Beda Raga [End]

By abelaul

2.5M 318K 17.1K

[TAMAT] [HASIL PEMIKIRAN SENDARI] [PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] n : sebagian part telah dihapus dan bisa dibaca... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
Numpang Promosi
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Ending
pengumuman
vote cover
INFO TERBARU
pre-order
halo

32

42.8K 5K 124
By abelaul

Happy reading
.
.
.

"Sayang udah selesai belum."

Fathan berdiri didepan pintu kamar Lesya. Dia telah menggunakan celana jeans hitam panjang dan juga hodi putih dengan beberapa motif berwarna hitam.

"Iya, ini Lesya udah selesai ko."

Seorang gadis keluar dari kamar tersebut. Lesya cantik dengan dress berwarna ungu yang melekat ditubuhnya.

Fathan tersenyum melihat penampilan Lesya. Kekasihnya ini memang selalu terlihat cantik dimatanya.

"Ayok berangkat."

Pria itu mengambil tangan Lesya dan menggenggam jemari itu dengan erat.

"Gak usah bawa bodyguard atau sopir ya."

"Kenapa?"

"Gapapa, pengen aja gitu jalan berdua ga diikutin sama bodyguard."

"Hem apapun untukmu baby girl."

Fathan akan merasa bahagia jika gadisnya juga bahagia. Dia bisa melakukan apapun asal itu dapat membuat Lesya senang.

Seharusnya Fathan kembali ke Indonesia beberapa hari lagi tapi dia sengaja memajukan penerbangannya.

Seluruh keluarga besar Lesya dan Fathan pun sudah mengetahui segalanya. Namun karena masih ada beberapa urusan yang belum diselesaikan jadi mereka semua belum sempat menjenguk Lesya.

Perceraian Lesya dan Alfaro juga sudah diurus oleh salah satu pengacara pilihan Fathan.

Tinggal menunggu beberapa minggu lagi keduanya akan resmi bercerai di pengadilan agama.

"Silakan masuk princess."

Fathan membukakan pintu mobil untuk Lesya.

"Thank you my prince." Lesya membalas ucapan Fathan dengan senyum menggoda di bibirnya.

Pria itu memutari mobil dan masuk ke bangku kemudi. Mobil mereka melaju di jalan raya dengan kecepatan rata-rata.

"Makan dulu ya?"

"Hu um."

Sebelah tangan Fathan merangkul pundak Lesya hingga kepala gadis itu bersender di bahunya.

Jemarinya mengusap pipi Lesya lalu sesekali mencubitnya gemas.

***

Alfaro membuka pintu apartemennya, dia baru saja pulang dari mengurus berkas perceraiannya dengan Lesya.

Sebenarnya Alfaro tidak mau bercerai dengan sang istri namun ada beberapa orang berbaju hitam dan salah satu pengacara kondang yang mengancamnya.

Jika pria itu tidak menyetujui perceraian mereka maka Alfaro akan di buat menjadi orang paling menderita di bumi ini.

Belom lagi kasus kekerasan yang selama ini dia lakukan pada tubuh Lesya. Bisa saja dengan mudahnya Alfaro masuk ke dalam sel jeruji besi.

Alfaro masuk kedalam kamarnya dengan lesu.

Pikirannya sedang kalut sekarang. Hatinya tak rela saat tau akan berpisah dengan Lesya. Tubuhnya lelah memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya dimasa depan.

Dia juga merasa heran kenapa setiap mengurus surat di pengadilan Lesya tidak pernah ikut untuk turun tangan, dan siapa pria-pria berbaju hitam itu.

Sepertinya sangat mustahil saat tau bahwa gadis itu menyewa pengacara kondang yang sangat mahal itu. Darimana uang yang didapatnya mengingat selama mereka menikah Lesya sama sekali tidak punya penghasilan sendiri bahkan keluarga pun dia tidak punya. Jika dengan uang hasil penjualan rumah itu masih kurang pastinya.

"Prak"

Lamunan Alfaro buyar saat mendengar suara benda jatuh.

Dengan penasaran dia berjalan ke arah asal suara itu.

Alfaro membelalakkan matanya melihat kejadian didepannya.

Disana ada Clarisa yang sudah duduk tak berdaya dilantai dengan potongan-potongan kaca dari gelas pecah disampingnya.

Bukan, bukan pecahan gelas itu yang menjadi fokus Alfaro tetapi aliran darah yang mengalir dari sela-sela kaki Clarisa yang menjadi fokusnya.

"Arkhh."

Rintihan itu menyadarkan Alfaro. "APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN."

Pria itu membentak dengan nada emosi lalu dengan tergesa-gesa mendekati wanita tersebut dan menggendongnya untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Selama diperjalanan Alfaro tak henti-hentinya mengumpat.

Sebrengsek apapun dia, tetap saja Alfaro masih memiliki hati untuk anak yang dikandung Clarisa.

Setelah sampai dirumah sakit, Clarisa segera ditangani salah satu dokter.

Sementara Alfaro, dia duduk didepan ruangan dengan perasaan campur aduk antara takut, marah, cemas, sedih dan kecewa.

Beberapa menit berlalu akhirnya dokter yang menangani keluar dari dalam ruangan.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Alfaro segera.

"Maaf sebelumnya pak, kami semua sudah berusaha semaksimal mungkin namun karena alkohol dengan kadar tinggi yang ibunya minum membuat janin didalam kandungnya melemah dan anak bapak tidak dapat diselamatkan."

"Dan kami turut berdukacita dengan meninggalnya calon anak bapak." Lanjut dokter tersebut.

Tubuh Alfaro mematung mendengar penuturan sang dokter.

Hingga dokter beserta beberapa suster pergipun tubuh Alfaro masih terdiam ditempat dengan pandangan kosong.

Siapa yang tidak sedih ketika tau bahwa calo anak dari darah dagingmu sendiri pergi ke sisi Tuhan?

"Dasar jalang sialan." Desis pria itu.

Tangannya membuka pintu tersebut dengan kasar. Dia mendekat ke berankar yang berisi seorang wanita tengah duduk menyender pada bantal.

"Plak"

Clarisa meringis nyeri saat tiba-tiba sebuah tangan mendarat sempurna di pipinya.

"Apa yang kau lakukan brengsek?" Tangan wanita itu mengusap ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu bicht. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau membunuh anakku!"

Alfaro berucap dengan wajah merah memendam emosi.

Jika dia tidak sadar akan dimana keberadaannya sekarang, mungkin saja dia sudah berteriak mencaci maki juga menyakiti orang didepannya.

"Hahaha kenapa kau marah? Aku hanya ingin menghilangkan beban hidupku saja. Lagipula aku tidak mau menampung anak itu didalam perutku jadi aku kirimkan saja dia pada Tuhan."

"Kau!" Geram Alfaro saat telinganya mendengar penjelasan dari wanita jahanam itu.

Pria itu berbalik keluar ruangan untuk membayar uang administrasinya dan segera menyeret Clarisa dengan kasar menuju mobilnya.

Telinganya seakan tuli dengan suara rintihan serta umpatan Clarisa. Yang ada didalam pikirannya sekarang hanyalah cara agar membuat wanita tersebut sengsara dan menyesal karena telah membunuh anaknya.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 136K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
391K 33K 26
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
152K 10.5K 14
Liviana sangat mencintai Xaverius, mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya. Lalu tepat di hari ulang tahunnya Xaverius justru menikahi...
960K 57.5K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...