My Annoying Cute Girl [✓]

Von Aobana_Lily28

27K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... Mehr

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)

690 84 8
Von Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 10 :
::::::
Memory
(You & Me Under the Sky with the Fireworks)
---

Heeseung mengernyit saat memperhatikan cara jalan Beomgyu yang agak pincang. Kentara sekali, sebelah kaki gadis itu lumayan membengkak dan memerah. Ditambah... harusnya Beomgyu ada di sekolah sekarang.

"Kaki mu baik-baik saja?" gadis itu mengangguk.

"Ngg... dua hari lalu aku jatuh saat mau mengambil panci di atas lemari" Heeseung terkekeh.

"Memang Taehyun kemana?".

"Kakak masih di kantor dan aku hanya sendiri di sini" pemuda itu mengangguk paham. "Siapa saja yang tau soal kau yang tinggal bersama Taehyun?".

"Kak Sunghoon. Aku baru memberitahunya beberapa hari lalu" Heeseung terdiam kemudian mengangguk.

"Apa Taehyun tidak mengizinkan mu pergi sekolah?" gadis itu mengangguk. Yakin sekali kalau adiknya itu jatuh hati pada gadis manis di depannya.

Yah... tidak heran sih. Adiknya menyukai tipe gadis yang pekerja keras, tidak masalah manja tapi tau saat yang tepat untuk gadis itu bermanja-manjaan padanya. Meski ceroboh, gadis itu memiliki otak yang cerdas juga terampil. Wajahnya manis, senyumnya menenangkan, dan lagi... tampang polos serta bola mata bulat yang setiap mengerjap selalu terlihat lucu. Heeseung terkekeh. Beomgyu memiliki plus minus kriteria gadis yang disukai Taehyun. Tapi tetap saja... memiliki Beomgyu itu sama dengan mendapatkan satu gadis paket lengkap alias hampir perfect.

Gugup ditatapi Heeseung, Beomgyu menundukkan kepalanya.

"S-silahkan di minum kak" Heeseung mengangguk.

"Oh ya, Taehyun kemana? Katanya dia tidak masuk kerja hari ini".

"Ngg... kakak pergi ke supermarket dulu tadi. Mungkin sebentar lagi pulang" Heeseung kembali mengangguk.

"Aku pulang!" tepat setelah Beomgyu mengatakan itu, Taehyun masuk dengan beberapa kantung belanja ditangannya.

"Kehidupan mu pasti menyenangkan di sini yah?" mendengar suara itu, Taehyun mendongak. Pemuda itu mendengus saat melihat senyum mengejek yang dilihatkan oleh kakaknya.

"Mau apa kau ke sini?" Heeseung menatap ke arah Beomgyu.

"Yah... melihat calon adik ipar ku mungkin?" Taehyun mendengus sementara Beomgyu mengerjap dengan raut bingungnya. "Ya ampun... dia menggemaskan sekali. Tipe mu memang yang seperti bayi ya Hyun?" lagi-lagi Taehyun mendengus.

Beomgyu menghampiri Taehyun dengan tertatih.

"Kakak bicara saja dengan tunangannya kak Sunghoon. Biar aku yang bawa belanjaannya ke belakang" melihat ekspresi Beomgyu, Taehyun terkekeh.

"Kau takut pada kak Heeseung hmm?" Beomgyu terdiam dengan kepala ditundukkan. Sebelah tangan Taehyun terulur dan mengusak gemas surai panjang Beomgyu. Beberapa bulan tinggal dengan Beomgyu membuat Taehyun sedikit demi sedikit mulai hapal dengan gelagat gadis itu.

Heeseung mengerjapkan maniknya. Apa dia salah kata sampai membuat Beomgyu takut?.

"Tidak apa? Kak Heeseung memang sama menyebalkannya dengan mu, tapi dia baik ko" Beomgyu dan Heeseung sama-sama memberengut saat mendengar ucapan Taehyun. "Kau jangan terlalu banyak bergerak, nanti kaki mu tambah bengkak. Duduk saja sana".

"Tapi-".

"Gyu..." gadis itu menghela nafas dan langsung berduduk di sofa yang jaraknya lumayan jauh dari Heeseung. Sementara Taehyun pergi ke dapur untuk menyimpan barang belanjaannya.

Heeseung tersenyum melihat interaksi sang adik juga Beomgyu. Yakin sekali kalau adiknya ini benar-benar menyayangi si gadis. Tidak ada pilihan lain untuknya selain mendukung jalannya hubungan Beomgyu dan Taehyun. Toh Beomgyu juga sahabat dekat tunangannya.

"Menurut mu bagaimana Taehyun?" Beomgyu mengernyit dan menatap tanya pada Heeseung.

"Maksud kakak?".

"Selamat kau tinggal dengan Taehyun, bagaimana sikapnya padamu?" Beomgyu menampilkan raut berpikirnya.

"Ngg... kak Taehyun itu... galak, judes, tidak bisa dibantah, menakutkan, dan kadang sangat menyebalkan" Heeseung terkekeh mendengar ujaran Beomgyu. "Tapi di sisi lain kak Taehyun sangat baik, perhatian, dan selalu membantu ku kalau aku kesulitan".

"Begitu?" Beomgyu mengangguk.

"Sepertinya poin negatif soal diriku lebih banyak daripada poin positifnya yah?" keduanya menoleh. Beomgyu menampilkan cengirannya begitu mendengar protesan Taehyun.

"Yang penting adakan?" Taehyun mendengus lalu berduduk di sebelah Beomgyu. Tangan pemuda itu membenahi rambut Beomgyu yang agak berantakan. Sementara Beomgyu mengembangkan senyumnya saat menerima perlakuan lembut dari Taehyun.

"Jangan mesra-mesraan sembarangan begitu. Aku masih di sini loh" celetuk Heeseung membuat Taehyun dan Beomgyu menoleh. Pemuda itu mencebik.

"Ada apa? Kakak repot-repot datang ke sini pasti ada sesuatu" Heeseung tidak menyahut dan menatap Beomgyu sejenak. Paham maksud Heeseung, pemuda itu segera bangkit dari duduknya.

"Gyu, kalau kau bosan pergi ke kamar mu saja yah? Aku harus membicarakan sesuatu dengan kak Heeseung" ujar pemuda itu sembari mengusak surai Beomgyu. Gadis itu mengangguk. Taehyun segera mengajak Heeseung pergi ke ruang kerjanya.

Beomgyu menghela nafas. Dia jadi bosan lagi. Akhirnya gadis itu bangkit dan pergi ke kamarnya.

Sementara itu, di ruang kerja Taehyun. Dua saudara kembar itu duduk berhadapan di sofa ruangan itu.

"Chaeryeong yang memberitau soal Beomgyu?" Heeseung mengangguk. "Jadi ayah dan bunda juga tau?".

"Tentu saja. Kau pikir dia akan membiarkan mu dekat dengan perempuan lain?" Taehyun mendengus.

"Lalu... kau ada di pihak siapa?".

"Aku selalu mendukungmu Tyun. Pas sekali dia sahabat Sunghoon. Kalau dengan Chaeryeong... bisa-bisa Sunghoon dijajah terus oleh Chaeryeong nanti. Hanya saja..." Heeseung menggantung kalimatnya dan membuat Taehyun menatap tanya padanya. "Kau harus hati-hati pada rencana bunda. Aku takut bunda akan melakukan sesuatu dan membuat Beomgyu menjauh darimu".

Taehyun menghela nafas. Tanpa diperingati sang kakak juga dia sadar akan hal itu.

"Aku tau. Bunda bisa saja membuat Beomgyu pergi dariku dengan mudah. Maka dari itu... aku akan terus mengawasi gadis itu" Heeseung mengangguk.

"Tapi Tyun... tidakkah kau merasa ada sesuatu yang janggal dengan gadis itu?" Taehyun mengernyit bingung.

"Maksud kakak?" Heeseung menggeleng.

"Lupakan. Mungkin aku salah" Taehyun mendengus.

"Dasar tidak jelas" sang kakak merotasikan maniknya. "Oh ya, bagaimana dengan kerja sama perusahaan Hwang?".

"Berjalan lancar, toh kerjasama ini benar-benar Kan menguntungkan kedua belah pihak. Kau tertarik?" Taehyun menggeleng. "Kenapa?".

"Ku pikir pewaris Hwang Corp juga menyukai Beomgyu ku" Heeseung terkekeh geli. Rasa suka Taehyun pada Beomgyu sepertinya benar-benar melebihi rasa sukanya pada mantannya dulu. Taehyun memang tipe orang yang posesif tapi dia tidak sangka bahwa adiknya akan posesif berlebihan seperti ini pada Beomgyu.

"Begitukah? Darimana kau tau Hyunjin menyukai gadis itu?".

"Saat hari dimana aku menuntut Beomgyu, Hyunjin berusaha membantu Beomgyu. Ku rasa mereka berdua cukup dekat?" Heeseung mengangguk.

"Tapi... apa maksudmu mengatakan menuntut Beomgyu?" sang adik menghela nafasnya.

"Kakak ingat soal kecelakaan saat aku pulang dari Jepang?" Heeseung mengangguk. "Dia gadis nekat yang ku singgung waktu itu" manik Heeseung seketika membola.

"Heol".

"Sebelumnya dia bekerja di cafe milik nona Han dan nona Lee. Sepertinya Hyunjin juga langganan cafe itu makanya mereka dekat" Heeseung terdiam.

"Dia pekerja paruh waktu di sana?" Taehyun mengangguk. "Siapa nama lengkap gadis itu?".

"Jung Beomgyu" Heeseung kembali terdiam. Tidak menyadari clue sebesar ini... sepertinya Taehyun benar-benar belum mencaritahu lebih lanjut soal adik sahabat mereka. "Kenapa memang?".

"Ah, tidak apa-apa" Taehyun mencebik. Heeseung segera mengganti topik pembicaraan mereka.

Lama mereka bercerita sampai Heeseung menatap ke arah arlojinya.

"Aku harus segera ke kantor sebelum ayah mencari ku" Taehyun merotasikan matanya.

"Tidak akan. Lagipula sebentar lagi jam makan siang" Heeseung mengembangkan senyumnya.

"Aku ada janji dengan Jay" Taehyun menghela nafas.

"Terserahlah".

Kakak beradik itu segera bangkit dan keluar dari ruang kerja Taehyun. Keduanya menemukan Beomgyu yang tengah membuka box berisi peralatan melukis. Manik gadis itu berbinar saat melihat semua peralatan itu.

"Oh, paketnya sudah sampai?" Beomgyu menoleh dan mengangguk antusias. Taehyun dan Heeseung dibuat gemas karenanya.

"Terima kasih kakak. Kak Taehyun memang yang terbaik" pemuda itu mengembangkan senyumnya.

"Kau yang membelikannya?" pertanyaan Heeseung sontak membuat Beomgyu menoleh dengan raut memelasnya. Sementara Taehyun mengangguk menjawab pertanyaan sang kakak.

"Aku kalah taruhan dengannya. Karena dia minta ini, jadi ku belikan" Beomgyu menatap Heeseung takut-takut. Jemari lentiknya memilin gugup ujung kaos yang dikenakannya.

"Tidak boleh yah?" tanya gadis itu dengan nada yang benar-benar memelas. Kakak beradik itu menatap ke arah Beomgyu. Gadis itu melirik paket peralatan melukisnya dengan tatapan tidak rela jika hadiah dari Taehyun batal diberikan padanya.

Heeseung terkekeh. Benar-benar tidak menyangka adiknya menyukai gadis modelan bayi seperti Beomgyu. Orangtuanya juga pasti kaget.

"Tidak apa-apa ko. Aneh saja soalnya, kau meminta alat lukis sebagai hadiah taruhan".

"Untuk tugas sekolah kak. Kalau aku dapat nilai bagus dengan lukisan itu... aku akan memberikannya pada kak Taehyun" Heeseung mengangguk dengan senyum lembutnya. Beomgyu adalah gadis yang unik. "Oh, kak Heeseung sudah mau pergi yah? Tidak mau sekalian makan siang dulu?" Heeseung menatap ke arah Taehyun.

"Kau sudah masak?" si gadis mengangguk.

"Waktu kak Taehyun dan kak Heeseung berbincang cukup untuk ku memasak beberapa hidangan. Kedua pemuda itu terkekeh.

"Mau ikut makan kak?" Heeseung akhirnya mengangguk. Yah... pemuda itu hanya ingin mencoba seperti apa masakan putri paling manja dari keluarga bangsawan ternama. Yah... kalian bisa berasumsi kalau Heeseung sudah bisa menebak bahwa Beomgyu adalah putri bungsu dari keluarga Choi yang sampai sekarang keberadaannya masih dicari. Siapa sangka gadis itu malah terdampar di apartemen adiknya.

Mengingat itu, Heeseung ingin tertawa. Akan seperti apa reaksi adiknya saat tau bahwa gadis yang bersamanya adalah gadis yang dicari sahabat mereka. Jadi... Heeseung mengambil kesempatan ini untuk membuat Taehyun semakin dekat dengan Beomgyu, meskipun bundanya adalah lawannya.

"Kenapa melamun kak? Mau ikut makan di sini tidak?" pemuda itu terperanjat. Maniknya menatap Taehyun dan Beomgyu yang menatap  bingung pemuda itu.

"Ah, baiklah" Beomgyu mengembangkan senyumnya. Ketiganya pergi ke dapur dan memulai makan siang mereka.

Heeseung tidak menyembunyikan rasa takjubnya. Beomgyu memang seorang putri yang berbeda dari putri-putri lainnya. Memakan makanan Beomgyu malah mengingatkannya pada Sunghoon yang baru sekali memasakkan sesuatu untuknya. Habis mereka jarang bertemu. Mungkin sekali dua kali dia harus mengajak Sunghoon untuk kencan.

"Masakan mu enak. Beruntung sekali Taehyun bisa memakan masakan mu setiap hari" Beomgyu mengembangkan senyumnya. "Aku harus segera pergi. Aku titip Taehyun yah. Kapan-kapan kita harus pergi double date" Taehyun mencebik dan dengan cepat pemuda itu menjitak kepala sang kakak.

"Jaga bicaramu" Heeseung kembali terkekeh sebelum pergi meninggalkan apartemen Taehyun.

Sepeninggal Heeseung, sekarang tersedia Taehyun dan Beomgyu. Kedua anak itu saling menatap.

"Setelah ini mau apa?" raut wajah kembali berbinar.

"Unboxing!" seru gadis itu membuat Taehyun terkekeh gemas. Pemuda itu pergi mengunci pintu lalu mengikuti Beomgyu ke ruang tamu untuk melihat peralatan lukis barunya. Taehyun senang karena Beomgyu menyukai barang pemberiannya.

Tapi dia tidak boleh lengah. Untuk sekarang... dia harus waspada dengan serangan bundanya.

Di sisi lain kota Seol, tepatnya di sebuah cafe yang terlihat sedang ramai pengunjung.

'Kling'.

Bel yang tergantung pada pintu masuk cafe itu berdenting dan membuat salah satu pelayan cafe itu menoleh.

"Oh, Nana. Tumben datang ke sini" ujar gadis berdarah Korea-Australia itu dengan senyum mengembangnya. Gadis yang disapa Nana ikut tersenyum.

"Bubble tea seperti biasa Lixa. Tunangan adik sepupu ku ketagihan dengan bubble yang biasa ku beli di sini" gadis itu terkekeh.

"Pesanan akan segera datang. Kau bisa menunggu" Jaemin mengangguk dan pergi berduduk ke salah satu kursi kosong di cafe itu.

'Kling'.

Sekali lagi pintu cafe itu terbuka dan membuat perhatian Lixa kembali teralih. Senyum gadis itu mengembang dan dibalas sama oleh pemuda jakung itu.

"Lama tidak bertemu, kak Hyunjin".

"Kau juga Lixa. Hanya kau sendiri?" Lixa mengangkat sebelah alisnya.

"Ada karyawan yang lain" pemuda itu terkekeh.

"Maksudku... biasanya kau bersama Jisung. Tumben hanya sendiri" gadis itu mengangguk paham.

"Dia ada acara dengan keluarga tunangannya. Jadi aku menjaga cafe sendiri. Mau pesan yang seperti biasa" Hyunjin diam sejenak sebelum mengangguk.

"Oh ya, apa Beomgyu masih ke sini?" gerakan gadis itu terhenti. Maniknya menatap ke arah Jaemin yang juga langsung menatap ke arah Felixa dan Hyunjin. Sepertinya gadis itu dengar pembicaraan mereka.

"Dia tidak pernah datang sejak terakhir dia membantu di acara pertunangan tuan muda Sungchan" Hyunjin mengernyit.

"Kenapa memang?".

"Kau belum tau kabar soal nona muda Choi yang bekerja di sini?" manik Hyunjin melotot.

"Maksudmu... Jung Beomgyu itu nona Choi Beomgyu?" Felixa mengangguk.

"Mungkin dia tau kakaknya mencari sampai ke sini. Maka dari itu dia berhenti untuk datang ke sini" Hyunjin terdiam. Dia tidak pernah menyangka Jung Beomgyu, gadis SMA biasa yang ditaksirnya dan Choi Beomgyu, putri bungsu dari keluarga terhormat seperti keluarga Choi adalah orang yang sama. "Nana, pesanan mu sudah siap" seru Felixa. Jaemin langsung menghampiri counter dimana Felixa dan Hyunjin berada.

"Terima kasih Lixa" gadis itu mengangguk gugup. Jaemin melemparkan senyum lembutnya sebelum menatap serius pada Hyunjin, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Hyunjin yang ditatap hanya bisa mengernyit bingung.

"Siapa dia? Kenapa dia menatapku seperti itu?" Felixa menghela nafasnya.

"Na Jaemin. Putri angkat tuan Choi Siwon. Orangtuanya menjualnya dan karena kasihan... tuan Choi Siwon mengangkatnya menjadi anak. Dia sahabat kecil juga mantan kekasih tuan muda Jeno. Bisa ku katakan... dia sangat dekat dengan keluarga Choi dan keluarga Jung. Terlebih saat tuan Siwon meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun lalu. Dan juga... kakak pasti tau seberapa ketat keluarga Choi dan keluarga Jung menjaga Beomgyu bukan?" Hyunjin mengangguk. "Jadi jangan heran kalau Nana menatap kakak seperti itu".

"Jadi... maksudmu... Beomgyu ada hubungan dengan perempuan tadi?" Felixa mengangguk.

"Begitulah. Dia bisa saja hidup bergelimang harta kalau dia mau melanjutkan usaha tuan Siwon. Tapi dia lebih memilih menjadi dokter. Sementara perusahaan tuan Siwon sekarang dipegang oleh adik iparnya" Hyunjin lagi-lagi paham akan informasi baru yang diberitahu oleh gadis blasteran di depannya. "Ini pesanan kakak".

"Oh, terima kasih" Felixa mengangguk. "Terima kasih untuk informasinya. Aku akan datang lagi lain kali" Felixa terkekeh disertai anggukannya. Hyunjin langsung pergi setelah itu.

"Dimana pun dia berada... semoga dia baik-baik saja".

Beberapa hari setelahnya, seperti yang sudah dijanjikan oleh Taehyun, pemuda itu akan menemani Beomgyu untuk pergi ke festival kembang api untuk project lukisnya.

Jam menunjukkan pukul tujuh. Setelah mereka makan malam, mereka langsung bersiap. Beomgyu dengan stelan kaos hitam yang dipadupadankan dengan cardigan berwarna abu juga rok hitam dengan panjang selutut ditambah sepatu boots hitam dan tas selempang berwarna senada ikut menghiasi penampilan gadis itu malam ini.

Sementara Taehyun siap dengan hoodie hitam yang dipadupadankan dengan coat hitam selutut, serta celana jeans dan sepatu sneaker dengan warna senada. Intinya pemuda itu terlihat lebih santai dari biasanya.

Keduanya termangu melihat penampilan satu sama lain. Taehyun menggenggam tangan Beomgyu setelah pemuda itu mengunci pintu apartemennya.

"Kita pergi?" gadis itu mengangguk dengan senyum cerah menghiasi wajah manisnya.

Tidak seperti biasanya, dimana Taehyun yang keseringan pergi dengan mengendarai mobil, hari ini dia bersama Beomgyu akan pergi ke tempat festival dengan bus.

Senyum di wajah Beomgyu kian mengembang begitu mereka sampai. Binar matanya cukup menggambarkan betapa takjubnya gadis itu dengan area festival yang sudah diramaikan oleh banyak pengunjung itu.

Taehyun segera menarik tangan Beomgyu saat seseorang hampir saja menabraknya.

"Jangan jauh-jauh dariku. Nanti kau hilang" Beomgyu terkekeh dan menggenggam erat tangan Taehyun. Pemuda itu mengembangkan senyumnya.

"Kakak mau main?" Taehyun mengangkat sebelah alisnya.

"Mau main apa?" manik Beomgyu langsung menyisiri area festival itu, sampai maniknya jatuh pada satu arena permainan dimana mereka harus menembak beberapa sasaran tembak untuk mendapatkan hadiahnya.

"Itu!" telunjuk Beomgyu langsung menunjuk permainan itu. Taehyun dengan senang hati tentu saja menurutinya. "Kakak, mau tanding?" tantang si gadis.

"Boleh" mereka mulai memasang kuda-kuda mereka. Sebisa mungkin mereka berusaha untuk menembakkan sasaran tembak di depan mereka hingga berakhir dengan nilai seri.

"Hahah... hasilnya sama" Taehyun tersenyum juga bahagia karena bisa melihat tersenyum cerah seperti ini.

"Tuan, nona, kalian bisa memilih hadiahnya" Taehyun mengusak surai Beomgyu.

"Kau yang ambil sana" senyum Beomgyu tak henti-hentinya mengembang. Gadis itu benar-benar bahagia.

Beomgyu memilih satu boneka beruang dan satu boneka tupai berukuran sedang sebelum mereka kembali lanjut menyisiri festival itu. Berbagai jajanan mereka coba dari yang manis sampai yang pedas.

"Pfft... hahahaha... kakak tidak bisa makan pedas yah?" Taehyun mendengus. "Harusnya kakak bilang tadi".

"Aku penasaran dengan rasanya" Beomgyu kemudian menyuapkan sepotong roti bakar pada Taehyun. Pemuda itu langsung menerimanya dan rasa manis langsung menghinggapi rongga mulutnya Taehyun begitu pemuda itu mengunyah roti dengan isian strawberry yang tadinya disuapi Beomgyu.

"Bagaimana?".

"Enak. Aku suka" Beomgyu mengembangkan senyumnya. Tak sengaja manik bulatnya mendapati satu toko yang menjual beberapa jenis kembang api.

"Kakak, mau beli kembang api?" Taehyun mengikuti arah pandang Beomgyu.

"Kita mau nonton kembang api dan kau mau membelinya juga?" si gadis memberengut.

"Tapi aku juga ingin main kembang api. Yang kecil saja kak, ayolah" Taehyun menghela nafasnya.

"Baiklah, ayo beli lalu kita cari tempat yang pas untuk melihat kembang apinya" Beomgyu mengangguk setuju.

Taehyun segera menarik Beomgyu untuk pergi membeli kembang apinya, lalu pergi mencari tempat untuk mereka menikmati keindahan pendaran cahaya kembang api nantinya.

Di tengah keramaian, mereka menemukan sebuah bangku di dekat jurang yang tentunya sudah dibatasi pengaman dimana di tempat itu menampilkan pemandangan pepohonan lebat dengan ribuan titik cahaya dari lampu-lampu bangunan di bawah sana, serta kerlipan bintang juga bulan yang terlihat sangat cerah malam ini.

"Haah... festivalnya benar-benar menyenangkan. Ku rasa aku harus berterimakasih pada Sunoo karena sudah memberikan saran ini" Taehyun terkekeh dan membawa kepala Beomgyu untuk bersandar pada bahu pemuda itu.

"Aku juga harus berterimakasih pada mu karena sudah mengajakku ke sini. Hari ini benar-benar menyenangkan" Beomgyu mengembangkan senyumnya.

"Oh ya kakak, apa kakak langganan di cafe kak Jisung?" Taehyun melirik gadis itu sejenak sebelum kembali menatap ke depan dengan kepala yang disandarkan pada kepala Beomgyu.

"Hmm... begitulah. Aku lumayan sering pergi ke cafe itu. Tapi jarang aku melihat mu. Pertama kali aku melihat mu di cafe itu yah... saat kau bicara dengan kak Heeseung waktu itu" Beomgyu mengangguk.

"Aku memang sering kebagian shift malam karena tugas sekolah dan ekskul. Lalu full day untuk weekend" Taehyun mengangguk paham.

"Tapi... kenapa kau tiba-tiba menyinggung soal ini?".

"Entah? Ku pikir aku pernah bertemu kakak sebelum itu" Taehyun mengernyit.

"Benarkah? Dimana?" Beomgyu memasang raut berpikirnya. Otaknya mencoba mengingat satu kenangan lama yang ada kaitannya dengan Taehyun namun tidak begitu di notice oleh keduanya.

"Ah!" gadis itu berseru dan membuat si pemuda terperanjat.

"Kau mengejutkan ku Gyu" gadis itu terkekeh.

"Aku ingat kak" pemuda itu menatap tanya pada si gadis. "Hari pertama aku masuk ke Big Hit Art, di bus, dan saat aku menghindari kak Hyunjin" wajah Taehyun mengerut. Kenapa Hyunjin dibawa-bawa coba?.

"Maksudmu?" Beomgyu menghela nafas.

"Kakak pernah tidak menolong seorang gadis yang hampir jatuh saat di bus? Dia memakai seragam Big Hit Art" Taehyun mencoba mengingat ulang kejadian saat itu.

"Ah, iya benar juga. Itu sebabnya saat melihat wajah babak belur mu di cafe waktu... rasanya familiar sekali. Ternyata kau gadis ceroboh yang waktu itu?" Beomgyu memberengut dengan bibir mengercut.

"Kesan pertamaku jelek sekali yah dimata kakak" Taehyun terkekeh dan mengusak gemas surai Beomgyu.

"Tapi sangat berkesan" Beomgyu mendengus. Tangan gadis memeluk erat lengan si pemuda dengan kepalanya yang kembali bersandar di bahu Taehyun.

"Apa ini tidak salah kak?".

"Hmm?" Beomgyu menghela nafasnya.

"Kakak sudah tunangan. Status ku dengan kakak adalah majikan dengan pembantu. Bagaimana kalau aku memiliki perasaan lebih pada kakak?" Taehyun menundukkan kepalanya dan menatap netra bulat si gadis yang juga tengah menatapnya dengan binar indahnya.

"Apa yang harus disalahkan hm? Tidak ada yang salah jika kau menyukai seseorang. Mungkin... untuk sekarang, waktunya saja yang kurang pas" Beomgyu kembali menghela nafas sebelum mengembangkan senyumnya.

"Yah... karena itu aku ingin mengukir banyak kenangan indah dengan kakak. Karena tiap detik bersama kakak... rasanya sangat nyaman dan aku tidak ingin saat-saat itu terlewatkan begitu saja" Taehyun terkekeh dan mengecup lembut pucuk kepala gadis itu. "Kak".

"Hmm?".

"Aku menyukai kakak" senyum Taehyun mengembang.

"Kakak lebih dari itu Gyu. Kakak mencintaimu" gadis itu mendongak. Manik terpejam saat Taehyun mulai mendekatkan wajah mereka. Tidak seperti sebelumnya... kali ini bibir Taehyun benar-benar mendarat di bibir si gadis.

Awalnya memang hanya menempelkan bibir saja, tapi detik berikutnya... Taehyun mulai melumat lembut bibir gadis itu, hingga Beomgyu beberapa kali menepuk bahu Taehyun dan mereka melepaskan ciuman pertama mereka karena kehabisan nafas.

Senyum Taehyun kembali mengembang saat melihat Beomgyu yang terengah karena ciuman mereka barusan.

"Ini... bibirmu yang memang manis atau karena kau habis makan roti strawberry tadi?" wajah Beomgyu merah pada. Dengan cepat gadis itu menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Taehyun karena malu. Taehyun balas memeluk gadis itu disertai kekehan gelinya. Beomgyu memang menggemaskan.

"Jangan bicara begitu kakak, aku malu" Taehyun mengembangkan senyumnya. Bersama Beomgyu selalu bisa membawa senyum di wajah Taehyun. "Kalau kakak-kakak ku tau... bagaimana jadinya yah?" batin Beomgyu yang sedikit khawatir dengan keadaan Taehyun jika kakak-kakaknya tau.

"Sampai kapan kau mau memeluk ku seperti ini hm?" Beomgyu mendongak.

"Tubuh kakak nyaman untuk dipeluk" Taehyun kembali terkekeh dan mencuri satu kecupan pada pucuk hidung Beomgyu. Gadis itu terkekeh karena tindakan Taehyun.

"Kau juga sama. Nyaman sekali kalau dipeluk" mereka masih dalam posisi itu, sampai...

'Fyuung'.

'DHUAR'.

Beomgyu segera melepaskan diri dari pelukan Taehyun. Maniknya menatap antusias ke arah kembang api yang menghiasi langit berbintang malam itu.

"Wah... cantiknya..." Taehyun terkekeh dan menatap wajah Beomgyu penuh damba.

"Ya, tapi tidak secantik kau Gyu" batin pemuda itu. Tangan menarik tangan si gadis. "Mau bakar kembang api mu sekarang?" Beomgyu mengangguk ribut dan membuat Taehyun lagi-lagi terkekeh karena itu.

Keduanya memainkan kembang api yang tadi mereka beli. Dasaran Beomgyu yang memang pecicilan dan tidak bisa diam, gadis itu berlarian di sekitar Taehyun dengan mengayunkan tangannya yang memegang kembang api.

Takut gadis itu jatuh, akhirnya Taehyun memegang sebelah tangan Beomgyu dan membiarkan gadis itu bergerak sepuasnya. Taehyun tersenyum lembut melihat senyum puas di wajah gadis itu.

"Hahaha... ini menyenangkan kan kakak?" Taehyun terkekeh disertai anggukannya. Kenyataanya memang seperti itu, setiap bersama Beomgyu selalu saja ada hal-hal menyenangkan yang mereka lakukan. Gadis itu selalu memberikan warna yang berbeda setiap saat bersamanya.

Sampai kembang api mereka habis, keduanya kembali berduduk dan kembali menatap langit yang masih dihiasi kembang api juga pendaran bintang. Tangan keduanya bertaut dengan erat.

"Aku berterima kasih untuk hari ini kak".

"Aku pun sama Gyu" keduanya tersenyum.

"Permisi" kedua anak muda itu menoleh dan menemukan seorang pria dengan sebuah kamera yang menggantung dilehernya.

"Ya? Ada yang bisa dibantu?" tanya Beomgyu dengan nada lembutnya. Pria itu ikut tersenyum dan menyerahkan selembar foto pada keduanya.

"Aku tidak sengaja memotret kedekatan kalian. Apa kalian sepasang kekasih? Kalian benar-benar terlihat sangat cocok" Taehyun dan Beomgyu tidak menjawab, keduanya sibuk mengulum senyum dan menyembunyikan rona merah yang mulai menghiasi wajah mereka.

"Terima kasih" ujar Beomgyu sembari menerima foto itu. Senyum gadis mengembang saat melihat hasil jepretan pria asing itu. "Ngg... berapa aku harus membayarnya" pria itu langsung menggeleng.

"Tidak perlu. Aku hanya iseng dan ku pikir kalian akan senang jika melihatnya, jadi kalian simpan saja" Beomgyu menggeleng.

"Tapi-" ucapan gadis itu terhenti begitu Taehyun tiba-tiba menyodorkan beberapa lembar uang pada pria itu.

"Kami akan senang kalau anda mau menerimanya" akhirnya pria itu menghela nafas dan menerimanya lalu pamit pergi. Beomgyu terus menatap foto dengan senyum cerahnya. Sampai...

"Hatshy" gadis itu terdiam sementara Taehyun menatap lekat pada Beomgyu. Gadis itu menampilkan cengirannya begitu sadar ditatap tajam oleh Beomgyu. "Heheh... haruskah kita pulang sekarang?" Taehyun menghela nafasnya.

Pemuda itu bergerak membuka coat-nya lalu memakaikannya pada tubuh Beomgyu. Yah... pemuda itu tau kalau fisik Beomgyu itu cukup lemah dan mudah sakit. Tapi gadis itu menyembunyikannya dengan wajah ceria dan tingkah pecicilannya, juga selalu bergerak aktif dan tidak mau diam.

"Ayo pulang sebelum kau terkena flu atau demam" Beomgyu terkekeh dan lebih memilih untuk menurut. Gadis itu memeluk erat dua boneka yang tadi didapatkan mereka. Dengan tangan yang masih bertaut keduanya melangkah menjauhi area festival itu.

Malam itu benar-benar malam yang sangat berkesan, indah, dan menyenangkan untuk mereka.

Satu hal yang cukup disayangkan Taehyun... pemuda itu tidak meminta Beomgyu menjadi kekasihnya, pada mereka memiliki perasaan yang sama.

Keesokan harinya, Beomgyu bangun dan mendapati dirinya sudah berada di kamarnya. Maniknya menatap ke arah Taehyun yang maniknya masih terpejam. Gadis itu mengembangkan senyumnya dan mengusap lembut surai pemuda itu.

Semalam dia ketiduran di bus. Taehyun pasti menggendongnya sampai ke kamar. Gadis itu hendak bangkit, namun Taehyun langsung menahannya.

"Ini hari Sabtu, tidak perlu buru-buru membereskan apartemen" ujar pemuda itu dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Baiklah" diam-diam pemuda itu mengembangkan senyumnya dan beringsek memeluk pinggang Beomgyu, sementara kepalanya menjadikan paha Beomgyu sebagai bantal. Yah... Beomgyu sudah mengubah posisinya menjadi duduk sekarang.

Jadi... untuk beberapa jam ke depan, Beomgyu akan menemani Taehyun dulu.

Sementara itu, tempat yang cukup jauh dari apartemen Taehyun. Tepatnya di sebuah ruangan khas ruangan CEO, nampak seorang pemuda yang fokus berkutat dengan berkas-berkasnya.

'Tok... tok... tok...'.

"Masuk" ujar pemuda itu tanpa mengalihkan perhatiannya. Pintu ruangan itu perlahan terbuka dan menampilkan sosok gadis berwajah imut dengan raut murungnya.

"Kak Jun" gadis itu memanggil dan sukses membuat perhatian pemuda itu teralih padanya.

"Oh, Binnie. Kau datang sayang?" ujar pemuda itu disertai senyum cerahnya. Siapa sangka kalau tunangan kesayangannya ini akan datang mengunjunginya.

"Kakak" senyum pemuda itu memudar begitu melihat si gadis yang hampir menangis. Yeonjun segera bangkit dan menghampiri Soobin lalu memeluk gadis itu.

"Kenapa sayang? Kau sedang ada masalah" gadis itu balas memeluk tubuh tegap tunangannya, lalu menangis dibahu pemuda itu.

"Hiks... papa dan mama... hiks... mereka mau membatalkan pernikahannya" bak disambar petir di siang bolong, Yeonjun jelas kaget setelah mendengar ucapan tunangannya.

"Apa maksudmu sayang? Kenapa papa dan mama tiba-tiba memutuskan seperti itu?".

"Hiks... p-pernikahanku dan kak Jun... hiks... tidak jelas. Jadi mereka mulai ragu" Yeonjun menghela nafasnya. Akhirnya kepergian Beomgyu benar-benar merambat ke masalah lain.

"Tenang ya sayang. Aku akan cari solusi soal itu. Soal Beomgyu... aku akan terus berusaha mencarinya" Soobin mengangguk. Yeonjun mengusap lembut punggung tunangannya itu agar bisa tenang.

Sekarang... apa yang harus dia lakukan terlebih dahulu... dunia Yeonjun kacau sejak adik kecil kesayangannya pergi.

"Cepatlah kembali... Beomie".

-:: TBC ::-

Bye MOA😊😊

--::+x+::-
+

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
931 86 8
sunoo adalah pria mungil yang sangat cantik, awalnya dia tinggal di panti asuhan karena ketika umur 4 tahun iya dibuang oleh orang tuanya di tengah-t...
18.4K 1.5K 17
cuma beberapa cerita pendek drama kehidupan Yeonjun dan Soobin dengan ketiga anaknya 💙💙 BXB alias BOYS LOVE yang bukan fujoshi/fudanshi jangan mamp...
500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.