Yes, I'm Cinderella!

By nebulaelcarinae

15K 620 71

Visi : Jadi orang kaya Misi : foya-foya Visi-misi : Nikahin anak tunggal kaya raya. Rachilla Putri Mahika (... More

1. GUE GAK MAU!
2. TINGGAL ATAU PERGI?
3. TUGAS PERDANA
#4. DUH ENAKNYA JADI BABU!
#6. Harus Gimana?
#7. Enggak Usah Ngejar!
#8. FOLLBACK DONG!
#9. Party's
#10. Party (2)
#11. Hari-hari Penuh Kejutan
#12. Mainan?
#13. Siapa sih?
#14. Japan
#15. Seberapa Pantas
#16. Kesalahan
#17. Raiden's Life
#18. Gift
#19. Gift (2)
#20. My Little Sister
#21. Apart Rahasia Raiden
#22. Bercanda kan?
#23. Nothing
#24. Fall?
#25. Chilla dan masalalu
#26. Who is He?
#27. Life is About Moment

#5. Kok?

624 17 1
By nebulaelcarinae

Chilla tampil berbeda di hari kedua dirinya datang ke kantor Raiden, penampilannya cukup sopan kali ini tak seperti kemarin yang memakai rok mini. Hari ini Chilla memakai rok midi berwarna hitam dipadukan dengan cardigan panjang berwarna pink, rambutnya dia kuncir kuda sesuai perintah Raiden yang risih rambut gadis itu di gerai. Untuk sepatu kali ini dia hanya menggunakan sneakers berwarna putih.

Tampilnya teramat santai tapi masa bodo, Raiden juga membebaskan dirinya berpenampilan seperti apapun selama masih dalam batas sopan menurutnya.

"Enak ya pagi-pagi ngelamun disini."

Sindiran halus namun terdengar tajam itu membuat Chilla yang sedang melamun tersentak, dia menoleh kearah Raiden yang berdiri menjulang di hadapannya.

"Ganggu halu gue sama Min Yoongi aja sih!" Sungut Chilla dengan nada pelan.

Padahal Chilla sama sekali tak memikirkan bias nya itu, melainkan memikirkan Raiden yang mau menampung dan mempekerjakan dirinya.

"Lupa sama tugas kamu?" tanya Raiden menatap lekat Chilla.

Chilla menghembuskan nafas padahal niatnya ingin sarapan saat sampai kantor, bukannya di rumah Raiden tak diberikan sarapan oleh sang tuan rumah. Melainkan di rumah bos nya itu tak ada nasi, karena sarapan Chilla harus pakai nasi. Tak mungkin dirinya merengek pada bos nya, dia masih sadar diri.

"Neng Ila, ini pesenannya."

Ibu kantin langsung menaruh makanan yang Chilla pesan tadi di meja, menyapa Raiden sebentar lalu ibu kantin itu pergi.

Raiden duduk memperhatikan Chilla yang malah makan dengan lahap, bukannya Chilla udah sarapan?

"Saya bingung..." ucap Raiden setelah Chilla menyelesaikan makannya.

Chilla menatap Raiden dengan alis terangkat sebelah.

"Kenapa kamu bisa makan padahal tadi sudah sarapan dengan saya?" tanya Raiden serius.

Chilla terdiam dengan mata terpejam meredakan kebingungan, setelah itu dia berdiri dan menarik tangan Raiden dengan paksa. Namun Raiden tak menolak dan hanya pasrah saja.

"Ayo bos, katanya mau dibuatin kopi!" ucap Chilla.

Sebenarnya siapa yang bos nya disini?

***

"Chil, ayo dong bantu mbak..."

Rengekan Zeva membuat Chilla tak tega pada wanita hamil itu, sendari tadi Zeva terus merengek pada Chilla dan menahannya di meja sekretaris. Itu semua karena Raiden! Ya karena bos nya itu akan bertemu dengan client dan wanita hamil itu tidak bisa ikut padahal Raiden membutuhkan sekretaris-nya.

Chilla bingung, dia hanya berpengalaman menjadi sekretaris osis dan eskul saja bukan sekretaris perusahaan. Bagaimana jika dia melakukan kesalahan?

"Anggap aja sebagai simulasi jadi sekretaris, kalau mbak melahirkan siapa yang bakal gantiin posisi mbak? Rai itu susah buat percaya sama orang," ucap Zeva dengan nada memohon.

Chilla menghela napas.

"Photo card official Min Yoongi, ya!" ucap Chilla dengan senyuman jahil.

"Deal!" Tanpa pikir panjang Zeva berkata seperti itu dengan senyum mengembang pula.

"Tapi berlaku sebulan! Kamu harus gantiin mbak pas ada rapat atau kunjungan proyek," nego Zeva sambil memohon.

Chilla menimbang sebentar, "kayaknya kurang kalau cuman PC aja, gimana kalau album juga? Nanti aku kasih list nya ya!"

Demi photocard yang harganya sering membuat Chilla harus puasa dua hari, walau itu hanya sebuah kertas Chilla tetap bucin.

***

Suasana hening.

Chilla belum berani mengeluarkan suara setelah perjalanan setengah jam, matanya melirik kearah Raiden yang nampak fokus menyetir. Sungguh bosan sekali hidup Raiden dan anehnya dia juga ikutan menjadi bosan.

Parahnya, di mobil itu hanya mereka berdua tanpa seorang supir. Chilla harus piye?

"Boleh tidur gak?" tanya Chilla pada Raiden.

"Gak," balas Raiden.

Chilla mendesah kecewa, Raiden tak berniat mengajaknya mengobrol gitu? Padahal dalam perjalan ini cukup jauh dari kantor, Chilla juga heran Client Raiden ini bukan nya bapak-bapak semua dan kenapa tiba-tiba ingin bertemu di cafe ala anak muda yang baru buka satu bulan lalu.

"Putar aja lagunya," ucap Raiden sambil melirik Chilla dari ekor matanya.

Senyum Chilla mengembang dan langsung menuju pemutar musik, saat menekan tombol on tiba-tiba musik 'Fake love' terdengar.

"Loh ini lagu para bujang ku!" ucap Chilla tak percaya menatap Raiden.

"Itu Mama saya yang nyumbang album BTS, karena keseringan beli album jadi di hibain ke saya." Raiden menjelaskan agar Chilla tak salah paham.

Chilla terdiam masih bingung tapi yang jelas Mama bos nya itu suka sama BTS, wow emak-emak unik nih!

"Bias mama kamu siapa?" tanya Chilla penasaran.

Raiden hanya mengidikan bahunya.

Tak menanggapi sikap Raiden, Chilla hanya fokus pada album yang berada di bangku belakang memilih mana yang cocok di perjalanan kali ini. Matanya bebinar menaruh tumpukan album diatas pahanya, dia saja membeli album harus menabung dulu sedangkan mama Raiden membeli album seperti membeli permen.

"Kamu mau album nya?" tanya Raiden dengan tatapan menyelidik.

"Maulah," jawab Chilla tanpa pikir panjang.

Raiden hanya menganggukan kepala.

Perjalanan hampir memakan waktu satu jam setengah dan saat sampai di tempat tujuan Chilla masih sibuk fangirling di dalam mobil, walau Raiden malas melihatnya tapi tak melarang aksi Chilla dengan dunia nya itu.

"Mau ikut turun?" tanya Raiden mematikan musik yang masih terdengar suara oppa-oppa Korea.

Chilla terdiam memandangi jendela lalu menganggukkan kepala, setelah Raiden turun dia juga ikutan. Matanya menatap cafe yang lumayan ramai dengan berbagai kalangan. Chilla akui cafe ini memiliki interior yang bagus dan dengan nuansa yang sejuk.

Raiden yang melihat aksi norak Chilla langsung menarik tangannya membuat gadis mungil itu tersentak dan berusaha menyesuaikan langkahnya dengan tuan muda Raiden.

"Catat apa saja yang sekiranya perlu," ucap Raiden setelah melepaskan tangan Chilla.

Chilla hanya mengangguk.

Raiden mulai bertemu dengan Client mereka disini dengan sigap Chilla mendengarkan dan mencatat semua hal yang di perbincangkan mereka. Dia hanya berpatok pada pengalamannya saat menjadi sekretaris Osis dan notulen sebuah acara.

Kuping Chilla rasanya kebas dan panas mendengar obrolan para pria tersebut, capek mendengarkan dan mencatat. Namun tak berlangsung lama setelah hampir satu jam mereka menyudahi obrolan tersebut membuat Chilla mengucapkan syukur.

"Capek?" tanya Raiden yang masih menikmati minumnya.

Chilla mengangguk.

Mereka sudah menghabiskan makanan tadi bersama Client Raiden dan hanya ada keheningan diantara mereka, hingga Raiden mengeluarkan sapu tangan miliknya dan dia berikan pada Chilla.

"Lap keringat kamu!" Perintah Raiden santai.

Chilla lagi-lagi menurut entah efek terlalu capek atau bagaimana, dia sama sekali tak protes.

"Terimakasih..." lirih Raiden membuat Chilla membulatkan mata.

"Harusnya saya yang terimakasih sudah di berikan tempat tinggal, kerjaan pula. Terimakasih pak bos!" ucap Chilla dengan cengiran lebar.

Raiden terkekeh lalu memperhatikan wajah Chilla yang nampak lelah, mungkin dulu wanita itu tak bekerja hanya untuk menyimak saja hingga mengakibatkan Chilla lelah.

"Kamu gak kangen rumah?" tanya Raiden tiba-tiba.

Chilla terdiam dengan tatapan bingung.

Jika di bilang rindu, dia sangat rindu. Tapi di satu sisi dia tak ingin di jodohkan dengan orang itu, percayalah selama tiga hari ini Chilla menahan tangis setiap malam mengingat orangtuanya. Bahkan dia kuat tak membuka ponselnya selama itu.

"Kangen, tapi kalau pulang ke rumah yang ada di nikahin." Chilla cemberut.

Raiden mengernyit heran, memangnya Chilla umur berapa sampai tak ingin menikah?

"Umur kamu udah lewat dari dua puluh lima tahun, pasti orangtua kamu khawatir karena itu mereka lebih memilih menjodohkan kamu," ucap Raiden berusaha memberikan pikiran positif pada Chilla.

"Tapi calonnya jangan dia juga," ketus Chilla.

"Mau kayak siapa? Bias kamu?" tanya Raiden heran.

Chilla mengangguk semangat.

"Semua keputusan pasti ada alasannya dan saya yakin kamu pasti memiliki alasan yang kuat, jika kamu siap bercerita saya dengan senang hati mendengarkan."

Raiden menepuk bahu Chilla yang berada di sebelahnya.

Chilla terdiam masih mencerna perkataan Raiden, sungguh baru kali ini ada orang yang menawarkan sandaran untuk dia. Biasanya dia akan mengeluh dan curhat di akun bias nya.

"Baik sekali bos ku ini," ucap Chilla mencoba mencairkan suasana.

Namun mata Chilla melotot tak kala melihat dua orang yang paling dihindari berada di cafe yang sama dengannya, sialnya dia lupa bahwa Raiden mengajaknya ke daerah ini yang artinya tempat tinggal orangtuanya dan juga cowok yang di jodohkan dengan dia.

Chilla harus bagaimana?

***

Continue Reading

You'll Also Like

213K 6.5K 7
Sakit hati karena dijadikan bahan taruhan oleh Leon, cowok yang sedang PDKT dengannya, membuat Zara marah dan dendam. Akhirnya dia meminta bantuan pa...
567K 8.8K 6
"Oceana bibir kamu-" "Hah? emangnya kenapa sama bibir saya Pak?" "Bibir kamu terlalu merah!" ujar Sean seraya menempelkan tisu di atas kening Oceana...
2.8K 1.4K 30
!! FOLLOW SEBELUM MEMBACA !! Irene itu... Lemah Namun dia menyembunyikan kelemahan nya di hatinya, tertutup dengan rapih. Karena orang orang hanya me...
10.9K 2.6K 32
Harvleon, putra tunggal keluarga Alvonsio, terdesak oleh syarat dari keluarganya di Perancis yang mengharuskannya menikah secepat mungkin. Belle Morg...