DEVANDRA [PRE ORDER]

By STRAWBERRYMILK_38

5.5M 379K 55.9K

BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ⚠️WARNING⚠️ TERDAPAT KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN BERBAHAYA! TIDAK UNTUK DIT... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CAST/VISUAL
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 15
CHAPTER 19
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 50
INFORMATION
SEQUEL
SPIN OFF [DANIEL & CACA]
DEVANDRA TERBIT?!
VOTE COVER
PRE ORDER DEVANDRA

CHAPTER 53 [END]

132K 7.1K 1.7K
By STRAWBERRYMILK_38

STRAWBERRY MILK BACK!

RAVEGAS GANG ☠⚔

HAPPY READING 📖

Perpisahan semanis apapun, seindah apapun, tetaplah perpisahan. Ada cerita yang sejak detik itu berubah menjadi kenangan.

* * * * * *

CHAPTER 53: SEMUA USAI

Clara menggenggam kuat kalung salib yang diberikan Arya kemarin. Wajahnya datar, matanya sembab, dan hidungnya merah.

Menatap gundukan tanah di depannya, mengusap lembut batu nisan yang terukir nama Arya di sana. Arya sudah ditempatkan di peristirahatan terakhirnya.

"Tidur yang nyenyak, Pangerannya Clara."

Para pasukan Ravegas, Cryton, dan beberapa geng motor besar lainnya turut datang untuk mengantarkan Arya. Sesepuh-sesepuh Ravegas terdahulu juga ikut untuk meng-kebumikan seseorang yang selalu membuat mereka tertawa.

Ahmad menepuk bahu Devan. "Kita semua balik dulu, Bang," pamitnya mewakili semuanya.

Devan mengangguk. "Hati-hati."

Kini di makam ini hanya tersisa enam inti Ravegas, Alexa dan ke-tiga sahabatnya, serta kedua orang tua Arya.

"Kata orang, cinta beda agama itu sakit. Tapi mereka nggak ngerasain, gimana rasanya cinta beda alam." Air matanya kembali menetes, semakin mengeratkan genggamannya pada kalung Arya.

Alexa merangkul Clara, membawa gadis itu untuk menangis di bahunya.

"Arya," lirih Lina, mata wanita itu terpejam, bersandar di bahu suaminya, William.

William menoleh, menepuk pelan pipi istrinya. "Lina, bangun."

"Om bawa Tante ke rumah sakit dulu, dia pingsan," pamit William, menggendong istrinya ala bridal style.

"Ayo balik," ajak Alexa.

Clara mencium lama batu nisan itu. Tak rela akan kepergian Arya. Hari ini, tepat hari ulang tahunnya, Clara menobatkan hari ini adalah hari ulang tahun terburuk untuknya.

Mereka keluar gerbang, dengan Alexa yang setia merangkul Clara.

"Gue balik sama Lauren aja." Alexa mengangguk setuju.

Sebenarnya mereka tidak langsung pulang, tapi singgah di Markas sejenak. Clara bersama Aurel dan Lauren mengendarai mobil yang sama, Devan dan Alexa berdua di dalam mobil, Rayyan mengendarai motornya sendiri. Sedangkan Kenzo membonceng Daniel, dan Farrel membonceng Vano.

Kedua laki-laki itu belum di izinkan mengendarai motor sendiri, keduanya masih belum menerima kenyataan, bahwa Arya telah tiada.

Sepuluh orang itu sudah sampai di depan Markas, turun dari kendaraan masing-masing. Markas tampak sepi, hanya ada mereka, karena yang lainnya langsung pulang ke rumah.

Cklek

Devan membuka pintu Markas, sunyi. Biasanya mereka akan disambut oleh suara cempreng Arya, tapi kini, pemilik suara itu meninggalkan mereka.

Mereka melangkah menuju ruang utama. Banyak foto-foto yang berjajar rapi. Foto-foto itu adalah foto sesepuh-sesepuh Ravegas terdahulu. Dari generasi pertama sampai generasi sekarang.

Daniel menatap lekat foto Arya yang tepat berada di samping fotonya. Laki-laki itu terlihat tertawa lebar, seolah tidak ada beban yang menimpanya.

Daniel mengusap permukaan foto itu. "Gue masih nggak percaya, lo udah ninggalin kita," lirihnya.

Vano menatap sofa yang biasa diduduki oleh Arya. Melangkahkan kakinya mendekati sofa itu. Vano tersenyum getir. "Dulu, ini sofa favorit lo, kan? Oke, gue nggak bakal ambil sofa ini lagi. Sekarang, sofa ini khusus buat lo."

Jangan ambil sofa gue dong!

Anjing lo, Vano!

Mulai detik ini, sofa ini jadi milik Arya seorang! Nggak ada yang boleh ambil, meskipun gue udah nggak ada nanti!

"Gue kabulin, gue nggak bakal ambil sofa lo."

Devan menangis, di pelukan gadisnya. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alexa, memeluk pinggang ramping gadisnya dengan erat. "Semua salah aku."

Alexa menggeleng pelan, menangkup wajah kekasihnya, mengusap lembut kedua pipi Devan dengan jari jempolnya. "Stop nyalahin diri kamu. Semua ini garis takdir."

"Kenapa takdir kejam." Clara menatap ke depan dengan tatapan kosong. Menggenggam erat kalung yang berada di tangannya.

Arya melepas kalung salib yang ia gunakan, menyerahkannya kepada Clara. "Buat kenang-kenangan."

Clara mengernyitkan keningnya. "Jangan buat gue ambigu."

Namun laki-laki itu hanya membalasnya dengan kekehan kecil, Arya merengkuh Clara. "Jaga-jaga doang."

Ini buah tangan dari gue! Beda dari yang lain. Pokoknya, ini buah tangan yang asli.

Ntar kalau ajal gue udah deket.

Oasu, jangan takut-takutin gue kalian.

Enak aja, suatu saat nanti hidup gue pasti berguna.

Kalau gitu, gue rela mati, asal kalian semangat. Gimana? Udah berguna kan hidup gue?

Pimpin Ravegas d-dengan baik, oke? Gue Ar-arya, misi selesai. Ra-ravegas me-menang.

"Makasih, makasih udah pernah ngisi hari-hari gue." Clara menunduk, menggigit bibir bawahnya, agar tangisnya tak pecah.

Devan berdiri, berjalan mendekati foto Arya. Di sampingnya ada lima inti Ravegas.

Klik

Devan menempelkan lencana berwarna hitam abu-abu pada foto Arya. Lencana itu adalah lencana yang diberikan oleh ketua Ravegas generasi pertama.

Setiap anggota yang sudah meninggal, mereka diberikan lencana hitam seperti itu. Terukir nama beliau di benda tersebut. Itu tanda bahwa Arya pernah berkorban demi Ravegas.

Devan tidak memiliki niat untuk mencabut jabatan Arya. Walaupun Arya telah tiada, tapi jasanya tetap dikenang. Tidak ada yang boleh menggantikan posisi Arya di hati mereka.

"Tenang lo di sana, udah nggak gue gangguin lagi," kekeh Vano. Mendudukkan dirinya di samping sofa kesayangan Arya.

Daniel duduk di samping Vano. Menatap kosong foto Arya di dinding. "Gue janji nggak bakal nakal lagi, nggak bakal rusakin barang-barang lo, nggak bakal morotin duit lo lagi. Tapi balik sama kita, Arya."

BUGH

Farrel memukul kepala Daniel, menimbulkan suara yang cukup keras. "Sadar, bego! Kalau lo gini terus, nanti Arya nggak tenang di sana. Kita harus belajar ikhlasin Arya, ngebiasin diri tanpa Arya. Jangan terus terpuruk sama kesedihan!"

Daniel menatap Farrel dengan nafas yang menggebu-gebu. "LO NGGAK NGERASAIN GIMANA JADI GUE! ARYA UDAH GUE ANGGAP KAYAK ABANG SENDIRI!"

Daniel menggeleng pelan. "Sekarang Abang gue udah nggak ada, dan lo bilang harus ikhlasin Arya? SUSAH, FARREL!" sentak Daniel, air matanya kembali turun.

Rayyan melerai keduanya. "Inget kata-kata, Arya?"

Kalian kenapa nangis? G-gue kan kuat. Ravegas ha-harus tet-tetep solid, jangan ada p-penghianat la-lagi.

"Jangan hanya karena masalah kecil kayak gini, persahabatan kita jadi hancur. Stop bertingkah kayak gini, kita harus tetep solid," kata Rayyan.

Daniel memeluk Farrel erat, laki-laki yang biasanya ceria itu kini terisak. "Gue, gue masih nggak terima sama kejadian ini."

Farrel merengkuh Daniel erat. "Belajar ikhlasin orang yang sangat berarti buat kita emang sulit, butuh waktu lama. Maaf, gue tadi terlalu sedih sampai emosi sama lo. Cuma denger nama Arya, gue udah nangis. Makanya gue mukul lo tadi. Gue nggak mau terus terpuruk."

Devan tersenyum kecil. Menatap para sahabatnya yang mulai berfikir dewasa. Mereka banyak belajar dari kejadian ini.

Rayyan merogoh saku celananya, mengeluarkan selembar kertas usang. "Gue dapet kertas ini waktu beresin kamar Arya, buat lo." Rayyan menyerahkan kertas itu kepada Clara.

Clara membuka surat itu dengan tangan bergetar. Tangannya membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Arya, bahagia terus di sana, pahlawannya Ravegas," batin Aurel.

"Liat, Arya. Kita semua sedih karena kehilangan lo, tapi kita juga nggak bisa lawan takdir. Gue seneng pernah kenal sama lo, pernah jadi perempuan spesial di hati lo. Makasih atas semuanya," batin Clara dengan tatapan sendu. Matanya menatap lekat kertas itu, tangisnya semakin menjadi.

"Thanks udah mau jadi sahabat gue." Devan menatap lekat foto Arya.

Matanya beralih menatap Alexa yang menunduk. Mengangkat dagu gadisnya agar menatap ke arahnya. "Kenapa?"

Alexa tersenyum tipis, ia menggeleng pelan. "I'm okay."

"Kamu tau," jeda Devan. Memeluk gadisnya dari samping, menumpukan dagunya pada bahu gadisnya.

"Aku bangga banget punya sahabat kayak Arya, nggak akan pernah kami lupain jasa-jasa Arya selama ini." Matanya menerawang ke depan. "Rela berkorban demi Ravegas, demi nyelamatin ketuanya."

Alexa tersenyum kecil, mengusap lembut rambut lebat Devan. "Aku juga, bangga pernah kenal sama Arya, dia udah aku anggap sebagai Abang ke-dua aku. Sedih banget rasanya waktu Arya udah pulang, tapi mau gimana lagi." Alexa menghembuskan nafasnya.

"Takdir nggak ada yang tau."

Devan terkekeh gemas, menatap foto Arya. "Arya, thanks buat semua pengorbanan lo. Gue bakal ceritain ke anak cucu gue nanti, ke penerus-penerus Ravegas selanjutnya. Mereka pasti bangga pernah punya pemimpin yang kuat kayak lo."

Mengecup lembut pipi gadisnya. "Mahal kita."

Terimakasih atas semuanya, Arya.

--Ravegas--


-THE END-

* * * * * *

Akhirnya selesai juga 😭

Seperti kata aku kemarin, ini part terakhir story DEVANDRA.

Aku beneran nanya, kalian nangis nggak sih? Takut feel-nya nggak dapet 🥺😭

Kenapa sad ending? Please, yang meninggal kan Arya, bukan Devan/ Alexa. Jadi ini termasuk happy ending, kan? Iya nggak sih? 😭

Bingung akutuh.

Apa kesan kalian tentang story ini?

Kalau misalnya dikasih pilihan, kalian pilih sequel, spin off atau prequel?

Prequel: Story sebelum DEVANDRA [ Orang tua Devan dkk]

Sequel: Keturunan Devan dan Alexa 🧐

Spin off:

- Kenzo dan Aurel
                
- Rayyan dan ehem-ehem
               
- Farrel dan Nara

- Vano dan Lauren

- Arya dan Clara

- Daniel dan Caca

Pilih salah satu, jangan maruk 😌

Jangan hapus story ini dari library kalian ya ☹️

Nanti kalau ada pemberitahuan kan nggak tau'(
                
See you 🤍
Tetep jadi pembaca setia DEVANDRA 🖤

Continue Reading

You'll Also Like

GALEN By vina

Teen Fiction

839K 75.5K 31
Gabby => GALEN Ini bukan kisah seorang gadis lugu yang bertemu dengan ketua geng. Melainkan kisah seorang gadis Bernama Gebby Leona sky yang biasa di...
4.4M 428K 53
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN😈 Argos, geng legendaris yang saat ini sedang dipimpin oleh R...
ALGAZ By lis 🌼

Teen Fiction

243K 13.4K 26
[FOLLOW sebelum BACA] [Adiyasa Story #2] New Version Cover by Lj_grapich Dingin, irit bicara, tak tersentuh. Itulah sekilas tentang Alga. Yang Zelf...
100K 2.6K 17
Pratama, dia adalah sesosok bad boy dengan paras yang sangat tampan, berkulit coklat eksotis, hidung yang mancung dan badan yang atletis. Dia juga pe...