Pengantin Untuk Hantu ✅

By WFPublisher_Wisteria

161K 15.7K 420

Almara, wanita berusia 20 tahun yang hidup berdampingan dengan kekayaan. Namun semuanya berubah semenjak adik... More

Prolog
Bingung
Dunia Hantu
Buaya Darat
Partner Kerja
Terlupakan
Tamu Tak Diundang
Tentang Ruha dan Mura
Siapa Sres?
Sakit
Dirawat Suami
Pantai
Kenangan Lama
Percaya
Teror?
Aneh
Zerio?
Mimpi Nyata
Sahabat Lama
Perlahan Terkuak
Memilih Pergi
Pembunuh
Salah Paham
Tawaran (Lagi)
Pengorbanan
Kembali
Epilog

Ada Apa Di Masa Lalu?

3.4K 391 0
By WFPublisher_Wisteria

Part 17 | Ada Apa Di Masa Lalu?

Ruha berhenti berjalan saat melihat Almara sedang berkumpul dengan para pelayannya. Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu yang penting sampai berbisik satu sama lain.

Jika Ruha mengartikan itu dalam dunia manusia, dia yakin jika mereka sedang bergosip dan kebetulan topik yang dibahas sedang panas.

Ruha fokus ke arah Almara. Dia merasa bersalah karena tadi siang sudah melarangnya. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain.

"Ruha, kapan kamu datang?" Tanya Niki yang sadar dengan keberadaan Ruha.

Almara yang mendengar itu langsung menatap Ruha. Namun hanya beberapa detik karena setelah itu dia langsung mengalihkan pandangannya dan berdiri.

"Baru aja." Ucap Ruha.

"Aku masuk ke kamar dulu." Ucap Almara sambil menatap para pelayan.

Almara berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa Ruha, padahal dia jelas melewatinya.

Para pelayan yang melihat itu sedikit kaget. Karena biasanya Almara selalu menyapa Ruha dan bertanya Ruha dari mana saja. Tapi kali ini dia mengabaikannya.

"Sepertinya mereka bertengkar." Bisik Loli yang membuat semua pelayan menganggukkan kepala.

Almara langsung duduk di sofa kamarnya dengan perasaan kesal. Ucapan Ruha di mobil tadi siang masih terekam jelas di otaknya.

"Dia pikir dia siapa sampai berani ngelarang gue?!"

"Sumpah, ngeselin banget jadi hantu!"

Tok..tok

"Alma, gue mau ngomong sama lo."

Almara langsung masuk kedalam selimutnya dan pura-pura untuk tidur. Dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan Ruha.

"Almara, lo udah tidur?"

"Biasanya aja langsung nongol." Gumam Almara.

Ting

Ting

Almara mengacak rambutnya saat handphonenya tidak berhenti berbunyi. Banyak notifikasi masuk ke handphonenya yang membuatnya terbangun dari tidur.

Almara beranjak duduk dan langsung membuka handphonenya. Dia mengerutkan keningnya saat mendapati nomor tidak dikenal yang mengiriminya pesan.

Dia langsung membukanya dan sedikit terkejut saat melihat isi pesan tersebut. Pesan tersebut berisi foto dirinya, Ruha, Mura, dan seorang wanita yang tidak dikenalinya.

Mereka semua memakai pakaian kuno, seperti pakaian model zaman dahulu. Foto tersebut berlatar belakang pantai yang dulu dikunjungi Almara dan Ruha.

Almara memperhatikan foto tersebut dengan teliti. Dia yakin jika itu hanya editan.

Almara berdiri dari duduknya, berniat untuk bertanya kepada Ruha. Namun langkahnya terhenti saat air matanya tiba-tiba jatuh begitu saja.

"Kenapa gue nangis?" Gumam Almara sambil menghapus air matanya.

Tringgg

Almara menatap handphonenya diatas tempat tidur yang berdering. Dia langsung menjawab telepon dari nomor yang tadi mengiriminya foto tersebut.

"Gimana, udah ingat?"

"Lo siapa? Kenapa lo ngirim foto kayak gitu ke gue?"

"Kenapa lo gak nanya langsung ke Ruha? Ah, gak ada gunanya juga sih. Ruha pasti gak akan pernah mau ngasih tahu lo kebenarannya."

"Berhenti main-main. Kalau lo sengaja ngedit foto kayak gitu, gue gak akan tinggal diam. Maksud lo apa kayak gitu sama gue?"

"Almara, cepat atau lambat ingatan lo akan kembali lagi kalau gue selalu ngirim sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu lo. Lo pikir dengan terjun ke sungai penghapus ingatan akan membuat hidup lo tenang? Enggak, Almara. Gue masih nunggu lo kembali."

"Maksud lo apa?"

"Gak akan lama lagi, lo pasti akan ingat semuanya. Tunggu aja."

Tut..tut

Almara mengepalkan kedua tangannya dan langsung berjalan menuju kamar Ruha. Dia mengetuk pintu kamarnya berkali-kali, tapi Ruha tidak keluar.

"Ruha, buka pintunya!" Teriak Almara sambil menendang pintu kamar Ruha.

"Ruha ada di lantai 38, Almara." Ucap Niki yang kebetulan lewat.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Almara langsung masuk ke dalam lift dan menekan lantai 38. Dia memperhatikan sekali lagi foto yang dikirim pria tadi. Banyak pertanyaan yang meminta jawaban di pikirannya. Dia tidak tahu kenapa hatinya terasa sedikit aneh saat menatap foto tersebut.

Saat pintu lift terbuka, Almara langsung keluar mencari Ruha.

"Ruha!"

"Lo dimana?"

"Ru.."

"Kenapa lo teriak? Gue lagi main basket."

Almara langsung berlari menuju lapangan basket tempat Ruha berada. Saat sampai, dia mendapati Ruha yang saat ini sedang bermain basket sendirian.

"Kenapa?" Tanya Ruha setelah dia memasukkan bola basket ke keranjang.

Almara terdiam. Mendadak dia ragu untuk bertanya saat melihat raut wajah Ruha yang seperti sedang menahan amarah.

Dia juga pernah mendengar dari pelayan jika Ruha akan bermain basket saat sedang marah atau merasa kesal dengan seseorang.

"Kok diam?" Tanya Ruha sambil menatap Almara yang kini diam menundukkan kepalanya.

"Lo kenapa disini?" Tanya Almara berusaha mengalihkan pikirannya agar tidak bertanya tentang foto tadi.

"Main basket. Kenapa lo nyari gue?" Tanya Ruha.

Almara duduk di tepi lapangan sambil menyimpan handphonenya di saku celana.

"Enggak."

"Tadi lo gak mau ngomong sama gue. Kenapa sekarang tiba-tiba lo kesini?"

Almara mengembuskan napasnya. Dia tidak bisa menahannya lagi. Pertanyaan di pikirannya memberontak untuk segera di keluarkan.

"Gue mau nanya sama lo." Ucap Almara yang membuat Ruha berjalan mendekatinya.

"Nanya apa?" Ruha duduk di samping Almara.

Almara terdiam sebentar.
"Dulu lo deket banget ya sama Mura?"

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu?" Ruha mengerutkan dahinya sambil menatap Almara.

"Gue penasaran aja. Udah lama gue pengen nanya sama lo." Ucap Almara.

"Gue deket sama dia. Kami udah temenan dari umur 8 tahun."

"Sama Vaniya juga?"

"Hm."

"Jadi, cuma kalian bertiga?"

"Iya."

Almara menganggukkan kepalanya. Ya, mungkin saja jika foto tersebut hanya editan. Zaman sekarang semuanya bisa diedit. Apa lagi di dunia hantu yang semuanya lebih canggih.

"Kenapa?" Tanya Ruha saat melihat Almara yang menundukkan kepalanya.

"Enggak. Gue mau balik ke kamar, lo lanjut aja main basket." Ucap Almara sambil berdiri dari duduknya.

"Ada yang lo sembunyiin dari gue?" Tanya Ruha yang membuat Almara langsung menatapnya.

"Emang gue bisa nyembunyiin apa dari lo?"

"Iya juga sih." Ucap Ruha.

"Soal tadi siang, gue minta maaf. Gue janji akan bawa lo ke dunia manusia." Lanjut Ruha.

"Gue juga minta maaf karena pergi tanpa ngasih tahu lo." Ucap Almara yang membuat Ruha langsung berdiri dari duduknya.

"Lo beneran gak nyembunyiin sesuatu dari gue?" Tanya Ruha dan Almara langsung menggelengkan kepalanya.

"Kok lo aneh gini?"

"Aneh gimana?"

"Kenapa lo minta maaf?"

"Kan gue juga salah."

Ruha memicingkan matanya. Dia yakin jika Almara sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Jangan pernah nyembunyiin apa pun dari gue. Lo percaya sama gue, kan?" Tanya Ruha.

Almara langsung menganggukkan kepalanya. Ya, dia memang menyembunyikan sesuatu. Tapi dia juga tidak bisa bertanya atau memberitahu Ruha.

"Iya, gue percaya sama lo."

Continue Reading

You'll Also Like

484K 22.6K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
87.9K 12.7K 81
(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut baca sampai 10 episode. Klau tidak seru...
699 174 5
Berulang kali Fisya beristighfar saat kata-kata kasar memasuki gendang telinganya. B*n*s*t, an*ji*g, f**k, b**i dan sebagainya. Sekolah umum sangat...
2.1M 206K 200
Dia adalah seorang dokter ajaib yang terkenal di dunia pada abad ke-21. Jika Raja Neraka menginginkan seseorang mati di siang hari, dia hanya akan me...