DISA | broken

By mataair24

2M 131K 17.3K

END. "Gimana kalau kita kasih pelajaran dengan cara bawa ke bar? Kita kerjain, ajak minum, bawa kehotel, trus... More

•DISA MAULIDYA•
•ARKAN DAMAREL•
01||
02||
03||
04||
05||
06||
07||
08||
09||
10||
11||
12||
13||
14||
15||
16||
17||
18||
19||
20||
21||
22||
24||
25||
26||
27||
28||
29||
30||
31||
32||
33||
34||
35||
36||
37||
38||
39||
40||
41||
42||
43||
44||
45||
46||
47||
48||
49||
50||
51||
52||
53||
54||
55||
56||
57||
58||
EXTRA PART
⛔️SEQUEL⛔️
?¿

23||

24.5K 1.6K 185
By mataair24

Cermat dalam menanggapi suatu hal, jangan pernah sesekali tergiur dengan sikap atau omongan nya yang manis.
_____________________________________

Disa sedang berada di ruangan bernuansa putih kali ini. Aroma obat-obatan yang terasa sangat menyengat. Disa memutuskan kemari untuk mengecek kandungan nya. Dan Disa hanya sendiri, tak ada satu orang pun yang menemani nya.

"Jadi bagaimana kondisi kandungan saya dok?" Tanya Disa pada lelaki yang sedang menggunakan jas putih yang berada di hadapan nya ini.

"Usia kandungan anda sudah berjalan 4 minggu. Dan janin yang sedang anda kandung juga sedang berkembang dengan baik."

"Sebaik nya anda mengurangi pekerjaan yang menguras tenaga dulu ya. Tidak boleh kelelahan pasti nya. Karena usia kandungan anda saat ini sangat rentan mengalami keguguran."

"Apalagi dengan usia anda yang masih sangat muda seperti ini, hamil muda lah tepat nya. Risiko nya lebih banyak, baik untuk sang ibu maupun calon anak nya nanti. Dapat dilihat dari segi fisik maupun mental."

"Makanya anda gak boleh capek dan tetap jaga kesehatan. Penuhi asupan gizi dan harus rutin konsultasi ke dokter kandungan ya."

Disa mengangguk paham mendengar nya. "Baik dok."

Dokter itu tersenyum simpul. "Saya akan berikan anda vitamin."

~o0o~

"Widihh ada yang baru married nich." Cibir Basra saat melihat Arkan yang sedang berduduk santai di sofa bersama yang lain.

Arkan berdecak sebal. "Diem! Jangan mulai lo bang!"

Basra terkekeh, ia menghempaskan tubuh nya di sofa dekat mereka. "Sensi amat dah."

"Gimana Ar, malam pertama nya? Mengguncang kan dunia peranjangan gak?" Ledek Maher berusaha mati-matian menahan tawanya.

"Seru gak Ar? Kan udah punya bahan pelampiasan nih. Gak ngapain sendiri lagi, kalau pengen ya tinggal colok." Sambung Gema.

Semua orang yang berada di dekat mereka sontak terkekeh. Arkan menjadi bahan cibiran sekarang.

"Diem bangsat!" Geram Arkan. "Gue emang udah nikah sama tu bocah! Tapi jangan berharap gue bakalan mau nyentuh dia! Cewek kotor, najis!"

"Tapi kan lumayan lah Ar. Buat bahan asik-asikan doang." Ujar Ipal yang juga ada disana.

"Astaga Arkan ganteng, dia istri lo tau." Seru Nanda.

"Apa? Istri lo bilang? Gila aja lo, dia babu gue bodoh!" Balas Arkan tak terima.

"Jadi kapan lo cere sama dia?" Tanya Maher.

"Itu makanya, gue mau mulai nyiksa dia. Semoga aja dia gak tahan sama penderitaan yang gue lakuin ke dia."

"Suruh gugurin aja Ar." Usul Ipal dengan enteng nya.

"Udah bego! Sampe cape gue nyuruh dia buat gugurin tu kandungan. Tapi anak nya batu banget!"

"Kalau dia nya gak mau ya lo sendiri aja yang gugurin, gitu aja ribet." Sahut Gema seraya memakan mie goreng buatan nya.

"Gimana caranya?" Arkan menatap wajah Gema.

"Banyak. Tendang perut nya, kasih nanas muda, air tapai atau tapai nya, lo cekokin minuman alkohol aja juga sabi. Gitu aja bego lo."

"Ah iya, sejauh ini nanas muda sih yang paling manjur kata nya. Tapi kalau lo kasih minum alkohol tiap hari juga manjur tuh." Nanda menimpali.

"Saran gue sih harus cepet, mumpung tu anak belum jadi. Biar gampang gugurin nya." Usul Maher.

Arkan tersenyum simpul. "Encer juga otak lo pada. Gue bakal coba deh."

Arkan beralih menatap Maher. "Ambilin dua botol vodka. Trus salinin di botol lain, biar gak ketahuan kalau itu alkohol nanti nya."

Maher membuat gestur hormat. "Laksanakan pak bos!" Ucap nya lalu beranjak dari sana. Melakukan perkerjaan apa yang Arkan suruh.

"Tapi gue akuin tu anak masih ada cantik-cantik nya lah." Ucap Basra sembari memainkan lidah nya. Entah apa yang sedang pria itu bayangkan.

Arkan berdecih. "Periksa mata gih lo!"

Basra sang ketua geng itu terkekeh. "Tapi serius sumpah. Gue aja tertarik sama dia. Pengen gue bawa ngamar rasanya. Lumayan lah."

"Sadar ngab! Istri orang woi, istri orang!" Seru Draka yang baru saja usai memainkan game di ponsel nya.

Arkan tersenyum miring, seketika suatu rencana terlintas difikiran nya. "Lo tertarik sama dia?"

Basra mengangguk.

"Serius lo mau sama dia?" Arkan menatap wajah Basra lekat-lekat, memastikan sekali lagi apakah ketua nya ini serius dengan ucapan nya.

Basra di buat nya jengah. "Serius! Emang kenapa sih nanya-nanya. Lo mau ngasih bini lo ke gue emang nya hah?"

"Boleh."Jawab Arkan dengan santai nya.

"Pfffttrr." Maher yang sedang meneguk minuman bersoda itu sempat tersedak. Minuman itu reflek tersemburkan.

Nanda mendelik. "Yang bener aja lo."

"Maksud nya lo cere in dia dan ngasih ke Basra gitu? Basra yang bakal tanggung jawab?" Tanya Ipal, ia masih tak bisa mencerna apa yang dimaksud oleh Arkan.

"Kalau gitu cara main nya gue ogah lah gila! Yakali gue haarus tanggung jawab. Lo yang nanem kok malah gue yang harus jadi bapak nya." Sahut Basra.

Arkan sontak berdecak sebal. "Ck, bukan gitu maksud nya bodoh!"

"Ya trus gimana?"

Arkan membetulkan posisi duduk nya. Ia menatap fokus Basra yang sedang menatap nya juga. "Gini-gini. Gue kan mau balapan nih. Trus, gimana kalau kita barter?"

"To the point aja." Balas Basra.

"Lo biayain uang taruhan gue. Dan lo bakal bisa make Disa. Lo bisa make dia sepuas nya mulai dari malam gue balapan sampai besok pagi nya. Ya di ibaratkan gue jual dia untuk malam itu aja sama lo. Gimana hm?" Arkan menaikkan kedua alis nya, menunggu persetujuan dari lelaki itu. "Jadilah, itung-itung masih ada celah dan kesempatan buat lo bisa make dia. Biar lo ngerasain gimana rasanya cewe yang lo anggep cantik itu."

"Widih anjir, ide bagus tuh!" Seru Maher.

"Terima aja bang, lumayan lah." Draka menimpali.

Sebuah senyuman kecil terbit di bibir Basra. Lelaki itu tampak membasahi bibir bagian bawah nya. "Deal, gue terima."

Arkan ikut tersenyum mengembang. "Oke deal."

~o0o~

Sedari tadi Disa menunggu Arkan di ruangan keluarga ini. Lelaki yang resmi menjadi suami nya itu tak kunjung pulang sedari tadi. Terlebih sekarang sudah tengah malam. Walaupun Arkan tidak memperlakukan nya dengan baik Disa tetap merasa khawatir. Terlebih suatu trauma akan ayah nya kemarin.

Sontak Disa berdiri dari duduk nya saat melihat Arkan yang berada di ambang pintu utama. "Kak Arkan, dari mana aja? Jam segini baru balik."

"Bukan urusan lo!" Sentak Arkan berlalu begitu saja menuju kamar nya.

Dengan gesit Disa mencekal pergelangan tangan Arkan. "Kak Arkan, gue mau ngomong."

Arkan langsung menepis cekalan itu. "Ck, gue gak mau ngomong sama lo!"

Disa diam, tak menjawab lagi perkataan pria itu. Seketika Arkan teringat akan suatu hal. Arkan menghela nafas nya berat. Untuk kali ini sebaik nya dia menurunkan ego nya. Demi rencana nya agar berjalan mulus.

"Ngomong apa?" Tanya nya dengan nada yang tak berubah, masih dingin seperti semula.

"Gue mau ngomong tentang anak kita kak." Jawab Disa.

"Anak lo." Sanggah Arkan.

Reflek Disa menatap wajah Arkan yang tak menatap nya juga. "Anak kita kak, anak lo dan juga gue. Anak ini gak akan ada kalau gak karna lo."

Arkan berdecak sebal. "Anak lo!! Jangan pernah sesekali lo sebut kalau anak itu anak gue!"

Disa menghembuskan nafas nya, lebih baik diri nya mengalah. "Gue pergi cek ke dokter kandungan tadi. Dan anak kita se—"

"Anak lo!" Sela Arkan tak terima.

Disa meneguk saliva nya kasar. "Janin nya berkembang dengan baik dan alhamdulillah sehat-sehat. Usia nya juga udah empat minggu."

"Trus, hubungan nya sama gue apa hah?" Arkan menaikkan asatu alis nya.

Disa menunduk. "Jelas ada hubungan nya, karna lo ayah nya."

Arkan mendengus, ia berusaha mati-matian menurunkan ego nya. Arkan mengeluarkan satu botol minuman dari saku jaket nya. Arkan langsung menyodorkan nya kehadapan Disa.

Disa menatap lekat-lekat botol minuman itu. "Ini apa?"

"Jamu buat kandungan."

Disa beralih menatap wajah Arkan. "Serius jamu kandungan? Dari siapa?"

Arkan berdecak. "Ck, kebanyakan nanya deh. Udah tinggal minum. Udah sukur gue perduli sama lo."

"Ini serius lo yang beliin. Dan gue gak salah denger kan Kak Arkan? Perduli?"

"Ambil atau gue buang aja?" Dua pilihan simpel itu yang terlontar dari mulut Arkan.

"Kata nya lo gak perduli sama gue dan bayi ini. Lo juga bilang kan kalau ini bukan anak lo. Trus lo bilang mau bayi ini mati. Tapi kenapa sekarang lo ngasih jamu kandungan untuk gue? Aneh deh." Disa sedikit curiga sebenar nya.

"Ini papa yang beliin, bukan gue!!" Geram nya pada wanita menyebalkan ini.

Disa melirik kembali botol itu. "Agak curiga sih sebener nya."

"Curiga apaan lagi?! Udah cepetan ambil!"

"Iya-iya." Disa mengambil botol minuman itu dari tangan Arkan.

"Dari tadi kek! Lama lo!"

"Diminum sampe abis, awas aja kalau samp gak lo minum!" Ancam Arkan lalu masuk ke dalam kamar nya.

Disa masih di tempat. Mata nya terus menelisik botol minuman tanpa berlabel ini. "Serius ini jamu? Kok nyengat banget sih bau nya."

Disa mendekat kan botol minuman itu ke hidung nya. Menghirup bau yang menyengat itu. "Aneh, gak kaya bau jamu biasa nya."

Spontan Disa menggeleng. "Ah gak papa! Gak boleh suudzon Disa."

>>><<<

Thankyou for reading
Jangan lupa vote and komen
See u

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 256K 52
[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali R...
125K 6.3K 62
Semesta Series 1 ( Mountain ) Young Adult Bima Bumi Barameru, sesuai arti namanya Bumi yang berkuasa di gunung Merapi. Bima, terkenal sebagai penguas...
1.3M 122K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...