Beda Raga [End]

Av abelaul

2.5M 318K 17.1K

[TAMAT] [HASIL PEMIKIRAN SENDARI] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] n : sebagian part telah dihapus dan bisa dibaca... Mer

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
Numpang Promosi
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Ending
pengumuman
vote cover
INFO TERBARU
pre-order
halo

33

41.2K 5.2K 796
Av abelaul

Happy reading
.
.
.

"Awss l-lepas Al."

Clarisa terus merintih hingga sampai di kamar apartemen mereka.

"Jangan mimpi!" Desis Alfaro.

"Brak."

Pria itu menghempaskan tubuh ringkih Clarisa ke lantai hingga kepalanya terbentur ujung lemari dan mengeluarkan darah segar.

Setelah mengunci pintu dan menaruh kunci tersebut ke saku celananya, dia berbalik menatap tajam Clarisa.

"Kau sudah membuatku marah Clarisa."

Alfaro mengambil sebuah gunting yang ada diatas nakas. Dia berjalan mendekat ke tubuh Clarisa.

"A-apa yang akan kau lakukan! Jangan gila Alfaro."

Clarisa memberingsut ketakutan saat melihat pria dihadapannya mengambil benda tajam.

Siapa yang tidak takut eh? Selama ini wanita itu tidak pernah melihat Alfaro semarah sekarang.

Dia hanya tau dimanja oleh pria dihadapannya.

Ketakutan Clarisa semakin menjadi ketika kaki Alfaro semakin dekat melangkah ke arahnya.

"Aku baru tau, ternyata selama ini aku memiliki kekasih seorang jalang."

Ujung gunting tersebut menyentuh kulit Clarisa dan membuat wanita itu mengangkat dagunya dengan badan gemetar.

"Bisa-bisanya aku memilih sampah busuk sepertimu dan membuang berlian seperti Lesya."

Alfaro menggoreskan ujung gunting tersebut hingga menyebabkan sayatan yang lumayan panjang di leher Clarisa.

Darah mengalir disana, wanita itu meringis ngilu merasakannya.

"S-stop, aku minta maaf karena membunuh anakmu."

"Cih teruslah memohon karna aku tidak akan pernah melepaskanmu."

"Arkh"

Clarisa berteriak kesakitan saat Alfaro semakin menekan benda itu.

Dia sudah tak tahan, akhirnya wanita itu berusaha memberontak agar terbebas dari iblis dihadapannya.

Alfaro semakin marah, dia mengambil seuntai tali di laci paling bawah lemari lalu mengikatkannya pada tangan Clarisa.

"Brengsek!"

"Lepaskan aku sialan."

"Dasar iblis."

"Argh TOLONG."

"LEPASKAN AKU KEPARAT."

"LEPAS BRENGSEK!"

"TOLONG."

"SIAPAPUN TOLONG AKU."

Clarisa menggerakkan tubuhnya kesana kemari mencoba lepas dari ikatan yang dibuat.

Dia berteriak meminta tolong ketika tau bahwa keadaannya saat ini sungguh sangat berbahaya.

Dia sama sekali tidak tau bahwa Alfaro bisa senekat ini. Wanita itu tidak mau mati mengenaskan ditangan manusia keparat.

"Mulutmu sangat cerewet."

Tangan Alfaro terangkat mengambil benang dan jarum.

Dengan telaten dia menjahit bibir Clarisa hingga tak dapat membuka suara lagi.

Darah wanita itu banyak terbuang sia-sia, mulai dari kepala, leher hingga bibirnya.

Air mata mengalir deras dari pelupuk mata Clarisa. Tidak ada rasa belas kasih yang Alfaro tunjukan.

"Kau tau, aku benci bibir sialanmu yang senang membuatku terpengaruh dengan perkataan yang keluar dari sana."

Clarisa tak dapat berkata-kata, bibirnya tak dapat dibuka karena jahitan yang pria itu buat.

"Gara-gara kau, aku selalu menyakiti hati dan fisik Lesya selama menikah denganku. Dan karna kehamilanmu juga aku jadi terbuang dari keluarga mereka kemudian bercerai dengan Lesya."

Tangannya menusuk-nusuk paha Clarisa dengan jarum.

Alfaro berbuat tanpa memikirkan dampak apa saja yang akan datang kedepannya, yang dia pikirkan sekarang hanyalah kepuasan dalam melepaskan semua emosi.

Clarisa menangis histeris tanpa suara. Dia merasakan sakit dibibir juga pahanya.

Saat tangan itu menyayat kulit wajahnya dengan wajah tak berdosa, rasa sesal menjalar dihatinya.

Dia menyesal karena mendekati pria dihadapannya, dia menyesal merebut Alfaro dari Lesya dan dia menyesal karena mengompori Alfaro agar menyakiti fisik serta batin Lesya.

Sekarang dia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Penyesalan memang selalu berada di akhir karena kalau diawal namnya pendaftaran.

"Pantas saja saat aku menidurimu kau sudah tak perawan, ternyata aku memilih jalang."

Kata-kata itu keluar dari mulut Alfaro dengan tangan yang masih terus menyayati wajah Clarisa.

Pria itu beranjak dari duduknya, dia berjalan ke arah meja yang berada didekat sofa ujung kamarnya.

Alfaro mengambil sebotol Vodka lalu meminumnya langsung dari sana.

Melihat sisa minuman itu, dengan tegannya dia mengguyurkan air tersebut ke kepala Clarisa.

Rasa perih seketika menjalar di seluruh wajah wanita itu. Tangisannya semakin deras, dia hanya mampu berteriak dalam hati.

Mati. Kata itulah yang ada di kepala Clarisa, dia tidak mampu menahan rasa sakit ini semakin lama, dia ingin ajal segera menjemputnya.

"Hahaha bagaimana rasanya?"

"Ugh pasti sangat perih ya?"

"Aku membencimu, kau tau?"

"Gara-gara dirimu aku harus kehilangan harta yang begitu banyak."

"Gara-gara dirimu aku dibuang dari keluarga itu."

"Hahaha hiks."

"Karna dirimu juga aku ditinggalkan oleh wanita yang entah sejak kapan aku mulai mencintainya."

"Kau, kau juga yang telah membunuh anakku."

"Nyawa harus dibayar nyawa hahaha."

Clarisa memejamkan matanya menahan rasa sakit dan takut yang begitu besar.

Alfaro menancapkan sebuah pulpen ke mata kiri Clarisa.

Seketika darah mengalir banyak dari sana. Tak hanya itu dia bahkan mencabut dan menusuknya berulang kali dan tidak menghiraukan rasa sakit yang dirasakan Clarisa.

Kesadaran wanita itu mulai berkurang. Rasa sakit yang teramat di mata kirinya itu berkali-kali lipat dari luka lainnya.

Clarisa sudah pasrah, dalam hatinya dia memohon ampunan pada Tuhan dan meminta agar malaikat segera menarik nyawanya.

Karena sudah lelah dan kesal, dalam pengaruh alkohol Alfaro memukul kepala kekasihnya itu dengan botol Vodka.

Botol tersebut pecah jatuh ke lantai dan beberapa masih menancap di kepala Clarisa.

Tubuh wanita itu seketika luruh, dengan rasa sakit yang semakin tak terkira dia merasa nyawanya ditarik paksa dari atas.

Nafasnya tersengal-sengal, jantungnya semakin berdetak tak karuan seperti akan meledak.

Setelah merasakan sakit yang tidak dapat dijelaskan akhirnya nyawa Clarisa melayang ditangan kekasihnya.

Dengan kesadaran yang kian menipis, pria itu berjalan tertatih-tatih ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya dan tertidur seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Heloo gaeess
Makasih ya buat kalian yang udah baca, vote and komen.

Jujur aku ga nyangka ini cerita bisa sampe part 33, padahal sebelumnya aku udah berkali-kali pngn hapus tapi beruntungnya ada temen yang bilang "jngn dihapus" akhirnya ga aku apus deh.

Btw

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA KALIAN SEMUA >.<

Mohon maaf kalo misalkan aku ada salah sama kalian entah disengaja ataupun tidak disengaja dan buat jodohku dimasa depan 'i love you banyak-banyak'

Fortsett å les

You'll Also Like

593K 63.9K 66
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
958K 57.4K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
1.4M 130K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
151K 10.5K 14
Liviana sangat mencintai Xaverius, mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya. Lalu tepat di hari ulang tahunnya Xaverius justru menikahi...