Rafa
***
Hari ini sangat cerah, suasana pagi sangat sejuk bekas hujan gerimis semalam. Suasana yang sangat syahdu ini membuat Amara terpaku di kesendiriannya ini. Bahkan sejak bangun tidur tadi Amara merasa hari ini sangat aneh. Amara baru saja selesai make up dikamarnya. Dia menengok ke jendela kamarnya merasakan hawa yang berbeda. Apa mungkin karena hari ini adalah hari pernikahannya jadi suasana hati bahkan lingkungannya menjadi sangat mellow baginya.
"Aku akan menikah" ucapnya kepada dirinya sendiri ketika melihat cerminan dirinya dari pantulan kaca.
Tak lama kemudian suara ibunya terdengar menyuruhnya untuk segera bergegas.
***
Proses pernikahan Amara dan Rafa berjalan dengan sangat lancar. Tidak ada hambatan yang berarti dalam setiap rangkaian acaranya. Namun pernikahan ini tidak berlangsung secara sederhana sesuai dengan permintaan Amara. Amara dan Rafa yang masih harus melanjutkan sekolahnya setelah mereka menikah. Jadi hanya keluarga saudara dan teman terde
kat Amara yang mengetahui mengenai pernikahan Amara ini. Namun meskipun berlangsung tertutup tapi kesan mewah tidak tertinggal dalam setiap detail pernikahan tersebut.
Amara terlihat sangat cantik di hari pernikahannya. Bahkan gaun yang dipakai dalam pernikahan Amara terlihat sangat amat mewah dan mahal. Ini adalah gaun yang diimpikan Amara untuk dipakainya suatu saat nanti pada pernikahannya dan sekarang benar-benar sedang dipakainya. Hari ini Amara terlihat begitu menawan dan membuat para tamu terpesona dengan kecantikannya.
Amara hanya heran berapa biaya yang ditanggung lelaki itu dalam menyiapkan pernikahan mewah ini. Karena memang semua biaya ditanggung oleh mereka. Serta yang menbuat rasa heran Amara lebih tinggi lagi adalah bagaimana dalam waktu satu bulan persiapan pernikahan ini sudah selesai. Ya memang setelah bulan lalu keluarga laki-laki ini datang dan pada hari itu juga ditetapkan tanggal pernikahannya. Bahkan itu sudah pas hitungan tanggalnya dalam adat jawa dengan segala macam perhitungan weton dan lain sebagaian yang sangat rumit.
Pertemuan keluarga berlangsung 2 kali saja. Itupun pada pertemuan kedua Rafa tidak hadir. Hal ini membuat Amara berpikir apakah pernikahannya tersebut batal. Namun itu hanyalah hanyalan karena kini dia tengah berdiri disini. Bagaimana mungkin dia menikahi laki-laki yang baru ditemuinya sekali. Apalagi pada pertemuan pertama laki-laki gila ini langsung menanyai tentang pernikahan tanpa ada sapaan dan perkenalan lebih dahulu. Sangat aneh sekali bukan..
Namun mau bagaimana lagi dia harus menurut pada orang tua, seperti mengikuti jaman siti nurbaya yang dijodohkan. Kini lelaki gila itu telah menjadi suaminya. Untung lelaki itu tampan jadi ada yang bisa dibanggakan.
"Apa yang sedang kau lamunkan?" Ucap Rafa mereka sedang duduk dikursi pengantinnya dan Rafa melihat istrinya kini diam terpaku.
"Hmm.. tidak ada mas" ucap Amara pelan
"Bener ternyata.. damage nya dipanggil mas haha" ucapan Rafa itu membuat Amara mengerjit. Dalam batin Amara dia berdoa semoga suaminya tidak segila itu.
"Ara.. apa nanti kamu siap?" Ucap rafa random
"Siap apa??" Ucap Amara bingung.
"Siap tempur lah." Ucap rafa dengan muka sangat bersemangat. Bahkan rafa sampai mengangkat kepalan tangannya seperti memberi semangat. Hal ini membuat pipi Amara memerah padam karena mengetahui maksud perkataan Rafa.
"Sudah mas malu diliatin tamu. Kamu ngapain nyemangatin kaya gitu" ucap Amara yang malu karena tingkah suaminya ini membuat beberapa tamu yang memperhatikan tertawa. Namun Amara hanya tersenyum canggung.
"Yaudah nanti aja dibahasnya" ucap Rafa kasian melihat istrinya malu.
***