About School - Ateez (Revisi)

By hanikim124

17.8K 1.5K 696

[Completed ✅ ] Rank #1 at Minsang #2 at woosan #1 at Wooyoung #1 at Schoolhoror #3 at Ateez #1 at Woogi... More

BAB 01
BAB 02
BAB 03
BAB 4
Bab 05
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
To San
Bab 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22

BAB 14

506 53 43
By hanikim124

"SAN!! kamar mandi kuy!"

Mingi berteriak kepada  San yang padahal berada disampingnya bahkan lelaki Choi itu sampai menutup kedua telinganya. Teriakan Mingi juga mengundang perhatian yang berada didalam kelas,meringis membayangkan keadaan telinga San yang diteriaki oleh Mingi.

Tenang saja, mereka sedang freeclass jadi tidak ada guru karena guru yang seharusnya mengajar mendadak izin.

"GUE DISAMPING LO SONG KAMBING MINGI!"

San balas berteriak didepan wajah Mingi yang sedang cengengesan, ada-ada saja memang.

"YAUDAH AYO ANJING!"

"AYO BANGSAT!"

san dan Mingi sama-sama bangun dari duduknya lalu metangkul satu sama lain untuk pergi beriringan keluar kelas. Ingin sekali Hongjoong tidak mengakui mereka teman. Sangat memalukan.

Kedua adam yang masih asik merangkul satu sama lain itu sudah menuruni tangga, bersenandung kecil agar tidak terasa terlalu sepi. Suasana sedikit menyeramkan karena kelas yang ada guru nya lumayan sepi, tidak menimbulkan keributan seperti dikelas mereka. Alah, kelas mereka itu bahkan seperti Hutan tempat orang-orang hutan berteriak sama hal nya yang dilakukan oleh Mingi dan san tadi.

Langkah kedua nya mendadak menjadi pelan saat akan memasuki lorong kamar mandi, angin berhembus dari depan mereka, sunyi tiada suara tidak terasa rangkulan Mingi semakin erat pada San.

"Yakin San?"

"Kan lo yang mau nyed,ayo!"

San menarik paksa Mingi yang masih merangkulnya, berjalan seperti terseok-seok karena membawa badan bongsor sahabatnya.

"Jalan kek bangke, berat tau!"

Mingi menggelengkan "Takut njir, ini gue pipis disini aja boleh gak sih?" rengeknya dengan wajah takut

San memutar malas kedua matanya, seme seperti ini mau jadi apa jika sudah menjadi kepala keluarga. Penakut. Iya San juga takut tapi tidak sampai seperti Mingi ya.

"Gue balik nih?! Berat tau gak! "

Akhirnya Mingi melepas rangkulannya pada San, namun malah berjalan sembari bersembunyi dibelakang San. Padahal tubuh nya tidak akan tertutup karena San lebih pendek dari Mingi.

Lama berdebat mereka pun sudah sampai dikamar mandi, Mingi segera masuk ke bilik nomor satu. San menunggu sembari berkaca di wastafel, merapikan seragam yang terlihat lecek tak lupa merapikan rambutnya yang barus aja dipotong.

"Sssh, kok perut gue sakit sih"

San segera masuk ke bilik nomor 3 untuk menyelesaikan panggilan alamnya, tidak menyadari bahwa bayangan San masih berdiri dicermin tersenyum miring dengan tatapan menyeramkan lalu menghilang secara perlahan.

Cklek.

"Hanjiiir, kok gue jadi kit perut sih. Untung aja udah keluar semua "

Mingi menepuk-nepuk perutnya yang terasa ringan, berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan agar tidak bau. Ew.

"San, habis ini main game kuy!"

Mingi berseru pada San yang ternyata sudah berdiri juga disebelahnya. Ikut mencuci tangan seperti yang Mingi lalukan.

"hm "

"Yudah ayokkk balik!"

Mingi mematikan keran yang sempat ia gunakan sebelum mengelap tangannya pada handuk kecil yang sudah ada disana.

"Duluan aja"

"Barengan ayooo! Gue mana berani naik sendirian. Sepi gitu lorong nya tar kalo ada yang tiba-tiba berdiri gimana? gue gak mau ya ketauan nangis gegara ketakutan."

Mingi dengan segala ucapannya meminta San untuk tetap ikut, memanggil nama sahabatnya itu beberapa kali namun sang empu tidak menengok juga.

"woy! Lo denger gue gak njeng?!"

Sreeet.

"HUWAAAAAAAAAA...ANJENG SIAPA LO BABI!? HUWEEE SAANN!!"

Mingi menangis dan berteriak histeris ketika sosok San menengok tetapi dengan wajah yang menyeramkan. Hancur dan penuh dengan tanah, perwujudan Pocong mungkin. Tak segan-segan Mingi berlari dari kamar mandi dengan segala kekuatannya. Tidak peduli Seonghwa yang tadi dia tabrak saat berada di lorong kamar mandi. Bodoh, bukannya mengajak Seonghwa tapi malah tetap berlari.

Sedangkan dikamar mandi

Cklek

San baru saja menyelesaikan urusannya, ikut menepuk-nepuk perut yang terasa lebih baik itu pelan. Menuju ke wastafel semua nya berjalan lancar, namun ketika ingatannya pada Mingi muncul San memanggil sahabat tiang nya itu.

"Mingi! udah belom?!"

Tidak ada jawaban, San memeriksa bilik satu dan dua namun ternyata Mingi sudah tidak ada disana.

"siyalan gue ditinggalin si badak, padahal tadi dia teriak-teriak deh"

San kembali ke wastafel mencoba mengingat apa yang Mingi teriakkan tadi, tapi lupa. Yasudahlah.

San berceemin kembali tersenyum tampan lalu wajahnya dibuat datar, lalu tersenyum lagi dan kembali datar hingga wajah yang seharusnya datar malah tetap tersenyum.

"Loh?! G-gue kan gak s-senyum"

Sudah was-was hendak berlari, bayangan di cermin itu masih tersenyum bahkan semakin lebar. Darah mulai keluar dari sisi bibir bayangan San dicermin karena terlalu senyumannya terlalu lebar.

"G-Gue g-gak bisa lari..duhhh muka gue serem gitu"

Saran memejamkan matanya tidak mau melihat wajahnya yang berubah menyeramkan tersebut, kaki yang seharusnya bisa dibawa lari malah menjadi kaku.

"please gue mau pergi huweeee.."

San masih memejamkan kedua matanya, kedua tangan itu berpegangan di wastafel untuk menjadi kekuatan agar bisa terlepas.

"San"

"Njiirrr tau nama gue lo?  haduhh, gue gak ada berbuat yang no no kok. Gue anak baik sumpah dah"

"San"

"Gue gak mau mati. LEPAS KAKI GUE!!"

plak!

"SADAR SAN!"

"HAH!" San membuka matanya lebar-lebar memeluk siapapun yang sudah menolongnya dalam keadaan menyeramkan ini.

Greb.

"Makasih anjir, gue takut banget siyalan si setan"

San menggoyangkan tubuh seseorang itu tanpa tau siapa itu. Setelah puas memeluk lelaki Choi itu melepas nya, mencoba melirik ke cermin lagi memastikan bahwa bayangannya sudah normal.

Dan yah, sudah normal. Tapi--ada hal lain yang membuatnya menjadi kaku lagi. Kedua mata San melihat siapa yang dia peluk tadi, keringat nya bahkan mulai turun dari pelipis terlihat bahwa dia tengah gugup sekarang.

"R-Ryunjin? l-lo udah l-lama disini?"

San mengajak Ryunjin bicara lewat cermin masih malu menatap wajah kakak kelas cantik itu terang-terangan.

"Barusan, gue mau ke kamar mandi cuman lo nya malah merem gitu "

San mengusap lengannya, tidak menyangka dia memeluk tubuh Ryunjin tadi dengan tidak sengaja.

"K-kalo gitu gue ke kelas duluan. "

Ryunjin mengangguk namun memanggil San saat lelaki Choinitu hendak melangkah pergi.

"San"

"Ha?i-iya Ryu?kenapa??"

"Changbin bukan pacar gue kok"

Entah apa maksud dari ucapan dan juga senyuman manis itu yang pasti mampu membuat San ikut tersenyum senang lalu mengangguk. Memberikan lambaian tangan kepada Ryunjin untuk segera pamit.

"Yes!! ada kesempatan! Uhuy!!"

San melompat dan melompat pada tembok yang berada di sisi kanan dan kirinya. Bahagia sekali untuk San tersendiri, tubuh Ryunjin sangat hangat dsn juga nysman.

"Kalo gue jadi pacarnya pengen banget meluk dia terus jhahahaha"

San berbicara dan tertawa sendiri saat berjalan menuju ke kelasnya, jika sda yang melihat mungkin sudah mengira San itu on the way menjadi gila.

Sampai di kelas, San memelankan langkahnya berusaha merubah sikap bahagia tadi.

"CHOI SAN!"

Baru saja akan melangkah sebuah teriakan sudah terdengar dari dalam yang berasal dari sahabat-sahabatnya. San yang tidak tau apa-apa hanya berjalan santai ikut duduk dimeja Hongjoong .

Bugh!

"Lo kok ninggalin sih Ming!"

"Ssh, muka lo! lo pake topeng kan njing??"

San mengerutkan keningnya ,menatap yang disana dengab tatapan bingung.

"Si Mingi liat muka lo nyeremin tadi"

San menggelengkan kepalanya" Sumpah, gak tuh. Gus tadi denger lo teriak Gi pas masih berak"

"Njing gak difilter kalo ngomong" Wooyoung bergidik jijik mendengarnya

"Jadi lo berak??"

San menganggukkan kepala lagi"kenapa sih emang hah?? ada kejadian gimana selain liat gue serem?"

"njing,Gue liat lo berdiri di wastafel, gue ajak ngobrol cuman ngedehem doang. Pas gue nengok, Mukanyaaa woy! muka-muka setan serius deh takuuttttt!!"

Mendengar itu San merubah raut wajhanya, ia ingat saat diwastafel tadi ternyata Mingi juga melihatnya.

"Cuy, Gue juga liat. Pas ngaca itu tiba-tiba bayangan gue beda pergerakannya. Malah senyumnya lebar banget darah nya ampe netes, sumpahhh gue mau lari aja gak bisa njing"

San mengangkat kedua jarinya yakin, mereka yang mendengar itu ikut beegidik ngeri tidak membayangkan jika itu mereka. Entah apa yang kan dilakukan, Hongjoong yang sebelumnya tidak tertarik pun ikut merubah wajahnya menjadi raut takut. Iyaaa, siapa yang tidak takut sih, secara itu  kamar mandi yang akan digunakan saat-saat tertentu. Masa iya harus menahan pipis hingga pulang sekolah sih, tidak lucu kan.

"Gue juga nabrak Seonghwa tadi" ucap Mingi lagi, melirik Seonghwa yang berada disamping Hongjoong.

Refleks yang lain juga menatap Seonghwa ,was-was jika yang itu bukan yang asli.

"Gue gak peduli karna takut, pas gue nyampe kelas malah lagi ngobrol sama Wooyoung.hiihhh seremm kan anjeng"

Brak!

Mingi memukul meja karena saking takut, membuat yang lain tadi was-was memjadi terkejut.

"Gue gak liat Seonghwa ,malah Ryunjin yang ke kamar mandi"

San berucap pasti, benar yang tadi itu Ryunjin tidak salah. Buktinya bisa dipeluk hehehe.

"Tapi--"

"YEOREOBON! ADA TUGAS KELOMPOK. GUE BACAIN YA KELOMPOKNYA. .....,...., HONGJOONG SAMA YEOSANG-"

"SAMA GUE DONG!!" teriak Mingi dengan tidak santainya, mana mau dia dipisahkan oleh Yeosang kan tidak bisa enak-enak nanti.

"BACOT DEH, DENGERIN AJA. SAN SAMA SEONGHWA, WOOYOUNG SAMA JONGHO MINGI SAMA-"

"Yunji, cieeeeeeeeee cieee" Wooyoung berteriak keras sembari bertepuk tangan gembira. Sedangkan yang disorakkan namanya hanya malu-malu, meminta Wooyoung agar tidak seperti itu lagi. Sumpah, hatinya menjadi tidak karuan.

"Dah, gue tulis dulu tugasnya"

Krrriiiingggg Kriiiinggggg waktunya pulang! silahkan kembali besok pagi dengan energi yang lebih semangat!

"OANJENG PULANG, KIRIM GC AJALAH TUGAS NYA, GAK JAMAN BANGET DICATET EW"

Wooyoung berteriak keras sembari mengangkat tangannya, sedangkan Seonghwa mendukung lelaki Jung itu dengan wajah julidnya.

Tanpa babibu mereka segera keluar dari kelas, melupakan doa terlebih dahulu seperti tiada hari untuk pulang berdesak-desakan keluar kelas tidakbpeduli ada yang jatuh maupun berteriak.

"Sebenernya ini manusia nyari apa sih bangsat! bisalah ya ngantri dulu njeng!"

Wooyoung seperti biasa menjulid bersama Seonghwa seperti melihat bebek-bebek yang sedang lepas kendali. Astaga, pusing. Mereka memilih berada di paling belakang agar kelur leluasa tanpa tabrak sana tabrak sini. Tidak elegan, pikir Wooyoung.

Berbeda dengan San yang memakai jurus mendesak dikeramaian untuk menuju tangga yang menghubungkan lantai dua ke lantai tiga.

Banyak kakak kelas yang sudah turun hanya saja yang dia tunggu belum kunjung datang. San tetap menunggu disana, hingga samar-samar suara tawa 'doi'San terdengar segera dia rapikan seragam dan rambutnya. cih,lebay.

"Ekhem, Ryunjin pulang sama siapa?"

Ryunjin dan Seungmin yang baru saja menginjak lantai dua menoleh ke arah San, Seungmin yang sudah tau modusan lelaki Choi San memilih untuk pergi bersama Minnie yang juga mengikuti dibelakang.

"minnie, ayo duluan aja. Bye Ryu"

"Iya hati-hati"

San masih menunggu jawaban dari Ryunjin, senyuman tampannya masih terpampang disana.

"Gue pulang naik bus San, kenapa?"

"Eh gak baik, sama gue aja gimana Jin?"

San sudah menatap Ryunjin dengan penuh harap, jika tau rumah si cantik itu berarti San bisa menyempatkan diri kesana untuk menemani Ryunjin jika kesepian.

"Eung, gak repotin??"

San menggeleng cepat"mana repotin, kan sama calon pacar" tersenyum hingga menutup kedua matanya.

"Bisa aja lo  "

Tangan Ryunjin diraih oleh San untuk bergandengan, berjalan bersama dikoridor kelas XI yang mulai sepi hingga menuruni tangga mereka masih bergandengan.

"Lo tadi beneran yang di kamar mandi kan? " San tiba-tiba teringat kejadian beberapa menit lalu, ingin memastikan bahwa sosok itu bukan setan tapi Ryunjin.

"Iya gue kok, kenapa? Lo diganggu?"

"Iyaaa, sama Mingi juga"

Tak terasa mereka sudah sampai diparkiran San mempersilahkan Ryunjin untuk naik di motor besarnya setelah dia naik terlebih dahulu.

"udah siap Ryu?"

"Udah San"

Tanpa diminta kedua tangan Ryunjin melingkar apik dipinggang San, membuat lelaki Choi itu bersorak gembira didalam hati. Belum lagi Ryunjin yang menyender dibahu San, mereka sudah seperti sepasang kekasih sekarang.

"San, ayo jalan. Gue bikin lo gak enak ya?"

"Enggak! eh engga kok Ryu. Peluk aja lagi gapapa "

San membawa kedua tangan itu kembali memeluk pinggangnya sebelum melajukan motor besar tersebut meninggalkan sekolah.

°Д°





Shipper disini mungkin gak terbayang sama kalian, aku cuman mau memerdekakan shipper yang tersembunyi dulu. Nanti diakhir chap. baru cuman inti shipper yang nongol hehehe. Mau main-main dulu sama hati wkwokwoekokeo. Canda Tinys.

see ya!

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 959 24
FF Nichojoo FF KSeung Rubah Ekor 9 yang sudah membantai seluruh desa tempatnya tinggal beberapa ribu tahun yang lalu akhirnya dipertemukan dengan seo...
15K 3.1K 18
Warning! Ingat kata-kata ini! JANGAN BULOL, ATAU ANDA AKAN TOLOL. Taehyun itu lurus, dia masih suka sama perempuan, lalu Beomgyu datang dan bilang ka...
6.2K 389 15
(ON HOLD) Kisah para penghuni kontrakan elit tapi isinya orang-orang dengan latar belakang random. 'Dikontrakan kamar kosong, fasilitas lengkap. Sila...
21.8K 3.4K 18
"Mereka yang berulah, gue yang kena getah." Ratapan hati Beomgyu. ⚠️GS agar tetap halal meskipun judulnya bukan Halal #1 in bamtyun 26-07-2022 #1 in...