Seven Daddy

By Cia_CutiePie

79K 7.6K 413

ada sesuatu yang tidak dapat dimiliki sebagian orang, lalu sebagian orang itu bergabung dan membangun kebahag... More

2. Unyil 🍬
3. Puncak 🍬
4. Tempur 🍬
5. Sekolah 🍬
6. Timezone 🍬
7. Mulai Nakal 🍬
8. Putus 🍬
9. Sadboy🍬
10. Diculik 🍬
11. Panik 🍬
12. Kebun Binatang 🍬
PENGUMUMAN

1. Touring 🍬

17.9K 1.3K 131
By Cia_CutiePie

Hari ini adalah hari pembagian raport semester satu di SMKN Rajawali. Hari ini sekolah begitu ramai, ada wali murid yang memarahi anaknya karena mendapatkan nilai yang kecil, ada juga siswa siswi yang pamer dengan memperlihatkan nilai yang tinggi.

Sedangkan dimeja paling pojok kantin sekolah, sekumpulan remaja laki-laki saling melempar candaan seperti tanpa beban meski nilai mereka yang terbilang cukup rendah.

"Lu ranking berapa Ga"

"Satu"

"Serius lu?"

"Dari belakang"

"Anjip gua pikir beneran kampret"

"Lagian lu nanya sesuatu yang sangat tidak mungkin No, sampe Pak Rudy punya rambut juga Arga gak mungkin ranking satu"

"Anjip lu Sakha"

Mereka adalah pentolan sekolah atau yang bahasa keren nya most wanted. Inti dari geng motor unik bin aneh 'Seven Fortune'. Mereka adalah perkumpulan anak geng motor nakal yang kadang suka tawuran bersama anak geng sebelah.

Seven Fortune memiliki tujuh anggota inti dan 70 anggota lainnya, jadi keseluruhan anggotanya ada 77. Sekarang kalian tau kenapa geng tersebut disebut Seven Fortune, karena mereka hanya merekrut anggota yang percaya jika angka tujuh adalah angka keberuntungan

Aneh bukan?

Elden Biru Erlangga leader Seven Fortune
Joko Argantoro inti Seven Fortune
Azka Bagaskara inti Seven Fortune
Andra Andara Putra inti Seven Fortune
Gading Sakha Nando inti Seven Fortune
Nino Fernanda inti Seven Fortune
Aditama Arkasya inti Seven Fortune

🍬🍬🍬

"Heh curut pesenin gua minum dong" perintah Arga pada Sakha.

"Gua bukan babu lu anjip, lu pikir lu siapa? ratu mermet?" Tolak Sakha, cowok itu memang penggemar berat mermaid.

"Mermet mulu, lama lama lu yang gua kutuk jadi mermet" Arga kesal karena dimana pun tempat Sakha selalu membicarakan manusia setengah ikan itu.

"Dedek mau dong di kutuk jadi mermet" pinta Sakha.

"Diem lu gading gajah, jijik gua liat muka lu" sinis Arga.

"Ye Joko, gua juga jijik kali liat muka sok sangar lu, kek kesannya maksa banget muka lu anjip" ucap Sakha dengan sifat menghujat nya.

Arga mendekat hendak mendupak wajah Sakha yang terlihat menyebalkan.

"Lu-"

"Ga lu mau ngapain gua anjip, gua masih suci ga, jangan sentuh gua plis" histeris Sakha sembari menutupi dada nya menggunakan kedua tangan.

Arga semakin mendekat dengan malas

"Toloongg Arga mau merenggut kesucian pangeran mermet Sakha" Sakha berlari seperti orang kesetanan hingga semua pandangan di kantin saat itu mengarah pada mereka.

Saat sedang berlari Sakha tidak sengaja terpleset kulit pisang hingga terjatuh dengan tidak aestethic nya.

"Hahahaha" Tama lah yang tertawa paling keras ketika melihat sahabatnya mempermalukan dirinya sendiri.

Karena merasa malu dengan teriakan Sakha, Arga kembali duduk bersama teman temannya yang pura-pura melakukan kesibukan.

"Bangcat emang kelen!" Kesal Arga.

"Gas arah jarum jam sembilan sebelah timur" arahan dari Andra yang sedang bermain game online bersama bagas.

"Gas, Bagas! gua didzolimi Arga" adu Sakha menggoyangkan lengan bagas sambil mengusap-usap bokongnya yang masih terasa nyeri.

"Diem anjip, auto turun rank gua gara-gara lu pada!" Teriak Bagas kesal karena ulah teman temannya ia harus turun rank lagi.

"Ye santai dong Bagong!" Nino menggeplak Bagas dengan tidak santainya.

"Lu duduk disebelah gua kha, jangan berisik gua tampol lu lama lama" lerai tama dengan sisa-sisa tawanya.

Sakha hanya menurut dengan bibir mengerucut.

"Weh gabut nih, besok touring yok ajak anak anak" usul Biru pada teman temannya.

"Boleh juga tuh pak bos itung-itung represing abis mikir" Andra yang paling semangat kalau membahas jalan jalan.

"Kaya lu mikir aja ndra" hujat Sakha.

"Iya, kemaren aja gua liat lu nyontek Sania" Biru turut serta menjadi kompor.

"Biru jangan ikut-ikutan gila kaya Sakha plis, udah cakep lu jadi anak kalem aje kaya Tama" ucap Nino menabok bahu biru. Nino memang ringan tangan kepada teman-temannya, melihat wajah sahabatnya saja dia rasanya ingin membogem kepala mereka.

"Besok kita berangkat" tegas Blue.

"Yeeee sayang biruu".

🍬🍬🍬

"Gimana udah siap semua?" Tanya Biru dengan ransel dipunggungnya

"Udah ru, tinggal berangkat aja"

"Yaudah ayok gas" saat hendak menaiki motornya, kerah jaket Andra ditarik begitu saja oleh Tama.

"Berdoa dulu nyet" mendengar itu Andra hanya menyengir kuda.

Setelah mereka berdoa menurut kepercayaan masing-masing, mereka segera berangkat agar tidak sampai di puncak terlalu sore karena mereka juga harus membangun tenda disana.

"Eh ini beneran kita tidur di tenda?" Tanya Sakha.

"Ya terus lu mau tidur dimana? Di pucuk pohon?" Sinis Arga.

"Gua takut aja gitu tiba-tiba ada singa perkosa gua" balas Sakha ngawur.

"Gila lu kha" Nino menggeplak Sakha gemas.

"Yang penting gak kaya Andra, noh liat dia udah kaya siluman monyet motong ranting kayu pake cutter lipat dua ribuan, mana warna pink lagi" tunjuk Sakha pada pohon yang bergoyang-goyang.

"Lu ngapain ndra? Kalo mau nyari kayu bakar gak kaya gitu caranya anjip. Katanya anak alam tapi kok gubluk" hujat Arga.

"Turun lu ndra! Jangan merusak alam nyet!" Teriak Biru seraya menggoyang goyangkan pohon yang di naiki Andra.

"Jangan digoyang-goyang Biru bangcat" heboh Andra dengan berpegangan erat pada pohon.

Karena tidak dapat menjaga keseimbangannya Andra oleng dan hampir terjatuh. Dengan sigap Tama berlari dari sisi kanan dan Bagas berlari dari sisi kiri mencoba menangkap Andra, tetapi mereka malah bertubrukan lalu Andra jatuh diatas Tama dan Bagas dengan gaya yang tidak aestethic dan membagongkan.

"Minggir lu ndra gepeng nih gua aswu" Tama mencoba menyingkirkan tubuh Andra dari atas tubuhnya dan Bagas

"Terbaik" ucap Bagas dengan mengangkat ibu jari mengikuti kata-kata Boboiboy.

"Cepetan cari kayu bakar anjip udah mau gelap" instruksi Biru.

"Anggota yang lain jaga tenda, gua sama enam curut cari kayu bakar" lanjutnya.

Ketujuh inti SF ~Seven Fortune~ mencari kayu bakar sedikit jauh dari tenda agar mendapatkan kayu lebih banyak supaya api unggun yang akan mereka buat nanti bisa bertahan sampai pagi.

"Papa.."

Sebenarnya semua inti SF mendengarnya, tetapi mereka mengira salah satu dari temannya sedang bercanda lalu kembali melanjutkan memungut kayu bakar.

"Papa..papa.. papa.. papa.. papa.. papa.. papa.."

Kali ini suaranya berulang-ulang sampai tujuh kali, sebagai sekumpulan orang aneh yang percaya angka tujuh adalah angka keberuntungan, akhirnya mereka saling pandang.

"Ekhem siapa sih yang papa pepe papa pepe dari tadi, jangan iseng deh kalo gak mau gua gebug" ancam Biru

Hening.

"Ngaku nggak! Kalo enggak gua-"

"Papa ndong, atut" suara itu membuat ketujuh remaja yang suka tawuran itu meneguk ludah.

"Biru s-suaranya dibelakang kita" bahkan Nino yang suka menggeplak orang saja sampai terbata hanya karena suara itu.

"Ru lu kan leader, lu duluan yang liat, pangeran mermet terakhir aja" bujuk Sakha, ia terlalu takut sekarang.

"Justru karena gua leader, kalian duluan aja yang liat" Biru membalikan kata-kata Sakha dengan tangan bergetar.

"Papa.."

"Aduhh, muncul lagi tu suara" jujur suara itu tidak baik untuk kondisi jantung Tama, walaupun ia kalem tetapi ia juga boleh takut hantu kan?.

"Kita liat bareng-bareng ya biar adil" Saran Arga bijak. Tumben.

"Sa..tu..,du..wa..,ti.. tig..tig..tig.." Andra menghitung dengan gugup dan jantung yang berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Yang bener anjip" Bagas kesal karena Andra tidak segera menyelesaikan hitungannya.

"Tig..Tiga" Andra dan teman temannya berbalik, setelahnya kayu bakar yang telah dikumpulkan dengan susah payah oleh mereka terjatuh ketanah begitu saja.

"Papa.."

"T-tu" gagap Biru

"Toyoolllll" Nino berteriak dengan keras sehingga teman-temannya yang masih loading langsung tersadar dan berlari untuk bersembunyi.

"Aarrghh lepas yul lepas, daging gua gak enak, gua juga tadi gak mandi, gua juga tadi berak gak cebok!" teriak Biru histeris saat sosok yang barusan mereka lihat tiba-tiba memeluk kaki Blue.

"Papa..".

"Gua bukan bapak lu anjipp, gua masih perjaka, gua gak pernah hamilin anak orang, kalau pun iya anak gua pasti cakep, imut serta cetar gak dekil, gak mungkin anak tuyol kaya lu!" Heboh Biru dengan mengibas-ngibaskan kedua tangannya didepan dada seperti wanita yang sedang ketakutan karena melihat kecoa terbang.

"Papa atu ukan uyul au"

"Terus kalo bukan tuyul lu ape HUWAA" Biru semakin histeris, sekarang dia semakin memberontak serta memejamkan matanya.

"Atu di tinggal mama dicini ndilian, atu atut ndilian.."

Biru terpaku lalu perlahan membuka matanya, teman-temannya pun mulai mengintip dari balik pohon dan semak-semak.

"Lu ditinggalin orang tua lu disini? Sendirian?" Tanya Biru mulai menatap sesuatu yang sedari tadi memeluk kakinya.

Dia mendongak lalu mengangguk.

"Lu beneran bukan hantu kan? Bukan tuyul kan?" Tanya Biru memastikan.

Dia menggeleng lagi.

Meski ragu, Biru memberanikan diri berjongkok menyamakan tingginya dengan Dia, lalu bertanya lagi.

"Kenapa mereka ninggalin lu?"

"papa minggal, mama tili jaat, mama nggalin atu ndili" jawabnya.

"Papa lu meninggal? Jadi yang buang lu disini mama tiri lu ya nyil?" Tanya Biru dan Dia mengangguk.

Teman-teman Biru yang mendengar itu seketika merasa iba, Satu persatu enam curut penakut itu mulai keluar dari tempat persembunyiannya.

"L-lu beneran bukan hantu kan?" Tanya Sakha dan Dia menggeleng lagi.

Huft

Mereka menghela nafas lalu memungut kembali kayu yang berserakan ditanah.

"Papa.. kut"

"Hah? Kut apa? Kutang?" Tanya Arga sedikit nyleneh.

"Heh mulut lu Jamal" Nino menabok mulut Arga.

"Dia bilang apa Ru?" Tanya Bagas tidak mengerti, karena dia memang tidak terlalu suka anak kecil.

"Dia mau ikut kita. kita ajak aja ya kasian, pasti dia kedinginan disini sendirian" jelas Biru.

"I-iya Ru boleh uga tuh, tega banget ibu tiri nya nelantarin anak sekecil dia, mana dihutan lagi, sungguh terlalu" Sakha mulai mendramatisir suasana.

"Iya gue juga kasian sama dia" setuju Andra yang ikut dramatis.

"Muka lu pada ngeselin aswu" Nino menggeplak Sakha dan Andra bersamaan.

"Gimana setelah pulang dari sini kita serahin aja dia ke polisi atau panti asuhan?" Usul Arga.

"Kenapa harus panti asuhan? Kenapa gak kita aja yang rawat?" Percayalah sekarang Andra benar-benar tidak tega.

"Gua gak mau ya nantinya dia malah ngerepotin kita" kata Arga.

"Gua setuju sama Arga" ucap Bagas sembari menatap teman-temannya.

"Untuk masalah itu kita bicarain nanti, sekarang kita balik ke tenda dulu kasian dia pasti capek" saran Biru menengahi.

"Gua setuju sama Biru" ujar Sakha sembari membawa beberapa potong kayu bakar.

Biru membopong bocah laki-laki berusia kisaran dua tahun itu dengan lengan kiri dan mengapit beberapa potong kayu bakar dengan tangan kanan.

"Ayo Unyil, kita ke tenda"

mereka bertujuh kembali ke tenda dan menjelaskan apa yang terjadi saat mencari kayu bakar pada teman-temannya yang terkejut karena mereka kembali ke tenda dengan membawa seorang anak balita.

🍬🍬🍬

Bersambung

Unyil nya daddy

Pertama kali liat unyil di puncak.

Ini cerita pertama ku brosis ~brother Sister~ mohon dimaklumi.

20 Juli 2021

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 176K 65
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
1.1M 103K 55
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1M 72.3K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
473K 24.1K 72
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...