Today playlist : Wanna One - Beautiful
. - .
Suara alat tanda vital terus mengisi segala kekosongan diruangan khusus ini. Seorang dokter perempuan sedang mengamati dan mencatat setiap perkembangan pasien-pasien disana. Keluar setelah selesai dengan salah satu tugasnya, wanita itu berjalan menuju kantin rumah sakit. Mencari sosok orang yang sudah membuat janji dengannya.
"Rose! disini!" teriak seorang yang bisa kita anggap teman sang dokter cantik
"Makanya pake snelli, Lisa. Gue susah liat lo di kerumunan orang kaya gini" Rose
Rose duduk didepan teman kantornya itu, Lalisa. Sudah berteman dari masuk perguruan tinggi, Lisa sudah hapal betul segala hal yang bersangkutan langsung dengan Rose. Karena mereka sama-sama orang nekat yang masuk jurusan kedokteran dengan otak yang tidak seberapa pintar.
"Hehe iya, sorry. Oh iya, Jaehyun gimana kabarnya? udah lama ga denger lo curhat lagi" Lisa
"Bukannya gue ga mau, tapi emang ga ada yang perlu diceritain. Berantem baikan berantem baikan, gitu-gitu aja. Klise" Rose
"Jaehyun masih suka down?" Lisa
Rose mengangguk menanggapi perkataan Lisa itu, "Kadang ada saat dimana dia ga percaya sama dirinya. Padahal gue aja percaya sama dia, masa dia ga percaya sama dirinya sendiri"
"Nekat nikah si lo sama dia, coba waktu itu lo terima lamaran Dokter Park. Udah jadi nyonya lo sekarang, cuma selonjoran kaki dirumah" Lisa
"Kok jadi ngebahas masa lalu gini? kan gue kesini mau makan" Rose
Lisa tahu semua cerita dari Rose, benar-benar semuanya. Bahkan Lisa bisa tahu kapan waktu Rose dan Jaehyun bertengkar. Mereka itu pasangan istri yang saling enggan satu sama lain.
Rose yang tidak tahu kalo Jaehyun juga merasakan hal yang sama, juga Jaehyun yang tidak tahu bahwa alasan Rose menikah dengan dia adalah atas dasar cinta.
Komunikasi yang jarang mereka lakukan secara intens membuat masalah endasar seperti ini saja belum diselesaikan. Tapi Lisa juga tahu kenapa sampai saat ini Rose masih bertahan dengan sosok Jung Jaehyun itu. Sungguh
. - .
Jaehyun masih sibuk dengan tumpukan berkas yang harus dia periksa dan tanda tangani. Walau dia tahu ini sudah bukan kewajibannya lagi, tapi dia tetap ingin membuat perusahaan sang Ayah itu tidak runtuh.
Salahkan dirinya yang harus sakit disaat adiknya belum mampu untuk menggantikan posisi penting milik Jaehyun di perusahaan itu. Terkadang topik dan point-point penting meeting saja harus Jaehyun siapkan. Seperti bayangan seseorang yang ada namun sering tak dianggap ada.
Jaehyun menyempatkan diri untuk membaca teks pesan yang dikirim padanya saat itu. Isinya tentang Rose yang sepertinya akan jaga malam hari ini di rumah sakit. Makan malam yang akan dibawakan oleh Taeyong langsung pada Jaehyun nantinya.
"Selalu aja, gue ngerepotin dia" gumam Jaehyun sambil membalas pesan Rose dengan 'Iya'.
Dia tahu bahwa Rose adalah sosok wanita yang baik, bahkan sangat. Tapi bagaimana ya menjelaskan masalah ini? rumit. Keadaan tubuhnya yang sangat merugikan bagi dirinya sendiri juga orang disekitarnya itu menjadi dasar dari semua masalah yang dia dapatkan.
Dia tidak berdaya sekarang tidak seperti dulu, ingin melawan dengan kuat tapi tidak pernah dianggap serius karena kondisinya. Rose masih tahu diri untuk tetap menjadi sosok suami bagi Rose, walau hanya semampunya.
Selang beberapa jam dari pesan masuk Rose, saat waktu menunjukan pukul 18.34 waktu setempat. Taeyong masuk ke apartement Jaehyun dan meninggalkan makanan di meja makan. Menuju kamar Jaehyun setelahnya.
"Oy, makanan udah ada ya. Balik gue, atau mau ditemenin?" Taeyong
"Gausah makasih, sono pulang. Bini lo kasian sendiri" Jaehyun
"Yaudah, abis makan langsung minum obat. Gue disuruh Rose buat ngingetin lo, soalnya kata dia-" Taeyong
"Yaudah iya, tau gue. Cerewet" Jaehyun
"Dasar manusia berhati batu, dahlah" Taeyong
Jaehyun berusaha untuk pindah ke kursi rodanya sekarang, menjalankan kursi itu agar bisa mengambil makanan dan memakannya. Setelah di membawa makanan ke kamarnya, dia segera mengambil obat-obatan yang akan dikonsumsinya hari ini.
Dia menghargai Rose untuk ini, untuk segala resep obat tambahan yang akan mempercepat waktu pemulihannya. Mungkin.
. - .
"Aku disuruh libur hari ini sama teman yang kemarin aku gantiin buat jaga malam. Kamu mau makan apa nanti siang?" Rose
"Terserah kamu Rose, aku makan apa yang kamu siapin" Jaehyun
"Aku butuh jawaban pasti Jae" Rose
"Fine, samgyetang" Jaehyun
"Ok, fighting for ur duties then" ucap Rose yang meninggalkan Jaehyun di kamar mereka.
Menyiapkan segala bahan makanan untuk memasak makan siang, sesekali mengintip Jaehyun yang sangat fokus dengan pekerjaan yang ada di depan mata pria itu. Terkadang Roseanne ingin sekali meminta suaminya untuk istirahat disaat-saat seperti ini, tapi Rose tahu jika ia melakukannya ia akan membuat Jaehyun merasa dikasihani.
Rose adalah orang yang sangat berhati-hati tentang segala hal menyangkut kondisi mental Jaehyun. Sangat.
"Jae" panggilan Rose untuk Jaehyun yang sekarang menatap kearahnya karena merasa dipanggil
"Love you" Rose
Ungkapan cinta seperti ini tidak jarang Jaehyun dengar, istrinya memang pandai bersilat lidah. Tidak pernah Jaehyun merasa kekurangan cinta juga perhatian dari Rose, benar-benar gadis malang yang harus terjebak bersama dengan pria cacat sepertinya.
Jaehyun enggan membalasnya, disaat seperti ini senyuman adalah satu-satunya hal yang bisa dia lakukan. Lagi-lagi tahu diri, kembali sadse bahwa kehadirannya benar-benar tidak menguntungkan Rose sama sekali. Tidak berguna.
"Kerjanya masih lama?" Rose
"Masih" Jaehyun
"Bisa break dulu ga sebentar? ada yang mau aku kasih tau" Rose
"Bilang aja Rose, aku dengerin dari sini" Jaehyun
"Hmm, Jae" panggil Rose dengan sedikit keraguan
"Hm" jawab Jaehyun
"Aku hamil" Rose
Dua kata yang membuat Jaehyun seketika berhenti dari segala hal yang sedang dia lakukan. Spontan menatap dua iris mata sosok yang sedang berdiri bersandar di pintu kamarnya.
Apa Rose bilang? hamil? tidak mungkin bukan?
"Ga lucu Roseanne" Jaehyun
"Aku serius, aku udah telat jadwal 1 bulan lebih Jae. Aku juga udah test ke dokter kandungan" Rose
"K-kamu beneran hamil?" Jaehyun
Anggukan Rose yang ditemani tatapan serius pada Jaehyun itu benar-benar meyakinkan pria itu. Bukannya senang akan kabar ini, pria bermarga Jung itu malah terlihat murung.
"Maaf" ucap Rose dari sebrang sana
Jaehyun tersenyum getir, bukan. Ini bukan salah Rose. Ini salahnya.
"Kamu ga perlu minta maaf, mungkin Tuhan beneran ngasih kita titipan lagi sekarang" Jaehyun
Lagi, ini bukan pertama kalinya Rose hamil. Jika dihitung dengan calon anak yang sedang dia kandung , ini adalah yang ketiga sejak mereka menikah. Jangan anggap kondisi Jaehyun yang sedang lumpuh itu tidak bisa menggauli istrinya.
Mereka masih sepasang suami-istri normal yang melakukan semua hal berbau rumah tangga. Berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, bahkan sampai- ahh sudahlah. Intinya seperti itu, terlalu vulgar jika kita bicarakan.
Alasan kenapa Rose dan Jaehyun belum mempunyai anak? calon anak mereka sebelumnya gugur dalam pertempuran. Rose yang tidak sadar bahwa dia tidak mampu jika harus mengurus Jaehyun itu membuat janinnya keguguran.
Inilah alasan mengapa Jaehyun merasa sedih dan bersalah bukannya senang saat mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah. Rose berlutut untuk mensejajarkan badannya dengan badan Jaehyun.
"Aku janji ga bakal kecapean lagi Jae, kamu harus semangat buat pemulihan kamu. Aku janji, aku ga bakal maksain badan aku lagi. Jadi aku mohon sama kamu, jangan ngerasa ini semua salah kamu. Kamu ga salah, dan gaada yang salah sekarang. Okay?" Rose
Jaehyun menatap dalam kedua bola mata istrinya, menangkup salah satu pipi Roseanne dan mengikis jarak diantara mereka. Jaehyun menyesap buah bibir merah muda milik istrinya, sedangkan Rose menerima semua hal yang dilakukan Jaehyun padanya.
"Ayo kita berjuang lagi kali ini, Rose" Jaehyun
' Your imperfections make you human '
- Roseanne Park
To be continue
floalee