PEMILIK HATI

By babelgami

790 229 37

[YOK BISA YOK FOLLOW DAN VOTE ] ⚠️PART AKAN DI PRIVATE, JADI YANG BELUM FOLLOW, HARAP FOLLOW⚠️ Judul awal "DE... More

Prolog
01 || DEVAN DALENDRA
02 || ALUNA ADITI BAGASKARA
03 || HARI SIAL
04 || KESAL
05 || BELATUNG
07 || MALL
08 || ADA APA?
09 || MENGINGAT
10 || DIHUKUM
11 || KHAWATIR
12 || FILM YANG SEDANG VIRAL
13 || INSIDEN BOLA VOLI
14 || TERBONGKAR?
15 || PERKARA MATA
16 || ALIN DAN TENTANG HUBUNGANNYA
17 || KENANGAN YANG TERIKAT
18 || Perdebatan antara Devan dan Alin
19 || KEGIATAN
20 || MENGHILANG
21 || PENGAKUAN

06 || MIMPI

35 8 2
By babelgami

VOMEN NYA
Typo bertebaran🙃

°
°
°

06 || MIMPI






















Setelah istirahat, kelas XI IPS 2 berkumpul dilapangan karna kelas mereka sedang mapel olahraga.

Panas memang, bahkan murid-muridnya terutama cewek-cewek.

"Ini ga bisa jamkos aja?"

"Olahraga siang-siang, yang ada item muka gua."

"Sia-sia skincare an mahal-mahal."

"Komen mulu lo pada ciwi-ciwi,"

"Eh, yang ga tau penderitaan kaum hawa diem."

"Weh, kita jamkos! Yuhu..." teriak ketua kelas.

"REALLY?!" Ketua kelas mengangguk menanggapi.

"YES!" Sorakan bahagia terdengar apalagi kaum ciwi-ciwi. Mereka setah mendengar itu langsung masuk kelas berteduh supaya tidak kepanasan.

"Ngeselin juga guru, tadi suruh cepetan ganti baju, eh malah ga jadi."

"Lo bukannya bersyukur."

"Iya iya."

"Lo mau kemana Lun?" tanya Claudia.

"Perpus."

"Rajin banget."

Luna mengenyit. "Orang mau ngadem doang,"

Claudia mendelik." Pencitraan lo."

"Ikutlah." sahut Jessika.

Mereka bertiga berjalan menuju perpustakaan untul menyejukkan badan mereka.

Suasana sunyi, adem membuat mereka betah berlama-lama terutama Luna.

Ia memutuskan berpisah dengan kedua temannya.

Ia memilih kerak paling pojok, menyejukkan badannya dan kepalanya yang panas.

Memajamkan matanya menikmati hawa dingin dari AC didalam perpustakaan. Makin lama Luna terlelap dalam tidurnya.

***

"Al, kamu mau kemana?" cegah seseorang seumuran dengannya.

"Lepasin gua." Berontaknya.

"Enggak, kamu ga boleh pergi." Cegahnya.

"Ngapain lo nahan-nahan gua? Bukannya lo seneng, bukannya mereka seneng kalau gua pergi?"

Orang itu menggelengkan kepalanya dengan derai airmata. "Kamu salah Al, mereka-"

"Salah? LO BILANG SALAH? JELAS-JELAS MEREKA NGUSIR GUA, ITU LO BILANG SALAH?!"

"Al, dengerin aku. Mereka ga beneran marah sama kamu, nanti juga kembali lagi,"

Al namanya, terkekeh sinis mendengarnya. Airmatanya masih bergenang dipelupuk matanya, sekali kedip air itu akan turun.

"Gua pergi." Pamitnya berlari.

"AL!" Al menoleh kebelakang, orang itu ternyata mengejarnya. Ia semakin berlari cepat.

Dipanggilnya Al berulang kali, sampai ia tak sadar ia berada ditengah jalan.

"AL AWAS!"

BRAKK

"Aaarrrgghhh. Hah.. hah.. hah..." Luna bangun dengan nafas tersenggal-senggal. Mata memerah, bahu yang gemetar dan keringat dipelipisnya.

"Lo kenapa?" tanya Claudia panik.

"Ini minum dulu." Diberikannya minum yang langsung disambut Luna menenggakkan dengan sekali tenggakan.

"Lo okey?" tanya Jessika sembari mengusap keringat dipelipis Luna.

Luna yang masih shock terdiam beberapa saat. "Gua gapapa."

"Lo mimpi apa sih, sampe keringetan begini?" tanya Claudia.

Luna enggan menjawab. "Gua mau ketoilet, lo berdua duluan aja." Pamitnya setelah itu berlalu menunu toilet.

Sesampainya ditoilet, ia menutup pintu rapat dengan nafas tersenggal-senggal sehabis berlari.

Membasuh wajahnya dengan air. "Ilang, ilang, ilang." gumamnya.

"Kenapa lo datang?" monolognya menatap cermin didepannya.

"KENAPA?!"

***

"Lah, napa lo diem aja?"

Yang ditanya menggelengkan kepalanya.

"Galau dia."

"Si Dion mah kaga jelas, kek sunade." celetuk Rian.

"Sunade?"

"Iya, yang berubah-berubah sifatnya. Dari dingin ke anget, terus anget ke dingin."

Rey diam sekejab. "ITU TSUNDERE MALIH!"

"Wet, jangan berantem KAKA."

"Gua selepet ubun-ubun lo nyaho lo." Kesal Reyhan.

"Rian lo ladenin." sahut Devan yang sedari tadi anteng bersandar didinding dengan kaki naik keatas kursi.

"Benaran dah, lo kenapa si Ion diem aja?" Rian penasaran.

"Ck, kepo lo." sahut Dion.

"Yeee, gua ketekin neh. Di tanya malah begitu,"

"Udah kalau orangnya ga mau jangan dipaksa." Lerai Devan.

***

Luna keluar dari toilet dengan keadaan yang sedikit lesu. Ia masih membayangkan mimpi itu, kejadian yang benar-benar membuat hidupnya hancur.

Berjalan dengan pandangan kosong kedepan, menghela nafas berat, bahkan pelupuk matanya sedang menahan mati-matian air yang sebentar lagi akan terjun bebas.

DUGH

"Shh," desisnya.

"Lo!" teriaknya saat tahu siapa yang menabrak dirinya hingga keningnya berdenyut.

"Bisa ga kalau ketemu gua ga nyolot." titah Devan.

"Awas." usirnya ketus.

"Ga bisa lembut dikit,"

"Urusan banget." Luna yang hendak pergi pergelangannya ditahan.

"Lo nangis?"

Garis wajah Luna menurun, namun dia dapat menetralkan kembali raut wajahnya.

"Ga usah ngurusih hidup orang kalau hidup lo belom bener." Setelah berucap seperti itu, Luna pergi meninggalkan Devan yang bergeming.

Devan membalikkan badannya menatap punggung Luna yang perlahan makin mengecil.

Mengusap wajahnya kasar. "Ck, sok care banget gua." Dan melanjutkan langkahnya yang tertunda.

***

SSRRKK
(anggap aja itu suara)

"Lo.."

"Shuut." Dibekapnya mulut Luna dengan tangannya. Melihat kondisi sekitar. Aman.

Ia menarik tangan Luna, membawanya kegudang kosong yang jarang dilewati para murid.

"Lo apa-apa sih narik-narik."

"Please, jawab pertanyaan gua dengan jujur." lirih orang itu.

"Lo Luna atau-"

"Gua Luna." Jawabnya cepat.

"Tapi kenapa perilaku lu mirip dia?"

"Bukankah seseorang akan berubah,"

"Iya, gua tau. Tapi-"

"Stop, ga ada yang perlu kita omongin."

Orang itu masih menatap lirih Luna yang sudah pergi jauh keluar dari gudang.

"Entah kenapa gua yakin itu lo."

***

Bel pulang berbunyi, semua bersorak ria menyambut kedatangannya.

"Lun, hangout yok." ajak Claudia.

"Mager." Tolaknya.

"Ngga bisa, lo harus ikut kita." Paksa Claudia menggandeng tangan Luna.

"Udah, lo ikut aja. Bawel soalnya dia kalo ga diturutin." sahut Jessika.

"Nah, bener tuh. Ikut pokoknya ga mau tau."

"Iya iya." Pasrahnya.

800 kata, itu ajalah.
Udah stak di situ.

Terima kasih yang sudah menyempatkan baca karya ku😊

Jangan lupa vote and comment
GRATIS KOK😊🤭
Karna itu berharga buat saya

18 Juli 2021

Publish ulang 4 Februari 2022

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
8.8M 947K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
236K 9.5K 28
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
767K 56.2K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...