Oneshoot ROSÉ and Boys

נכתב על ידי im_fanse

90.8K 8K 1.3K

Perkumpulan shipper Rosé ada disini.... עוד

Not brother (Jaerosé)✓
moodbosteer (Rosékook)✓
lovely owner (Taerosé)✓
jametzzz (Bangtansé)✓
my big baby (Bbangrosé)✓
teacher (Jisung x Rosé)✓
tsundere(Kwon twins x Rosé)✓
future husband (Yongrosé)✓
halal boys(Winrosé)✓
forget him (Doysé)✓
forever mine (Johnny x Rosé)✓
i need her (Chenle x Rosé)✓
regretting marriage (Wonwoo x Rosé)✓
i hate but i love (spesial Yongrosé)✓
lucky boy (spesial Jaerosé)✓
cute relationship (Gyurosé)✓
what happened in room 365 (Hunrosé)✓
Gay or Guy (Chanrosé)✓
secret admirer (Eunrosé)✓
obsessed (Jinrosé)✓
sedative (Jaemrosé)✓
last stage love (Hanbin x Rosé)✓
first love (Harusé)✓
lady Roseanne (Jenosé)✓
project sacrifice (Renjun x Rosé)✓
freaking boys (Yugyeom x Rosé)✓
first time (Songkang x Rosé)✓
favorit girl (Ten x Rosé)✓
friendzone (Haosé)✓
Life (Marksé)✓
pregnancy (Scoupsé)✓
friendzone pt2 (Joshua x Rosé)✓
girlfriend (spesial Haosé)✓
for one month(Felixsé)✓
ex (Jun x Rosé)
seniors (spesial Rosékook)✓
i can(t) selfish (pt.3 Yongrosé)✓
neighbors (Baekrosé)✓
different (Jeonghansé)✓

meet him (Kunrosé)✓

1.4K 173 54
נכתב על ידי im_fanse

"Kita putus!"

Kun yang lagi makan pun tersedak mendengar ucapan kekasihnya.

"Hah sayang, nggak bisa dong."

"Bisa kok. Kita PUTUS!" Cewek itu menekankan kata akhirnya setelah itu meninggalkan Kun yang masih menikmati Soto Ayam miliknya.

"Loh sayang, nggak bisa gitu aku butuh penjelasan."

Kun yang sebelumnya tengah makan siang di warung Soto itu lari mengejar kekasihnya.

"Oke gue jelasin. Gue nggak suka profesi lo."

Kun mengerutkan keningnya, "Kenapa emangnya? Yang penting halal kan."

"Ya gue nggak mau, gue malu sama temen temen gue pacar mereka tuh ada yang CEO ada yang jadi Bos di pertambangan nggak kayak lo yang profesinya cuman jadi tukang sulap keliling."

Kun cukup terkejut mendengar penuturan Kekasih-, Mantan kekasihnya. Jadi selama ini dia selalu dibandingkan dengan cowok diluaran sana.

"Sayang tapi kan aku bisa penuhin kemauan kamu lewat hasil jadi tukang sulap."

"Ya gue nggak mau. Profesi lo itu nggak banget tau nggak!"

Hati Kun hancur saat itu juga setelah perempuan yang ia cintai tidak menerima dirinya apa adanya. Sakit? Sudah pasti, tapi kalo sudah begitu Kun harus bagaimana lagi. Dia membiarkan cewek itu pergi meninggalkannya dan juga meninggalkan luka di dalam hatinya.

"Dasar cewek matre!" Teriak Kun saat itu juga melampiaskan segala kekesalannya.

Rosé mengigit kukunya lantaran dia merasa panik. Hari ini adalah hari pernikahannya namun calon suaminya itu belum juga datang.

"Pak saya ada-,"

"Sebentar ya pak. Paling lagi macet di jalan." Penghulu tadi menghela nafasnya dan kembali duduk.

Rosé memejamkan matanya erat, orang-orang sudah berbisik bisik tentang hal yang bukan-bukan. Ini sama saja dia memperlakukan keluarganya.

"Maaf pak tapi sudah satu jam saya nunggu. Saya juga masih harus ke pernikahan yang lainnya. Permisi."

Rosé semakin panik saat itu juga lalu dia menundukkan kepalanya. Kenapa bisa jadi begini.

"Rosé, coba kamu telfon dulu dia." Rosé dengan ragu mengangguk dan menghubungi nomor ponsel calon suaminya itu. Tak lama panggilan terhubung dan membuat Rosé merasa lega dan memekik senang.

"Halo sayang kamu-,"

"Rosé maaf aku nggak bisa nikahin kamu. Maafin aku."

Dan panggilan itu pun berakhir. Rosé serasa di sambar petir saat itu juga dan tanpa sadar dia sudah menjatuhkan ponselnya. Apa apaan ini pria yang selalu Rosé harapkan bisa menjadi kepala keluarganya kini seperti seorang pengecut yang lari dari medan tempur. Dasar cowok brengsek.

Ayah Rosé menghela nafasnya juga setelah mendengar percakapan tadi.

"Bapak Ibu sekalian terimakasih sudah hadir memenuhi undangan, tapi mohon maaf sekali pernikahannya dibatalkan terimakasih."

Rosé memejamkan matanya kuat dan membuat air matanya menetes ke pipinya. Setelah ayahnya mengatakan itu para tamu pun mulai kembali satu persatu. Dan setelah para tamu mulai pulang Rosé langsung menangis saat itu juga.

"Kenapa dia gini Ma. Dia udah malu maluin kita secara nggak langsung didepan banyak orang Ma."

"Sabar sayang mungkin kalian belum berjodoh."

Rosé tak mendengarkan ucapan mamanya gadis itu langsung berlari keluar untuk memenangkan hati dan pikirannya yang sudah hancur akibat cowok brengsek itu.

"CAKRA SIALAN! COWOK BANGSAT! BAJINGAN! BRENGSEK!" Suara Rosé menggema dari atas bukit yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.

Rosé sudah menyumpah serapahi cowok sialan itu yang sempat mengisi hatinya dulu. Setelah tau bahwa tunangannya tidak bisa menikahinya Rosé langsung lari ke bukit dan masih mengenakan kebaya yang dia pakai.

"GUE SUMPAHIN LO NGGAK LAKU. NGGAK ADA CEWEK YANG MAU SAMA LO NGGAK-,"

"Woi mbak bisa diem nggak sih berisik!"

Rosé menghentikan teriakannya tadi saat mendengar suara cowok yang tengah menegurnya.

"Apaan sih mas! Saya ini lagi sakit hati."

Kun, orang yang sudah menegur Rosé tadi jadi terdiam. Ternyata masalah mereka sama. Sama-sama ditinggal pas lagi sayang sayangnya, tapi keliatannya masalah Rosé lebih serius sih. Udah nggak jadi nikah terus harus manggung malu juga.

"Mbak pikir mbaknya doang yang bisa sakit hati. Saya juga sakit hati mbak." Rosé menghentikan tangisannya dan menoleh kearah Kun yang berada di belakangnya.

"Oh ya? Kok lo masih bisa setenang ini sih. Lo nggak mau teriak-teriak sambil nyumpahin mantanmu itu buat lampiasin sakit hati lo."

Kun menggeleng, "Buang-buang tenaga mbak, nggak berguna juga sih. Biarin lah mungkin bukan jodohnya."

Kun pun mulai berjalan kearah Rosé dan berdiri di sebelahnya menatap matahari terbenam.

"Tapi gue ngerasa lega kalo gue udah teriak kenceng. Gue ngerasa beban gue hilang saat gue udah teriak."

"Yaudah mbak nya teriak aja biar ngerasa lega."

"Lo nggak marah? Tadi aja lo marah marah."

"Ya selagi itu bikin mbak nya lebih baik ya nggak papa."

Dan akhirnya Rosé berteriak sepuas mungkin terkadang dia juga menghapus air matanya dengan kasar yang kurang ajarnya menetes di pipinya. Kun menatap prihatin kearah Rosé yang sudah rapuh, sebenarnya hatinya juga sedang sakit akibat ditinggal ceweknya tetapi sekarang dia malah lebih memilih menemani Rosé melampiaskan segala kekesalannya.

"Jadi lo ditinggalin si, Si siapa itu namanya?"

"Naeun." Sahut Kun.

"Iya itu lah pokoknya. Lo ditinggalin dia hanya karena profesi lo sebagai tukang sulap keliling gitu?"

Kun mengangguk, "Padahal sulap udah jadi hobi gue. Sebenarnya ada sih pekerjaan kayak orang-orang kantoran. Tapi ya, gue mau nya sama sulap ini."

"Fiks, dia nggak bisa nerima lo apa adanya!"

Kun terkekeh melihat reaksi Rosé yang ikut terbawa emosi. Mungkin karena mereka senasib, tapi setidaknya dia merasa cukup senang karena mendapat dukungan dari Rosé tentang apa yang ingin dia lakukan meskipun mereka belum saling kenal.

"Lo nggak mau pulang, ini udah malem mana lo masih pake kebaya lagi."

Rosé menghela nafasnya, "Gue malu sama tetangga."

"Buat apa sih malu. Yang seharusnya lebih malu itu ya mantang pacar lo itu jadi cowok kok pengecut banget."

"Lo nggak ngerti-,"

"Iya gue tau perasaan orang itu beda-beda. Gue anter pulang sekarang yuk."

Rosé speechless karena tindakan Kun yang tiba-tiba memberikan jaketnya dan menaruhnya di bahunya.

"Makasih..."

"Kun."

Rosé tersenyum, "Makasih, Kun."

"Ayo dong Rosé, lo nggak boleh terus-terusan dikamar sambil nangisin cowok brengsek itu."

"Gue nggak nangisin dia!"

"Gue tau njing! Nih buktinya mata lo bengkak." Rosé mengerucutkan bibirnya. Memang tidak ada yang bisa membohongi Lisa.

Bagi Rosé tuh Lisa udah kayak cenayang sih buat dia. Dulu waktu dia masih berpacaran dengan Cakra Lisa adalah orang yang menentang keras hubungan mereka padahal orang tua Rosé setuju-setuju aja. Tapi dibalik itu mungkin Lisa tau kalo cowok itu nggak baik buat dia. Lihat aja buktinya dia malah kabur pas hari pernikahan mereka. Memang benar-benar naluri seorang sahabat.

"Terus ini kita mau kemana?"

"Gue mau bawa lo liat sirkus."

"Apaan banget kayak anak kecil dah." Lisa langsung menjitak kepala Rosé.

"Lo tuh harus senyum, perlihatkan gigi lo di depan banyak orang!" Rosé dengan polosnya memajukan giginya dan membuat wajahnya menjadi lawak.

"Ah jingan! Bukan gitu maksud gue." Lisa ketawa ngik ngik sambil mengusap air matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Ya masak harus sirkus sih. Gue nggak mau liat saudara lo beraksi."

"Saudara gue sape?"

"Monyet!"

"Oasu!" Lisa menarik tangan Rosé ke sebuah pasar malam kota, dan membawanya menuju ke arena sirkus.

"Ayo dong Rosé jalannya jangan lelet. Nanti kita nggak dapet tempat depan."

Lisa menarik tangan Rosé brutal melewati lautan manusia yang menghalangi mereka. Setelah melewati banyaknya orang-orang akhirnya mereka mendapatkan tempat paling depan ini semua karena ke ganasan seorang Lisa yang main nyerobot aja.

Rosé menyaksikan pertunjukan sirkus tanpa ekspresi apapun berbanding terbalik dengan Lisa yang udah kegirangan kayak tante-tante girang-, Eh bercanda kok.

"Lah Kun!?" Mata Rosé melotot saat sudah memasuki sekmen sulap dan melihat Kun disana.

"Kenapa Rosé?" Rosé menggelengkan kepalanya.

"Nggak papa. Gue haus nih Lis, gue tinggal cari minum ya."

"Sekalian gue juga." Rosé merespon dengan berdeham lalu mulai keluar dari barisan terdepan. Jujur sangat susah sih karena ramainya orang disini.

Baru saja keluar dari lautan manusia itu dada Rosé tiba-tiba sesak saat ia mendapati sang mantan kekasih sedang naik wahana kora-kora bersama wanita lain. Apa cowok itu nggak malu, padahal baru saja mereka batal nikah dan dengan wajah tidak berdosanya sekarang cowok itu udah mesra-mesraan sama cewek lain.

Rosé berlari keluar dari area pasar malam menuju ke lapangan yang sunyi dipenuhi dengan rumput rumput hijau. Disana lah Rosé menumpahkan segala kekesalan serta kekecewaannya.

"Emang dasar cowok brengsek!" Rosé mencabuti rumput dengan penuh emosi setelah itu dia membuangnya ke sembarang arah.

"Tau nggak kalo merusak tanaman itu dapat merusak lingkungan?" Tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya tanpa di persilahkan.

"Yang gue cabut ini rumput, tumbuhan liar. Jadi ya nggak merusak lingkungan lah!" Tukas Rosé yang masih terbawa emosi.

"Ya pokoknya jangan!" Orang itu memukul tangan Rosé membuat Rosé menghentikan aksi mencabutnya.

"Ck, lo apaan sih Kun! Udah balik sana hibur penonton!"

"Tapi saat ini yang lebih membutuhkan hiburan itu lo." Rosé memalingkan wajahnya dari Kun.

"Nggak usah berlagak kayak tsundere ya!"

"Apaan sih, berlian kaya lo kok masak nangisin sampah sih." Rosé terkejut saat jemari Kun menghapus air matanya.

"Sesuai nama lo, gue mau kasih ini."

"HEH GIMANA BISA!?" Rosé terkejut saat tiba-tiba ada setangkai bunga mawar berada di tangan Kun.

"Lo lupa profesi gue apa?"

"Wah hebat hebat. Gue mau seblak nih."

"Terus hubungannya sama gue?"

"Ya lo tunjukkin aksi lo dong sebagai pesulap. Tinggal abracadabra seblaknya udah ada didepan gue."

"Nggak gitu konsepnya!" Rosé tertawa lepas setelah itu. Kun yang sudah melihat Rosé tersenyum juga ikut tersenyum. Syukurlah dia berhasil menghiburnya.

"Rosé ya ampun gue cariin kemana-mana lo nggak ada. Kirain lo udah di angkut sama Sugar Daddy!" Lisa datang secara heboh dengan perasaan yang panik.

"Bukan sugar daddy. Tapi gue malah nemu cogan nih." Rosé melirik kearah Kun membuat cowok itu seketika langsung terpaku.

"Yaudah ayo pulang, gue udah di telpon sama bonyok lo nih." Rosé pun berdiri dan segera pulang menggandeng tangan Lisa.

Namun sebelum itu dia menoleh kearah Kun yang sejak tadi hanya duduk dan menyaksikan mereka berdua.

"Oh ya, selain bisa sulap lo bisa nggak bikin gue suka sama lo!" Lalu di akhiri dengan tawa usil Rosé yang sudah berhasil membuat seorang Kun baper.

"Tunggu aja!"

Request by : Niuverse_ Kunrosé [Done✓]

Nggak open request dulu ya. Soalnya masih banyak req yang belum gue bikin ceritanya.

המשך קריאה

You'll Also Like

158K 2.7K 11
suka suka saya.
345K 24.4K 19
Seorang remaja bernama Arshaka Jocasta yang menjadi pusat obsessi para sahabatnya. Arshaka mengidap penyakit langka. Sindrom Kleine-Levin. Di mana s...
198K 17.3K 43
𝘽𝙐𝙈𝙄 𝙋𝙍𝘼𝙆𝘼𝙎𝘼 atau bisa di sebut Bumi, merupakan seorang pemuda yang masih duduk di bangku Smp. Walaupun umur belum menginjak 16 tahun tet...
552K 44.6K 46
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...