Let Me Be Your Healer, Mr. Na...

By vioneee12

137K 17.9K 1.2K

"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI) More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
Special Part (1)
Special Part (2)
Special Part (3)
Another Special Part (1)
Another Special Part (2)
Another Special Part (3)
Another Special Part (4)
Another Special Part (5)
NEW STORY : JUNG JAEHYUN
RECOVERY | Lee Haechan

24

3.1K 466 46
By vioneee12

"Bagaimana?" tanya Yuta penasaran, seraya memandangi Mei yang berjalan kearahnya dengan wajah serius.

Mei menunjuk wajah Yuta dengan pulpennya.

"Kau. Kau sungguh tidak tahu tentang hal yang sering kau katakan 'mengganjal' itu?" Mei menatap Yuta dengan tidak percaya.

Melihat respon Yuta yang tampak mengangguk dengan wajah serius itu, membuat Mei menghela nafas berat.

"Aku jadi bingung, apa aku harus mengatakannya atau membiarkan saja kau tahu sendiri itu apa,"

"Apa maksudmu?"

"Akan konyol kalau aku yang mengatakan,"

"Dokter macam apa kau ini, malah membuat pasien kebingungan!" tukas Yuta jengah dengan ucapan Mei yang menurutnya berbelit-belit itu.

Mei berdecak, "Sudahlah, aku malas mengatakannya padamu, kita membahas masalah inti saja." Kemudian Mei kembali menunjuk wajah Yuta dengan pulpennya.

"Kau. Melihat perkembangan sejak setahun yang lalu, kau sudah jauh membaik, dan kita harus mensyukuri hal itu."

"Dan, sudah hampir tiga bulan juga kau tidak mengalami mimpi buruk itu lagi, maka hal juga ini bisa dikategorikan sebagai perkembangan yang baik,"

"Kau tidak mengonsumsi obat itu lagi, kan?"

Yuta mengangguk.

"Nah, selamat. Kurasa setelah ini kau tidak perlu berkonsultasi rutin lagi, dan cukup transfer gajiku untuk bulan ini, terimakasih."

Yuta mendengus kesal mendengar kalimat terakhir Mei.

"Kemarin sudah,"

"No, karena kita teman, maka harus ada bonus."

"Hah, kau sedang melakukan pungli sekarang?"

"Tidak. Aku bercanda, bodoh."

"Kau serius? Aku tidak perlu datang kesini lagi?"

Mei hanya tersenyum, "Kau sudah berdamai dengan dirimu sendiri, Yuta."

Yuta terdiam sejenak, ia menatap Mei serius. "Kenapa kau bisa seyakin itu? Sedangkan aku sendiri tidak-"

"Aku yakin, sembilan puluh sembilan persen, sisanya kau harus meyakinkan dirimu sendiri."

Mei melebarkan senyumnya, ia mengedipkan sebelah matanya. 

"Kau sudah punya obat alamimu sekarang,"

"Maksudmu?"

Mei mendesis kesal, ingin sekali ia mencakar wajah Yuta, tapi sadar, mengingat lelaki tampan dihadapannya ini adalah salah satu sumber uangnya (?)

"Sudahlah! Kau bodoh! Kau itu hanya tidak peka saja, menyebalkan sekali."

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!"

Mei mengerang frustasi, baginya, Yuta adalah pasien yang paling sulit dan merepotkan.

Untung uangnya banyak.

"Lupakan sajalah, aku punya kabar yang penting,"

"Apa?"

"Jaehyun, aku kembali padanya."

Yuta mengangkat sebelah alisnya, "Aku tidak salah dengar?"

"Iya, setahuku mentalmu saja yang sedikit terganggu, bukan telingamu."

Yuta berdecih, "Kali ini akan bertahan berapa lama?"

"Dia berkata akan melamarku! D-dia akan menemui orangtuaku minggu depan,"

"Wow, ternyata selera seorang Jung Jaehyun agak sedikit... yah,"

"MAKSUDMU APA?!"

Yuta menggeleng, kemudian tersenyum kecil. "Selamat. Semoga sukses kali ini, Mei."

Mei memberengut sebal, "Tunggu sebentar,"

Yuta diam saja melihat Mei yang berjalan meninggalkannya kemudian kembali dengan membawa sebuah kotak hitam berukuran sedang dengan pita berwarna hijau tua.

"Apa itu?"

"Untukmu."

Yuta menerima kotak itu dengan rasa penasaran, kemudian ia menatap Mei.

"Aku sudah lama ingin memberikannya, tapi kurasa waktunya selalu tidak tepat."

"Isinya?"

"Buka nanti saja,"

"Bukan bom, kan?"

Mei hanya tersenyum miris mendengarnya. Sabar, Mei.

"Aku menyesal pernah menjadi pacarmu,"

Yuta membalasnya dengan tersenyum. "Aku juga."

Mei tertawa hambar, melihat wajah Yuta sungguh membuat emosinya ingin meledak.

"Kau merusak suasana,"

"Maaf," ucap Yuta dengan entengnya, lelaki itu kemudian bangkit dari tempat duduknya, bersiap untuk pulang. "Aku pulang sekarang,"

Mei mengangguk saja.

...

Yuta masuk kedalam kamarnya, ia mendapati Yuna sedang duduk sambil sibuk berkutat dengan laptopnya.

Yuna tampak begitu fokus sehingga tidak menyadari kedatangan Yuta.

Biasanya hanya dengan suara pintu kamar yang terbuka, Yuna langsung menyambut dengan senyum manisnya itu.

"Ehem,"

Yuta sengaja berdehem agar Yuna menyadari kedatangannya.

"Oh, kau sudah pulang?"

Ya, Yuna menyambutnya, tapi sama sekali tidak melihatnya, pandangannya tetap terarah lurus pada layar laptopnya.

Dan kalian tahu? Sekarang, seorang Nakamoto Yuta merasa sedikit kesal hanya karena hal itu.

Mana dirinya yang dulu? Yang bahkan tidak peduli ada atau tidaknya Yuna dirumah.

Yuta juga tidak mengatakan apapun lagi, ia berjalan melewati Yuna sambil menepuk-nepuk kotak hitam yang diberikan Mei padanya.

Dan karena suara tepukan itu, berhasil membuat Yuna menoleh kearahnya.

Yuta menatap Yuna yang hanya tersenyum sekilas melihatnya, kemudian fokus wanita cantik itu kembali ke semula.

He? Yuna tidak tertarik bertanya? Atau ia tidak penasaran?

Yuta tidak peduli lagi, meski agak kesal sendiri, ia memilih membuka kotak yang diberikan Mei itu.

Yuta tersenyum remeh, "Apa ini?"

Isinya hanyalah komik-komik yang pernah dipinjam Mei darinya semasa sekolah menengah atas, dan sebuah figura kecil berisi foto mereka berdua yang tampak saling bertatapan dan bergandengan tangan, dengan latar sebuah tempat wisata budaya yang lumayan terkenal di Jepang.

Yuta berdecak, "Jadi foto ini yang ia gunakan untuk membuat Jaehyun marah waktu itu?"

"Itu foto apa?"

Yuta terkejut melihat Yuna yang tiba-tiba berdiri disampingnya, sejak kapan ia disitu?!

"Oh, fotomu dan Mei-san?"

Yuta mengangguk sebagai jawaban, ia melirik Yuna, mencoba melihat bagaimana ekspresinya.

Dan Yuna hanya tersenyum dan raut wajahnya tampak santai.

Sedikit diluar dari apa yang Yuta harapkan.

"Foto yang bagus, aku juga pernah ke tempat itu,"

Setelah mengatakan itu, Yuna berjalan keluar kamar dan tak lama kemudian kembali lagi dengan membawa semangkuk puding buah yang ia buat tadi siang, kemudian kembali duduk untuk berkutat dengan laptopnya.

Sementara Yuta, lelaki itu masih sedikit penasaran dengan reaksi Yuna saat melihat fotonya bersama Mei.

Yuta memang aneh, tapi tak bisa ditampik kalau sekarang ia mengharapkan reaksi Yuna yang sedikit menunjukkan... rasa cemburu, mungkin?

Melihat reaksi Yuna yang sebaliknya, membuat Yuta merasa tidak puas.

Yuna membalikan tubuhnya, "Yuta, kau mau? Ini puding buah yang seperti nenekmu buat kemarin, aku baru mencoba membuatnya tadi siang," tawar Yuna dengan senyum manisnya seperti biasa.

Yuta tidak merespon, ia berjalan mendekati Yuna dengan tangan terlipat didada.

"Mau?" tawar Yuna lagi, melihat Yuta yang sudah berada tepat disampingnya itu.

"Yuna,"

"Iya?"

"Kau tahu kalau aku dan Mei pernah berpacaran?"

Yuna langsung mengangguk dan hal itu cukup membuat Yuta terkejut, namun ia tetap bisa mempertahankan wajah datarnya seperti biasa.

"Kau membantu Mei-san agar bisa memancing Jaehyun, kan? Kak Momoka menceritakannya padaku, sudah lama sekali."

Yuta mengumpat dalam hati, kakaknya itu sungguh membuatnya emosi setengah mati.

Jadi, Yuna tahu semuanya? Apa lagi yang ia tidak tahu, huh?!

Yuta merasa ini tidak adil, ia mendengus kesal, kemudian berjalan menjauhi Yuna begitu saja, memilih untuk duduk disofa, menyalakan televisi, dan sengaja mengencangkan volumenya.

"Kau tidak mau pudingnya?"

"Aku alergi buah."

"Eh? Benarkah? Nenek bilang kau suka sekali puding buah, kemarin juga saat di Osaka, kau makan puding nenek sampai dua piring, kan?" tanya Yuna masih dengan kepolosannya.

"Sekarang alergi."

Yuna mengangguk saja, "Kalau begitu yang ini aku habiskan, ya? Kalau kau mau masih ada dikulkas,"

Yuna yang merasa tidak mendapat respon lagi, hanya bisa mengendikkan bahunya, kemudian benar-benar menghabiskan puding buah yang dibawanya.

Meski ia agak penasaran, Yuta yang seperti sedang buruk suasana hatinya itu, membuat Yuna merasa ia harus sedikit memperbaikinya.

Yuna melirik jam dinding, jam yang masih menunjukan pukul delapan malam itu membuatnya tersenyum.

"Yuta, kau sudah makan?"

"Belum."

Yuna tersenyum lagi, Yuta mau meresponnya meski dengan nada yang sama sekali tidak bersahabat itu.

"Aku akan buatkan makan malam, ya?" ucapnya bersemangat.

Dan Yuta yang diam-diam memperhatikan  Yuna yang berlari kecil keluar dari kamar itu.

...

Pada akhirnya, Yuta memilih menyusul Yuna ke dapur, dengan perasaan tidak jelas yang bercampur aduk, mungkin rasa kesal yang mendominasi, meski tidak jelas, dan dirinya sendiri tidak mengerti kenapa ia bisa merasa begitu kesal.

Lagi, Yuna tersenyum melihatnya.

"Aku akan membuat sesuatu yang simpel dan cepat, kau pasti sudah lapar, kan?"

Yuta diam saja, ia melihat Yuna yang sedang sibuk memotong beberapa tomat.

Yuta mengacak rambutnya frustasi, sebenarnya apa yang ia inginkan dari Yuna?

Tidak jelas.

Ia hanya diam dan terus memperhatikan wajah Yuna dari samping.

Entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

Yuna berhenti memotong tomat, ia menoleh kearah Yuta.

"Oh iya, kau ingin makanan yang-"

Yuna tidak bisa melanjutkan kalimatnya, karena Yuta yang tiba-tiba menciumnya begitu saja.

Lelaki itu cukup lama melakukannya sampai ia merasa cukup kewalahan.

Dan saat Yuta mulai menjauhkan wajahnya, disitulah Yuna baru bisa bernafas dengan benar.

Jarak wajah Yuta yang begitu dekat, kembali membuat detak jantung Yuna mengalami krisis.

Yuta tersenyum puas melihat ekspresi Yuna yang seperti itu.

"Aku ingin sesuatu yang hangat, seperti sup, misalnya." ucap Yuta kemudian tanpa beban sedikitpun.

"B-b-b-baiklah,"

Dan saat Yuna dengan susah payah mengembalikan fokusnya, Yuta kembali berulah.

Sekarang, lelaki itu dengan santainya memeluknya dari belakang.

Yuta meletakkan dagunya dibahu kecil Yuna, kemudian berbisik.

"Jangan bertanya apapun, aku hanya ingin seperti ini untuk beberapa saat."

To Be Continued.


Jangan lupa vote + comment sebanyaknya seperti biasa, ya? Ilysm!

Thankyou

and

See You

-vioneee12











































 



Continue Reading

You'll Also Like

89.9K 10.2K 41
Berisi momen-momen manis pasangan Dana dan Mora.
4.4K 707 48
Tentang Laut, pemuda yang tidak percaya akan cinta dan Melody, gadis yang ingin merasakan kehangatan cinta. Rt.17+ [Belum direvisi] 2022 Highest Rank...
610K 76.8K 66
[COMPLETED] "Because, you remind me of all the love I am trying to get rid of. But somehow, I really can't make you stay away, so I decide to stay aw...
420K 39.4K 71
‼️UPDATE KALO INGET‼️ Gimana rusuhnya mereka yang ketemu kembali setelah nikah dan punya anak? (EXO, RED VELVET, NCT, MORE)