I'M Queen

By tryzlgynx_

1.3M 110K 9K

Part masih lengkap!, Bebas baca tanpa ribet. Saya yakin kalian juga tau bagaimana menghargai karya orang lain... More

•prolog•
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
•Cast•
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57
Bagian 58
Bagian 59
Bagian 60
Bagian 61
Bagian 62
Bagian 63
Bagian 64
Bagian 65
Bagian 66
Bagian 67
Bagian 68
Bagian 69
Bagian 70
Bagian 71
Bagian 72
Bagian 73
Bagian 74
Bagian 75
Bagian 76
Bagian 77
Bagian 78
Bagian 80
Bagian 81
Bagian 82
Bagian 83
Bagian 84
Bagian 85
Bagian 86
Epilog
Ekstra Chapter-
Chelzea New story•

Bagian 79

8.3K 1K 370
By tryzlgynx_

Bara bersandar di dinding Roftop Antraxz, menunggu Brayen datang.

Ketukan kaki yang sudah Bara pastikan itu Brayen, tiba tiba mendekat.

"Kenapa Lo manggil gue kesini?" Tanya Brayen yang baru sampai.

Bara membuang beberapa penyadap suara serta sebagian foto Queen bertemu dengan Graha malam itu.

Brayen memunggut penyadap suara serta foto tersebut.

"Malam kemarin Queen pergi ke rumah Lo, dan kenapa usir dia malam malam?"

"Bukan urusan Lo!" Ucap Brayen, sementara mendengar penyedap suara, yang dimana bukti Alea meminta Queen untuk bertemu Ray.

"Urusan gue!" Bentak Bara balik.

"Lo tau?, Ponsel Queen lobet dia gak bisa mesen taksi malam malam, dia kehujanan malam itu sampai menggigil di pinggir jalan. Bahkan Lo gak pantas buat di panggil Abang!" Bentak Bara

"Lo gak percaya?" Tanya Bara yang sudah kelewatan marahnya.

"Atau Lo mau tau apa tanya adik lu alami selama ini?"

"Tentu dong Lo kan Abang terbaik yang ninggalin adiknya kehujanan malam malam."

Brayen diam tak berkutik, tapi dia juga sedikit penasaran dengan kata Bara, apa yang Queen alami selama ini yang tidak dia ketahui?

"Lo tau?, Selama ini Queen di teror sama Talaskar. Bahkan mereka kasih dua pilihan, yang mungkin gak bisa Queen pilih!" Bara menjeda kalimatnya, "kita semua bakal selamat dari Talaskar, kalau Queen kasih bukti kalau Ray bukan anak kandung Graha dan segala buku buku peninggalan Naravez!"

"Gue tanya sama Lo sekarang, anak mana yang bisa milih antara orang yang udah besarkan dia, atau keluarga kandung serta teman temannya, ha?"

Bara menatap penuh dendam ke arah Brayen dengan napas naik turun. Sedangkan Brayen masih tidak percaya dengan semua yang ia dengar.

"Ini udah sore, kalau lu masih sayang adik lu. Noh jenguk dia, gue curiga dia sakit gegara kehujanan kemarin."

•~•||•~•

Di tempat lain, di waktu yang bersamaan Alea mengetuk pintu apartemen Queen. Setelah dipikir pikir, ini bukan salah Queen, mungkin juga Queen lakukan demi kebaikan dirinya.

Alea sudah menelpon berulang kali namun tidak satu pun dijawab. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung pergi ke apartemen Queen, entahlah ia juga sangat merasa bersalah.

Ia sudah menunggu lama di sana, namun Queen tak kunjung keluar. Alea akhirnya memasuki sandi, dan membuka pintu.

Satu kata saat Alea masuk ke apartemen Queen, sunyi.

Alea masuk ke kamar Queen, dia menemukan obat obatan berdosis tinggi, kaca pecah, serta kertas kertas berserakan di atas meja. Dari sini ia bisa tau, keadaan Queen sangat buruk.

"QUEEN!!" teriak dari luar.

Alea yang tengah memperhatikan cakaran sandi di atas meja langsung menoleh menemukan Abang Abang Queen.

Mereka bertiga berhenti di kamar Queen, sembari terperangah melihat segala obat obatan, kaca yang pecah dan jangan lupa ada Alea yang juga menatap mereka.

"Gue yang buka pintu, dan Queen udah gak ada. Ini yang gue temuin." Alea menunjuk banyak kertas kertas di atas meja.

Brayen menatap penuh dendam ke arah Alea, kalau bukan karna Alea ini semua tidak terjadi.

"Gue minta ijin buat jelasin semuanya," mohon Alea.

Brayen, Brian dan Niel berusaha meredam amarah mereka dan memutuskan untuk menghadapai dengan kepala dingin.

Alea menjelaskan semuanya, kepada Abang Abang Queen sekaligus ia mengaku bahwa dia juga bersalah.

"Gue minta maaf," ucap Alea

"Percuma udah terlamabat!" Sarkas Niel kesal

"Brian telpon semua buat datang sini, kita pecahin teka teki ini," suruh Brayen melihat lihat angka angka cakaran milik Queen.

Brian mulai menelpon satu persatu temannya, tak butuh waktu lama, mereka semua sampai tepat jam setengah 7 malam di rumah Queen.

"Hai everyone, gue Gerald siap jadi pahlawan buat kalian yang membutuhkan gue," sapa Gerald

"Apa yang bisa kita bantu?" Tanya Deon.

"Sandi ini," Brayen menunjuk sandi sebagian.

Deon menerima sandi tersebut, lalu memperhatikan nya. "Ada yang salah dari sandi ini," ucap Deon.

"4 hari lagi, ini maksudnya apa?" Niel menunjukkan notes yang tertempel di dinding.

"Kalian tau Queen di mana?" Tanya Jihan

Mereka menggeleng tidak tau.

Jihan membuka ponselnya lalu berusaha melacak keberadaan Queen melalui cincin Queen.

"Di dekat kita!" Ucap Jihan

"Maksud Lo?"

Jihan berjalan ke dapur, di sana terdapat meja Bar, yang di atasnya ada amplop kecil serta cincin, dan juga segala barang pelacak keberadaan yang mereka taruh diam diam di dekat Queen, semuanya itu Queen tinggalkan di atas meja.

Mereka mengikuti Jihan ke dapur. Jihan mengambil amplop tersebut lalu memberikannya pada Brayen. "Gue bukan cenayang tapi dimana pun Queen berada dia gak baik baik ajah."

Brayen membuka amplop tersebut, untuk membaca isinya.

-Jika Queen mati setelah berusaha semampu Queen, Queen gak akan menyesal kematian Queen-

Gak usah cari Queen, Queen ada di tempat dimana seharusnya Queen ada. Love you brother..


Brayen merosot ke lantai, sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia salah besar sekarang!. Dia orang yang meminta Queen untuk tetap ada di sampingnya, dia juga orang yang berjanji untuk tidak pernah membiarkan untuk kedua kalinya kehilangan Queen lagi, namun lihatlah sekarang, bagai kata kata itu hanya angin lalu

Brian dan Niel memilih dan membaca surat tersebut, tidak jauh berbeda dengan Brayen mereka juga tak kalah stres. Bahkan mata Niel sudah langsung memerah.

Tiba tiba ponsel Brian berbunyi, tertera nama Abang tertua nya Max. Ia mengangkat telepon, "Hallo bang."

"Kasih ponselnya ke Queen, Abang mau bicara sama Queen."

Brian diam tak berkutik, binggung harus melakukan apa.

"Brian?"

"Qu-Queen, kita gak tau Queen ada di mana."

Terdengar umpatan kasar dari sebrang sana sebelum saluran telepon dimatikan.

Max disana langsung memajukan kepulangan nya ke Indonesia. Dia sudah menelpon Queen berulang kali namun tetap saja tidak ada jawaban makannya dia menelepon Brian. Max juga sudah menduga ini akan terjadi, tidak tau waktu dekat atau jauh, tapi ini pasti terjadi.

Bunyi pintu dibuka dengan sangat kasar, menampakan Alex dan Roy. Masih ingat Roy kan?, Dia sih pisikopat itu.

Alex dengan wajah marah melangkah ke arah adik adiknya.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Alex melayangkan Bogeman keras pada DuoB dan Niel. "Apa ini kalian masih pantas dipanggil Abang, ha?!" Bentak Alex.

"Maaf--"

"Tutup mulut, sebelum gue cincang!" Peringat Alex.

Tanpa memperdulikan 3 adiknya yang menggeram kesakitan, Alex berjalan ke kamar Queen.

Ia langsung menunju kemeja belajar yang ada Deon, Alea, Bara yang tengah berusaha memecahkan teka teki.

Mereka yang sadar ada hawa dingin mendekat, mereka langsung bangkit dan membiarkan Alex yang memeriksanya.

Melihat sandi sandi itu, "Sudah dapat jawaban dari sini?"

Deon menggeleng, "Ada bagian yang salah untuk caranya sudah sedikit kita dapat jalan keluar."

"Kirim kodenya ke email gue," ujar Alex menunjukkan email-nya.

Mata Alex kembali memandangi sekitar, kaca pecah, obat obatan, sudah dipastikan kondisi Queen sekarang sangat buruk. Perhatian Alex jatuh pada notes dikamar Queen.

4 hari lagi.

Alex mengambil kertas tersebut, "Dari kapan ini ada?"

"Sebelum acara makan malam bersama di Masion Verhossen," jawab Alea yang melihat kertas tersebut tertempel di dinding Queen, saat dia pergi mencari Queen malam itu.

Alex menghitung hari dengan jari, jatuh tepat besok. "Besok!"

"Besok ada apa?"

"Pertumpahan darah besar besaran."

•~•||•~•

Queen meninggalkan sandi di atas meja, ada beberapa huruf yang diacak membuat Deon sulit memecahkan sandi tersebut.

Sampai akhirnya ia menemukan jalan keluar.

"Minta hp kalian," ucap Deon

Josua memberikan ponselnya, "kuota gue udah mati dari bulan lalu, dijamin aman."

Deon menerima ponsel Josua, ia membuka room chat, bukan untuk melihat chat Josua, tapi keyboard nya.

Mereka semua memperhatikan Deon Lamat Lamat, tak mengerti apa yang Deon lakukan.

Deon sudah mencoba semua cara untuk memecahkan sandi di bantu Bara, namun nihil tak ada cara yang cocok. Tersisa cara ini, pola papan tombol tradisional Amerika ( QWERTY)

T4QHE✅

H84EOQHF ❎

G84EIQHE✅

"Hp gue mau lu apain, gak ada pulsa. Btw itu mantan gue, jangan di chat dong, kasian nanti baper siapa yang tanggung jawab," omel Josua.

"Diam!"

Deon mulai memecahkan sandi menggunakan papa tombol (QWERTY), tak butuh waktu lama Deon berhasil memecahkan sandi di atas

Grand Birdland. "Ini jawabannya," ujar Deon melepas bolpoin di atas meja.

"Bisa jelaskan cara kerjanya gimana?"

"Sandi ini mereka acak, gue gak tau Queen atau pengirim surat yang acak lebih tepatnya mereka salahin, biar Queen susah buat pecahkan."

"Jadi ini pake papan tombol tradisional Amerika (QWERTY). Misalnya Grand, Di atas huruf G itu T, Di atas huruf R itu gak ada tapi R itu letak angka 4, Begitu seterusnya. So.."

T = G
4 = R
Q = A
H = N
E = D

Deon menulis di kertas kosong, kode kode tersebut.

"Coba perhatikan keyboard Josua ini. Rumusnya itu atas simbol, bawah jawaban," ucap Deon.

"Gue ngert--"

Dringg... Dring..

Ponsel Bara berbunyi tertera nama Alex di sana. Bara buru buru mengangkat, "Hallo?"

"Sudah dapat hasil dari sandi itu?" Tanya Alex

"Grand Bridland, hotel bintang lima. Jauh dari sini," jawab Bara.

"Roy lu dapat jawabannya apa?"

"GRAND BRIDLAND, ANJIR MAHAL BANGAT HARGA PERMALAM!" Teriak Roy.

"Kasih hpnya ke Brayen," suruh Alex

Bara memberikan ponselnya pada Brayen, "iya bang?"

"Siapkan pasukan Lo, siap siaga, besok kita bantai anak anak anjingnya Graha!"

•~•||•~•

Spill next part -

Queen duduk di samping kubur ibu angkatnya, sambil mengelus ngelus batu nisan mamahnya.

"Mah..."

"Queen takut..." Queen menagis terisak Isak.

Malam ini malam terakhir ia sengsara di bawah Talaskar. Queen dengan baju serba hitam dari ujung kaki sampai ujung rambut, menagis di pinggir kubur.

Bahu Queen bergetar hebat, dia bisa berbohong di depan siapapun tapi tidak dengan mamah nya. Jika boleh jujur Queen takut mati sekarang, tapi ia lebih takut jika hidup di tengah tengah rasa bersalah dengan Abang Abangnya apalagi Alea sahabatnya.

"Abang Abang Queen sayang sama Queen, Mommy sama Daddy apalagi keluarga besar Queen, mereka sayang bangat sama Queen. Jangan khawatir banyak yang sayang Queen di sini. Tapi Queen salah, udah buat mereka kecewa...."

"Sekarang.... Queen mau mengorbankan diri sendiri dari pada kehilangan orang orang yang mengubah Queen dari sisi kegelapan menjadi cahaya terang. Gak peduli itu jalan kegelapan akan Queen lewati demi menyelamatkan harta berharga di hidup Queen..."

"Dulu Queen kehilangan mamah, tapi sekarang gak akan ada satu orang pun yang bisa rebut milik Queen."

"Tunggu Queen di sana, sampai titik penghabisan Queen gak akan menyerah sekarang!"

Binggung mo ngomong apa lagi_-

Vote dan Coment-nya jangan lupa, 200 yuk bisa yuk🔥

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 208K 114
WARNING! INI REAL DARI IMAJINASI AKU SENDIRI, BUKAN HASIL JIPLAKAN, SO SAY GOOD BYE FOR HATERS 🤣 ----------------------- !!! BELUM DI REVISI !!! In...
4.8M 184K 102
[BELUM DI REVISI] Part masih lengkap✔️ Cerita pertama jadi harap dimaklumin kalo masih banyak kekurangannya🙏✨ Gak suka ceritanya?terserah,jangan n...
5.2M 520K 54
Serena Ramona Lorelei seorang gadis yang meninggal karena dibunuh oleh salah satu musuhnya. Setelah meninggal, bukannya ia mati, ia malah bertransmig...
175K 8.7K 48
Aksa itu ibarat daun talas. Nggak bisa disatukan dengan air. Dan airnya itu ibarat Arina. Aksa itu cowok tengil yang terang-terangan mencuri hati Ari...