Jay Oneshoot [ All X Jay ]

By elfer_Xa

205K 6.7K 1.1K

BxB collection! Kumpulan oneshot Jay🐱  All x Jay  Boy x Boy  Typo bertebaran  Mature content ⚠WARNING⚠... More

Perhatian! Perhatian!
Enhypen ✘ Jay ❲ Bungeoppang ❳
Heeseung ✘ Jay ❲ Dorm ❳
Sunoo ✘ Jay ✘ Jungwon ❲ Dorm pt2 ❳
Jake ✘ Jay ❲ Fever ❳
Taehyung ✘ Jay ❲ Bastard ❳
Jaemin ✘ Jay ❲ Alpha x Alpha ❳
Jisung ✘ Jay ❲ Behind the scene ❳
Yoshi ✘ Jay ❲ Jaehyuk's Party ❳
Ni-Ki ✘ Jay ❲ Film horor ❳
Sehun ✘ Jay ❲ Satision ❳
Eunwoo ✘ Jay ❲ Damn Dare ❳
Jeno ✘ Jay ❲ Hadiah aneh ❳
Jaehyun ✘ Jay ✘ Haruto ❲ Incest ❳
Juyeon ✘ Jay ❲ Nightmare ❳
All ✘ Jay ❲ Parfum aneh ❳
Hyung line ✘ Jay ❲ Permainan ❳

Sunghoon ✘ Jay ❲ Posisi ❳

16.4K 557 154
By elfer_Xa

Jay berjalan menuju kantin setelah menyelesaikan tugas prakteknya di laboratorium. Sebagai anak IPA, Jay dituntut untuk tau tentang tumbuhan, bakteri dan semacamnya, maka dari itu dia berada di laboratorium untuk melihat bakteri dengan mikroskop.

Di kantin terdapat sang pacar dan dua temannya yang tengah menunggu Jay datang untuk makan siang bersama. Jay dan sang pacar memang tidak berada di kelas yang sama, Jay sendiri berada di kelas IPA sementara sang pacar di kelas IPS.

Jay terus berjalan hingga sampai di depan kantin, mata elangnya melihat sekeliling, mencari di mana teman dan pacarnya duduk. Setelah menemukannya, Jay langsung berlari kecil ke arah meja yang berada di pojok kantin.

"Yo! My broo!" sapa Jake saat Jay hampir sampai di meja mereka.

Setelah sampai, Jay duduk di samping Sunghoon─kekasihnya─yang berseberangan dengan Heeseung dan Jake.

"Belum memesan?" tanya Jay yang melihat meja mereka kosong.

"Sudah, tapi belum datang," jawab Heeseung. Jay hanya beroh ria sebagai balasan.

Setelah sekian lama mereka menunggu, akhirnya makanan yang mereka pesan datang juga.

Tanpa basa-basi, Jake langsung memakan siomay nya dengan lahap. Yang lainnya juga mulai melahap makanan masing-masing dengan tenang.

"By the way, kalian pacaran sudah berapa lama?" tanya Jake di sela-sela mengunyah siomay.

"Sekitar tujuh bulan," jawab Sunghoon.

"Tujuh bulan ya.... tapi aku masih belum tau siapa di antara kalian yang uke?"

Uhuk! Uhuk!

Sunghoon tersedak makanannya sendiri setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari Jake. Dengan sigap tangan Jay mengambil soda miliknya dan memberikannya pada Sunghoon yang langsung di tegak hingga menyisakan setengah.

Heeseung yang mengerti situasi lantas menyikut lengan Jake dan berbisik untuk tidak menanyakan hal seperti itu. Jake yang tidak tau apa-apa hanya membela diri seperti 'apa? Aku hanya bertanya' berbisik pada Heeseung sambil memasang tampang watados nya.

Setelah Sunghoon terselamatkan dari acara tersedaknya, tangan Jay senantiasa mengelus punggung Sunghoon agar anak itu tenang dan tidak berakhir menonjok Jake.

"Well~ seperti yang kalian lihat, aku lah dominannya di sini," ucap Jay setelah berhenti mengusap punggung sang kekasih.

Sunghoon yang terkejut langsung menoleh pada Jay dengan pandangan yang sulit di artikan, membuat Jay ikut menoleh dan bingung.

"Apa?" tanya Jay yang di jawab gelengan pelan dari sang pacar.

"Haha... aku hanya bercanda. Kita tidak terlalu memikirkan hal seperti itu, yang terpenting kita nyaman... bukan begitu, Hoon?" Jay menoleh pada Sunghoon yang mengangguk sebagai jawaban.

Jake selaku oknum yang bertanya mengangguk mengerti sambil menyeruput ice coffee miliknya.

Setelah sesi tanya jawab tersebut, suasana berubah hening, tidak ada yang berniat mencairkan suasana dengan candaan atau obrolan. Hingga bel masuk berbunyi, mereka semua kembali ke kelas masing-masing dengan santai seperti tidak terjadi sesuatu.

Seharian ini Sunghoon seperti sedang memikirkan sesuatu sehingga tidak terlalu fokus dengan sekitarnya. Seperti tadi saat Sunghoon akan menaiki anak tangga menuju kamar Jay, kakinya malah tersandung ujung tangga yang membuatnya hampir terjatuh.

Jay juga merasa ada sesuatu yang sedang di pikirkan manusia tiang itu, dia sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Sunghoon yang seperti robot.

Hari ini Sunghoon memang mengantar Jay pulang─dengan mobil Jay─sampai ke dalam rumah dan hingga sekarang manusia tiang itu belum pergi juga.

Jay sekarang tengah merebahkan dirinya diatas kasur kesayangannya, sedangkan Sunghoon entah pergi kemana dia tidak peduli.

Sepertinya hari ini Sunghoon akan menginap di rumah Jay, sang pemilik rumah sih tidak keberatan karena Sunghoon sudah terlalu sering menginap di rumahnya. Lagi pula Jay sedang sendirian di rumah, orang tuanya sedang keluar kota dan tidak mungkin akan pulang cepat.

Jay tidak pernah tau dan tidak mau tau kenapa Sunghoon berada di rumahnya, yang terpenting rumahnya tidak akan berantakan jika ada Sunghoon (karena Sunghoon sering merapikan rumah Jay).

Sunghoon pasti akan menata buku-bukunya yang berserakan di atas meja belajar, merapikan ruang tamu, mengelap meja dan juga vas bunga, terkadang dia akan menyapu dan menyiram tanaman. Entah apa yang ada di otak anak itu hingga mau melakukan semua pekerjaan rumah Jay.

Sedangkan Jay hanya akan mencuci baju miliknya sendiri dan memasak. Sebenarnya rumah ini milik siapa? Kenapa Sunghoon yang membereskannya dan bukannya Jay? Author pun tak tahu.

Tak terasa siang telah berganti dengan malam, Jay dan Sunghoon pun sudah selesai makan malam─hasil masakan Jay tentunya─dan sedang menonton siaran televisi dengan di temani berbagai macan camilan serta minuman.

"Sunghoon?" panggil Jay saat menangkap wajah kekasihnya sedang melamun.

"Hmm?" Sunghoon sendiri terperanjat ketika Jay tiba-tiba memanggilnya, dia langsung mengambil gelas berisi air dan meminumnya agar tidak dehidrasi.

"Kenapa melamun?"

"Aku tidak melamun."

"Jangan mengelak, kau sedang memikirkan sesuatu?"

Sunghoon terdiam sebentar, apakah sekarang waktu yang tepat? Mungkin saja karena mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak lama.

"Aku... hanya sedang memikirkan perkataan Jake," ucap Sunghoon menatap televisi.

Jay mengerutkan alisnya bingung, perkataan Jake yang mana? Jake berbicara banyak seharian ini. Biar Jay ingat-ingat dulu, mungkin kah perkataan Jake tentang siapa uke di antara mereka? Sungguh?.

Jay tertawa setelah mengingatnya, jadi sedari tadi Sunghoon memikirkan hal itu sampai lupa dunia?.

"Apa yang lucu?" Sunghoon bingung dengan Jay yang tiba-tiba tertawa, memangnya dia lucu?

"Tidak, hanya saja kenapa kau begitu memikirkannya."

"Aku hanya ingin kepastian di hubungan kita."

Alis Jay tambah berkerut, mata tajamnya menatap tepat di manik hitam milik Sunghoon.

"Sudahlah, kita jalani saja seperti biasa. Buktinya selama ini kita bisa melewatinya," Jay kembali menatap televisi sambil menggigit satu batang pocy rasa coklat.

"Tapi aku ingin kau menjadi bottom ku," ujar Sunghoon enteng.

"Apa? Jangan bermimpi, Hoonie~ yang ada malah sebaliknya." Jay terkekeh mendengar ucapan Sunghoon, dia menjadi uke? Yang benar saja.

Sunghoon seperti merasa tertantang untuk mewujudkan mimpinya menjadikan Jay sebagai bottomnya. Oke, mari kita lihat siapa yang benar-benar dominan sejati di antara mereka.

Apakah elang akan mendapatkan mangsanya atau pinguin yang berhasil menipu sang elang. Jangan lewatkan setelah yang satu ini.g

Sunghoon dan Jay sama-sama tidak ingin mengalah, mereka terus menerus terbolak-balik saat sedang bercumbu. Keduanya mengeluarkan aura dominan untuk memenangkan pertarungan yang terjadi, terkadang Jay berada di atas tapi dua detik kemudian berada di bawah kukungan Sunghoon dan begitu seterusnya.

Mereka berdua masih berada di ruang televisi, bersyukur karena sofa yang mereka tempati cukup luas dan bisa menampung tubuh keduanya.

Sunghoon terus melumat bibir plum itu dengan lembut berbeda dengan Jay yang terkesan bringas dan kasar.

Lama kelamaan Jay mulai kehabisan oksigen dan memutuskan tautan bibir mereka dengan memukul dada Sunghoon, cukup keras hingga membuat sang kekasih meringis.

Setelah ciuman mereka terlelas, Jay mulai meraup oksigen sebanyak mungkin agar dirinya tidak mati. Kondisi mereka sekarang adalah Sunghoon yang berada di atas Jay. Apa itu artinya Jay kalah? Oh................        bisa jadi.

"Sudah menyerah, hm?" tangan Sunghoon membelai pipi cubby Jay dan mengusapnya dengan lembut.

"Tidak akan!" sungut Jay lalu menepis tangan Sunghoon dari pipinya.

Seringai tercetak jelas di wajah tampan Sunghoon, membuat Jay sedikit was-was.

Tiba-tiba Sunghoon mengunci tangan Jay dengan menggenggamnya di sisi kanan dan kiri hingga membuat Jay terlengang. Lalu dengan kasar melumat bibir merah muda milik Jay yang sudah menjadi candu baginya dari lima belas menit yang lalu.

Bibir Sunghoon perlahan mulai turun ke arah leher Jay lalu menghisap kuat dan menggigitnya sehingga meninggalkan bitemark dan kissmark yang tidak akan hilang dalan beberapa hari.

"Sunghoon! Hentikan!"

Bukannya berhenti, Sunghoon malah semakin gencar untuk melumpuhkan Jay yang masih tidak mau menyerah. Sedangkan Jay berusaha menahan desahannya mati-matian dengan menggigit bibir bawahnya.

Saat di rasa Jay tidak akan melawan lagi, dengan cekatan Sunghoon melepas celana serta dalaman milik Jay. Dirinya juga melepas celana jeans yang ia kenakan serta celana dalam dan membuangnya kesembarang arah, menampilkan penisnya yang sudah tegang.

Perlahan-lahan tubuh Jay seperti melemas, tenaganya tidak sekuat tadi. Dirinya sudah tidak bisa menonjok wajah tampan sang kekasih, hanya terkulai di bawah kukungan Sunghoon.

Sunghoon sedikit meludahi jarinya lalu memasukkan telunjuknya yang telah dilumuri air liur ke dalam hole Jay. Pemuda di bawahnya menahan napas ketika merasakan benda asing menerobos lubangnya.

"Anghh!"

Jay memejamkan matanya ketika jari Sunghoon masuk ke dalam anusnya, menahan rasa sakit dengan menggigit bibirnya, Sunghoon tersenyum miring.

Dengan tempo yang pelan menggerakkan jarinya maju mundur kemudian menambahkan satu jari lagi kedalam hole Jay. Bergerak seperti menggunting guna melebarkan lubang Jay agar tidak terlalu sempit, sesekali telinganya mendengar erangan Jay yang kesakitan karena ulahnya.

Setelah di rasa cukup, Sunghoon menarik jarinya keluar yang telah basah karena cairan Jay. Cairan Jay ia oleskan pada penisnya agar mudah untuk memasuki hole milik Jay.

"Bersiap lah, Jay."

Mempersiapkan penisnya di depan lubang Jay, mengecup bibir itu sekilas dan mulai memasukkan kepala penisnya hingga keseluruhan.

"S-sunghoon jangan coba-coba─Argghhhh!"

Jay berteriak saat holenya di trobos penis besar milik Sunghoon, kedua tangannya dengan refleks meremas pundak sang dominan. Tubuhnya benar-benar terasa di belah dua, air mata mulai menetes dari sudut matanya yang terpejam erat.

Sunghoon mengangkat kaki Jay lalu meletakkan di atas bahu tegapnya dan meletakkan tangan si manis seperti semula. Awalnya Sunghoon bergerak pelan, membantu Jay menyesuaikan diri dengan miliknya. Tetapi seiring waktu berjalan dan desahan Jay yang mengalun merdu, gerakan Sunghoon juga bertambah cepat. Sampai dimana Jay mengeluarkan ejakulasinya yang pertama, Sunghoon nulai kehilangan kontrol diri.

Plop! Plop! Plop!

"Sshhhh... tidak ku sangka lubang mu senikmat ini."

"Hmmp- ah! Ah! Hoon- pelan ugh pel- ah!"

Jay merasa pandangannya kabur dan berkunang-kunang, Sunghoon menggenjot lubangnya dengan kasar dan cepat. Menggesek segala sisi di rektumnya, membuatnya merasa nikmat dalam kesakitan.

"Ha-anghh! ughh ah Sunghoonhh nyahh ah!"

Bunyi peraduan kulit dengan kulit terdengar nyaring. Tangan Sunghoon yang bebas ia gunakan untuk meremas pantat berisi Jay dengan gemas. Di dalam sana, dinding rektum Jay meremas kuat penis Sunghoon yang besar dan berurat.

"Ackh! ah ah... nghh~ hah."

Mulut Jay sedikit terbuka saat penis Sunghoon masuk lebih dalam dan menusuk prostatnya. Perlahan Sunghoon mendekatkan wajahnya dan menyambar mulut Jay, menghisap lidah Jay sampai liur mereka menetes melewati dahgu dan mengotori sofa.

"Ahh... Seperti ini seharusnya kita sejak dulu."

Manik Sunghoon menggelap saat dirinya akan mencapai klimaks, ia menekan dalam-dalam penisnya lalu memuntahkan sepermanya jauh di dalam tubuh Jay, membuat Jay merasakan cairan hangat dalam jumlah besar memenuhi rektumnya.

Sunggoon mengeluarkan penisnya dengan perlahan, lelehan sperma Sunghoon yang kental keluar dengan cepat, mengalir membasahi paha Jay.

Tangan kekar Sunghoon mengangkat tubuh lemas Jay dan membaringkannya di atas kasur, menyuruh pemuda manis itu untuk tidur sementara dirinya membersihkan kekacauan yang terjadi.

Pagi hari ini Jay bersikeras ingin berangkat sekolah padahal pinggul dan pantatnya masih terasa nyeri. Katanya ada ulangan harian, jadi dia tidak bisa bolos. Dengan terpaksa Sunghoon mengijinkan Jay untuk pergi sekolah walaupun harus berulang kali di bujuk.

"Hati-hati saat berjalan, jangan berlari, jangan melompat-lompat, jangan melakukan hal yang melelahkan, ja─"

"Iya! oke! Berhenti bicara, nanti telinga ku copot," Jay memotong ucapan Sunghoon yang sudah seperti ibu kontrakan menagih uang sewa. Lagi pula dia masih bisa berjalan kok, tidak lumpuh.

Sunghoon menghela nafas lalu mengusap surai halus Jay, menghadapi Jay memang harus banyak-banyak bersabar.

"Baiklah, sampai jumpa nanti." mengecup singkat bibir cerry Jay lalu berjalan pergi menuju kelasnya, meninggalkan Jay dengan pipi meronanya.

"Aish... si pinguin itu."

"Hey bro," Jake yang baru datang langsung saja merangkul pundak Jay, sangat kuat hingga sang empunya terhuyuk ke depan.

"Sudah lama menunggu?"

"Menunggu siapa?" tanya Jay bingung.

"Menunggu Jake yang tampan ini."

"Percaya diri sekali kau."

"Haha, ayo ke kelas." Jake menyeret Jay untuk berjalan menuju kelas mereka sebelum bel masuk berbunyi, Jay sendiri hanya pasrah saat lehernya di tarik.

Mereka berdua berjalan bersama di sepanjang koridor menuju kelas mereka yang kebetulan sama.

Setelah sampai di depan pintu kelas, mereka langsung masuk lalu duduk di kursi masing-masing. Tempat duduk Jay terletak di dekat jendela, kursi nomor 3 dari depan sedangkan kursi Jake berada di sampingnya, mereka juga satu kelas dengan Heeseung, kursi Heeseung terlerak di depan Jake.

Jay segera mendudukkan dirinya di kursi tercintanya, bersandar pada senderan kursi lalu menghela nafas. Meletakkan tangannya di belakang kepala lalu memejamkan matanya.

"Kau tidur?"

Mata Jay seketika terbuka saat mendengar suara sang kekasih yang tiba-tiba berada di sampingnya. Sejak kapan makhluk ini ada di sini? Jay segera menegakkan punggungnya lalu berdehem singkat.

"Kenapa kau ada di sini?"

Sunghoon yang lelah berdiri langsung duduk pada bangku di depan Jay lalu memutarnya agar berhadapan dengan sang kekasih.

"Hanya bosan di kelas, jadi aku kesini untuk melihat kondisi mu."

Jay memutar bola matanya, lelah dengan tingkah pacarnya yang berlebihan. "Berhenti mencemaskanku, aku baik-baik saja sekarang."

Sunghoon mengangguk, "Akan ku suruh Jake untuk menjagamu selama di kelas."

"What?! Tidak perlu, Hoonie."

"Kalian sedang bicara apa? Serius sekali," Jake berjalan ke arah meja Jay dengan yoghurt di tangannya.

"Tidak ada!" Jay menggeleng dengan cepat sambil memberikan senyum pepsodennya.

"Kalian membicarakanku ya?" selidik Jake, matanya menyipit lalu jarinya menunjuk-nunjuk muka Jay dan Sunghoon secara bergantian.

"Aku tidak sudi membicarakan mu, sudah sana pergi!" tangan Jay mendorong tubuh Jake agar pergi dari mejanya.

"Ada keributan apa ini," satu lagi manusia tidak dibutuhkan menghampiri meja Jay, siapa lagi kalau bukan Heeseung.

"Kebetulan kalian berdua ada di sini," ucap Sunghoon.

"Kenapa?"

"Aku ingin meminta tolong agar kalian bisa menjaga Jay saat di kelas, untuk tiga sampai lima hari ke depan. Ada bayarannya, tenang saja."

"Jangan! Jangan ya~? Kalian kan sibuk~" rengek Jay pada dua sahabatnya itu.

"Memangnya kenapa sih? Dia kan sudah besar," ucap Heeseung menunjuk Jay.

Jay menghela nafas lega, untung saja sahabatnya ini memiliki motto 'anti babu-babu club' jadi ia cukup bersyukur.

Sunghoon menatap Jay lalu tersenyum miring, berdiri dari kursinya dan merangkul kedua pundak sahabat sang pacar untuk membisikkan sesuatu yang rahasia.

Jake dan Heeseung melotot tak percaya setelah mendengar ucapan Sunghoon tentang sahabat mereka yang sudah sah menjadi uke. Mereka berdua langsung menatap Jay dari atas sampai bawah, tidak ada yang berubah sih.

Heeseung segera berdehem lalu nengangguk kecil, "Oke, kita akan menjaga Jay dengan baik."

Jay menatap tak percaya kearah Heeseung, bisa-bisanya sahabatnya itu menyetujui perintah Sunghoon untuk menjaganya. Demi neptunus, dia baik-baik saja sekarang.

Sunghoon tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Heeseung dan Jake.

"Kalau begitu, aku akan kembali kekelas," Sunghoon melengos pergi dari kelas Jay dan kembali kekelasnya.

"Tadi Sunghoon bicara apa?" ucap Jay setelah hening beberapa saat karena kepergian Sunghoon, menatap kedua sahabatnya dengan tajam.

"Hm? Tidak ada," sahut Heeseung sembari menggelengkan kepalanya.

"Bohong, orang itu pasti berbicara sesuatu tentang ku 'kan?"

"Sudah lah Jay, kami tetap akan menjagamu walau kau menyogok kami." ujar Jake yang di angguki Heeseung.

"Huh! Pergi kalian dari meja ku! Hus... huss," ucap Jay dengan tangan yang bergerak mengusir.

Heeseung dan Jake lantas kembali pada kursi masing-masing sambil menunggu guru datang untuk mengajar hari ini.

Jake menepuk bahu Heeseung yang ada di depannya, "Kalau di antara kita, siapa yang uke?" tanya Jake pada Heeseung.

"Tidak akan ada yang namanya kita," ketus Heeseung lalu kembali menegakkan punggungnya menghadap papan tulis.







































































































૮ End ა
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

Kepanjangan gak sih?
Semoga kalian gak bosen ya sama book ini.
mau lanjut atau unpud aja?
Takutnya cerita ku jelek😪

Kalian mau request? Sikahkan➡
Jangan lupa vote n komen!-🎡

Continue Reading

You'll Also Like

822K 62K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.9M 144K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
532K 26K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...