DEVANDRA [PRE ORDER]

By STRAWBERRYMILK_38

5.4M 378K 55.8K

BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ⚠️WARNING⚠️ TERDAPAT KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN BERBAHAYA! TIDAK UNTUK DIT... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CAST/VISUAL
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 15
CHAPTER 19
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 50
CHAPTER 53 [END]
INFORMATION
SEQUEL
SPIN OFF [DANIEL & CACA]
DEVANDRA TERBIT?!
VOTE COVER
PRE ORDER DEVANDRA

CHAPTER 4

166K 15.6K 3K
By STRAWBERRYMILK_38

STRAWBERRY MILK BACK!

HAPPY READING 📖

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi. Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya. Energi kinetik cintaku = 1/2 mv kuadrat, bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan cinta kita.

-Arya jamet-

* * * * * *

CHAPTER 4: AKSI ARYA

Aurel, Lauren, dan Clara kini sedang berada disalah satu Mall di Jakarta. Tadi sih Clara mau pergi bareng pacar barunya, tapi pacar baru Clara bilang ada urusan, jadi jalannya ditunda besok.

Alhasil, ia mendatangi mansion Aurel dan Lauren untuk mengajak mereka pergi shopping. Kasihan mereka, dijadikan pelampiasan Clara.

Sekarang mereka sedang berada di basement Mall, mereka menggunakan satu mobil. Yang mengendarainya Aurel, pernah dulu Lauren yang membonceng mereka, tetapi malah menabrak seekor kerbau. Mereka kapok.

"Mau kemana dulu?" Lauren bertanya sambil merapikan rambutnya.

"Resto dulu, isi perut." Clara menjawab dengan tangan yang mengelus perut ratanya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke restoran jepang yang ada di dalam Mall, memilih duduk di bagian tengah. Biar bisa dilihat cogan, siapa tau nanti ada yang nyantol, lumayan nambahin koleksi pacar, pikir Clara.

Toh Arya juga tidak melarangnya untuk mempunyai pacar banyak selagi tidak melewati batas.

Seorang pelayan mendatangi meja mereka. "Mau pesan apa?"

"Saya pesan Takoyaki sama Ryokucha." Aurel yang lebih dulu mengatakan pesanannya.

"Saya Okonomiyaki minumannya Teh Sakura." Lauren memesan masih dalam batas wajar.

"Emm karena saya lagi diet, saya cuma mau Sashimi, Sushi, Mochi Jepang, Matcha Latte, Genmaicha, sama Yakitori, udah itu aja." Cuma? Ini yang katanya mau diet? Dasar Clara, perut karet.

Pelayan tadi mengangguk lalu meninggalkan meja mereka.

"Lo nggak makan berapa hari?" Lauren memandang heran Clara.

"Ihh, gue itu dari tadi siang belum makan karena lagi diet, nah makanya malam ini gue makan banyak supaya besok semangat dietnya, diet juga butuh tenaga." Terserah! Yang waras ngalah.

Tidak lama kemudian beberapa pelayan datang membawa pesanan mereka.

"Selamat menikmati."

"Pasti kita nikmati kok," celetuk Clara dengan tangan yang sudah siap memasukkan salah satu makanan ke dalam mulutnya.

Setelah selesai makan, mereka lalu memutuskan untuk pergi ke salon, Clara selalu ingin tampil sempurna, apalagi di hadapan kaum Adam.

"Saya mau catok rambut aja." Rambut Clara itu bergelombang, mungkin dengan gaya rambut lurus dia akan menjadi semakin cantik, sehingga banyak cowok-cowok yang mengejar dirinya.

"Saya mau Brightening Facial ya." Karena terpapar sinar matahari, Lauren merasa kulitnya menjadi kusam, melakukan perawatan Brightening Facial adalah jawaban terbaik.

"Kalau saya mau pijat aromaterapi aja." Mungkin Aurel lelah, dia lebih memilih melakukan perawatan badan dari pada wajah.

1 jam

2 jam

3 jam kemudian.

Mereka keluar dari salon, perawatan yang membutuhkan waktu lumayan lama, rambut Clara yang sekarang menjadi lurus, wajah dan badan Aurel serta Lauren terlihat lebih segar dari sebelumnya.

"Mau kemana lagi, nih?" Clara bertanya seraya memegang rambutnya.

"Ke tujuan pertama kita, shopping."

Mereka lalu berjalan ke salah satu toko di Mall itu, toko yang menjual barang-barang branded, yang pasti harganya sangat menguras kantong. Kecuali bagi mereka, rakyat kalangan atas.

"Omg! Tasnya bagus banget." Clara berteriak heboh saat melihat tas yang menurutnya sangat bagus.

"Norak banget sih lo, kayak nggak pernah liat tas kayak gitu aja." Tentu Aurel malu mempunyai sahabat norak seperti Clara.

"Ih, gue emang nggak pernah liat tas sebagus ini kali."

"Udah, Rel, yang waras mah ngalah aja." Lauren mulai membuka suaranya, kegiatan pilih memilihnya terganggu karena keributan mereka.

"Jadi maksud lo, gue itu nggak waras?!" Clara berkata tidak terima, enak aja cantik-cantik gini dibilang nggak waras.

"Lah gue nggak bilang kalau lo nggak waras kok, tapi kalau ngerasa ya bagus," ejek Lauren.

"Udah kita lanjut milih-milih lagi, kalian kalau debat suka nggak ingat waktu, bisa sampai subuh kita di sini." Lihatlah, justru sekarang kegiatan milih memilih Aurel yang terganggu karena keributan mereka.

Setelah mendapatkan barang yang diinginkan seperti tas, baju, sepatu, dan barang-barang lainnya, mereka pergi ke kasir untuk membayar.

"Udah dapat semua, kan? Ayok balik." Aurel mengajak mereka pulang.

"Eh, itu pacar lo bukan, sih." Aurel menunjuk meja yang berisi dua orang, satu cowok dan cewek. Mereka mengalihkan perhatiannya kearah dimana Lauren menunjuk, mereka baru keluar toko, kebetulan di depan toko itu ada restoran yang menyediakan makanan khas italia.

"Eh iya, pacar baru lo, kan? Siapa lagi namanya? Aldy? Aldan?" Lauren bertanya kepada Clara yang sedang memperhatikan pacar barunya.

"Aldo bego, Aldy sama Aldan kan mantan gue." Clara menjawab tetapi pandangannya tetap ke meja itu.

"Mereka ada hubungan apa, Ra? Kok keliatannya mesra gitu, pake suap suapan segala." Aurel memandang curiga ke arah mereka, nggak mungkin mereka saudara, bajunya aja couple gitu.

"Masuk aja, kita pantau lebih dekat," saran Lauren yang disetujui mereka berdua. Lalu mereka masuk ke restoran itu.

"Kamu tau nggak? Aku itu sayang banget sama kamu, cuma kamu yang selalu aku pikirin." Itu suara Aldo, laki-laki itu berbicara sambil memegang tangan gadis di hadapannya.

"Oh jadi mereka pacaran, buset Clara lo kayaknya diselingkuhin deh sama komodo darat itu, harusnya kan lo yang selingkuhin dia, kok malah kebalik," kompor Lauren, ia sepertinya tidak terima jika teman playgirl nya ini disakiti oleh komodo darat seperti Aldo.

"Udahlah, labrak aja mereka," sambung Lauren, sedangkan Aurel dari tadi hanya diam. Sepertinya, ia kenal siapa gadis yang menjadi selingkuhan Aldo.

"Oke, gue nggak terima status gue dari playgirl malah jadi sad girl." Tentu saja dia tidak terima, bisa hancur reputasi yang selama ini ia bangun saat orang-orang mengetahui bahwa ia adalah seorang playgirl malah diselingkuhin oleh laki-laki modelan Aldo.

Mereka bertiga berjalan ke meja Aldo.

Brak

Clara menggebrak meja itu, membuat seluruh mata memandang ke arah mereka.

"Oh jadi ini kelakuan lo di belakang gue? Pinter banget lo bohongin gue, katanya nggak bisa jalan bareng gue karena ada urusan, ini urusannya, ya?Selingkuh?" kekeh Clara.

"Selingkuh sama cewek modelan kayak dia? Seenggaknya kalau mau selingkuh itu cari yang lebih cantik dari gue dong, jangan sama cewek remahan rengginang kayak dia!" hina Clara.

Selingkuhan Aldo yang merasa tidak terima dengan apa yang dikatakan Clara langsung melotot.

"Ngapain lo melototin gue gitu hah?! Mau gue colok tuh mata? Apa sih yang lo liat dari Aldo? ganteng? kagak, pinter? iya, pinter selingkuh, kaya? barang-barang dia aja dari gue semua, gue yang beliin dia ini itu, terus tuh sepatu yang lo pakai, itu juga sepatu gue goblok! Emang lo nggak malu apa pake barang selingkuhan pacar lo?" cerocos Clara tanpa henti.

Memang, sepatu yang dipakai oleh selingkuhan Aldo adalah sepatu miliknya yang waktu itu ketinggalan di mobil Aldo.

"Dan buat lo, Aldo, gue mau lo kembaliin mobil, jam tangan, baju, sepatu, topi, pokoknya semua barang-barang yang pernah gue kasih buat lo. Inget ya, gue itu bukan perempuan indosiar yang kalau cowoknya selingkuh cuma bisa nangis, gue bisa selingkuhin lo balik, mulai sekarang kita putus!"

"Oh iya satu lagi, tolong ya uang yang gue pakai buat isi saldo sama bayarin apartemen lo kembaliin semua. Gue mau semua barang sama uang itu udah ada di rumah gue nanti malam. Udah kok itu aja, buat biaya makan lo udah gue ikhlasin, selamat selingkuh sayang." Clara pergi keluar restoran itu.

Laki-laki yang ingin menjadi pacar Clara harus memenuhi persyaratan. Yaitu, ia tidak boleh selingkuh, sedangkan Clara bebas mau ngapain aja.

"Makanya kalau udah dapat yang perfect kayak Clara jangan cari yang lain, bukannya setia malah ngelunjak." Lauren pergi menyusul Clara.

"Lo cewek yang waktu itu gue liat di taman, kan? Cewek yang nangis karena nggak dibeliin mobil sama pacarnya, perasaan waktu itu pacar lo bukan Aldo deh, ya ampun Aldo, cewek yang ada di depan lo udah punya pacar. Murahan banget ya lo sampai mau dijadiin selingkuhan cewek matre kayak dia." Aurel melangkahkan kakinya keluar restoran, menyusul Clara dan Lauren.

* * * * * *

Saat ini, para anggota Ravegas sedang berkumpul di Warjan, tapi ada beberapa yang sudah pulang duluan.

"Arya!"

Suara teriakan terdengar menggema di dalam Warjan, itu suara Clara. Gadis itu mampir ke Warjan bersama Aurel dan Lauren setelah dari Mall tadi.

"Ganteng," sahut Arya.

Clara mencebikkan bibir.

"Napa? Kangen lo sama gue?" Arya berucap dengan pedenya, satu kakinya dilipat lalu dinaikkan ke atas sofa.

"Masa gue habis di selingkuhin sama selingkuhan gue, sih." Clara mengadukan kejadian tadi, ia duduk di samping Arya setelah menyuruh Daniel geser.

"Selingkuhan lo yang mana? Coba bilang sama gue." Arya menatap Clara yang berada di samping nya.

"Itu yang gue bilang pacar baru, tadi di Mall gue liat dia lagi suap suapan sama cewek lain, gereget banget gue sama dia, sok ganteng." Clara meremas remas lengan atas Arya.

"Dia selingkuhin lo?"

"Iyaaaa."

"Emang bangsat tu cowok baru lo, berani-beraninya----"

"Bukan cowok, udah jadi mantan," potong Clara.

"Iya itu maksudnya, berani-beraninya tu cow-- mantan lo selingkuhin lo, baru juga pacaran berapa hari udah berani selingkuh, gue aja yang pacaran sama lo hampir tiga tahun kalau mau selingkuh ngomong dulu," tutur Arya yang ikut emosi.

"Lo tenang aja, bakal gue bales perbuatannya," lanjutnya.

"Perlu bantuan nggak, Bro?" Vano menawarkan diri untuk ikut membantu.

"Nggak usah, biar gue urus sendiri."

* * * * * *

Malam ini, Arya berada di dalam mobilnya, ia akan menepati perkataannya saat di Warjan tadi. Arya sedang dalam perjalanan dari Warjan menuju apartemen Aldo.

Saat sampai di basement apart, tidak lupa ia menggunakan masker hitam agar Aldo tidak dapat melihat jelas wajahnya.

Arya tau di lantai berapa Aldo tinggal, sebelum pergi kesini tadi, ia sempat menyuruh Farrel untuk mencari identitas Aldo dengan lengkap.

Tok tok tok

"Lo siapa?" Aldo membuka pintu apartemennya, mendapati seorang laki-laki yang memakai masker, penampilannya terlihat lumayan mengerikan.

Brak

Suara pintu ditutup dengan kencang, Arya muak melihat wajah sok tampan dari mantan selingkuhan pacarnya ini.

"Cowok gagal ganteng kayak lo sok sok-an selingkuh? kalau lo ganteng bisa habis harta cewek-cewek Jakarta karena pacaran sama lo, untung lo nggak ganteng." Arya melangkah maju, mendekati Aldo yang melangkah mundur.

"Lo siapa?!"

"Gue orang paling ganteng sejagat raya."

Aldo tidak bisa berjalan mundur lagi, di belakangnya ada dinding yang menghalanginya untuk lebih mundur, dan di depannya ada laki-laki bermasker yang menghalangi ia untuk kabur.

Arya memegang mulut Aldo.

"Ini mulut yang suka ngomong iki siying kimi harus dikasih pelajaran."

Arya mengambil batu kerikil yang ada dipermukaan tanah dalam sebuah vas bunga di sampingnya. Lalu memasukkan nya ke dalam mulut Aldo, menyuruhnya memakan paksa batu kerikil itu.

"Makan dan telan."

"Badan lo bau barongsai, busyet."

Mulut Aldo dipenuhi oleh darah yang berasal dari mulutnya sendiri. Mungkin usus-usus di dalam perutnya akan robek.

Arya mengambil sebuah pisau kecil dari dalam kantong hoodie nya, menendang tubuh Aldo hingga terlentang. Aldo tidak bisa berbicara, mulutnya masih dipenuhi oleh darah dan sisa-sisa batuk kerikil yang belum tertelan.

"Tangan ini, tangan yang suka megang-megang cewek juga harus dikasih pelajaran."

Arya memotong jari tangan kanan Aldo dengan pisau kecilnya, mulai dari jari jempol hingga kelingking, setelah itu beralih ke tangan kirinya, Arya melakukan hal yang sama. Tidak hanya itu, ia juga menggores telapak tangan Aldo cukup dalam.

Lalu Arya meninggalkan Aldo yang sudah hampir kehilangan kesadarannya, berjalan ke arah dapur, mengambil segenggam garam kasar dan sebotol cuka. Menaruh garam itu tepat dibagian telapak tangan yang tadi ia lukai, lalu menyiramnya dengan air cuka.

Akkhhh

Suara teriakan Aldo menggema, membuat Arya menghentikan sejenak kegiatannya.

"Suara lo jelek, kuping gue sakit dengernya."

"L-lo si-siapa?" Aldo tak kuat menahan rasa perih dan ngilu dari telapak tangannya yang sedang digunakan Arya untuk membuat sebuah eksperimen.

"Gue itu orang paling ganteng, lo paham bahasa manusia, kan?"

"L-lo siapa?!"

"Bacot lo ye, suara cempreng kayak gitu aja sok sok-an ngegombalin cewek."

Karena merasa pelajarannya untuk Aldo sudah cukup, ia segera menyudahi kegiatannya ini, menggunakan cara cepat. Membuka mulut Aldo lalu mencungkil satu persatu gigi Aldo dengan pisau kecilnya.

Akkhhh

"Jangan teriak! Mulut lo bau jengkol."

Arya menutup mulut serta hidung Aldo dengan tangannya, membuat Aldo merasa sesak hingga kehabisan nafas.

"Lah, cuma gini aja udah mati, tenang di neraka ye, gue balik dulu, papayy."

Arya meninggalkan mayat Aldo tanpa membersihkan kekacauan itu, melangkah keluar apartemen Aldo setelah menutup pintunya. Biarkan orang suruhannya yang mengurus kejadian tadi.

Mengambil ponsel di saku celananya, lalu menelfon seseorang.

"Gue udah kasih pelajaran ke Aldo, puas kan?"

"Sampai mati, kan? Makasih my babi khingkhong Arya."

Tut

Telfon dimatikan sepihak.

"Pacar siapa sih, nggak ada akhlak banget."

* * * * * *

Setelah dari apartemen Aldo tadi, Arya kembali lagi ke Warjan.

"Gimana? Udah selesai?" Farrel yang bertanya lebih dulu.

"Udah dong, udah mati dia."

"Lo itu sebenernya sayang nggak sih sama Clara?" Kenzo memandang heran Arya yang sekarang duduk di samping Daniel.

"Sayang lah, banget malah."

"Cinta nggak?" Kali ini Daniel yang bertanya.

"Kalau nggak cinta, nggak mungkin gue mau bunuh orang demi Clara."

"Kok lo sering selingkuhin dia?" celetuk Vano yang sedang membuka kulit kuacinya, menjilat kulit kuaci itu, asin.

"Walaupun gue sering selingkuhin dia, tapi hati gue tetep buat dia."

Sedangkan Devan, laki-laki itu hanya diam, memerhatikan teman-temannya. Devan sedang memikirkan gadisnya.

"Noh liat si bos, buat sekarang dia jadi sad boy, tapi ntar kalau Ibu negara udah balik, beuhh langsung umbar keromantisan." Vano melirik Devan yang sejak tadi menyimak obrolan mereka dalam diam.

"Bos mah setia, bukan tukang selingkuh kayak Arya, jauh di mata dekat di hati." Kenzo memuji Devan sekaligus menyindir Arya.

"Lah dari pada elu, dekat di mata jauh di hati," sarkas Arya.

"Bwahahahahaha uhuk uhuk." Daniel terbatuk saking kerasnya dia tertawa.

"BWAHAHAHAHAHAHAHAHA." Arya ikut tertawa, bahkan lebih keras dari Daniel.

"Nih bocah satu juga, ngapain lo ketawa?" Farrel bertanya sambil memandang heran kearah Arya.

"Gue ketawa karena liat Daniel ketawa hahahaha." Arya berucap masih dengan tawa yang belum berhenti.

Krik krik

"Haha haha haha." Vano menghargai tawa Arya, jadi sebagai rival yang baik, dia juga ikut tertawa, walaupun ketawanya seperti handphone nge-lag.

"Harus sabar punya anggota kayak mereka." Rayyan menepuk pundak Devan pelan.

"Y." Singkat, padat, dan jelas. Itulah Devan.

"Suka heran sama orang yang kalau jalin hubungan pasti langgeng. Nggak kayak gue, baru setengah jam aja udah putus, kunci supaya hubungan langgeng apa?" Daniel bertanya kepada mereka.

Pasalnya, diantara mereka ber tujuh, Daniel yang paling cepat putus, walaupun Arya sering selingkuh, tetapi waktu paling cepat putus mungkin setelah dua sampai tiga hari pacaran. Tidak seperti Daniel, baru setengah jam pacaran sudah putus.

"Kepercayaan." Kenzo memberikan sebuah solusi.

"Terus?"

"Harus punya niat." Kali ini Rayyan yang memberikan solusi.

"Terus-terus, apa lagi?"

"Peletnya harus kuat, kalau bisa pakai dukun yang udah berpengalaman." Pantas saja walaupun selingkuh, hubungan Arya dan Clara tetap baik-baik saja, si Arya pakai pelet ternyata.

Daniel mengangguk anggukan kepalanya, mengeluarkan handphonenya dari saku celana.

"Pelet yang ini bukan?"

"Nah, mantep, Niel. Peletnya bisa nembus ke luar negeri. Coba lo liat review nya," usul Arya.

Daniel mengangguk, membuka review orang-orang. "Banyak rating lima nya, Ar."

* * * * * *

Gimana ceritanya? Maaf kalau nggak sesuai dengan ekspetasi kalian.

Boleh minta tolong? Screenshot part yang kalian anggap menarik, terus upload di medsos kalian. Tiktok, Facebook, WhatsApp, Instagram, dll.

Atau aja temen-temen kalian buat baca cerita ini yaawww ❤

Cmiiw 🖤

Jangan lupa follow, vote dan komen. Jangan jadi silent readers.

See you 👋

Continue Reading

You'll Also Like

453K 24.6K 45
Bagi Aksara, Ananta itu ibarat sebuah Kanvas dan ia kuas sekaligus tinta-nya. Aksara membutuhkan Ananta, seperti Ananta membutuhkan kuas dan tinta un...
3.5M 204K 56
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
ALTAIR By akun halu

Teen Fiction

13.3K 757 45
Ceritanya sederhana,tentang seorang gadis bernama Lyra Raneysha Sahreza yang harus jatuh cinta kepada Altair Andromeda Abercio Rogger. Cowok dengan k...
93.1K 6.6K 44
(Budayakan follow sebelum membaca okeee💖💖) Dunia ini di penuhi ujian dan kau termasuk salah satu dari soalnya " NGGAKK!! " " Cuman terima doang ap...