Seperti biasa, hari senin adalah hari yang menyebalkan dan juga hari teribet.
Kenapa?
Karna harus upacara.
Kaled berangkat sekolah bersama Rara. Karna jarak rumah mereka berdua lumayan dekat.
"Kaled.." teriak Rara. Mereka memang main samper-samperan. Terkadang juga Kaled yang nyamperin Rara kerumahnya.
"Kal cepetan, itu Rara udah di depan" ujar Mama Kaled.
Kaled yang sedang sarapan pun langsung menyudahi makan nya. "Iya-iya pake sepatu dulu."
"Astaga lama lo, nanti telat aja. Gue males banget di hukum" gerutu Rara. Padahal waktu tinggal 20 menit lagi, tapi Kaled sesantai itu.
"Iya ini udah" Kaled langsung berdiri setelah selesai mengikat sepatunya.
"Mau gue anterin ga, Kal..?"
Siapa itu?
Milan dan Rara langsung menengok ke sumber suara. Ternyata Kak Hee.
Heesan dan Kaled memang bertetanggaan, tapi di sekat dengan satu rumah orang lain.
"Ih tumben bangun pagi, Kak?" tanya Rara dengan antusias.
"Ih emang biasa bangun pagi kali, Ra" Heesan cengengesan menjawab pertanyaan Rara. Sejujurnya mungkin saat ini Heesan belum tidur bukan sudah bangun dari tidurnya.
"Eh gapapa kak? Gue berdua kan sama temen gue? Emang bisa naik motor lo?"
Heesan menggelengkan kepalanya, "Ya naik mobil gue lah Kal, masa iya kita boti" ujarnya di akhiri tertawa.
Sedangkan Rara hanya tersenyum malu-malu saja sejak Kak Hee memulai obrolan. "Kenapa lo, sakit?" Kaled tidak pengertian.
Rara menyenggol bahu Milan, "Lo gatau, gue suka sama abang lo.." bisik Milan. Mendengar itu Milan menepuk dahi nya.
"Oh iya lupa,"
"Kenapa, Kal?" tanya Heesan dan di balas gelengan kepala oleh Kaled.
By the way, Rara suka sama Kak Hee sudah lama. Mungkin sejak ia SMP kelas 8? Kata Rara, Kak Hee ganteng banget dan tipe dia banget.
"Yaudah mau di anterin ga?"
"Boleh deh"
Setelah itu Heesan memanaskan mobilnya, mengeluarkannya dan mereka berduapun berangkat sekolah di antar oleh Heesan.
"By the way, Kakak lagi sibuk apa?" Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil. Sedang menuju sekolah mereka berdua.
Heesan menyetir, di sampingnya Rara dan Kaled duduk di kuris penumpang yang di belakang. Entahlah Rara merengek minta untuk duduk di samping Heesan.
"Nggak sibuk ngapa-ngapain sih Ra, belum ada niat serius buat kerja juga."
"Oh gitu"
"Kal, gimana pacar lo?" tanya Kak Heesan tiba-tiba.
Ah Kaled bahkan sempat lupa punya pacar. Karna sejujurnya, Kaled tidak di hubungi sama sekali oleh lelaki itu. Padahal sekarang sudah hari ke tiga, sejak mereka pacaran.
Sialan memang.
"Ah nggak tau gue Kak, ngga ada kabar. Dia maen-maen doang kali." Jelas Kaled yang masih fokus dengan Handphonenya.
Rara menatap malas Kaled, "Ya lo lagi ada-ada aja Kal, orang ga kenal lo terima."
"Iya Kaled, aneh banget. Mending lo temuin terus putusin." Jelas Kak Heesan yang masih fokus menyetir.
"Tar deh gue pikiran. Lagi juga gue bodoamat, ga gue pikirin juga si, kak"
Setibanya di gerbang sekolah, Kaled langsung buru-buru keluar dari mobil bersama Rara. Melihat gerbang sekolah akan segera di tutup.
"Kak thank you ya, nanti gue jajanin" Kaled langsung lari memasuki lapangan sekolah.
Tidak ada waktu untuk meletakan tas di kelas, ia langsung meletakan tas nya di pinggir lapangan bersama murid-murid lain yang telat juga.
"Kaled sini.." bisik Rara yang sudah masuk dalam barisan.
Kaled langsung berdiri di belakang Rara.
Upacara pun di mulai.
•••
Sekarang sudah jam istirahat, semua murid berlarian ke kantin. Tidak dengan Rara dan Rara yang masih bermalas-malasan di kelasnya.
"Kal, deketin gue dong sama Kak Heesan" Rara menyenggol tandan Kaled yang tergeletak di atas meja.
Kaled mengangkat tubuhnya malas, "Ya kan udah deket"
"Anjrit lo, maksud gue biar lebih deket gitu." Rara malu mengatakan nya tapi ingin gimana ya? Rara menyatukan kedua ujung telunjuknya.
Kaled menatap Rara aneh, mengeryitkan alisnya, "Oh.. maksud lo pacaran?"
Rara mengedipkan matanya berkali-kali seolah menjawab iya.
"Ya lo deketin aja sendiri sih,"
"Ga pengertian lo anjrit, susah ngomong sama lo"
"Ya terus gue harus apa anjrit, kalo gue bantuin lo?"
"Ya contoh nya oper nomer Kakak lo gitu, atau ajak gue main tapi pas ada kakak lo juga"
Setiap Kaled main juga selalu ada Heesan.
"Ya lo join aja sama temen-temen rumah gue, Heesan ada terus"
"Demi? Boleh? Kapan?" Rara memegang tangan Kaled mendengar jawaban dari Kaled.
"Setiap malem juga gue main, Ra" jelas Kaled.
•••
"Bro ke belakang yu, biasalah" Jay mengatakan itu kepada Rakan yang berada di depan nya.
Rakan yang mengerti maksud ucapan Jay pun langsung berdiri dan berjalan menuju belakang sekolah bersama beberapa murid yang satu komplotan dengan Rakan dan Jay.
Sudah habis berapa puntung rokok mereka hisap, memang lelaki kalau sudah merokok sangat sepur.
"Lo nggak ngechat Kaled?" tanya Rakan.
Jay mengernyitkan alisnya, "Siapa Kaled?"
Rakan berdecih, "Cewe yang lo tembak lah, lo lupa?"
Jay kembali mengingat hari itu, dimana Jay menembak seseorang. "Oh itu, kan cuma dare. Ngapain harus gue chat?"
"Seenggaknya lo kabarin, kalo ga lo putusin aja"
"Iya nanti gue kabarin, tenang aja sih" jelasnya. Setelah itu Rakan mematikan rokok yang berada di tangan nya, diikuti dengan Jay yang juga melakukan hal yang sama. Karna bel sudah berbunyi pertanda masuk.
•••
Fynotes
Oh iya belom kenalan yaa... ini cast nya Kaled dan Rara
Ini KALED, cantik banget yaa...
ini Rara
Tipis-tipis dulu ya guys. Semoga suka, kalau nggak suka tinggalin cerita ini. Jangan lupa vote dan komen nya juga ya! Thank u!! Anyway selamat malem takbiran untuk hari raya idul adha besok ya...