BELAMOUR 3.0

Door Min_iren

9.5K 1K 9.8K

Bila daksamu terlampau tenat, atma diselimuti masygul muluk-muluk, singgahlah pada tempat yang menurutmu pali... Meer

Foreword
Letters To A Sacred Soul
Woebegone
Continue de t'attendre
Magnolia's Penumbra
Floricide - Smell of the Death from Asphodel
Sacrifice
Trailer
Eccedentesiast - Hides pain behind a smile
Psithurism
Caraphernelia
Endlose Sehnsucht
LypƔmai
Absquatulate
ģ—‘ģŠ¤ķŠøė¼

Dezamăgire

707 77 717
Door Min_iren

"Papa ...," teriak gadis kecil cantik bersurai panjang cokelat bergelombang, saat melihat kedatangan sang ayah yang baru saja turun dari Santa Fe putih di parkiran sekolah.

Anak itu berlari kemudian memeluk sang ayah yang sudah berjongkok menyambutnya. "Maafkan papa terlambat Sayang," ucapnya pada sang anak.

Gadis kecil itu menggeleng. "Tidak apa-apa papa, Hera menunggu sambil bermain dengan teman-teman." Tunjuknya ke arah anak seusianya, tengah bermain ayunan di taman.

Sang ayah mengangguk paham. "Baiklah, ayo kita pulang," ajaknya, kemudian menuntun sang anak masuk kedalam mobil.

Di perjalanan sang anak berceloteh banyak, menceritakan tentang kegiatannya di sekolah tadi. Seperti biasa, hal itu membuat pria berusia tiga puluh tujuh tahun, bermarga Jung, semakin bersemangat menjalani hidupnya sebagai orang tua tunggal.

Anak semata wayangnya itu merupakan kekuatan dalam menjalani hari-harinya. Tak peduli ia bekerja siang dan malam, demi membahagiakan Jung Hera, sang putri yang masih berusia tujuh tahun.

"Papa."

"Hm."

"Hera ingin makan kentang BTS," ucap sang anak, menoleh pada ayahnya dengan tatapan memohon. Kemudian pria itu mengangguk.

"Boleh Papa?" tanyanya meyakinkan dengan tatapan berbinar.

"Boleh Sayang," ucapnya begitu lembut.

"Yeay!" Anak itu bertepuk tangan senang. "Terima kasih Papa."

Kini Hera dan sang ayah sudah berada di McDonald's terdekat, membeli makanan yang diinginkannya.

Mereka duduk saling berhadapan di depan meja yang penuh dengan makanan kesukaan Hera. Makanan yang kini menjadi favoritnya.

Senang sekali melihat sang anak bahagia, karena hal-hal kecil yang diberikannya. Bersyukur karena selalu bisa membahagiakan putri kecilnya meski ia berjuang sendirian.

"Hera, tunggu di sini ya, Papa ke toilet sebentar," ucapnya pada sang anak. "Hera tidak boleh kemana-mana mengerti?"

"Iya Papa." Anak itu mengangguk sambil mengunyah kentang goreng kesukaannya--kentang BTS.

Saat sedang asik memakan kentang, tanpa sengaja Hera menjatuhkan kotak sausnya dari atas meja. Anak itu berusaha mengambil saus tersebut dengan susah payah, karena tubuhnya yang kecil, membuat ia kesulitan turun dari kursi. Sampai akhirnya ada seseorang yang berbaik hati mengambilkan saus tersebut dan memberikannya pada Hera.

"Terjatuh, ya?" ucapnya seraya memberikan kotak saus di tangannya pada Hera.

Anak itu mengangguk dan mengambil sausnya kembali. "Terima kasih, Aunty cantik," ucapnya gemas.

"Kembali kasih anak cantik," balasnya.

Wanita cantik bersurai panjang kecokelatan yang baru saja masuk, dan memesan makanan itu, tanpa sengaja melihat anak kecil tengah kesulitan mengambil saus yang terjatuh. Dan dengan segera ia membantu anak kecil tersebut.

Wanita itu tampak gemas dengan tingkah lucu anak perempuan di hadapannya.

Sepertinya ia menyukai anak kecil itu.

"Kenapa sendirian?" tanyanya, tampak khawatir melihat anak tersebut duduk sendirian. Tetapi saat melihat ada sebuah tas kerja di kursi satunya, rasa khawatir sedikit berkurang, karena sepertinya anak itu datang bersama sang ayah.

"Kemana orang tuamu?" tanyanya lagi, setelah nertanya melirik sekitar.

"Papa sedang ke toilet," jawab Hera sambil kembali mengunyah kentang BTS-nya. "Itu Papa ...." tunjuknya ke arah sang ayah yang tengah berjalan dari arah toilet menghampirinya. Bersamaan dengan itu, wanita cantik bersurai cokelat itu pun menoleh ke arah yang ditunjuk Hera.

Kedua pasang netra itu lalu bertemu. Lee So Hee dan Jung Hoseok.

D
E
G

Keduanya tercekat. Hoseok menghentikan langkahnya seketika, sementara wanita itu hanya bergeming di tempat.

Rasa nyeri kembali hadir diantara keduanya.

Dua pasang netra itu kembali bersirobok, setelah tujuh tahun. Menghadirkan kembali rasa sakit antara keduanya. Rasa sakit yang berawal dari sebuah pernikahan bahagia tujuh tahun lalu.

Jung Hoseok dan Lee So Hee.

Mereka adalah sepasang suami istri yang begitu bahagia--awalnya.

Pernikahan indah nan mewah, menjadikan awal perjalanan bagi sepasang kekasih yang telah terjalin selama lima tahun.

Jung Hoseok dan Lee So Hee bersatu dalam satu ikatan suci dan sakral.

"Lee So Hee, aku mengambil engkau sebagai seorang istri, untuk saling memiliki dan saling menjaga, saat ini dan selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, sehat maupun sakit ...."

"Saranghae."

"Nado saranghae."







Hubungan yang terjalin atas dasar cinta itu berawal sejak mereka bekerja di sebuah perusahaan besar di kota Seoul. Keduanya yang selalu bertemu setiap hari, menjadikan mereka dekat, dan perlahan menumbuhkan rasa cinta.

Hoseok adalah seorang anak rantauan, seorang karyawan biasa di perusahaan JM GRUP, begitu pun dengan So Hee. Tetapi karena ketekunannya, Hoseok diangkat menjadi staf di perusahaan tersebut. Hingga dua tahun berjalan, akhirnya pria bermarga Jung itu berhasil menjabat sebagai manager.

Sungguh pencapaian yang bagus, bukan?

Hubungannya bersama So Hee pun saat itu semakin hari semakin mesra. Hoseok sangat mencintai So Hee, wanita pertama yang menjadi kekasihnya, bahkan akan menjadikannya seorang istri.

Hoseok berjanji, setelah sukses dan berhasil, ia akan menikahi wanita tercintanya, dan membawanya hidup bahagia.

Hoseok yang saat itu adalah seorang manager, mendapat kepercayaan dari sang atasan untuk melakukan suatu proyek besar dan menguntungkan. Dan memang benar-benar menguntungkan. Proyek yang di garapnya itu membuahkan hasil. Sejak itu, Hoseok semakin di percaya oleh sang atasan.

Tetapi sayang semua itu tak berjalan lama, karena ulah salah satu teman yang diam-diam menusuknya dari belakang. Hoseok difitnah menggelapkan uang perusahaan, hingga membuat proyek ketiganya gagal, dan membuatnya dipecat dari perusahaan tersebut.

Nama baik yang ia jaga selama bekerja di JM GRUP tercoreng begitu saja karena ulah teman, sekaligus sahabat yang menjadi kepercayaannya. Dia Kim Taehyung, seorang teman yang selalu iri pada teman yang lebih unggul darinya.

Hoseok benar-benar kacau dan terpukul saat itu. Ia kehilangan pekerjaannya begitu saja, setelah ia mengabdi dan bekerja keras membantu perusahaan menjadi semakin berkembang.

"It's okay, Sayang, kau bisa memulainya lagi dari awal," ucap Soo Hee, menyemangati kekasihnya yang tengah terpuruk. "Kau bisa memakai uang tabunganku, untuk memulai semuanya dari awal," lanjutnya.

"Kau percaya padaku?" tanya Hoseok, menggenggam jemari Soo Hee.

Soo Hee pun mengangguk. "Aku percaya padamu."

"Terima kasih karena selalu percaya dan tak memilih pergi saat aku mengalami kesulitan."

Soo Hee kembali mengangguk, kemudian memeluk kekasihnya.

"Aku berjanji, akan sukses." Hoseok mendekap erat kekasihnya. "Aku akan membawamu hidup bahagia dan menjadi yang terbaik," lanjutnya, kemudian mencium pucuk kepala Soo Hee. Membuat sang empu tersenyum dalam dekapan hangatnya.

Setelah keterpurukan itu, Hoseok kembali bangkit. Ia berhasil menjalankan bisnis dan membuka perusahaan kecil yang dirintisnya dari nol. Semua berkat dukungan Lee Soo Hee sang kekasih, yang juga membantu memberinya modal.

Akhirnya Hoseok berhasil menjadi seorang pengusaha. Ia kembali sukses. Dan setelah perjalanan panjang itu, ia memutuskan menikahi Soo Hee.

Pernikahan yang megah menjadikan awal kehidupan baru bagi mereka. Hoseok dan sang istri--Jung Soo Hee, hidup mewah di sebuah mansion yang dibelinya khusus sebagai hadiah pernikahan.

Satu tahun pernikahan, kehidupan rumah tangga mereka masih berjalan harmonis dan baik-baik saja, bahkan Soo Hee telah mengandung anak pertamanya.

Tetapi saat usia kandungan Soo Hee menginjak tujuh bulan, cobaan mulai datang menimpa rumah tangga mereka. Bukan karena orang ketiga, melainkan karena perusahaan Hoseok sang suami mendapat kerugian besar karena salah satu karyawannya membawa kabur uang perusahaan.

Hingga suatu malam yang nahas, perusahan yang dibangunnya mengalami konsleting dan menimbulkan kebakaran hebat. Membuat kerugian pun semakin bertambah besar. Karena bertubi-tubinya cobaan yang menimpa, akhirnya Hoseok memutuskan menutup perusahaannya.

Satu per satu barang mewah miliknya habis terjual. Hoseok benar-benar bangkrut. Rumah dan mobil mewah miliknya telah habis dipakai untuk mengganti kerugian semua kerusakan akibat kebakaran yang menimpa perusahaannya.

Setelah puteri mereka lahir, kehidupan Hoseok dan Soo Hee berubah drastis. Mereka tinggal di sebuah flat kecil sederhana, yang jauh dari kata mewah. Dan semenjak itu, hampir setiap hari, pertengkaran selalu terjadi di antara mereka, karena keadaan ekonomi yang selalu tak mencukupi.

Hoseok yang saat itu tak punya pekerjaan tetap, berusaha keras mendapatkan uang untuk kebutuhan anak dan istrinya. Apa pun ia lakukan, mulai dari menjadi pengantar makanan, menjaga toko, sampai tukang sapu halaman, ia kerjakan semua itu.

Soo Hee yang hanya di rumah mengurus sang anak, merasa jengkel, karena kebutuhannya selalu tak terkecukupi. Pertengkaran selalu terjadi, jika Hoseok membawa uang sedikit.

"Sampai kapan kita seperti hah?!" teriak Soo Hee, membuat sang anak terbangun dari tidurnya dan menangis.

"Bisakah kau pelankan suaramu? Hera sedang tidur," ucap Hoseok, kemudian menggendong bayi berusia enam bulan itu dan memberinya susu dalam dot.

"Aku sudah tidak tahan! Sampai kapan kita hidup seperti ini?!" keluhnya lagi.

"Hee-ya pelankan suaramu!" ucapnya hati-hati, sambil mengayun-ayun sang puteri dalam gendongannya. "Tolong jangan berteriak seperti itu, malu oleh tetangga, ini sudah malam."

"Kau lebih peduli pada ucapan tetangga, dibanding aku istrimu? Begitu?!" timpal Soo Hee penuh emosi.

"Bukan begitu, aku hanya ...."

"Hahh sudahlah, bicara denganmu hanya membuat kepalaku semakin pusing!"

Soo Hee mengunci dirinya dalam kamar, membiarkan Hoseok dan bayinya begitu saja.

Lagi-lagi Hoseok hanya bisa mengelus dada, menghadapi sikap Soo Hee yang berubah menjadi pemarah. Ia paham betul dengan perubahan sikap istrinya. Wanita itu biasa hidup mewah, maka saat hidupnya pas-pasan, sang istri menjadi stres dan selalu uring-uringan.

Meski sudah berusaha bekerja siang dan malam, demi istri dan anaknya, tetap saja hasilnya tak cukup di mata Soo Hee. "Tidak apa-apa Nak, mama mu hanya sedang lelah, kau tidur dengan Papa saja, ya," ucap Hoseok pada bayinya yang tentu saja tidak akan bisa menjawab. Ia kemudian menidurkan sang putri di atas karpet dan tidur bersamanya.



"Tanda tangani ini!" ucap Soo Hee pada Hoseok yang baru saja pulang bekerja. Bahkan pria itu masih berdiri di depan pintu.

"Apa ini?" tanya Hoseok bingung.

"Surat perceraian kita."

"Mwo? Apa yang kau katakan Hee-ya?!" Hoseok tercengang melihat kertas di tangannya.

"Aku ingin kita bercerai," ucapnya, "aku tidak bisa hidup selamanya denganmu seperti ini, aku lelah!" lanjutnya dengan melipat kedua tangan di dada.

"Tidak Hee-ya, jangan seperti ini, kau sedang becanda, kan?"

"Aku serius Jung Hoseok!" Untuk pertama kalinya, Soo Hee memanggil nama sang suami bahkan dengan marganya. "Tolong tanda tangani ini sekarang juga, aku sudah tidak sanggup hidup bersamamu!"

Sakit hatinya mendengar kalimat yang diucapkan Soo Hee. Yang diharapkannya saat ini adalah sambutan hangat sang istri, bukan ajakan perpisahan. Terlebih ia baru saja mengalami musibah, terserempet mobil saat akan pulang ke rumah, untungnya ia masih selamat, hanya sebelah tangannya mendapat luka cedera, namun masih bisa ia tahan.

Hoseok sedikit meringis karena luka di tangannya semakin berdenyut. "Tidak Hee-ya, tolong kau pikirkan anak kita. Kau tahu kan, aku sedang berusaha memperbaiki ini semua? Jadi kumohon bersabarlah."

"Sampai kapan aku harus bersabar? Kau lihat, bahkan aku tak cantik lagi, karena tak terawat!" cerocosnya membuat Hoseok terpancing emosi. Rasa lelah dan sakit di tubuhnya masih bisa ia tahan, tetapi tidak dengan sakit di hatinya. Berkali-kali kerja kerasnya tak pernah dihargai sang istri. Hoseok benar-benar tak bisa menahannya lagi. Terlebih saat sang istri berkata, "Lihat dirimu! Penampilanmu saja sudah seperti gelandang ...."

PLAK

Untuk pertama kalinya, Hoseok menampar Soo Hee sang istri, membuatnya tercengang. Rasa panas dan perih akibat tamparan menyakitkan di pipinya membuat Soo Hee semakin emosi.

"Berengsek! Berani kau menamparku?!" teriak Soo Hee, masih memegang pipinya.

"Jaga mulutmu Jung Soo Hee!" Suara lantang Hoseok, akhirnya membangunkan sang anak yang tengah tertidur di dalam kamar. "Apa selama ini kau tidak melihat usahaku?!" Matanya memerah dengan sorot mata tajam, dan tubuh yang bergetar.

Hoseok tak dapat menahan amarah dan kekesalannya lagi. "Kau pikir selama ini aku tak berusaha untukmu dan Hera?!" Soo Hee bungkam. Terkejut melihat suaminya yang begitu emosi. "Aku bekerja banting tulang untuk keluarga kita, selalu! Meski hasilnya tak sesuai, tapi tolong kau hargai itu." Tubuh lelahnya semakin bergetar berusaha menahan air mata. Hatinya terlalu sakit saat ini.

"Bahkan setiap hari, setiap aku pulang dan kelelahan, tak pernah sekalipun kau memberikanku segelas air untuk minum, atau setidaknya menyambut kepulangan suamimu dengan senyuman, bukan dengan makian!"

Soo Hee tak berkutik. Ia mematung di tempat, bahkan mengabaikan tangisan sang anak dalam kamarnya. Tetapi bukannya menyesal, hatinya justru semakin kesal.

"Tolong, kau pikirkan baik-baik. Pikirkan anak kita," pinta Hoseok sekali lagi, bahkan setengah memohon, membujuk sang istri.

Soo Hee memundurkan langkahnya saat Hoseok maju mendekat. Cairan bening di kelopak matanya, pun telah terjatuh. "Aku bukan istri yang baik," ucapnya terisak.

"Aku pun bukan suami yang baik," sela Hoseok. "Tetapi aku akan terus berusaha, menjadi yang terbaik untukmu."

Soo Hee menggeleng.

"Hee-ya Kumohon," bujuknya lagi, pada sang istri yang masih terisak. "Bersabarlah sebentar lagi. Aku akan terus berusaha, mengembalikan kehidupan kita yang dulu dan membahagiakan keluarga kita."

Namun lagi-lagi Soo Hee menggeleng. "Aku tidak bisa ...."

"Kumohon."

Soo Hee terus menggeleng. "Selama ini aku berusaha bertahan, tetapi ternyata semakin aku mencoba, aku semakin merasa, bahwa ternyata aku ... tidak bahagia denganmu."



"Papa ...." Suara dan tepukan halus sang anak, membuyarkan lamunannya. Pria itu mengerjap.

"Iya, Sayang," ucapnya lembut, berjongkok mengusap pucuk kepala puteri kecilnya.

"Papa melamun ya?" tanyanya pada sang ayah.

"Aniya, Sayang," jawab Hoseok, kemudian berdiri menggenggam erat lengan sang anak saat netranya mengarah pada wanita yang masih memaku di hadapannya.

Perlahan Hoseok menggembangkan senyum pada wanita itu---Lee Soo Hee.

"Apa kabar Hee-ya?" ucapnya ramah, tetapi kentara sekali, saai ini ia sangat canggung.

Wanita itu masih bergeming, tetapi perlahan air mata menetes di kedua netranya. Ia menangis, dengan tangan yang mengepal di kedua sisi. Merasakan nyeri yang luar biasa di hati, saat melihat pemandangan di depannya. Seorang anak dan ayahnya, tersenyum dengan begitu manis.

Ingin berlari merangkul dua manusia itu, tetapi untuk sekadar melangkah pun kedua kakinya terasa begitu berat. Rasa sesak semakin terasa, membuat ia sulit bernapas.

Soo Hee semakin terisak.

Dan isakannya seketika terhenti, saat pria itu, pria yang dulu pernah hidup bersamanya, pria yang dulu mencintainya, pria yang pernah menjadi suaminya, berjalan mendekat bersama putri kecilnya.

"Jangan menangis Aunty," ucap Hera, memegang jemari lentik wanita itu.

Perlahan ia berjongkok kemudian memeluk Hera--sang anak yang begitu di rindukannya. Tangisnya pecah mendekap sang putri.

Sementara Hoseok hanya menatap sendu melihat wanita yang tengah menangis mendekap putrinya.

Setelahnya, wanita itu melepas pelukannya pada Hera, kembali berdiri sambil mengusap air matanya. "Jadilah anak yang pintar ya, jangan menyusahkan Papamu," ucapnya kemudian mencium kening Hera begitu tulus, dan berlalu menuju kasir, membayar makanan yang dipesannya.

Hoseok yang menyaksikan wanita itu berjalan keluar, dengan segera menyusulnya. Tetapi baru saja sampai pintu, langkahnya seketika terhenti saat melihat seorang pria tengah menunggu wanita yang pernah menjadi istrinya, di depan mobil.

Pria itu menyambut Soo Hee, mengusap wajahnya khawatir, kemudian membawakan makanan yang dibawanya, dan membukakan pintu mobil untuknya.

Hoseok, hatinya kembali merasakan nyeri yang luar biasa. Terlebih saat ia tahu siapa pria yang bersama Soo Hee.

Dia Kim Taehyung, pria yang pernah menjadi teman dan berakhir mengkhianatinya.

"Hyung, pacarmu cantik sekali, seandainya aku yang lebih dulu bertemu dengannya, mungkin sudah kujadikan istri."

"Coba saja jika berani!"

"Hahaha, aku hanya becanda, Hyung."

Ingatan itu kembali terlintas dalam otaknya, dan semakin membuat hatinya hancur.

Hoseok menatap sendu pada mobil yang perlahan melaju itu.

"Permisi Tuan, ada titipan dari nyonya yang baru saja pergi," ucap salah satu pegawai Mcd pada Hoseok yang masih berdiri di depan pintu.

"Terima kasih," balasnya, menerima sebuah kartu nama dari pegawai tersebut.

Dilihatnya di sana tertera sebuah nomor telepon beserta nama lengkap sang mantan istri. Kim Soo Hee.

"Papa," panggilan sang anak membuyarkan fokusnya.

"Iya Sayang," ucapnya, "ayo kita lanjutkan lagi makannya."

Anak itu mengangguk, dan keduanya kembali masuk, duduk di kursinya melanjutkan makan.

"Papa, aunty cantik tadi itu siapa?" tanya sang anak dengan polosnya, "kasihan sekali tadi dia menangis," lanjutnya sambil mengunyah kentang BTS miliknya.

Hoseok lalu tersenyum. "Nanti Papa beritahu, sekarang habiskan dulu makanannya."

"Iya Papa."


🌿 SELESAI 🌿


Terima kasih banyak, untuk para pembaca setia, sejak belamour 1 sampai 3 ini 🤧 terharu sekali 😭😇😇

Semoga kalian semua terhibur dan sehat selalu ya 😇😇🥳🥳🥳

Gimana nangis gak ???

🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚

Juga untuk para Author-author hebat di Belamour ini, terima kasih banyak untuk perjuangan dan semangatnya 💪🏻💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Dan terakhir terima kasih untuk PARA ISRTI HALU MIN YOONGI Min_iren karena sudah berkenan mempublishkan Belamour 3 ini di akunnya 💜💜 juga RanEsta13 karena telah berkenan merevisi sedikit banyak naskah kami 💜💜💜💜

Luv luv luv buat kalian semua pokonya  💜💜💜💜💜

Salam manis dari  [ *ISTRI SAH KIM TAEHYUNG* ]



























🧚 kimtaelul 🧚

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

104K 520 7
šŸ“Œ AREA DEWASAšŸ“Œ
439K 11.6K 39
āš ļøTERDAPAT ADEGAN 18+ šŸš«HANYA FIKSI TIDAK NYATA
126K 11.4K 48
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb šŸ”žšŸ”ž *** Start : 15 Januari 2024 End : -
856K 24.3K 63
WARNINGāš āš  AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...