I LOVE YOU AND YOU KNOW IT

By rubyjaneeee22

24.1K 3K 340

Kalau penasaran langsung baca More

Prolog
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 34
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37 END🔥

Part 2

829 116 0
By rubyjaneeee22

***

Setelah mengobati luka ku, aku dan chaengi langsung bergegas menuju kelas.

Entah kebutulan atau memang takdir aku dan chaeng kembali ditempatkan dikelas yang sama.

Saat ini chaengi tengah memapah ku, menuju kelas kami karna luka dilutut ku yang masih belum kering.

"J bisa jalan tidak, mau aku gendong saja biar cepat" ucap chaengie tiba-tiba

Aku yang mendengarnya lantas memutar bola mata ku dengan malas.

Dan dengan kesal aku mencubit perutnya.

"Awww,, yak jennie kim apa yang kau lakukan kenapa mencubit perut ku haishhh!!" Ucapnya seraya mengelus perutnya yang aku cubit tadi.

"Makanya kalau ngomong jangan ngasal, enak saja mau gendong, apa kamu ingin kita jadi pusat perhatian lagi"

"Y..ya tap.."

"Lebih baik kamu bantu aku jalan lagi biar kita lebih cepat sampai kelas" ucap ku cepat menyela ucapannya.

Aku tersenyum puas saat melihat chaeng tidak membalas ucapan ku dan kembali membantu ku untuk berjalan.

"Dasar kucing galak untung teman kalau bukan sudah ku ikat dia ditiang basket" ucap chaeng dalam hati karna masih kesal.

Aku yang melihat chaeng dengan tampangnya masih terlihat kesal itu hanya tersenyum, Aku yakin dia tengah menyupah serapahi aku dalam hatinya tapi dia tidak ingin mengatakannya secara langsung.

"Sudah tidak usah mengataiku dalam hati, aku kan ada disini langsung bilang saja" ucap ku dengan menapilkan deretan gigi ku

Karna jujur chaeng saat ini terlihat sangat lucu dengan wajah kesalnya

Dia hanya memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan ku "jalan saja yang cepat kucing nanti kita dihukum karna lambat masuk kelas".

"Yakkk,,, aku bukan kucing". Karna tidak terima aku dipanggil kucing,

aku pun menghujaninya dengan cubitan disekujur tubuhnya.

"Yakk,, kucing hentikan ini sakit tahu" kata chaeng sambil menghindari cubitan ku.

Aku segera menghentikan aksi kekerasan yang ku lakukan padanya dan mendengus kesal.

"Haishhh,,, jangan mengatai ku kucing lagi, kalau tidak ingin aku aniaya lagi" kata ku dengan nada mengancam.

Chaeng yang saat ini masih mengusap bagian tubuhnya yang terkena cubitan ku hanya bergumam "cihh,, tidak ingin dipanggil kucing tapi nyatanya matanya itu mirip kucing, Kkkk" lirih chaeng karna takut aku mendengarnya.

"Yakkk park chaeyoung jangan fikir aku tidak dengar yahhh" teriak ku saat chaeng berada tidak jauh dibelakang ku.

"Tunggu J, jalannya pelan-pelan saja nanti luka kamu susah keringnya". Ucap chaeng yang saat ini sudah berada disamping ku.

"Makanya bantuin~~~" ucap ku merengek padanya.

Chaeng yang melihat ku merengek lantas menyunggingkan tipis bibirnya dan mengacak rambut ku.

"Uhhh gemessnya anak kucing, kkkk" ucap chaeng yang masih mengacak rambut ku.

"Yakk,, chaengi rambut aku jadi berantakan kan ihh, kamu sih" dengan segera aku menyingkirkan tangannya dan merapikan rambutku lagi.

"Kkkk,,, sudah sini aku yang rapikan lagi" ucap chaeng yang kini tengah merapikan rambut ku.

Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka berdua sedari tadi.

"Kkkk,,kiyowo" ucapnya lalu pergi meninggalkan lorong koridor.

*
*
*
*
*
Saat ini aku dan chaeng tengah berdiri didepan pintu kelas kami yang telah tertutup dan yang aku yakini didalamnya sudah ada seonsaengnim.

Dengan keberanian yang tidak seberapa, aku pun menyuruh chaeng untuk mengetuk pintu kelas.

Tokk,tokk,tokk

Saat ini aku ingin sekali menertawakan chaeng yang saat ini tengah terlihat seperti orang yang akan meregang nyawa.

"Masuk" terdengar dari dalam kelas suara yang lembut menyapa telinga ku.

Aku dan chaeng pun segera masuk kedalam kelas saat seonsaengnim mengizinkan.

"annyeonghaseyo" kata ku dan chaeng secara bersamaan sambil membungkukkan badan.

"Annyeonghaseyo" balas seluruh siswa termasuk seonsaengnim.

"Kalian silahkan berdiri didepan dan perkenalkan diri kalian" ucap seonsaengnim denga lembut.

Aku pun segera berdiri didepan kelas untuk memperkenalkan diri diikuti chaeng disamping ku karna saat ini dia masih membantu ku untuk berjalan.

"Annyeonghaseyo jennie kim-imnida" ucap ku seraya membungkukkan badan ku

"Annyeonghaseyo park chaeyoung-imnida" chaeng melakukan hal yang sama seperti ku

"Kalian berdua kenapa terlambat masuk kelas" ucap seonsaengnim kepada kami

"Ahh mianhe seonsaengnim saya tadi mengalami sedikit kejadian yang menyebabkan saya harus dibawa ke UKS untuk diobati" ucap ku sopan.

" Kalau kamu" tunjuk seonsaengnim pada chaeng.

"A..aku, a..akuu" ucap chaeng terbata.

Aku yang melihatnya pun memutar mata jengah atas sikapnya saat ini yang gugup setengah mati sampai dia berkeringat.

"Aaahh mianhe seonsaengnim dia tadi menemani ku di UKS dan membantu ku untuk berjalan kemari" ucap ku menyela ucapan chaeng karna dia tidak mampu melanjutkan perkataanya.

Seonsaengnim yang memahami pun segera menyuruh kami untuk duduk dikursi kosong yang ada didalam kelas.

*
*
*
*
*

Setelah beberapa jam, akhirnya bel istirahat pun terdengar.

"Baiklah untuk hari ini sampai disini, semoga hari pertama kalian menyenangkan" ucap seonsaengnim

"Gomawo seonsaengnim" ucap seluruh siswa.

Setelah oh seonsaengnim meninggalkan kelas, seluruh siswa pun juga meninggalkan kelas untuk menuju kantin.

"J kamu tidak ingin ke kantin" ucap chaeng yang saat ini merapikan tasnya.

Aku yang saat ini tengah merapikan tas juga, kini memusatkan perhatian ku kepada chaeng "sepertinya tidak chaengie kaki ku sakit jika harus berjalan jauh"

Chaeng yang mendengar pun lantas menganggukkan kepala.

"Apa kamu tidak ingin ke kantin chaengie" ucap ku menatap chaeng yang kini menidurkan kepalanya diatas meja, sebagai tas yang jadi bantalannya.

Chaeng yang mendengar pertanyaan ku lantas membuka matanya "sepertinya tidak kucing, aku malas jika harus ke kantin tanpa mu"

"Yakkk,, aku bukan kucing~~" ucap ku merengek karna dia dengan sangat nyaman menyebut ku kucing.

"Hahhha,,, kau kucing lihat saja mata mu itu seperti kucing garong" ucapnya semakin gencar mengejek ku

Aku yang mendengarnya tentu tidak terima hinaan itu, enak saja aku disamakan dengan kucing garong.

Dengan segenap rasa kesal ku, aku pun lantas memukul kepala belakang chaeng dengan buku yang ada di hadapan ku.

Bughh,,,
Suara pukulan ku sangat nyaring terdengar di dalam ruangan yang hanya terisi kami berdua.

"Awwwgh,,, yakk!! Jennie kim apa-apaan kau ini, ini ketiga kalinya kau memukul ku dalam setengah hari ini, haishhh" ucap chaeng dengan marah kepada ku.

Aku yang mendengarnya hanya mendengus. "Siapa suruh mengatai ku kucing garong". Ucap ku tidak mau kalah.

"Ya tapikan tidak harus memukul kepala ku dengan buku itu" ucapnya dengan nada yang masih terdengar marah.

"Dia fikir tidak sakit apa di pukul seperti itu" lanjutnya lirih dan kini membelakangi ku sambil mengusap-usap bagian kepalanya yang tadi aku pukul.

"Apa aku terlalu keras memukul kepalanya yah" ucap ku dalam hati

Aku yang merasa bersalah pun kini ikut mengusap bagian kepalanya yang tadi aku pukul.

"Chaengie maaf aku tidak sengaja" ucap ku lirih dan mengusap kepalanya.

"...."

"Chaengie maaf~~~" kali ini aku merengek karna merasa diabaikan oleh chaeng

"...."

Masih tidak ada tanggapan dari chaeng, dan itu membuat ku sedikit panik.

Aku pun berfikir dengan cara apa agar dia bisa memaafkan ku.

Tiba-tiba aku teringat jika teman ku yang satu ini sangat suka makan, dia pasti akan luluh jika dibujuk dengan makanan walaupun sekesal apa pun dia.

"Changie bagaimana kalau aku traktir makan habis pulang sekolah, mau kan" aku masih berusaha agar dia membuka mulutnya.

"...."

Masih tidak ada tanggapan darinya, namun bukan jennie kim namanya jika cepat menyerah.

"Huffftt,, baiklah jika kamu tidak ingin, aku perginya denga su.."

Belum sempat aku menyelesaikan kalimat ku, tiba-tiba saja chaengi menyelanya.

"Siapa bilang aku tidak ingin, jangan menarik kesimpulan seenaknya" meskipun dia berbicara tapi dia tetap saja membelakangi ku.

See chaeng tidak akan pernah menolak jika itu bersangkutan dengan makanan.

Sudut bibir ku terangkat membentuk sebuah senyuman, akhirnya dia mengeluarkan suaranya.

"Baiklah tapi kamu harus memaafkan ku terlebih dahulu" ucap ku seraya membalikkan badannya, sehingga kami kini berhadapan.

"Apa ini sebuah sogokan miss jennie kim"

"Mmm,, anggap saja seperti itu nona park chaeyoung" ucap ku yang kini tersenyum lebar dihadapannya.

Chaeng yang melihat senyum ku pun, menyinggungkan senyumannya juga "baiklah miss jennie aku tidak akan pernah menang melawan mu".

"Yeyyyy!!! chaengie yang terbaik" karna sangking bahagianya aku pun lantas memeluknya dengan sangat erat.

Adegan berpelukan kami yang seperti teletubies pun harus berakhir karna intrupsi seseorang yang tengah berdiri dipintu kelas dengan menatap lekat kearah kami.

"Ekhemmmm"

Kami yang mendengar suara itu lantas melirik kearah sumber suara.

Ketika melihat siapa pemilik suara tersebut, aku dan chaeng lantas berdiri dan saling memandang satu sama lain, karna mengetahui siapa orang tersebut.

***




Okee cutt!!



~13-juli-21~

Continue Reading

You'll Also Like

24.1K 3K 38
Kalau penasaran langsung baca
164 52 30
" နင်က ငါ့အတွက်တော့ တန်းခူးထဲက ချစ်ဦးကဗျာ လေးပါပဲ "
7.6K 556 16
Mõned ütlevad, et saatust pole olemas, mõned jälle usuvad sellesse. Kumb siis tõsi on? Kahekümne aastane Lara Bayle osaleb lihtsalt facebooki loosis...
102 16 7
Loos olevad inimesed eksisteerivad päriselt. Loo autorid on Emmad Lugu pole muidugi 100% tõsi aga osa muidugi on. rospar on pede (sina ka)