan ayah, atau tidak dengan Chaeryeong atau Yuna" wanita itu mendengus.

"Memang salah jika bunda ke sini sendiri?" Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa sih. Hanya saja... ini terlalu tiba-tiba. Perasaan ku jadi tidak enak karena ini" wanita itu mendengus.

"Yaak... berani sekali kau bicara begitu pada bunda" Taehyun merotasikan maniknya.

"Ya maaf bunda. Jadi... ada apa?".

"Bunda ingin pernikahan mu dengan Chaeryeong dipercepat".

'PRANK'.

Tepat saat nyonya Eunha mengakhiri kalimatnya, nampan yang dibawa Beomgyu langsung saja jatuh ke lantai marmer apartemen Taehyun.

Ibu dan anak itu cukup terkejut dan langsung menoleh ke sumber suara.

"Gyu?".

"A-ah, maafkan aku. Aku akan bereskan ini secepatnya" Taehyun mengusak surainya. Kenapa Beomgyu keluar disaat yang tidak tepat seperti ini sih?.

Buru-buru Beomgyu membereskan pecahan kaca yang berserakan di lantai, sampai tanpa sadar tangan gadis itu terluka.

Taehyun menatap miris kekasihnya itu, lalu menghampirinya. Pemuda itu menahan pergelangan tangan Beomgyu. Gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam. Beomgyu benar-benar tidak mampu menatap Taehyun sekarang. Pemuda itu menghela nafasnya.

"Pergilah ke dalam. Aku akan bereskan ini nanti" ujar pemuda itu dengan nada selembut mungkin.

"Tapi-".

"Tidak apa. Kau hanya akan melukai diri mu jika begini" Beomgyu menghela nafasnya lalu mengangguk dan pergi ke dapur. Gadis itu sudah tidak tahan untuk menumpahkan air matanya. Pemuda itu kembali menatap bundanya dengan tatapan kecewa.

"Apa maksud bunda? Mempercepat pernikahannya? Bunda pikir aku akan setuju begitu saja?" wanita itu menghela nafasnya.

"Bunda tidak peduli dengan persetujuan mu atau hubungan mu dengan Beomgyu. Dari awal bunda sudah mengingatkannya. Kau sudah dituangkan, wajar kalau kau akan dinikahkan dengannya" Taehyun menatap gusar bundanya.

"Bunda tidak memikirkan perasaan ku? Aku tidak mencintai Chaeryeong. Kenapa bunda egois sekali?" wanita itu memejamkan maniknya. Hatinya sakit mendengar ungkapan kekecewaan yang dilontarkan putra bungsunya padanya. Tapi tekadnya sudah bulat.

"Perasaan mu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Bunda yakin kau akan bahagia dengan Chaeryeong. Soal Beomgyu, kalau kau tidak ingin menyakitinya lebih jauh lagi... lebih baik kau putuskan hubungan kalian" Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Tidak akan. Aku hanya mencintai Beomgyu. Bunda tidak tau seperti apa Chaeryeong di luar sana. Dia juga punya kekasih selain aku. Bunda selalu mencari kejelekan gadis yang memiliki hubungan dengan ku, tapi kenapa bunda tidak mencari tau seperti apa perempuan kotor dan licik itu bunda".

"Jaga ucapan mu Taehyun! Dia calon istri mu. Bunda tau Chaeryeong gadis yang baik. Jadi... sampai saat tanggal pernikahan mu ditentukan, selesaikan urusanmu dengan Beomgyu" ujar nyonya Eunha lalu bangkit dan segera pergi dari apartemen Taehyun.

Pemuda itu hanya bisa menghela nafasnya. Maniknya menatap pada pecahan kaca yang masih berserakan di lantai. Hancur seperti hatinya sekarang. Baru semalam dia membuat janji dengan Beomgyu... tapi kenapa ini yang dia dapatkan?.

Dengan cepat Taehyun membereskan pecahan kaca itu, lalu menemui Beomgyu di dapur. Pemuda itu menatap miris punggung Beomgyu yang bergetar karena tangisnya.

Taehyun memeluk erat tubuh gadisnya itu dengan erat. Kepalanya ditumpukan pada bahu gadis itu.

"Gyu sayang... dengarkan aku oke? Pernikahan itu tidak akan terjadi. Pada akhirnya... hanya akan ada kau... dan aku. Ku mohon percaya padaku" ujar Taehyun dengan lirih. Tangis Beomgyu makin menjadi. Hatinya benar-benar sakit hanya karena dia tau sebentar lagi orang yang dicintainya akan segera menikah.

"Ini salah kak... hiks... hubungan kita memang salah. Seharusnya aku menolak untuk kembali pada kakak. Aku yang bodoh... hiks... aku bodoh, aku tau kakak memiliki tunangan tapi masih berharap pada kakak".

"Gyu~".

"Bibi Eunha benar. Sebaiknya... kita akhiri saja di sini".

'Deg'.

Manik Taehyun melebar. Pemuda itu melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Beomgyu dan menatap gadis itu penuh harap.

"Apa yang kau katakan barusan sayang? Kau ingat? Kita sudah berjanji akan bertahan sampai akhir" Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Tidak kak... aku tidak bisa. Aku tidak bisa melawan bibi Eunha sekalipun paman Jungkook berada di pihak ku. Aku yakin kakak bisa... kakak pasti bisa merubah kak Chaeryeong" Taehyun memejamkan maniknya. Dia tidak bisa menerima ini. "Mulai hari ini... ayo berusaha untuk lepas dari semua ini" ujar Beomgyu lalu pergi meninggalkan Taehyun yang mematung di tempatnya.

"ARGGHHH... KENAPA SEMUA JADI BEGINI!!" seru Taehyun dengan tatapan frustasinya.

Berbeda dengan Beomgyu yang terus menangis di dalam kamarnya. Ini bukanlah hal yang mereka inginkan.

Satu minggu... tepatnya sudah satu minggu sejak hari dimana Beomgyu memutuskan sepihak hubungan mereka. Gadis itu masih tinggal di apartemennya, tapi mereka tidak pernah berpapasan lagi sejak itu. Yah... Beomgyu menghindarinya. Entah apa yang gadis itu lakukan sekarang, yang pasti... Taehyun yang uring-uringan karena itu.

'Tok... tok...'.

"Masuk!" pintu itu terbuka dan menampilkan Chaeryeong dengan senyum lebarnya.

"Taehyun, kau sudah tau?" pemuda itu mengangkat sebelah alisnya dan menatap tanya pada Chaeryeong.

"Soal apa?".

"Kau tau... sebentar lagi kita akan menikah. Aku benar-benar sangat senang saat ayah bilang begitu" Taehyun menghela nafasnya.

Tapi... ucapan Beomgyu terus berputar di kepalanya, sampai... pemuda itu secara gamblang mengucapkan kata yang benar-benar sangat tidak ingin diucapkannya pada perempuan yang sangat dibencinya itu.

"Mau... mencoba melihat gaun pengantin mu?" Chaeryeong mengerjap tak percaya. Gadis itu mengangguk cepat setelah mendengar ucapan Taehyun.

"Tentu saja" Taehyun tersenyum, dan tentu saja dipaksakan.

"Ayo pergi" Chaeryeong kembali mengangguk.

"Kalau ini yang kau inginkan... akan aku lakukan Gyu. Aku melakukannya karena aku mencintaimu".

"Bunda, coba bunda lihat... Taehyun memilihkan aku gaun pengantin yang ini. Bagaimana menurut bunda ini cantik bukan?" wanita itu tersenyum disertai anggukannya.

"Kau memang pandai memilih Taehyun" wanita itu menatap ke arah putra bungsunya. Senyumnya luntur begitu melihat tatapan kosong putranya.

"Bunda tidak perlu meragukan Taehyun. Dia pasti memilihkan yang terbaik untuk pernikahan kami. Benarkan Taehyun?" ujar wanita itu sembari menyenggol lengan tunangannya. Taehyun yang kembali ke alam sadarnya hanya mengangguk singkat.

"I-iya?" nyonya Eunha menatap miris putranya itu. Hatinya sakit melihat Taehyun seperti ini. Tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja.

"Baguslah, bunda harap pernikahan kalian berjalan dengan baik nanti" keduanya mengangguk mengiyakan ucapan nyonya Chaeryeong.

Taehyun tidak bisa melakukan apapun sekarang. Dia tidak bisa lari dari semua ini kalau cintanya menolak untuk kembali padanya.

"Bunda, aku masih ada pekerjaan di kantor. Kau tidak apa-apa pulang dengan supir rumah kan?" Chaeryeong mengangguk. Taehyun langsung pergi setelah itu.

"Bunda, aku benar-benar bahagia. Taehyun... dia pasti akan menerima ku bukan?" nyonya Eunha mengangguk dengan senyumannya. Wanita itu yakin... perlahan Taehyun pasti akan menerima Chaeryeong dikehidupannya.

Berbeda dengan tuan Jungkook dan Heeseung yang menatap miris kepergian Taehyun.

Niat Taehyun ke kantor buyar sudah. Hatinya benar-benar sakit. Dia tidak bisa menerima semua ini. Yang ada dikepalanya hanya Beomgyu... Beomgyu... dan Beomgyu. Apa dia benar melakukan semua itu?.

'BEEEP'.

'CKIIT'.

"HATI-HATI KALAU BAWA MOBIL. KAU PIKIR INI JALAN MU!!" Taehyun menghela nafasnya. Pikirannya berkecamuk. Hampir saja dirinya menabrak mobil di depannya. Pemuda itu mengusap kasar surainya.

Pemuda itu kembali melanjukan mobilnya. Tujuannya hanya satu, apartemennya. Dia perlu menenangkan dirinya.

Di sisi lain... tanpa Taehyun ketahui, nampak seorang gadis yang menatap khawatir mobil yang dikendarai Taehyun.

Entah mereka harus bagaimana, rencana masa depan yang mereka harapkan... seakan hancur seluruhnya.

"Aku tidak menyangka kau benar-benar memaksakan kehendak putra mu. Kau tidak lihat seberapa kecewanya dia karena paksaan mu?".

"Ini hanya sementara kak. Taehyun pasti bisa menerima Chaeryeong cepat atau lambat" tuan Jungkook terkekeh sarkas dan menatap kecewa istrinya.

"Sebenarnya apa yang kau lihat dari perempuan itu sampai sebegitu ngototnya kau mau menjodohkannya dengan putra ku. Kalau dia perempuan baik-baik, aku tidak masalah kau memaksanya untuk menikah dengan Chaeryeong. Perusahaan keluarganya saja sering bermasalah dengan perusahaan kita. Apa yang kau cari sebenarnya Eunha?" nyonya Eunha menghela nafasnya.

"Kakak, aku bundanya Taehyun... aku yang melahirkannya. Aku yang paling tau apa yang terbaik untuk anak-anak ku" tuan Jungkook mendengus.

"Kau pikir begitu? Tapi kau lihat tadi... kau lihat sekosong apa tatapan putra mu tadi? Kau mau menyiksa perasaannya atau mau membuatnya bahagia?".

"Kakak bukan begitu-".

"Aku tidak ingin dengar apapun darimu lagi. Sampai kapanpun... aku tidak menerima pernikahan mereka".

"Kakak-".

"Kau bisa memaksa kehendak Taehyun untuk menikah dengan perempuan itu. Tapi aku... kau pikir aku akan diam kali ini? Aku akan membatalkan pernikahannya apapun yang terjadi".

"Kak Jungkook!" tuan Jungkook menghiraukan seruan nyonya Eunha dan memilih pergi menuju ruang kerjanya. Sementara Heeseung, pemuda itu hanya bisa menghela nafas melihat pertengkaran kedua orangtuanya.

"Sebenarnya... apa yang membuat bunda buru-buru memajukan pernikahan Taehyun dan perempuan itu?".

Heeseung termenung di kamarnya. Dia berhutang pada Taehyun dan Beomgyu, jadi dia harus membantu adiknya juga calon adik iparnya itu untuk kembali bersatu. Sampai satu ide terpikirkan olehnya.

Heeseung segera bangkit dan segera pergi ke ruangan kerja sang ayah.

'Tok... tok... tok...'.

Heeseung tidak mendapatkan tanggapan dari ayahnya.

"Tok... tok... tok...'.

"Ayah, ini aku" seru pemuda itu.

"Heeseung?".

"Ya?".

"Masuklah" pemuda itu segera membuka pintu ruangan ayahnya, lalu menutupnya kembali. Sang ayah menatap tanya putra sulungnya itu. "Ada apa Heeseung?".

"Mau kerja sama untuk membatalkan pernikahan Taehyun dan Chaeryeong?" tuan Jungkook mengernyit menatap bingung putra sulungnya.

"Kau punya ide?" Heeseung mengangguk. Pemuda itu mendekati sang ayah. "Baiklah, jelaskan pada ayah".

"Begini...".

-:: TBC ::-

---

Serius chapter ini kesel banget bikinnya.
But, semoga suka yah...
See you...

-::+×+::-
+

Continua a leggere

Ti piacerà anche

93.5K 9.1K 25
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
500K 5.4K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
18.4K 1.5K 17
cuma beberapa cerita pendek drama kehidupan Yeonjun dan Soobin dengan ketiga anaknya 💙💙 BXB alias BOYS LOVE yang bukan fujoshi/fudanshi jangan mamp...
11.9K 1.1K 24
Pokoknya tentang Taegyu dengan selipan kapal kapal lain sebagai figuran. BxB bahasa semi baku alias semau author😊 Tae×Gyu Tae!!Top!! Gyu!!Bott!! M-p...