My Annoying Cute Girl [✓]

By Aobana_Lily28

26.9K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... More

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 7 : HIDE & SEEK

725 94 13
By Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 07 :
::::::
Hide & Seek
---

"HEY BOD*H! KALAU MAU MATI JANGAN DI SINI!".

"Arrghh... kenapa hari ini aku sial sekali sih" gerutunya. Beomgyu menghela nafasnya. Syukurlah dia masih diberi kesempatan hidup.

"Beomgyu? Apa yang kau lakukan disini?" gadis itu mendongak. Kaget juga ternyata Taehyun yang hampir saja menabraknya.

"Kak Taehyun?" pemuda itu menghela nafasnya.

"Ayo masuk. Kita pulang. Jelaskan semuanya saat sampai di apartemen nanti" ujar pemuda itu sembari menarik tangan Beomgyu untuk masuk ke mobilnya.

Beomgyu menoleh ke belakang. Kakaknya-kakaknya belum muncul. Sampai mobil Taehyun mulai melaju dengan kecepatan sedang baru Beomgyu melihat Yeonjun yang nampak kebingungan dari kaca mobil Taehyun. Gadis itu menghela nafas. Semoga kakaknya tidak mencurigai mobil Taehyun.

Gadis itu menyandarkan punggungnya dengan manik terpejam dengan dada yang masih naik turun dan nafasnya yang masih belum stabil. Untuk sekarang dia lolos.

Taehyun menatap bingung ke arah Beomgyu. Tapi... ada baiknya kalau dia menyembunyikannya dulu untuk sekarang.

Sementara di posisi Yeonjun. Pemuda itu menatap jalanan sepi di sekitarnya.

"ARGHH... SIALAN!" Yeonjun mengusak kasar surainya. "Padahal sedikit lagi" gerutu pemuda itu.

Tak lama tiga bersaudara Jung berhasil juga menyusul Yeonjun.

"Bagaimana?" tanya Mark yang dijawab gelengan oleh Yeonjun.

"Aku kehilangan jejaknya" ketiga bersaudara itu saling tatap. Mark menepuk bahu Yeonjun memberikan semangat.

"Jangan menyerah dulu. Kita mungkin sial hari ini. Lain kali tidak akan kita lepaskan" Yeonjun mengangguk lemah.

"Aku akan minta penjaga untuk mencarinya di sekitar sini" ujar Sungchan dan langsung kembali ke aula untuk meminta beberapa penjaga mencari Beomgyu. Dalam hati, pemuda itu merasa bersalah karena masih menyembunyikan semua kebenaran tentang Beomgyu. Tapi... dia juga tidak bisa mengkhianati adik kesayangannya itu.

Jeno menatap punggung Sungchan yang makin menjauh. Lalu menatap ke arah dua kakaknya yang masih terlihat kecewa karena gagal menangkap adik nakal bin liar mereka.

"Ku rasa Sungchan sungguh tidak tau apapun soal keberadaan Beomgyu" ujar Jeno membuat Yeonjun dan Mark menoleh. "Ekspresinya terlalu natural untuk orang yang berpura-pura tidak tau".

"Sungchan itu pintar. Aku masih belum bisa mempercayainya" ujar Yeonjun membuat Jeno menghela nafasnya. Jeno sebenarnya sadar... ada sesuatu yang adiknya itu sembunyikan. Tapi percuma saja kalau terus mendesak Sungchan. Tidak akan ada gunanya.

"Ya terserah kakak. Lagipula percuma juga bukan terus-terusan mencurigainya. Kita tidak akan dapat hasil apapun. Anak itu akan selalu melindungi Beomgyu".

"Ku rasa Jeno benar. Ketimbang terus-terusan mencurigai Sungchan, ada baiknya kalau kita lebih fokus untuk mencari Beomgyu. Bocah nakal itu menyamar menjadi seorang pelayan. Kita bisa tanyakan Jaemin dan Haechan restoran mana saja yang merek booking untuk acara ini" ujar Mark yang ditanggapi helaan nafas oleh Yeonjun. Perkataan Mark memang tidak ada salahnya.

"Sebaiknya kita kembali ke aula lalu jelaskan pada paman dan bibi juga mommy dan daddy" ujar Jeno yang ditanggapi anggukan setuju oleh kakak dan kakak sepupunya.

Sampai di apartemen, Taehyun langsung menarik Beomgyu untuk berduduk di sofa ruang tamunya.

"Jadi... bisa kau jelaskan kenapa kau bisa ada di sana?" Beomgyu menghela nafasnya.

"Jadi begini, tunangan kak Jisung itu... temannya tuan Mark bukan?" Taehyun mengangguk. "Aku hanya berniat membantu mereka karena ku pikir aku free. Ditambah... di apartemen sendiri rasanya membosankan sekali" Taehyun menghela nafasnya.

"Maafkan aku. Harusnya aku tidak membiarkan mu sendiri di sini terlalu lama" Beomgyu menggeleng.

"Kakak punya kesibukan sendiri. Aku tidak apa-apa ko".

"Tapi kenapa kau lari-lari seperti kesetanan tadi. Kalau aku tidak menginjak rem ku tepat waktu, aku bisa menabrak mu" Beomgyu memberengut. Bibirnya mengerucut dengan kepala yang ditundukkan.

"Maaf" lirih gadis itu.

"Ini bukan masalah maaf memaafkan Gyu. Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana? Tolong jangan terus-terusan bermain dengan nyawa mu. Ingat... ini sudah yang kedua kalinya" kepala gadis itu makin tertunduk.

Taehyun lagi-lagi menghela nafasnya. Tangannya bergerak menarik Beomgyu ke dalam pelukannya dan tentu saja sukses membuat manik gadis itu membola.

"Aku tidak marah. Hanya saja... aku khawatir padamu. Jadi tolong jangan membuat dirimu terus berada dalam bahaya" Beomgyu mengangguk dengan kepalanya yang disandarkan ke bahu Taehyun.

Gadis itu menyesap kuat aroma lavender yang menguar dari tubuh Taehyun dan membuatnya rileks juga tenang. Tak berbeda jauh dengan Taehyun, pemuda itu juga melakukan hal yang sama. Wangi lembut strawberry yang menguar dari tubuh Beomgyu membuat pening di kepalanya berangsur menghilang.

"Kakak".

"Hm?".

"Aku belum mandi loh" pemuda itu terkekeh.

"Tapi masih wangi ko" Beomgyu ikut mengembangkan senyumnya. Masih ingin berpelukan lebih lama, Taehyun mengubah posisi Beomgyu menjadi duduk di pangkuannya.

Setelah puas, Taehyun melonggarkan pelukannya. Pemuda itu menatap lembut manik gadis itu.

"Kau sudah makan?" Beomgyu menggeleng.

"Tidak sempat. Aku terlanjur diburu petugas karena memecahkan piring di dapur" Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Kau ini ada-ada saja. Tapi kau baik-baik saja kan? Saat hampir ku tabrak tadi... kau tidak terlukakan?" Beomgyu mengangguk.

"Aku baik-baik saja ko. Oh ya, bukannya tadi kakak dengan nona Chaeryeong yah? Kenapa pulangnya sendiri?" pemuda itu mendengus.

"Aku bertengkar dengannya di tempat parkir. Karena kesal jadi ku tinggal" manik gadis itu mengerjap.

"Memang tidak apa-apa? Dia tidak marah? Orangtua kakak tidak akan marah?" Taehyun menghendikkan bahunya.

"Paling hanya diomeli bunda" Beomgyu menggeleng.

"Kakak juga nekat".

"Hanya dimarahi bunda tidak akan membuatku dalam bahaya. Beliau tidak akan mendo'kan hal yang buruk untuk ku" Beomgyu merotasikan maniknya.

"Terserah kakak. Aku mau siapkan makan dulu. Kakak masih mau makan?".

"Aku sudah makan tadi. Kau makan sendiri saja" Beomgyu mengangguk sembari beranjak dari pangkuan Taehyun. "Aku tidur diluan yah. Kau jangan tidur terlalu larut" Beomgyu mengangguk sebelum pergi ke dapur.

Sementara itu, di kediaman keluarga Jung. Anggota keluarga Jung juga anggota keluarga Choi sedang berkumpul sekarang. Munculnya Beomgyu di acar pertunangan Sungchan tentu membuat mereka kembali menerka-nerka mengenai tempat tinggal putri bungsu keluarga Choi itu.

"Kalian yakin yang tadi itu adik kalian?" tanya nyonya Taeyong.

"Kalau dia bukan Beomgyu, dia tidak akan lari mom. Jelas sekali tampang tengil itu tampangnya Beomgyu" ujar Jeno yang ditanggapi anggukan oleh Yeonjun, Mark, dan Sungchan.

"Tapi... dia baik-baik saja kan?" tanya nyonya membuat anggota keluarga yang lain menghela nafasnya.

"Mama jangan terlalu khawatir. Bisa berlari sampai membuat kami kehilangan jejak itu sudah membuktikan bahwa Beomie baik-baik saja" ujar Yeonjun sembari mengusap lembut bahu mamanya.

"Paman, bibi, aku baru dapat telepon dari satu temanku" ujar salah seorang gadis yang baru saja masuk dengan tampang seriusnya.

"Ada apa Jaemin?".

"Beomgyu mengubah nama keluarganya menjadi Jung Beomgyu. Han Jisung, tunangannya kak Minho... pemilik salah satu cafe yang kita sewa untuk menyiapkan dessert dan minuman untuk acara pertunangan Sungchan. Dia bilang sebelumnya Beomie bekerja di kedainya. Tapi... dia tidak memberitau detailnya bagaimana" mereka terdiam.

"Bisa berikan alamatnya padaku? Aku akan ke sana dengan Soobin besok. Mungkin saja dia tau sesuatu?" Jaemin mengangguk mengiyakan permintaan Yeonjun.

"Terima kasih Jaemin. Kau benar-benar membantu" ujar nyonya Yerin yang ditanggapi gelengan oleh Jaemin.

"Tidak apa-apa bibi. Kalian juga sudah banyak membantu ku. Ini bukan apa-apa ketimbang apa yang sudah keluarga Choi dan keluarga Jung berikan padaku".

"Eihh... kau ini apa-apaan. Kita ini keluarga, sudah sepatutnya saling membantu" ujar Haechan sembari memeluk Jaemin.

"Hari sudah semakin larut. Sebaiknya kalian cepat istirahat. Terutama kau Sungchan. Jangan lupa tugas mu besok".

"Baik mommy" ujar pemuda itu sembari bangkit dari duduknya. Mereka menatap penuh arti pada Sungchan. Sekuat apapun pemuda itu berusaha menutupi fakta bahwa dia tidak mengetahui keberadaan Beomgyu, tetap saja semua anggota keluarganya mencurigainya.

"Jadi... apa yang akan paman lakukan kalau Sungchan benar-benar tau keberadaan Beomgyu?" pertanyaan Mark sukses membuat perhatian setiap orang teralih padanya.

Nyonya Yerin menatap lelah pada suaminya.

"Kau tidak bisa menyalahkan Sungchan. Pada dasarnya anak itu hanya berusaha untuk membuat putri kita bebas melakukan apa yang dia suka. Apa salahnya kau mendukung putri mu dan keadaan mungkin tidak akan seperti ini" ujar nyonya Yerin.

"Yerin, kau tau sendiri kehidupan seperti apa. Aku tidak bisa terus-terusan membiarkan Beomgyu melakukan hal yang tidak akan memberikan dampak baik untuknya".

"Kau terlalu meremehkan putrimu kak. Aku tau sebesar apa rasa perhatian dan kasih sayang mu untuknya. Tapi... sesekali tolong buka matamu, sudah saatnya kau melepaskan anak kita dan menentukan sendiri jalannya. Kalau kau terus-terusan seperti ini... Beomgyu tidak akan berkembang sama sekali".

"Tapi Yerin-".

"Beomgyu baik-baik saja di luar sana dan gadis itu tidak membawa apapun dari rumah, itu sudah jadi bukti bahwa putri mu sudah siap dilepas dan hidup mandiri. Tugas mu hanya untuk mengawasi berhenti mengekangnya. Aku sudah memberitahumu dari awal" nyonya Taeyong dan tuan Jaehyun memijit pelipis mereka.

"Sudahlah... kita bahas soal itu besok. Sekarang waktunya istirahat" ujar tuan Jaehyun membuat para anak muda mulai beranjak dan meninggalkan tempat itu. Begitu juga dengan nyonya Yerin dan tuan Taehyung.

"Oh ya, aku baru sadar... kemana Renjun?" tanya nyonya Taeyong membuat Jeno menghentikan langkahnya.

"Oh, dia tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi langsung pergi tadi" nyonya Taeyong mengangguk paham. Setelahnya, mereka benar-benar meninggalkan tempat itu.

Keesokan harinya, di kediaman keluarga Kang. Selepas insiden dimana Taehyun meninggalkan Chaeryeong sendiri di tempat parkir aula dimana acara pertunangan Sungchan diadakan.

Sang tunangan yang mengadu pada bundanya tentu berakhir membuat pemuda itu dipanggil oleh sang bunda.

"Tidak tau malu, masih berani mengadu pada bunda?" desis Taehyun dengan tatapan tajamnya yang diarahkan pada Chaeryeong.

"Taehyun, jaga cara bicara mu" pemuda itu merotasikan maniknya. "Harusnya kau minta maaf, bukannya membentak Chaeryeong seperti itu" Taehyun merotasikan maniknya.

"Bunda tidak tau saja apa yang dia lakukan semalam. Aku tidak akan tahan jika harus terus berada di dekatnya. Benar-benar memalukan" nyonya Eunha menghela nafasnya.

"Memang apa yang dia lakukan? Seburuk apa sampai kau harus meninggalkannya di sana?".

"Dia sering marah-marah tidak jelas. Kesalahan kecil saja dia tidak bisa memaklumi. Coba kalau dia bisa meredakan sedikit sifat tempramennya itu, mungkin aku tidak harus meninggalkannya di parkiran semalam".

"Ya tapi tidak seperti itu juga kan Taehyun".

"Bunda, aku tidak sesabar bunda menghadapi perempuan kekanakan modelan seperti ini. Membayangkan aku yang harus menikah dengannya saja terasa sangat mengerikan untukku. Akan jadi apa anakku kalau memiliki ibu sepertinya".

"Taehyun, jaga ucapan mu".

"Lalu aku harus bagaimana bunda? Bunda memintaku untuk berusaha menerimanya. Tapi sifat buruknya tidak bisa ku toleransi barang sedikit. Jika seperti ini... yang ada hampir tiap hari kami akan bertengkar".

"Makanya kau bimbing dia".

"Hahah... bunda jangan membuat ku tertawa. Perempuan manja dan tidak bisa apa-apa sepertinya mau di bimbing menjadi perempuan serba bisa? Itu tidak akan bisa kalau dia sendiri tidak mau merubahnya-" nyonya Eunha memijat pelipisnya, smentara Chaeryeong menundukkan kepalanya dengan bibir mengerut.

"-Terkadang aku berpikir kenapa tuhan tidak adil dengan memberikan aku tunangan seperti Chaeryeong. Sementara kolega kita yang lain... kualitas mereka tidak perlu dipertanyakan. Bahkan untuk kak Jaemin sekalipun yang berasal dari keluarga biasa. Bagaimana dengan Chaeryeong? Kalau bukan karena bunda dan kedua orangtuanya... dia bukan apa-apa".

"Ya Tuhan Kang Taehyun. Aku harus memberitahumu dengan cara apalagi?" Taehyun menghela nafasnya.

"Begini saja, bunda didik benar-benar calon menantu bunda ini. Usahakan agar dia jadi perempuan yang dewasa dan sabar sedikit. Itu saja sudah cukup untukku. Satu lagi, jangan terlalu sombong. Sifat seperti itu benar-benar membuat ku malu di depan orang-orang".

"Taehyun kau benar-benar-".

"Intinya itu bunda. Ku harap dia cepat berubah sebelum aku mendapatkan penggantinya. Sekalipun dia gadis dari kalangan bawah... aku tidak peduli lagi. Aku mengikuti kemauan bunda dan berharap banyak padanya, tapi hanya kecewa yang selalu ku dapat. Jadi... setelah ini jangan protes lagi dan jangan ganggu kehidupan ku. Aku sudah lelah dengan semua ini bunda" Taehyun beranjak dari duduknya. "Aku pamit" lalu pergi meninggalkan nyonya Eunha dan Chaeryeong yang terdiam.

"Ya Tuhan... anak itu benar-benar".

"Kenapa? Taehyun berontak lagi?" wanita itu menoleh dan menemukan sang suami yang sudah siap dengan pakaian rapinya.

"Kakak mau ke kantor?" pria itu menggeleng.

"Sudah ada Heeseung. Aku mau menemui kak Taehyung, katanya Beomgyu muncul di acara pertunangan Sungchan semalam" wanita itu mendengus.

"Keluarga orang lain kau urus dan keluarga mu sendiri tidak?" pria itu menghela nafas dan menatap lelah sang istri.

"Eunha, bukankah sudah ku bilang sejak awal? Aku tidak ikut campur dengan urusan pertunangan Taehyun dan Chaeryeong. Aku tidak bisa memaksa anak itu karena... dari awal juga itu salah kalian yang membuat Taehyun benar-benar membenci Chaeryeong. Jangan salahkan orang lain. Membantu kak Taehyung lebih bermanfaat ketimbang harus pusing-pusing memikirkan perjodohan paksa anak kita".

"Ish, kak Jungkook" wanita itu merengek.

"Tidak masalah punya sifat kekanakan, tapi lihat kondisi. Baik-baik di rumah sayang".

Nyonya Eunha memijat pelipisnya. Wanita itu benar-benar lelah dengan semua permasalahan keluarganya.

Taehyun menatap jalanan kota yang cukup lenggang. Ingatannya kembali saat tidak sengaja pemuda itu mendengar ucapan sang ayah. Choi Beomgyu? Nama yang familiar dengan pembantu dadakannya.

"Ah tidak mungkin. Nama Beomgyu itu banyak tidak mungkin Beomgyu ku kan?" ujar Taehyun dengan sesekali menggelengkan kepalanya.

Pemuda itu mencebik. Benar tidaknya... Taehyun tidak tau, kenapa dadanya terasa sakit saat berpikir Beomgyu akan meninggalkannya.

Otaknya penuh dengan nama Jung Beomgyu. Tentu saja pemuda itu sadar apa alasan Beomgyu selalu berkeliaran di kepalanya. Bahkan sudah sejak awal... dari awal pemuda itu melihatnya di kedai, pemuda itu sudah tertarik pada Beomgyu.

Akhirnya Taehyun melajukan mobilnya ke apartemennya. Pemuda itu tiba-tiba rindu dan ingin sekali melihat Beomgyu. Bahkan tanpa sadar, sebuah senyum telah menghiasi wajah tampannya.

Jung Beomgyu selalu berhasil membuat mood-nya naik.

"Maafkan kami, kami tidak tau kalau Jung Beomgyu adalah bungsu keluarga Choi. Kalau kemarin Jaemin tidak bilang pada kami pun... kami tidak akan tau" ujar Jisung menjawab pertanyaan Yeonjun yang memang sudah punya niat untuk mengunjungi kedai itu bersama tunangannya, Soobin.

"Sudah berapa lama dia kerja di sini?" tanya Soobin membuat Jisung dan Felixa kembali menerawang ke masa lalu dimana Beomgyu baru mendaftar untuk kerja di tempat mereka.

"Lumayan lama? Mungkin sekitaran tiga tahun? Tepatnya pas saat gadis itu kelas satu SMP" Soobin dan Yeonjun terdiam. Tidak ada yang sangka kalau Beomgyu akan melakukan kerja paruh waktu.

"Hmm... bagaimana aku mengatakannya? Sifat dan perilaku Beomgyu tidak terlihat seperti anak-anak konglomerat pada umumnya. Gadis itu sangat humble, sopan, ramah dan yah... dia terlihat seperti gadis biasa yang pekerja keras dan semua itu menutupi mata kami untuk tidak mencurigainya sebagai nona Choi yang kabur dari rumah" timpal Felixa.

"Anak itu benar-benar. Satu kesalahan besar karena papa selalu menganggap Beomgyu sebelah mata".

"Lalu... apa dia masih bekerja di sini?" baik Jisung dan Felixa sama-sama menggeleng.

"Aku tidak tau jelas apa yang terjadi. Tapi... beberapa minggu yang lalu ada seseorang yang datang mencari Beomgyu dan meminta ganti rugi padanya. Karena Beomgyu tidak punya uang jadi yah... dia membawa Beomgyu dan sekarang gadis itu bekerja padanya" baik, Yeonjun dan Soobin khawatir sekarang.

"Jangan khawatir, orang itu tidak punya niat buruk pada Beomgyu ko. Jika dilihat dari penampilannya, dia seorang pengusaha muda dan usianya kemungkinan dibawah usia kalian".

"Bagaimana bisa kau mengatakan kalau dia tidak punya niat jahat pada adik ku?" tanya Yeonjun dengan manik yang memicing membuat Jisung dan Felixa membeku.

"Ah itu, tiga tahun dekat dengan Beomgyu kami sudah kenal betul gelagat Beomgyu. Gadis itu cenderung akan mengumpat jika dia tidak menyukai sesuatu. Tapi ini tidak, gadis itu malah sering tersenyum dan... dari caranya menceritakan orang itu, Beomgyu sudah menganggap orang itu seperti keluarganya sendiri" Yeonjun dan Soobin terdiam.

"Kalau tidak salah ingat pemuda itu adalah salah satu pelanggan yang lumayan sering datang ke sini. Tapi kami kurang mengenalinya".

"Lalu... apa kalian tau alamat tempat tinggalnya?" kedua gadis itu menghela nafasnya.

"Dulu kami tau. Tapi sekarang anak itu sudah pindah ke tempat boss-nya yang baru" Yeonjun mengusak rambutnya frustasi. Beomgyu benar-benar selalu sukses membuat kepalanya seperti mau botak.

Melihat tunangannya yang mulai stress, Soobin hanya bisa menenangkan pemuda itu dengan mengusap lembut punggung tunangannya itu.

"Kau serius? Dia tinggal berdua dengan laki-laki asing?" keduanya menghendik.

"Katanya Beomgyu sih biasanya dia hanya sendiri di apartemen karena boss-nya itu lumayan sibuk" baik, sekarang apa yang harus mereka lakukan. Yeonjun melirik arlojinya.

"Kita tidak bisa berlama-lama. Aku ada rapat dan Soobin ada operasi sebentar lagi. Kami harus segera pergi" ujar Yeonjun sembari bangkit dari duduknya diikuti tunangannya juga Jisung dan Felixa.

"Terima kasih untuk informasinya. Lain kali kami akan mampir ke sini lagi" ujar Soobin yang ditanggapi anggukan oleh Jisung dan Felixa. Yeonjun dan Soobin langsung pergi setelah itu.

Sayang sekali... mereka tidak menanyakan satu pertanyaan yang benar-benar akan membawa mereka pada Beomgyu.

Di sisi lain, tidak jauh dari area cafe Jisung dan Felixa. Seorang gadis dengan seragam yang sedikit kotor menatap lega ke arah mobil yang sekarang melaju pergi dari cafe tempatnya bekerja sebelumnya.

"Haah... sudah ku duga itu mobil kak Yeonjun. Untung saja aku lambat datang jadi tidak kedapatan kak Yeonjun dan kak Soobin".

Gadis itu menilik penampilannya yang kelihatan kacau. Wajahnya pun penuh luka lebam. Yah... perkiraan kalian benar. Gadis itu dibully lagi hari ini.

"Ck. aku ini kenapa lemah sekali yah? Kalau bukan karena Jungwoon dan Sunoo... aku tidak akan pernah aman. Mau melawan-pun aku tidak mampu. Dan lagi... cafe kak Jisung dan kak Felixa bukan lagi tempat aman untuk ku. Tapi kalau aku langsung pulang... takut nanti kak Taehyun melihat penampilan ku yang seperti ini.

Beomgyu nampak menimang-nimang... keputusan apa yang harus dia ambil. Diliriknya arloji-nya. Masih banyak waktu sebelum Taehyun pulang ke apartemennya. Jadi Beomgyu memilih untuk kembali ke apartemen. Gadis itu menutup kepalanya menggunakan tudung hodie-nya agar tidak ada yang melihat luka lebam di wajahnya sekarang.

Beomgyu membuka pintu apartemen itu setelah mengetikkan beberapa sandi pada pengaman apartemen Taehyun. Dengan gontai gadis itu memasuki apartemen majikan super dingin dan cueknya.

"Beomgyu?" gadis itu tersentak dan langsung mendongakkan kepalanya. Keduanya sama-sama terdiam. Tak lama ekspresi Taehyun mengeras dan menatap tidak suka wajah Beomgyu yang dipenuhi lebam, juga beberapa bagian tubuhnya yang terlihat kotor.

"O-oh? K-kak Taehyun sudah pulang?" ujar gadis itu sembari melangkah mundur menjauhi Taehyun yang mendekatinya dengan tatapan tajam.

"Kenapa dengan wajah mu? Bajumu juga. Siapa yang melakukannya?" Beomgyu berusaha mengalihkan perhatiannya.

"I-itu anu kak" Taehyun mencebik dan langsung menarik pinggang gadis itu hingga merapat ke tubuhnya.

"Siapa orang yang sudah berani melukai mu sampai seperti ini?".

"A-anu kak... a-aku" Taehyun kembali menggeram dan menggendong Beomgyu ala bridal style lalu membawa gadis itu ke kamarnya.

Taehyun menurunkan Beomgyu begitu mereka sampai di kamar gadis itu.

"Cepat bersihkan tubuh mu. Aku ambilkan kotak P3K dulu" gadis itu menurut dan langsung masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya. Taehyun yang sedang marah selalu bisa membuatnya diam tak berkutik.

Tak lama Beomgyu sudah beres dengan tampilan yang lebih segar. Pintu kamar Beomgyu kembali terbuka. Jujur saja, setelah beberapa hari... baru kali ini Taehyun masuk ke kamar Beomgyu. Ruangan yang tadinya kumuh sekarang jadi terlihat lebih luas dan enak dipandang mata.

Tapi Taehyun menghiraukan itu. Pemuda itu menarik kursi belajar di ruangan itu dan mendudukkan Beomgyu di sana. Tangannya mulai membuka kotak P3K dan mengeluarkan alkohol, Betadine, kapas dan plester

"Jangan takut, aku tidak marah padamu. Aku hanya kesal pada orang yang membuat wajah mu babak belur begini" ujar Taehyun sembari mengoleskan alkohol ke luka Beomgyu selembut mungkin. Dan usahanya berhasil, Beomgyu tidak begitu merasakan sakit karena perlakuan Taehyun yang lembut. "Kenapa bisa sampai seperti ini?".

"I-itu... sebenarnya hal seperti ini sudah sering terjadi. Aku hanya siswa biasa yang bisa pindah ke sekolah elit lewat jalur beasiswa. Jadi... mereka memandang rendah pada ku" Taehyun mencebik.

"Kalau masuk lewat beasiswa sudah pasti kau berprestasi bukan? Belum lagi sekolah mu itu Big Hit Art... tidak mungkin pihak sekolah membiarkan mu diperlakukan seperti ini".

"Pihak sekolah memang melindungi ku. Tapi... mereka kadang tutup mata kalau yang membully ku itu anak-anak konglomerat. Biasanya aku aman karena Jungwoon dan Sunoo selalu berada di dekat ku. Tapi... tadi Jungwoon ada latihan Taekwondo, lalu Sunoo ada jadwal menari. Aku tinggal sendiri, jadi mereka dengan mudah bisa membully ku".

Taehyun mendengus. Rasanya benar-benar tidak rela dan kesal saat melihat wajah manis Beomgyu jadi babak belur begini.

"Ku rasa aku harus melayangkan protes pada sekolah mu" manik Beomgyu membola.

"Kakak yang benar saja. Kakak tidak perlu melakukan itu" Taehyun menghela nafasnya.

"Lebih cepat ditindaki lebih baik Gyu, supaya tidak ada yang bernasib sama seperti mu. Ditambah lagi... aku tidak suka melihat luka di tubuh mu. Jadi aku akan ke sekolah mu besok" Beomgyu menundukkan kepalanya. Wajahnya terasa panas karena ucapan pemuda di depannya. "Hey, jangan tundukkan wajahmu, aku tidak bisa mengobatinya" Beomgyu kembali mendongak, namun atensinya dialihkan ke tempat lain.

"U-mm... biar aku saja yang lanjutkan mengobati luka ku kak. Sebaiknya kakak istirahat saja" Taehyun mengangkat sebelah alisnya.

"Kau mengusir ku?" Beomgyu langsung menggeleng begitu mendengarkan ucapan Taehyun.

"A-aku tidak bermaksud begitu".

"Kalau begitu diam" Taehyun kembali fokus mengobati luka Beomgyu dengan telaten. Intinya, Beomgyu berharap agar Taehyun tidak mendengar detak jantungnya yang berdetak tak karuan. "Baik, sudah selesai. Jangan membuat tubuh mu dipenuhi luka lagi ok. Aku akan marah nanti" Beomgyu menggembungkan pipinya.

"Aku juga tidak ingin begini kak" pemuda itu menghela nafas sebelum mengecup lembut satu di pipi Beomgyu" gadis itu diam mematung.

"Istirahatlah. Untuk makan malam... kakak akan pesan makanan saja, suhu tubuhmu juga naik".

"Tapi kak-".

"Tidak apa. Aku tidak mau kalau kau sampai benar-benar demam nanti" Beomgyu menghela nafasnya.

"Maaf merepotkan kakak" Taehyun menggeleng. Pemuda itu kembali menggendong Beomgyu, lalu membawanya menaiki tangga dan merebahkan tubuhnya juga tubuh gadis itu ke ranjang Beomgyu.

"Masih ada waktu... kita tidur siang?" tanya Taehyun sembari melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Beomgyu.

"Kakak tidak takut demamnya menular?" Taehyun malah mengeratkan pelukannya.

"Kalau aku sampai sakit, jelas kau harus merawat ku juga. Aku sengaja tidur di sini untuk memastikan kalau demam mu benar-benar turun" Beomgyu memberengut.

"Apa-apaan itu. Bukankah lebih baik kalau kakak tidak tertular?" pemuda itu memejamkan maniknya.

"Hmm..." Beomgyu mencebik. Ditatapnya lamat-lamat wajah rupawan si pemuda. Gadis itu jelas terpukau dengan ketampanan majikannya itu.

Majikan. Ya benar... dia dan Taehyun hanya sekedar majikan dan pembantunya. Apa hal seperti ini tidak apa-apa?.

Taehyun membuka matanya dan menemukan Beomgyu yang mengerjap. Manik indah mereka saling menatap untuk beberapa saat.

"Kenapa? Kau tidak bisa tidur?" Beomgyu mengalihkan perhatiannya.

"Bukan begitu. B-bukankah ini aneh?" Taehyun mengangkat sebelah alisnya.

"Apanya yang aneh?" Beomgyu mengulum bibirnya.

"Aku dan kakak" Taehyun terkekeh mendengar jawaban Beomgyu.

"Kenapa? Kau khawatir soal hubunganku dan Chaeryeong?" Beomgyu menghela nafasnya.

"Ya itu. Lagipula, aku ini hanya pembantu. Mana pan-" dengan cepat pemuda itu membungkam mulut si gadis dengan tangannya.

"Menjadi pembantu tidak berarti kau tidak bisa disukai oleh orang seperti ku. Derajat mu rendah ketimbang orang lain, kau tidak perlu berkecil hati karena kau lebih dari mereka. Kau tau... kau punya banyak hal yang tidak bisa kudapatkan saat bersama Chaeryeong bahkan dari mantan kekasih ku. Kau sempurna dengan dirimu yang seperti ini Gyu" ujar pemuda itu sembari menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Beomgyu.

Gadis itu terdiam dengan tangannya yang mulai bergerak mengusap lembut surai Taehyun. Taehyun mengembangkan senyumnya saat merasa jemari Beomgyu mulai menari di kepalanya.

"Ini sebenarnya... kakak yang mau tidur siang bukan?" Taehyun mendongakkan kepalanya.

"Kepala ku sakit. Bisa kau temani tidur sebentar kan?" Beomgyu menghela nafasnya kemudian mengangguk. Taehyun kembali menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Beomgyu. Usapan lembut tangan Beomgyu dikepalanya, dan aroma lembut yang menguar dari tubuh gadis itu sukses membuatnya tenang dan akhirnya tertidur di pelukan Beomgyu.

Tidak ada yang bisa gadis itu lakukan selain menerima tindakan Taehyun. Dia paham bagaimana rasanya saat dia harus melakukan sesuatu yang dipaksakan.

Dua jam setelahnya, Beomgyu masih terjaga meski matanya mulai memberat. Tangannya meraih ponselnya yang memang tergeletak di kasur. Taehyun mulai menggeliat di dalam tidurnya, membuat Beomgyu melirik pemuda itu sejenak sebelum kembali mengusap lembut surai Taehyun.

Taehyun yang sebenarnya sudah bangun mengembangkan senyumnya. Rasanya benar-benar nyaman saat berada di pelukan Beomgyu. Dan dengan alasan nyaman itulah yang membuat pemuda itu lagi-lagi merapatkan pelukannya.

Beomgyu mengernyit. Bisa ya majikannya manja begini. Namun gadis itu tetap membiarkannya. Toh pelukan Taehyun juga rasanya nyaman. Serasa dipeluk empat kakaknya sekaligus.

"Kak?".

"Hmm?" Beomgyu melirik ke arah Taehyun dengan manik mengerjap.

"Betulan sudah bangun toh".

"Hmm".

"Ini sudah jam tujuh. Kakak tidak lapar?" pemuda itu menggeleng. "Tapi aku lapar" Taehyun meregangkan pelukannya lalu menatap Beomgyu dengan wajah mengantuknya.

"Haah... sebentar malam pokoknya tidur dengan ku titik. Aku tidak menerima penolakan" ujar Taehyun sembari mengubah posisinya menjadi duduk.

"Aku demam loh kak, tidak takut tertular?" Taehyun menggeleng dan langsung bangkit lalu keluar dari kamar Beomgyu.

Memesan makanan, makan malam berdua, dan tidur satu ranjang lagi untuk malam ini. Mereka selalu merasa nyaman saat mereka bersama. Namun... hal itu terus menimbulkan tanya pada kepala Beomgyu. Apa semua ini tidak apa? Disaat dia sedang bermain kucing-kucingan dengan keluarganya... disisi lain dia juga seperti seorang gadis perebut kekasih orang.

Bagaimana jika perasaannya terus tumbuh untuk Taehyun?.

-:: TBC ::-

Segitu aja...
See you next chapter...

-::+x+::-
+

Continue Reading

You'll Also Like

930 86 8
sunoo adalah pria mungil yang sangat cantik, awalnya dia tinggal di panti asuhan karena ketika umur 4 tahun iya dibuang oleh orang tuanya di tengah-t...
1.1M 110K 61
Vyora Angeline Jhonson adalah seorang gadis cantik yang terkenal tidak memiliki akhlak, barbar,suka penasaran dengan hal sesuatu,mudah overthinking,s...
120K 15.3K 60
Cuma keseharian Jaehyun sama Doyoung aja di jaman SMA. Gak selamanya hidup itu baik-baik aja kan? Gitu juga sama Doyoung sama Jaehyun Banyak unsur ya...
8.4K 722 11
Pengumuman! Akan diadakan sayembara oleh Raja Amaranthine, siapa pun yang dapat melewati berbagai tantangan dan pemenang nya hanyalah 6 peserta kira...