Oneshoot ROSÉ and Boys

By im_fanse

90.6K 8K 1.3K

Perkumpulan shipper Rosé ada disini.... More

Not brother (Jaerosé)✓
moodbosteer (Rosékook)✓
lovely owner (Taerosé)✓
jametzzz (Bangtansé)✓
my big baby (Bbangrosé)✓
teacher (Jisung x Rosé)✓
tsundere(Kwon twins x Rosé)✓
future husband (Yongrosé)✓
halal boys(Winrosé)✓
forget him (Doysé)✓
forever mine (Johnny x Rosé)✓
i need her (Chenle x Rosé)✓
regretting marriage (Wonwoo x Rosé)✓
i hate but i love (spesial Yongrosé)✓
lucky boy (spesial Jaerosé)✓
cute relationship (Gyurosé)✓
meet him (Kunrosé)✓
Gay or Guy (Chanrosé)✓
secret admirer (Eunrosé)✓
obsessed (Jinrosé)✓
sedative (Jaemrosé)✓
last stage love (Hanbin x Rosé)✓
first love (Harusé)✓
lady Roseanne (Jenosé)✓
project sacrifice (Renjun x Rosé)✓
freaking boys (Yugyeom x Rosé)✓
first time (Songkang x Rosé)✓
favorit girl (Ten x Rosé)✓
friendzone (Haosé)✓
Life (Marksé)✓
pregnancy (Scoupsé)✓
friendzone pt2 (Joshua x Rosé)✓
girlfriend (spesial Haosé)✓
for one month(Felixsé)✓
ex (Jun x Rosé)
seniors (spesial Rosékook)✓
i can(t) selfish (pt.3 Yongrosé)✓
neighbors (Baekrosé)✓
different (Jeonghansé)✓

what happened in room 365 (Hunrosé)✓

2.4K 211 31
By im_fanse

"Oh f*ck emmmm." Tangan Rosé mencengkeram erat sprei.

"Yes daddyhh more more!"

"You want more baby?"

"Huh ooohh yash!"

Malam hari ini begitu terasa dingin namun tidak bagi dua insan yang sedang bercinta dengan panas diatas ranjang. Rosé memejamkan matanya kuat, sakit dan nikmat bersatu terjadi secara bersamaan dia belum pernah merasakan ini sebelumnya.

Tangannya dengan nakal meremas dada bidang pria itu lalu tangannya semakin turun kebawah mencapai penyatuan mereka.

Gerakan semakin cepat membuat ranjang mereka berbunyi decitan karena ulah mereka.

"Daaad im coming!" Rosé melenguh setelah pelepasan.

Nafasnya tersengal-sengal keringat mulai bercucuran di seluruh tubuhnya. Rosé benar-benar merasakan surga duniawi, benar bukan bercinta adalah salah satu surga duniawi.

"Kita cukup sampai disini saja sayang."

Rosé mengabaikan suara berat itu dia saat ini hanya perlu beristirahat setelah memuaskan nafsu birahinya.

Rosé terbangun dengan keadaan badan yang sakit apalagi di bagian bawahnya yang terasa sobek.

"Hngg gue kenapa?" Rosé bangun terduduk dan mencoba mengumpulkan kesadarannya.

Lalu matanya membulat setelah nyawanya terkumpul dan mendapati dirinya dalam keadaan yang.... telanjang.

"G-gue gimana bisa—," Rosé terdiam membisu saat matanya tak sengaja mendapati pria yang tidur disebelahnya dalam keadaan yang sama seperti dirinya.

Apa yang terjadi semalam. Tidak, tidak mungkin bukan mereka—, ah tapi dipikir saja apa yang terjadi saat seorang perempuan dan laki-laki yang tidur bersama dan dalam keadaan yang telanjang.

"Gue rusak!?" Rosé menahan tangisannya saat dia mulai mengintip bagian bawahnya dan mendapati noda merah, ah tidak bukan hanya sekedar noda merah sepertinya tapi itu terlihat seperti darah.

"Shit!!!" Rosé sengaja berteriak kencang dan menangis sambil mengusak rambutnya frustasi.

Pria disampingnya tadi jelas saja mendengar suara nyaring Rosé karena suara perempuan itu berhasil membuat telinganya terasa pengang.

"Kenapa?"

Rosé melirik ke samping saat mendengar suara parau dan serak itu, dari ekor matanya dia dapat melihat bahwa pria itu menatapnya bingung dan dada bidang—, Rosé memejamkan matanya erat lalu tak lama dia mulai menampar dengan keras pria di sampingnya itu.

"Dengan polosnya lo masih tanya kenapa?! Lo buta hah, gue sama lo semalem." Rosé menggelengkan kepalanya kuat berusaha menepis fakta itu tapi keadaan sudah jelas-jelas jadi bukti.

"Mbak saya bisa jelas—,"

"Lo pergi dari kamar gue!" Pria tadi tak beranjak pergi tetapi malah menatap bingung kearah Rosé.

"Lo tuli ya!? Pergi dari kamar gue."

"Tapi—,"

"Pergi sekarang!" Teriak Rosé dengan keadaan yang menangis dan panik.

"TAPI INI KAMAR SAYA!"

Rosé menghentikan tangisannya lalu terdiam sebentar.

Pria tadi terlihat menghela nafasnya,"Ini kamar saya, bisa dilihat keadaan kamarnya."

Rosé terlihat mengelilingi keadaan sekitar. Dan benar, ini bukan kamarnya.

"Gue nggak mau tau lo pergi dulu dari sini." Rosé menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya lalu dia memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya disana. Pundaknya bergerak naik turun karena tangisan Rosé. Rosé merasa putus asa.

Pria tadi tak mengatakan apapun lalu dia pergi kearah kamar mandi dalam keadaan telanjang dan juga meninggalkan selimutnya untuk Rosé. Rosé memalingkan wajahnya tak mau melihat aset berharga milik cowok itu.

Setelah kamar mandi tertutup Rosé mulai meracau tidak jelas.

"Ini nggak mungkin, gue bukan gadis lagi!" Rosé kembali menyembunyikan wajahnya dibalik lututnya.

"Gue harus pergi dari sini." Rosé lalu mulai menyibakkan selimut itu dan mulai memunguti pakaiannya yang berserakan dan segera memakainya.

"asshole he's such a jerk!"

Rosé menyumpah serapahi pria tadi. Bagaimana tidak sekarang Rosé harus kembali ke kamarnya dengan keadaan telanjang?

Dres ketat yang Rosé pakai semalam sudah di robek dan juga dalamannya tak hanya itu tali bra nya juga putus. Benar-benar pria yang penuh nafsu.

Rosé mengambil selimut tadi dengan terburu buru lalu mulai menutupi tubuh nya yang tak terbalut kain apapun. Tangannya bergerak ke laci pria itu untuk mencari sebuah kertas atau catatan dan juga bolpoin

Setelah menyelesaikan hal tadi dia langsung pergi dari kamar pria itu dengan terburu-buru. Dia harus segera pergi dari kamar apartemen cowok ini sebelum ada penghuni apartemen lain yang melihatnya dalam keadaan yang tidak bisa dibilang normal.

Sementara itu cowok yang berada didalam kamar mandi tadi masih didepan pintu menunggu Rosé. Dia habis selesai mandi tapi tadi dia lupa untuk mengambil baju didalam lemarinya alhasil dia hanya melilitkan handuk di pinggangnya saja.

"Bentar, ini kan kamar gue. Kenapa dia malah ngatur-ngatur gue?" Hahhh dasar bodoh.

Lalu dia mulai keluar dari kamar mandi.

"Maaf mb—, loh kemana dia?" Matanya menelusuri setiap ruang kamarnya namun pandangannya tak sengaja menangkap sebuah note dan bolpoin yang tergeletak di atas lantai.

Lo rusak baju gue, gue ambil selimut lo!

"Sial, Selimut gue dibawa." Setelah membaca note yang ditinggalkan cewek itu dia langsung mengusak rambutnya kasar.



Rosé masuk ke dalam kamar 366 yang merupakan kamarnya. Lalu dia mulai tergesa-gesa masuk kedalam saat mendengar ada orang yang akan datang kemari.

"Huhh hampir aja." Rosé memegang dadanya, lalu dia mulai melempar pakaiannya tadi ke sembarang arah.

Hampir saja dia mau berjalan ke kamar mandi tetapi samar-samar dia mendengar suara dari luar. Sepertinya itu di kamar 365 yang letaknya berada di sebelah kamarnya.

"Hallo tuan muda Sehun. Ayo maen yok kita pengen habisin duit lo nih!"

Rosé yang tak sengaja mendengar teriakan tadi terdiam sebentar, "Dia orang kaya, atau dia punya jabatan?"



Rosé mengetuk meja dengan gelisah. Dia lagi di cafe sama Lisa.

"Lis?"

"Hmm?" Lisa mengalihkan perhatiannya dari laptop dan menatap kearah Rosé.

Rosé terdiam sebentar lalu kemudian dia menggelengkan kepalanya, "Nggak jadi deh."

Lisa mengangguk dan kembali berkutat dengan laptopnya. Rosé dalam hati merutuki dirinya sendiri, dia harus bagaimana apa dia harus cerita masalah ini ke Lisa apa nggak. Ini yang menjadi pikiran Rosé semalam hingga membuatnya tidak bisa tidur.

"Emm Lis?" Panggil Rosé yang kedua kalinya.

"Apaan." Sahut Lisa namun matanya masih menatap kearah laptop.

"Hng lupa mau bilang apa." Rosé menghela nafasnya kalo nggak cerita ini bakal jadi beban pikiran terus buat dia, bisa stress dia lama-lama.

"Lis?"

"Ck, apaan sih Rosé daritadi las lis las lis mulu tapi ujung-ujungnya nggak jadi cerita, kesel gue." Dan meledak sudah Lisa yang kesal.

"Gue pengen cerita tapi gue nggak tau." Lisa terlihat mengerutkan keningnya.

"Lo aneh deh. Pengen cerita tapi malah nggak tau. Ada apa sih." Lalu Lisa menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Rosé.

"Emm gue emm anu, gue..."

"Rosé, gue gampar lo ye. Jangan bikin emosi gue kenapa sih."

"Huh oke. Gue udah nggak perawan." Bisik Rosé kearah Lisa.

"Oalah cuman itu—, EH GIMANA, KOK BISA!?" Lisa melototkan matanya tidak santai kearah Rosé.

"Mata lo biasa aja njing!"

"Oh nyeremin ya sorry deh, tapi Rosé lo serius?"

"Buat apa gue bercanda Lis." Lisa menatap mata Rosé menilik apakah Rosé berbohong padanya. Namun sepertinya Rosé memang mengatakan yang sebenarnya.

"Siapa yang udah bikin lo nggak gadis lagi Rosé, ngomong sama gue."

"Tetangga gue sendiri. Kamarnya tepat di sebelah kamar gue."

"Rosé jangan nangis." Lisa mengusap pundak Rosé saat gadis itu menutup wajahnya karena menangis.

"Harusnya kemarin gue nggak biarin lo balik sendiri pas lagi mabuk. Kenapa juga gue nggak kepikiran buat anterin lo sampai depan kamar lo sih."

"Gue harus gimana Lis, gue takut hamil."

"Aborsi aja—,"

"Lo gila! Gue nggak sejahat itu Lis!" Lisa tak melanjutkan kata-katanya lagi.

Sehun menghela nafasnya kasar. Jadi orang kaya menurutnya nggak seenak yang dibayangkan orang-orang. Soalnya dia jadi banyak temen mana temennya suka morotin dia lagi minta di traktir lah kalo nggak minjem duit lah eh tapi nggak diganti. Emang Setan!

"Lo kok malah milih tinggal di apartemen sih. Kenapa nggak bikin rumah aja?" Tanya Kai iseng.

"Suka suka gue dong." Sahut Sehun dengan suara yang ketus. Tapi bukannya tersinggung dia malah di ketawain sama temen-temennya. Kan jadi tambah males dia.

"Bro lo tau nggak kalo sedekah itu bisa bikin rejeki lo lancar."

"Oh jadi kalian berdua ngakuin kalo kalian pengemis." When Sehun being kinda savage.

Chanyeol dan Kai saling lirik satu sama lain. Apakah mereka tersinggung? Jelas lah nggak. Karena mereka berdua ini udah terbiasa sama kata-kata pedesnya Sehun.

"Wah kita di kata pengemis Bro." Chanyeol menyenggol pundak Kai.

"Yuk kita mutilasi."

"Hayuk."

"Heh apa-apaan nih." Sehun terkejut saat kedua temannya itu melompat kearahnya. Sehun yang belum persiapan apapun alhasil tertubruk sama pantat bahenol mereka berdua.

"Ampas lo pada kalo sampe kentut didepan muka ganteng gue."

"Duh gue tiba-tiba kebelet berak nih."

"Gue bunuh lo kalo sampai kentut ya!" Chanyeol dan Kai tertawa bahagia diatas penderitaan Sehun.

"Eh ini apaan." Mata Chanyeol tak sengaja menatap noda merah yang sudah mengering di atas kasur Sehun. Lalu dia menyingkirkan bantal yang menutupi noda itu dan terlihat jelaslah bahwa itu bukanlah sekedar noda merah. Melainkan bercak darah.

"Hun, lo merawanin siapa?" Kai menatap tak percaya kearah Sehun yang mematung di tempat.

"Lo sekarang jadi brengsek?"

"Kalian berdua apaan dah, ini tuh—,"

"Nggak mungkin kan tiba-tiba lo menstruasi secara tiba-tiba. Lo kan berbatang." Sehun kalah telak. Dia tak bisa mengelak lagi saat Chanyeol memborbardir dirinya.

"Itu nggak sengaja sumpah."

"Demi apa lo?! Eh btw lubangnya enak nggak?"

"Ampas lo Kai!" Kai cuman meringis menunjukkan deretan giginya.

"Tapi Hun. Itu anak orang woi lo perawanin. Kalo dia hamil gimana lo kudu tanggung jawab."

Sehun berdeham, "Ya kalo soal tanggung jawab sih gue bakal tanggung jawab. Tapi tuh cewek tiba-tiba langsung pergi gitu aja yaudah."

"Yaudah apa."

"Yaudah kalo nanti dia balik minta pertanggungjawaban ya gue bakal tanggung jawab. Meskipun itu bukan kesalahan gue." Memang benar ini bukan salahnya. Tapi apakah dia korbannya juga.

Sehun terbangun tengah malam karena dia merasakan lapar. Sialan banget malem malem malah laper mana dia nggak stok makanan di kulkas lagi.

Tapi untunglah apartemennya ini berada tepat didepan minimarket yang buka 24 jam.

Baru saja dia keluar dan menutup pintu apartemennya. Tiba-tiba dari belakang Sehun dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Hamilin aku biar kamu nggak nikah sama dia." Hah apa maksudnya ini.

Sehun berusaha keras menyingkirkan tangan Rosé yang memeluk dirinya erat.

"Sayang kenapa kamu nolak. Kamu nggak mau bahagia sama aku?" Rosé masih memeluk Sehun dalam keadaan yang mabuk.

"Mbak, maaf mbaknya salah orang mungkin."

Sehun berhasil melepaskan tangan Rosé dari pelukannya lalu dia mulai buru-buru meninggalkan Rosé. Namun baru beberapa langkah berjalan dia begitu terkejut saat Rosé menarik kaosnya hingga sobek. Gila padahal dari brand mewah sama mahal tapi kok bisa sobek sih. Ini Rosé yang terlalu nafsu apa bahan kaosnya yang jelek dah.

"Hamilin aku hamilin aku."

Sehun meronta saat Rosé memeluk tubuhnya. Jujur Sehun ini sebenarnya adalah cowok yang kelebihan hormon, tapi dia nggak bisa dia tidak kenal dengan Rosé tapi disisi lain juga Rosé itu juga tetangganya.

"Let's play with me."

Runtuh sudah pertahanan Sehun. Dia menarik rambut Rosé kuat sampai membuat Rosé mendongak. Lalu dengan nafsunya dia meraup bibir Rosé dengan rakus.

Dia sudah di pancing. Jadi dia harus menuntaskan ini.



Sehun melirik pintu 366 yang merupakan kamar apartemen Rosé. Firasatnya mengatakan kalo dia harus masuk kedalam tapi dia takut diamuk sama cewek itu, dia takut kalo dia disangka mau macem-macem lagi.

Sehun baru memikirkannya semalam sampai membuatnya tidak tidur. Sehun tau waktu itu Rosé mabuk jadi tak seharusnya dia melakukan itu. Bisa saja kan dia mendorong Rosé dan lari meninggalkannya tapi dengan bodohnya Sehun malah terpancing sama godaan syaiton.

"Gue ketuk aja kali ya pintunya." Sehun menghela nafasnya sebelum mengetuk pintu apartemen Rosé.

Ketukan pertama tak ada sahutan hingga sampai ketukan ketiga juga tidak ada respon. Biasanya kalo udah ngetuk tiga kali dan nggak ada jawaban itu artinya tamu itu harus pergi karena pemilik rumah tidak ada atau mungkin tidak ingin menerima tamu.

Tapi perasaan Sehun memaksanya untuk masuk kedalam dan menemui Rosé.

"Balik aja dah." Baru saja dia putar badan tiba-tiba hal mengejutkan terjadi saat dia mendengar teriakan dari dalam apartemen Rosé.

Tak seperti tadi yang ragu Sehun dengan yakin langsung masuk dan mencari keberadaan Rosé.

"Nggak mungkin, gue belum siap. Gue masih pengen berkarir!" Rosé melemparkan testpack didepan Sehun dan mudah dijangkau oleh pria jangkung itu.

"Gue belum siap ngurus anak. Masa muda gue, nggak mungkin hancurkan?!!" Rosé menangis dan memeluk lututnya.

Sehun menghela nafas berjalan dengan yakin kearah Rosé dan berjongkok memeluk tubuh ringkih Rosé.

"S-saya bakal tanggung jawab. Apapun masalahnya jangan salahin bayi dikandungan kamu. Kamu bisa salahin saya."

"Kita." Celetuk Rosé tiba-tiba.

"Kita yang salah." Sehun mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

"Rosé, mungkin kita bisa mulai semua dari awal. Walaupun sekarang nasi udah jadi bubur. Tapi nggak ada salahnya kan kita saling mencintai dari sekarang dan mulai membentuk keluarga baru." Sehun menggenggam tangan Rosé erat.

"Kita beri kasih sayang dan kebahagiaan buat anak kita."

Sehun gugup. Rosé masih tak menjawab apapun.

"Jadi intinya?"

"Ayo nikah sama saya." Anggukan kepala Sehun terima. Lalu perlahan dia memeluk Rosé erat.

"Makasih dan maaf. Saya akan bertanggungjawab dan bikin kamu dan anak kita bahagia."

Request by : salsaintanyoomin Hunrosé [Done✓]

Who is next?

Hah cerita mature, agak geli pas nulis:)
Sorry for late udah sebulan aja gue nggak update anyway sekarang tuh gue agak susah nentuin temanya kayak gimana. I mean kayak harus milih genre horor, fantasi, romance bahkan mature kayak gini tapi buat mature sih hmm gue nggak dulu deh.

Continue Reading

You'll Also Like

441K 19.1K 55
WARNING⚠️TYPO BERTEBARAN‼️ {Cerita ini sudah di revisi,maaf kalau masih ada TYPO🙏🏻} **** bagaimana jika seorang gadis yang amat sempurna dengan waj...
414K 41.7K 32
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia Alexander malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya...
116K 11.4K 18
Hidup Yelo bagai akara yang tidak pernah dianggap hadirnya. Lahir membawa sandangan sebagai anak haram membuat Yelo ditolak keras oleh dunia. Hidup l...
903K 66.7K 71
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...