Let Me Be Your Healer, Mr. Na...

By vioneee12

137K 17.9K 1.2K

"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI) More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Special Part (1)
Special Part (2)
Special Part (3)
Another Special Part (1)
Another Special Part (2)
Another Special Part (3)
Another Special Part (4)
Another Special Part (5)
NEW STORY : JUNG JAEHYUN
RECOVERY | Lee Haechan

15

3.3K 457 20
By vioneee12

Tokyo, Jepang.

Hotel.

"Kami ingin memesan dua kamar," ucap Yuna pada seorang resepsionis wanita.

"Satu kamar," Yuta yang tiba-tiba menginterupsi, membuat Yuna refleks menoleh.

Sang resepsionis pun tampak dibuat bingung.

Yuta melirik Yuna sekilas, kemudian kembali bicara pada resepsionis itu, meyakinkan kalau mereka hanya memesan satu kamar saja.

"Aku kira kau ingin kamar yang terpisah," ucap Yuna saat pelayan hotel yang bertugas mengangkut barang (Porter) keluar dari ruangan mereka.

"Kau mau membayarnya?" tanya Yuta dengan nada sinis, lelaki itu berjalan begitu saja melewati Yuna yang skakmat tidak bisa berkata-kata lagi.

Suasana pun menjadi hening, Yuna melirik Yuta yang sudah merebahkan dirinya ditempat tidur, lelaki itu tampak sibuk berkutat dengan ponselnya.

Kemudian, pandangan Yuna teralih pada dinding kaca yang sekaligus menjadi pintu menuju balkon kamar.

Gadis itu berjalan dengan semangat menuju balkon, hal yang paling menyenangkan jika berada dihotel adalah melihat pemandangan luar melalui balkonnya.

"UWAAAH!"

Yuna berseru kagum dengan apa yang dilihatnya, tidak ayal dengan harganya yang fantastis, pemandangan yang disuguhkan hotel ini tentu saja bukan kaleng-kaleng!

Pemandangan malam kota Tokyo yang begitu memanjakan mata, gemerlap lampu yang beradal dari gedung-gedung pencakar langit itu benar-benar sesuatu yang menakjubkan.

"Cantik sekali,"

"Seperti tidak pernah tinggal di Tokyo saja," suara dingin itu hampir membuat Yuna terperanjat kaget.

Sejak kapan Yuta ada dibelakangnya?!

"Aku hampir tidak pernah melihat pemandangan malamnya, Nakamoto-san. Lagipula aku tinggal disini hanya tiga tahun, dan saat itu masih sekolah menengah pertama juga."

Yuta berjalan, hingga posisi lelaki itu tepat berada disampingnya, membuat Yuna refleks bergeser sedikit.

Sebenarnya, karena insiden Yuta yang menciumnya kemarin, tentu saja itu bukan hal yang sepele untuk seorang Choi Yuna, ia merasa detak jantungnya semakin bermasalah jika lelaki itu berada terlalu dekat dengannya.

Berbanding terbalik dengan Yuta yang tampak biasa saja, seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Yuna melirik jam tangannya, "Ah, ini sudah hampir pukul tujuh. Pestanya Miyawaki-san dimulai jam 8 kan?"

Yuta mengangguk. "Kau bagaimana?"

"Aku?" tanya Yuna tidak mengerti.

"Maksudku, perempuan kalau ingin ke pesta itu sangat repot kan? Kau butuh semacam... penata rias?"

Yuna tersenyum sambil menggeleng, "Tidak, aku bisa sendiri. Tapi pakaian bagaimana?"

"Sebentar lagi dia akan mengantarkannya," ucap Yuta, 'dia' yang ia maksud adalah pegawai butik milik Momoka, pakaian yang akan mereka pakai malam ini akan diantarkan langsung agar langsung siap pakai.

"Baiklah, aku akan mandi duluan kalau begitu."

....

"A-apa aku terlihat aneh?" Yuna menjadi ciut sendiri saat mendapat tatapan tajam dari suaminya itu.

Yuta, lelaki itu terus melihat Yuna tanpa berkedip, entah ia sadar atau tidak.

Well, penampilan Yuna yang memakai gaun satin tanpa lengan warna burgundy, rambut sepunggungnya yang ia buat sedikit bergelombang dibagian bawahnya, serta riasan wajah yang semakin membuat gadis cantik itu begitu menakjubkan.

Seorang Choi Yuna bisa melakukan itu sendiri?

"Nakamoto-san?" Yuna menggoyang-goyangkan telapak tangannya, dan berhasil membuat Yuta tersadar.

"Huh?"

"K-kenapa?" tanya Yuna takut-takut.

Yuta membuang muka, lelaki itu berjalan mengambil sepatu formalnya.

"Tidak, tidak aneh."

Yuna tersenyum lega, sebenarnya ia agak tidak percaya diri karena sudah lama tidak berdandan seperti ini.

"Choi Yuna,"

"Hm?" Yuna berbalik untuk melihat Yuta, dan ia kebingungan dengan lelaki itu yang tiba-tiba menyerahkan sebuah kotak cokelat dengan bahan kulit itu padanya.

"Pakai ini,"

"Ini apa?"

Yuta tidak menjawab, ia membukakan kotak itu agar Yuna bisa melihat sendiri apa isinya.

Dan ya, hal itu membuat gadis itu tercengang kagum.

Sebuah kalung!

Kalung cantik yang mungkin terbuat dari emas putih dengan berlian kecil nan indah yang mengelilinginya.

"Milik mendiang ibu."

Yuna tertegun sejenak, pandangannya teralih pada wajah tampan Yuta, ekspresinya datar seperti biasa, namun ada yang lain dari sorot mata lelaki itu.

"Nakamoto-san,"

Yuta kembali menyodorkan kotak itu pada Yuna.

Namun, Yuna tidak menerimanya, gadis itu merasa tidak nyaman, benda seberharga itu, apakah pantas ia yang memakainya?

"Apa tidak apa apa kalau aku yang-"

Yuta menarik pelan lengan Yuna agar gadis itu mendekat padanya.

"Kau ini cerewet juga, ya?"

Yuna hanya bisa terdiam mematung saat Yuta yang tiba-tiba memasangkan kalung itu kelehernya.

"Kalung ini, kesayangan ibuku. Dulu, ibu selalu berkata akan memberikan kalung ini sebagai hadiah untuk menantu perempuannya."

Mendengar hal itu, Yuna kembali menatap Yuta, ekspresinya tetap sama. Namun, sorot mata terpendam itu terlihat semakin jelas.

Jelas, kalau sorot mata yang selalu tajam itu, kini mulai perlahan menyendu.

"Tapi karena insiden itu-"

Yuta tidak bisa melanjutkan ucapannya karena terkejut dengan apa yang Yuna lakukan sekarang.

Gadis itu memeluknya, erat.

Yuna tidak ingin melihat Yuta seperti itu. .

"Kau tidak perlu melanjutkannya, aku mengerti. Sudah cukup."

Kemudian Yuna melepaskan pelukannya, ia menatap Yuta dengan lembut sambil tersenyum.

"Terimakasih, aku akan menyimpannya dengan baik."

...

Yuta keluar dari mobil diikuti dengan Yuna, mereka sudah tiba dibangunan hotel mewah dengan gaya klasik yang menjadi tempat diadakannya pesta ulang tahun Miyawaki Mei.

Yuna tampak kagum dengan interior hotel tersebut, ini hotel tapi sudah seperti istana kerajaan saja.

"Akan ada banyak jenis formalitas diacara seperti ini. Dan salah satunya ini,"

Yuta meraih tangan Yuna, kemudian menautkannya dilengannya sendiri.

"Kau mengerti apa yang harus kau lakukan, kan?"

Yuna mengangguk dan tersenyum.

Bergandengan seperti ini, mungkin bagi seorang Nakamoto Yuta ini hanya sebatas formalitas, namun tidak bagi Yuna.

Ini hal yang begitu istimewa!

"Tuan dan nyonya Nakamoto?" Petugas pengaman acara yang bertugas mengecek setiap tamu undangan yang datang.

Yuna sangat ingin berteriak girang sekarang, gadis itu menahannya kuat-kuat.

Mungkin terkesan sangat berlebihan, tapi gelar 'Nyonya Nakamoto' itu membuatnya hampir pingsan, padahal hal itu merupakan hal mendasar yang wajah terjadi, karena statusnya yang merupakan istri dari lelaki tampan yang sedang sibuk memverifikasi kartu undangannya itu.

Segera setelah keduanya dipersilahkan masuk, Yuta mulai berubah 180 derajat, dimana lelaki yang biasanya menjadi patung es berjalan itu, sekarang berubah menjadi sosok pria bisnis yang bersikap ramah, bersalaman sana-sini dan menebarkan senyum elegannya kepada para tamu yang lain.

Yuna hampir saja tidak bisa mengimbangi Yuta karena ia sendiri selalu tertegun melihat perubahan Yuta yang drastis jika berada ditempat umum seperti ini.

"Istrimu? Cantik sekali!"

"Ya ampun! Si bocah nakal ini sudah berani membawa istri sekarang, hahaha!"

"Wah, dapat bidadari darimana kau ini?!"

Yuna yang terus menerus mendengar ucapan seperti itu hanya bisa terus tersenyum sungkan sembari berterimakasih dan menyapa para tamu wanita yang notabene adalah pasangan dari banyaknya rekan bisnis Yuta.

Kemudian,

"Yuta!" Seru seorang gadis cantik, yang tak lain dan tak bukan adalah tokoh utama dalam acara kali ini, Miyawaki Mei. Ia tampak kesusahan berlari dengan gaun silver panjangnya itu.

"Yo."

"Ternyata kau datang juga, ya? Ah, ada Yuna juga! Bagus bagus!" ucap Mei bersemangat.

"Selamat ulang tahun, Miyawaki-san," ucap Yuna sambil tersenyum, yang dibalas oleh Mei.

"Ish! Panggil Mei-san atau kak Mei saja, tidak perlu seformal itu padaku, ya? Oke?"

Yuna mengangguk sambil terkekeh pelan, aura positif dari Mei benar-benar menyenangkan.

Mei melihat kesekeliling, kemudian setelah menemukan sesuatu, gadis itu meringis.

"Ya ampun, kenapa dia harus datang, sih?!"

Yuta ikut mengikuti arah pandang Mei, kemudian lelaki itu tersenyum mengejek.

Yuna yang juga ikut penasaran, melihat sosok lelaki tampan yang berjalan mendekat ke arah mereka.

Gadis itu membulatkan matanya.

"J-J-Jung Jaehyun?!" Yuna tanpa sadar berseru sendiri, membuat Yuta refleks menoleh ke arah istrinya itu.

"Kau tahu dia?"

Yuna mengangguk, "Siapa yang tidak kenal dia? Jung Jaehyun. Dia penyanyi dan aktor yang sedang terkenal itu, kan?" ucapnya setengah berbisik karena orang yang dimaksud sudah berdiri sangat dekat dengan mereka.

"Hai, Mei. Lama tidak bertemu, dan selamat ulang tahun," Lelaki tampan itu, Jaehyun menyalami Mei, dan dibalas dengan canggung oleh gadis itu.

Kemudian dengan ramahnya, Jaehyun menyapa Yuta dan juga Yuna.

"Nakamoto Yuta? Senang bertemu denganmu, aku tahu banyak tentangmu dari Mei,"

Yuta melirik Mei yang memberinya tatapan mengancam.

'Awas kalau kau bicara macam-macam.'

Yuta tersenyum geli sambil membalas jabatan tangan Jaehyun.

Jaehyun melirik Yuna yang berdiri disebelah Yuta. "Istrimu?"

Yuta mengangguk saja tanpa melihat kearah Yuna, kemudian beberapa detik ia merasa ada yang aneh, istrinya itu tidak mengatakan apapun.

Dan benar saja, saat dilihat, Yuna jelas sedang mematung sambil menatap Jaehyun.

Yuta mengerutkan dahinya. "Yuna-ya,"

Tidak ada respon, Yuna masih terpaku dengan Jaehyun yang ada dihadapannya.

Yuta menghela nafas, ia menyenggol pelan lengan gadis itu.

"Huh? Eoh? Ah, maafkan aku. Aku Choi Yuna, senang bertemu denganmu,"

Jaehyun tersenyum, "Jung Jaehyun. Kau cantik sekali, Yuna-ssi."

"T-terimakasih," ucap Yuna pelan sambil menu duk sungkan.

Kemudian, Jaehyun kembali berbincang dengan Mei, lelaki itu tampak begitu santai mengajak mantan kekasihnya itu berbuncang, berbeda dengan Mei yang tampak kewalahan menghadapinya.

Yuta menggiring Yuna menjauh, hingga di space  yang cukup tenang, Yuta memberikan Yuna tatapan tajamnya.

"Kau sadar apa yang kau lakukan tadi?"

"H-huh?"

"Kau mengidolakan Jaehyun?"

Yuna mengangguk polos. "Aku menyukai drama dan lagu-lagunya,"

Yuta menghela nafas berat, seperti mendengus kesal.

"Walaupun begitu, jangan lakukan itu ditempat umum. Kontrol dirimu."

Yuna menyadari kesalahannya, pasti karena ia yang sedikit berlebihan dalam menghadapi Jaehyun tadi.

Yuna menundukkan wajahnya. Ia sudah membuat Yuta marah.

"Aku mengerti, maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi."

Yuta menghela nafas lagi, mencoba mengontrol dirinya.

Tunggu. Kenapa ia jadi sangat kesal begini?

Entahlah.

Yuta diam beberapa saat, ia menatap Yuna yang sedikit menunduk dengan raut wajah bersalahnya.

"Sudahlah, ayo kesana. Aku ingin menyapa orangtuanya Mei,"

Yuna mengangguk pelan, ia mulai menegakkan wajahnya.

"Kemari," Yuta melingkarkan sebelah lengannya dipinggang Yuna, merangkul dan merapatkan jarak mereka.

Dan lagi ulahnya itu membuat Yuna mengalami krisis detak jantung.

....

Sudah sejam berlalu, dan acara puncak sudah dimulai, dimana setengah jam dihabiskan untuk acara inti perayaan ulang tahun Miyawaki Mei, dilanjutkan pidato ucapan dari para keluarga dan rekan bisnis dan sekarang, sudah memasuki acara hiburan dan makan malam, dimana sekarang, Jung Jaehyun yang sedang menyanyikan lagu untuk Mei.

"Nakamoto-san," bisik Yuna pelan, mengingat mereka sedang satu meja dengan tamu lain.

"Apa?"

"Kenapa mereka putus?" tanya Yuna dengan polosnya.

"Haruskah aku menjelaskannya disini?"

Yuna menggeleng pelan, "Sayang sekali, padahal mereka sangat cocok. Jaehyun yang tampan dan Mei-san yang juga sangat cantik,"

"Mereka putus karena pekerjaan Jaehyun, kau tahu, publik figur harus menghindari skandal."

"Untung disini tidak ada papparazi,"

"Kenapa? Kau cemburu?" tanya Yuta sarkas.

Yuna menggeleng, "Tidak, tidak! Aku hanya mengidolakannya saja, kok."

Yuta tidak merespon lagi, lelaki itu fokus memakan makanannya.

Kemudian, seseorang menduduki sebuah kursi yang kosong disamping Yuna.

"Oh? Kau! Choi Yuna?!"

Yuna yang terkejut dengan sapaan tiba-tiba itu langsung menoleh kepada seseorang yang menyapanya itu.

Yuna membulatkan matanya.

"Kak Kenta?!"

To Be Continued.

Jangan lupa vote + comment sebanyaknya! Ilysm!

Bonus pict.

Kenta Takada.

Thankyou

and

See You

-vioneee12




























































Continue Reading

You'll Also Like

610K 76.8K 66
[COMPLETED] "Because, you remind me of all the love I am trying to get rid of. But somehow, I really can't make you stay away, so I decide to stay aw...
109K 11.3K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
172K 16.9K 30
Chanyeol yang sakit hati ditolak seorang gadis bernama Wendy berniat membalaskan dendamnya. WenYeol
35.9K 3.6K 33
Seorang dokter akan berusaha keras untuk melindungi kesehatan semua orang. Bae Irene adalah seorang dokter yang ambisius. Semua berawal dari keputusa...