About School - Ateez (Revisi)

By hanikim124

16.7K 1.4K 660

[Completed βœ… ] Rank #1 at Minsang #2 at woosan #1 at Wooyoung #1 at Schoolhoror #3 at Ateez #1 at Woogi... More

BAB 01
BAB 02
BAB 03
BAB 4
Bab 05
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
To San
BAB 14
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21

Bab 15

476 58 52
By hanikim124

Setelah insiden kemarin Mingi menjadi takut jika harus berkeliaran disekolah hanya berdua saja. Bahkan menolak saat diminta mengambilkan bola basket didalam gudang.

Pagi ini kelas Mingi and the gengs mendapat pelajaran olahraga dengan tema bola basket. Bodohnya, lelaki Song itu tetap menolak keras perintah guru yang mengajar. Posisi mereka sang guru duduk didepan para murid yang duduk juga tapi dalam bentuk absurd karena baru menyelesaikan pemanasan.

"Mingi! ambilin ssaem bola basketnya cepettt"

"Gak ssaem. Saya takut, ngerti gak seh. Nanti kalo saya kenapa-kenapa mau tanggung jawab?"

"Astaga, kamu anak siapa sih hah"

Park Chanyeol, si guru olahraga hanya bisa geleng kepala mendapat murid seperti Mingi. Untung hanya satu.

"Anak eomma appa, suruh Hongjoong aja lah ssaem. Masa harus saya, ssaem suka kan sama saya?! Ngaku!"

Plak!

Mingi meringis sembari mengaduh karena Seonghwa yang tiba-tiba menampar leher belakangnya. Ditatap Sahabat-sahabat yang lain ternyata tengah memasang wajah kesal kecuali San. Lelaki Choi itu malah mengangkat dua jari jempolnya untuk Mingi, dibalas senyuman lebar dan sebuah acungan jari jempol dari empu nya juga.

"Heh! Malu-maluin banget lo." Bisik Seonghwa masih menatap Mingi yang tidak pernah waras sekalipun. Astaga ingin rasanya Seonghwa menukar tambah sahabat dengan siapapun yang penting waras.

"Kan gue takutttt Hwa!" Bukannya berbisik Mingi malah bicara dengan keras agar semua orang mendengar fakta bahwa dia adalah penakut. Dan juga untuk membuat guruntidak menyuruhnya masuk ke ruangan yang gelap seperti Gudang.

Tidak terlalu gelap juga, hanya lampu kecil berwarna kuning yang menerangi ruangan tersebut.

"Udah-udah. Jongho, tolong ambilin ya nak ini kunci nya"

Perintah akhirnya berpindah ke Jongho yang dengan mudah diangguki oleh sang empu. Kenapa tidak dari saja sih kan tidak perlu berdebat dengan si lelaki Song itu. Chanyeol menghela nafasnya mencoba untuk sabar agar tidak cepat menua nanti.

"Jong, hati-hati ya"

Mingi tersenyum jahil saat Jongho sudah bangun dari duduknya menaik turunkan kedua alis masih menatap Jongho seolah menakuti Jongho.

"Penakut aja belagu lo Monyed! Bye!"

"Bodo wleee!"

Mingi  menjulurkan lidahnya untuk Jongho juga dibalas hal yang sama, sampai tubuh Jongho berbalik lalu berjalan keluar lapangan basket. Ke gudang tidak terlalu masalah untuknya, toh hanya mengambil bola lalu kembali.

Senandung kecil Jongho lantunkan agar tidak merasa kesepian, kebiasaan mereka untuk mencoba bernyanyi jika sedang sendiri agar tidak mendengar suara aneh apapun. Begitu kata mereka.

Tidak butuh waktu lama kini Jongho sudah sampai digudang sekolah. Memasukkan kuncinya sebelum membuka pintu tersebut, melangkah kedalam yang tertutup itu.

Tak!

Lampu menyala untuk menerang setmenerangi beberapa sudut. Lihatkan tidak terlalu terang, Jongho memastikan pintu tidak tertutup sendiri dengan meletakkan kursi yang ada disana.

"Ini bola nya dimana anjir"

Jongho mencari bola tersebut dengan cukup susah, banyak kardus dan juga kursi tertumpuk disana. Jongho sibuk memeriksa satu persatu kardus, membuka lalu menutupnya kembali masih belum menemukan bola basket itu.

Hingga dari ekor matanya Jongho menatap sosok hitam yang melintas seperti bersembunyi dibalik lemari yang ada disana. Jongho berusaha tidak peduli, tetap memfokuskan pandangannya pada apa yang dia cari.

Dugdugdug

Tanpa disadari sebuah bola basket bergelinding dari lemari entah bagaimana ceritanya kenapa bisa. Jongho berpikir itu hanyalah letak bola besar itu yang tidak seimbang.

Kedua tangan Jongho meraih bola tersebut, mencoba membawanya namun terasa sangat berat. Dia tarik sekuat tenaga namun masih tidak bisa, seolah bola itu digenggam kuat oleh sesuatu hingga Jongho kesusahan untuk mengangkatnya.

Saat itu Jongho sampai memejamkan kedua matanya untuk menguras tenaga, perlahan kedua mata itu terbuka sebuah tangan hitam terlihat seperti menahan bola basket yang hendak dibawa Jongho.

"Kamchagiya!"

Terjungkal kebelakang terpaksa melepas bola tersebut sembari memegangi dada nya, ketika dilihat lagi tangan itu sudah tidak ada.

Jongho kembali mencoba mengambil bola basket itu lagi dengan keberanian yang sudah menciut. Merampas paksa bola itu dan ternyata tidak seberat tadi. Buru-buru Jongho keluar dari sana menendang kursi yang sempat dia jadikan penyangga pintu tadi.Hendak Menutup pintu tidak lupa menguncinnya tapi gagal karena sebuah tangan menahan Jongho untuk melakukan itu.

Tangan itu berusaha menarik pintu agar terbuka lagi sedangkan Jongho berusaha menutupnya. Lama bergelut dengan pintu Jongho akhirnya menyerah, memilih melepas pintu tersebut dan membawa bola basketnya pergi darisana.

"Bodo anjing! "

Jongho berlari ke lapangan basket dengan bola dipelukannya, melempar bola itu ke arah teman-teman didepannya lalu terduduk dengan nafas terengah.

Chanyeol menghampiri Jongho lalu berjongkok didepannya "Kenapa Jong?"

"Pake nanyak lagi ssaem, diganggu lah itu sama setannya"

Bukan Jongho, melainkan Mingi yang menjawab dengan tidak santuy nya. Chanyeol menatap Mingi dengan malas kembali mengalihkan perhatiannya ke Jongho yang sudah bernafas dengan normal.

"T-tadi ada tangan ssaem, cuman item hiihh "

"Ooh, pintu udah kamu tutup?"

Kali ini Jongho menunjukkan cengiran nya, menggeleng tanda dia belum menutup pintu itu apalagi menguncinya.

"Yaudah, biar saya suruh satpam aja nanti-"

"Kenapa gak Park ssaem aja yang tutup?"

"Takut dia tuh."

Chanyeol melirik San dan Mingi bergantian, mereka berdua senang sekali menjadikannya candaan. Meskipun sudah akrab tapi Chanyeol tetap tidak mengindahkan perkataan mereka. Buang-buang waktu.

"Yuk! yang lain silahkan baris"

Mingi, San, Hongjoong dan Jongho berbaris disebelah kanan lapangan basket dengan beberapa teman sekelas lainnya. Sedangkan Seonghwa, Yunho, Wooyoung dan Yeosang berada di samping barisan mereka.

Prrriit

"Ayo mulai!"

°Д°




Jam pulang sekolah sudah berbunyi rombongan kelas atas hingga bawah kembali berkerumunan menuju ke parkiran, begitupun dengan Ateez yang kali ini mereka kompak membawa motor. Mingi bersama San, Hongjoong dengan Jongho, Seonghwa dengan Yunho dan Wooyoung dengan Yeosang.

Empat sepeda motor tersebut melaju ke Cafe depan sekolah, memarkirkan masing-masing motor mereka sebelum berjalan masuk ke Cafe.

Tring!

"Annyeonghaseyo"Suara bass San terdengar setelah Wooyoung dan Jongho tadi.

Beberapa yang ada disana menatap beberapa siswa itu datang dengan beramai meskipun seragam mereka absurd.

Kembali mereka duduk ditempat biasa,duduk mengelilingi meja yang lumayan panjang.

"Hai,kalian" Siapa lagi jika bukan Hwanwoong yang setiap mereka datang akan menghampiri tak lupa membawa notebook.

"Aaa hyungg, tambah cantik aja deh"

Wooyoung mengedipkan kedua matanya berkali-kali sembari tersenyum. Dia tidak bohong, Hwanwoong memang terlihat lebih cantik hari ini.

Hwanwoong tedtawa kecil melihat tingkah lelaki-lelaki yang lebih muda darinya itu, selalu saja membuat Hwanwoong merasa terhibur setelah seharian bekerja.

"Hyung duduk dulu sini, atau mau dipangkuan gue aja?"

Lihat, Song Mingi dengan percaya diri mempersilahkann Hwanwoong duduk dipangkuannya. Sang empu terkekeh sembari menggeleng, memilih menarik kursi lainnya duduk diantara Mingi dan Hongjoong.

"Kasian yang suka sama kamu Gi, kamu tuh buaya banget sih"

"Iya tuh kasian banget" tambah Yunho

Benar, kasihan Yunji yang sedari tadi hanya diam duduk disamping Wooyoung, Mingi tahu itu hanya saja dia tidak ingin terlalu peduli karna dia hanya melakukan apa yang dia suka.

"Engga kok hyung, hati gue cuman buat Yeona tapi kalo masalah ngegodain gue pilih hyung aja hehehe"

"Hueeekk cuiihh"

"Hehehe" Ledekan Wooyoung dan San berikan untuk Mingi, si tukang kerdus itu sangat meresahkan. Jika bepergian dengannya harus membawa masker karena saat Mingi mengkerdus sangatlah memalukan untuk Ateez. Terdengar garing.

Hwanwoong menggelengkan kepalanya heran, menyangga dagu untuk memulai obrolan dengan yang lebih muda.

"Ini kalian gak mau pesen dulu?"

"Boleh hyung, mint choco nya banyakin ya punya Uyong. Tapi yang buat jangan hyung, kita mau ngobrol bareng"

Hwanwoong sempatkan mengangguk dengan tangan bersimpul 'okay'sebelum pergi dari sana.

"Yang kelompok sama Yeona tuker dong. Tugas dikumpul besok kaaan please lah"

Tiba-tiba Mingi berucap memohon kepada siapapun yang sekelompok dengan calon pacarnya ini, tidak bohong kok Mingi sungguhan lupa.

"Gak boleh gitu lo. Udah ditentuin juga, belajar tuh belajar jangan ada modusnya" ucap Wooyoung

Meskipun begitu kasihan juga Yunji sangat terlihat jika Mingi tidak ingin berdekatan dengannya. Rasa itu pasti sangatlah sakit, Wooyoung tidak ingin Yunji menjadi murung lagi.

"Yeona gak gue apa-apain kok"

Hongjoong sebenarnya malas bersuara tapi melihat wajah menyebalkan Mingi dan Yunji yang menjadi murung, dia menjadi berbaik hati untuk meyakinkan Mingi.

"Kalo dia-"

"Bacot deh lo, udah tenang aja"

Mingi diam seribu bahasa, menatap Hongjoong dengan memicingkan mata sipitnya. Masih curiga dia jika Hongjoong akan mencari kesempatan dalam kesempitan. Alah, padahal dia sendiri yang begitu.

"Maaf ya lama, tadi habis bantu buat sebentar. Lagi rame hehehe, ini minuman sama ice cream nya"

Hwanwoong datang dengan nampan yang penuh, membagikannya rata kepada mereka. Mingi yang memicing kepada Hongjoong tadipun kini menikmati es jeruk kesukaan nya.

"Hyung, pernah ngeliat hal aneh gak di sekolah kita?"tanya Jongho

Tujuan mereka kesini itu untuk menanyakan beberapa hal tentang sekolah mereka. Siapa tau ada kejanggalan yang seru untuk didengarkan.

"Ada sih, waktu itu tumben jam 8 baru tutup karena ada yang sewa Cafe ini. Pas mau tutup hyung denger suara anak main basket, secara kalo ada eksul pasti ada beberapa motor juga atau lampu nya nyalankan. Tapi ini engga, sekolah nya gelap gitu suara anak main basket itu tetep kedengeran bahkan suara oranf ngobrol, teriak gitu. "

Hwanwoong menjelaskan dengan wajah yang serius, membuat Ateez semakin penasaran apa kisah selanjutnya. Sesekali mengusap tengkuk leher yang tiba-tiba dingin atau mengusap tangan yang rambut halusnya berdiri.

Jika Hongjoong duduk dengan tegap sembari mendengarkan berbeda dengan si kerdus Mingi yang dengan santai nya merebahkan kepala dengan bantalan satu tangan menghadap kearah Hwanwoong.

"Hyung sendirian?" Tanya Yunho, akhirnya dia berbicara juga.

Hwanwoong mengangguk"Sendiri doang karna belum dijemput sama Jo hyung."

"Hyung langsung kabur dong gak nungguin Jo hyung? "

Hwanwoong menggeleng mendengar pertanyaan Seonghwa, tangannya menunjuk keluar jendela untuk menunjukkan sesuatu.

" ada warung yang masih buka, hyung tunggu disana tuh"

"Oohhh, serem juga ya ternyata kalo malem-malem" Jongho menngangguk-nganggukkan kepalanya

Ketika malam saja seseram itu tidak heran jika mereka diganggu juga saat pagi ataupun siang saat sekolah. Apalagi apa yang dialami San tadi benar-benar tidak terduga seperti sekolah dirumah hantu saja.

"Gue juga pernah waktu kebetulan lewat sini, ada orang persis kayak satpam cuman dia jalan keliling gitu dipatung tengah-tengah yang deket pager"

"Lo liatin gitu? berenti?"

Wooyoung menggeleng" Gue lagi sama Yeosang naik motor, gue dijok belakang yaudah gue liatin ampe nengok kebelakang "

Seonghwa memadang wajah julidnya, menskutkan sekali menurut dia. Bagaimana ceritanya satpam hanya berkeliling disekitaran patung.

"Lo gak bilang sama gue " Yeosang mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Wooyoung. Benar kok, sahabatnya itu tidak ada memberitahu soal itu.

"Iyalah nanti lo malah takut terus oleng "

Hening sejenak ketika mereka tengah menikmati minuman masing-masing. Hwanwoong sibuk memikirkan sesuatu yang entah itu apa tapi wajahnya cukup serius.

"Gue balik duluan ya, mo kerpok sama Jongho sejam lagi "ucap Wooyoung sudah siap bangun dari duduknya menepuk pundak Jongho untuk segera bangun mengikutinya.

"Gak sabaran banget lo" San menatap Wooyoung curiga, padahal masih siang seharusnya bisa dikerjakan sore nanti maupun malam. Maklum San suka menunda waktu belajar karena agak malas. Siapa sih yang tidak malas dengan pelajaran disekolah,bahkan baru membaca materi 10 menit sudah mengantuk.

"Kita mau main game bareng. Mo ikut-"

"Jangan dong ye!! Gak usah ngajak dia, gamao gue" Wooyoung menyela ucapan Jongho yang hendak mengajak San.

"Yaudah sih biasa aja anjir"

Yang lain tertawa kecil melihat wajah San yang ditekuk mengalihkan perhatiannya kearah lain.

"Kalian hati-hati ya" Hwanwoong dan Seonghwa mengingatkan kedua adam yang akan pulang terlebih dahulu itu, beberapa dari mereka masih disana belum ingin pulang.

"Duluaaann byeee!" Wooyoung melambaikan tangannya dan juga Jongho. Berjalan dibelakang seme Choi itu lalu melompat kepunggungnya, Jongho dengan sigap menangkap tubuh berisi Wooyoung dan meletakkan kedua tangannya mengapit paha Wooyoung disisi kanan dan kiri. Begitulaj mereka berjalan keluar Cafe hingga diparkiran.

"So sweet gitu, mereka pacaran ya?" Tanya Hwanwoong sibuk memperhatikan merek dengan gemas.

"Engga hyung , yakali mereka pacaran mereka mah bestian" ucap Yeosang

Hwanwoong menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, menatap mereka yang berseragam seperti ini mengingatkan dia dengan teman-temannya dulu.

"Yunji sama Mingi gimana?"

Yunji yang ditanya seperti itu langsung menahan tawa nya, memainkan jemarinya sembari menggeleng pelan.

"Masih gamau tuuhMingi main sama Yunji gara-gara ditakut-takutin mulu" celetuk San

"Iya nih apa sih yang lo takutin lagian kan Yunji yang ngeliat"tanya Seonghwa.

"Hyung punya cerita nih tapi dikit aja ya . Hyung punya temen . namanya Seohi, dia cewek yang suka sama cowok si Keonhee cuman Keonhee gak suka dia. Seohi tetep pendem perasaannya sampai akhirnya -"

"Mereka jadian yaa hyung??udah punya anak??" tebak San

Namun Hwanwoong menggeleng lemah"Engga, Keonhee punya pacar lain. Seohi sakit hati pindah ke Singapore deh" ucapnya dengan nada sedih

"Yaahh, kasian banget. Yun gimana nih?" Dengan bodoh Seonghwa bertanya begitu pada Yunho.

"Lah kan gue gak suka Mingi anjir"

Yunho memutar malas kedua matanya mengundang tawa dari mereka semua yang ada disana.

"Kadang, cinta itu emang indah. Tapi cinta juga bisa buat segalanya hancur dalam sekejap. Persahabatan contohnya, bukannya nakutin ya tapi itu yang hyung alamin. Karena masalah Keonhee sama Seohi sahabat hyung yang lainnya malah pada bubaran, like we are just friend now. Gak ada kontak-kontakan digrupchat kalo ketemu sekedar tatap muka aja."

"Tapi hyung harap apapun yang terjadi kalian tetep sahabatan ya, kalo mau pacaran kalian jangan sampe putus kalo bosen silahkan break beberapa hari atau minggu. Hyung sama Joy Nunna gitu kok"

Hwanwoong kembali mencurahkan nasehatnya kepada adik-adik yang sedang berada didepan dia. Jika berkumpul begini memang Hwanwoong yang selalu mengucapkan kata-kata mutiara atau sebuah bimbingan untuk Ateez.

Keenam adam itu mengngangguk paham, mencerna ucapan Hwanwoong  lebih dalam. Apa yang diucapkan nya juga benar, persahabatan lebih penting dari cinta.Jika sebuah ikatan yang sudah digenggam lama akan sia-sia saat dilepas begitu saja. Ateez akan tetap berdelapan bagaimanapun juga bahkan sampai menikah nanti mereka juga akan memperkenalkan anak-anak nya.

"Gomawo Hyungie, kita bakal selalu 8 make 1 team kok. Maaciii"

Dreeet.

Yeosang berdiri dari duduknya untuk memeluk Hwanwoong, disusul oleh Seonghwa yang juga merentangkan tangannya hendak mendekap Hwanwoong.

Greb.

"Hyung semangat ya kerja nya, makasih udah selalu ada buat kita"

"Iya Hwa, kamu sama yang lain juga semangat sekolahnya. Hyung bakal tetep disini buat kalian"

Selepas pelukan Seonghwa menyampirkan tas nya kepunggung sama sepertu Yeosang. Mingi yang melihat adegan tadi ikut bangun dari duduknya, berjalan mendekati Hwanwoong menatap lelaki yang lebih pendek darinya itu dalam diam.

"Kenapa Ming?"

Tidak ada jawaban, Mingi masih menatap Hwanwoong kini dengan senyuman tampan. Tiba-tiba satu tangannya terangkat mengusap pipi Hwanwoong. Membuat sang empu membeku mendapat prilaku begitu dari Mingi.

"Semoga anak gue sama Yeosang secantik lo ya Hyung."

"Hah?"

Mingi yang sebelumnya berwajah serius beberapa detik kemudian berubah mrnjadi cengiran bodohnya lagi. Menepuk-nepuk ke pundak lelaki Yeo itu.

", padahal gue pengen lo nikah sama nunna gue tapi gapapa deh hehehe"

Hwanwoong tertawa kecil mendengar ucapan Mingi barusan, ada-ada saja. Tangannya ikut menepuk-nepuk tangan besar Mingi yang berada dibahu sempit itu.

Greb.

Tak lama tangannya terangkat mendekati Mingi, berjinjit untuk memeluk tubuh tinggi itu. Dan tentu saja pelukan hangatnya dibalas oleh Mingi dengan senang hati, seperti memiliki adik kandung. Hwanwoong senang, Mingipun begitu.

°Д°






Masih ada yg nungguin tidak? muehehehe Hallo:V

maap  banyak typo Tinys hehe.

See ya!

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 466 12
[COMPLETED] "I can't hear your voice. But can hear the voice of your heart!" Zhenlin Non-baku bxb -15 Dec'19 ~ 29 Dec'19
3.3K 313 11
Soobtyun oneshoots by: flufffyocean. Please read the tag.
1.7K 172 8
────── γ€Œ 𝐊𝐨𝐀𝐨𝐭𝐚𝐒𝐦 π†πšπ§π  𝐀𝐔 ΛŠγ€ Keluh kesah dan obrolan random dari para superhero bumi dan galaxy.
8K 978 26
Keinginannya sederhana, Asahi hanya ingin bahagia seperti yang Ia impikan. Sampai akhirnya Ia bertemu dengan Jaehyuk Β»Warning!! Β»Jaesahi area Β» bxb