Kemiskinan Yang Tak Terlihat

By IstiqaJeinRow

1.2K 221 28

Siapa yang bilang 'Bahagia tak melulu soal harta?' Cobalah untuk tinggal bersama orang-orang bawah jika tak p... More

* Pembukaan *
Nestapa Jauhari
Jagad Mahanta
Raden Raynar Lasmana
Pamungkas Merangin
Cakra Nanggala Nagapasa
Raksi Sanubari
Chapter 1 : Ketika Agustus Dimulai
Chapter 2 : Menelisik Kekurangan
Chapter 3 : Definisi DPR!
Chapter 4 : Memulai Perjuangan
Chapter 5 : Demi Sesuap Nasi
Chapter 6: Hidup Susah Sehari-hari

Andaru Rajendra

107 22 5
By IstiqaJeinRow

Kepada Raja ku yang membumi :)

Andaru Rajendra : RAJA DI ANTARA RAJA YANG MENOLONG DAN MEMBERI JALAN

Janganlah terlalu sering melihat bintang di langit, terkadang menatap rumput-rumput terinjak akan lebih membuat mu bijak.

***

"Dru, yakin?"

Andaru Rajendra, seorang mahasiswa semester lima tersebut menoleh ke sampingnya. Menatap perempuan yang jelas keberatan oleh keputusan nya. Senyum nya yang terkenal memikat kaum hawa sebab menghadirkan dua lesung pipi itu tercetak."Mah, kita udah bahas hal ini sebelumnya."

Helaan nafas panjang terdengar berat. Ayu Ambartika Raden, Ibunya mencoba melepaskan anak satu-satunya itu dengan tegar."Terus kalo Mama kangen gimana?"

Andaru terkekeh, melirik sosok berwibawa yang sejak tadi mengelus-elus punggung Mamanya."Peluk aja Papa."

"Hih, kamu ini!"Ambar menepuk pelan lengan putranya, lalu menariknya dalam dekapan hangat."Jaga diri ya, nak. Jangan ngerepotin tuan rumah nya,"Kemudian, ambar tersenyum bangga."Semoga niat tulus kamu di berikan kemudahan oleh Allah."

Papanya terlihat biasa saja, tidak mendrama seperti Ambar. Bahkan, Agham Rajendra itu mendukung penuh keinginan Andaru.

"Jangan menyerah, Andaru. Jangan kalah oleh ketidakmampuan, belajar itu memang melelahkan tapi menjadi bodoh lebih mengerikan."Pesan Agham, dia memeluk putranya sekilas lalu berbisik.

"Usaha manusia yang pantang menyerah adalah senjata utama meraih kesuksesan dan doa tertulus adalah ikhtiarnya."

Andaru cukup tertegun mendengar nya, mencari tau apa artinya. Tetapi Agham tak menjelaskan lebih jauh. Andaru kemudian berpamitan untuk yang terakhir kalinya.

"Nggak di antar supir?"

Bisa di bilang, keluarga Andaru adalah keluarga besar yang terpandang. Dari pihak Ayah atau Ibu, keduanya keluarga terhormat. Agham merupakan sosok besar yang di kenal banyak orang sebagai seorang pebisnis handal. Jadi, ketika mengetahui sang anak akan mencoba hal baru demi mewujudkan impian nya. Keduanya cukup kaget dan meragu.

"Andaru mau merasakan jadi mereka yang serba kekurangan, mah. Jadi, Dru bakal melipir aja. Menumpang mobil bak terbuka sampai tujuan."

Ambar melotot, hendak menolak sebelum sang suami menahannya."Ambar, tujuan Andaru itu sangat besar dan sulit. Jangan lagi menambah beban nya."

Andaru pergi di iringi isak tangis Ambar, seperti ucapannya ia berjalan dari rumah besar nya menuju sebuah rumah yang berbanding terbalik dengan kehidupan nya selama ini.

Menjajal hal baru? Tidak. Andaru melakukan ini bukan tanpa sebab, ia mempunyai visi-misinya sendiri. Yang menyebabkan nya harus berinteraksi lebih dekat dengan orang-orang yang kekurangan.

Pertama kali menumpangi mobil, Andaru harus puas duduk di bak terbuka tersebut sendirian. Dia mengeluarkan jaket nya dan memakainya. Tas besar di punggung nya ia angkat sebelum memukul body mobil sebagai tanpa pemberian."Makasih, mas. Makasih."

"Oh iya, sama-sama Mas. Duluan ya, mas."

Andaru mengangguk kecil, pukul 21. 30 ia sampai di sebuah kampung di pinggiran kota. Sebelum hari ini, ia sudah pernah mengunjungi kampung Sungai Atap ini. Nama yang unik, Andaru berniat untuk mencari sejarahnya. Tujuannya tentu saja kediaman Pak RT yang Andaru kenal bernama Pak Rojali.

Pria itu mulai memasuki sebuah gang yang hanya selebar satu mobil saja. Matanya menjelajah meneliti rumah-rumah penduduk. Masalah terjadi ketika Andaru merasa bahkan ada seseorang yang memperhatikan gerak-geriknya. Entah itu hanya perasaan nya atau memang benar.

Yang pasti, seketika Andaru mulai waspada. Jalan nya menyepat meskipun mencoba tetap tenang. Ia kesulitan untuk berlari sebab bawaan nya yang lumayan banyak. Tas besar di punggung dan yang di tenteng nya di tangan kanan itu cukup berat.

Dalam waktu singkat, tas di genggamannya itu terebut oleh seorang cowok. Badannya kurus, tetapi tenaganya untuk merebut tidak cukup baik. Jadi, dia sedikit kesulitan ketika menarik tas Andaru. Tapi, dia cekatan! Andaru menahan nafas mendapati cowok itu melotot garang dan meneriaki kawan nya.

Dia menoleh awas ke belakang dan kegiatan nya itu di sambut baik oleh sang pencopet. Cepat-cepat di pukul nya kepala Andaru hingga spontan pegangan Andaru lepas dari tas nya. Kawan pria itu tak tinggal diam, dia ikut mencoba mengambil benda pipih di kantung jaket Andaru.

"Sial! Apa yang kalian lakukan?!"Jerit nya tertahan, mulai melawan. Andaru terbeliak mendengar langkah kaki melaju, dia melihat sang copet berlari mendengar suara-suara lain yang Andaru yakini adalah warga."Tas ku!"

Andaru menendang kawan si copet dan mencoba mengejar. Susah, cowok kurus itu larinya sangat laju. Ke sana ke mari dengan lincah. Sepertinya langkahnya jadi tak bertujuan, yang penting bisa kabur secepatnya dari Andaru. Karena kemudian Andaru menyadari mereka memasuki kawasan lebih sepi.

Sial! Andaru tak bisa melepas tas tersebut karena isinya adalah Laptop. Kalau dokumen di dalamnya hilang, Andaru bisa merana setahunan! Lebay? Terserah. Intinya, ia harus dapatkan tas itu kembali.

Si copet jatuh, nabrak tiang. Benar-benar tak diduga-duga olehnya, Andaru memanfaatkan situasi tersebut. Dia menarik tas nya lalu mulai beradu jotos.

"Ampun, bang! Ampun!"

Kalap, Andaru baru berhenti setelah di sentak mundur secara paksa oleh seseorang. Dia terjerembab ke belakang, lalu memegang dadanya nyeri.

"Woi! Gila kalian, hah? berantem jangan di sini!"Kata salah satu dari mereka, memisahkan."Buset!"

Andaru menyeringit mendengar logat yang kentara sekali itu. Logat yang tak begitu asing di telinganya.

"Udah, bang. Ngomong baik-baik aja."

Kepalanya langsung memutar ke samping. Menemukan remaja yang sepertinya tak beda jauh umurnya, tapi dia terlihat lebih lelah dan tua."Gimana bisa ngomong baik-baik sama orang yang nyuri barang Saya?"

Cowok lain, yang berbadan lebih kekar dan tegap di sebrang Andaru langsung melotot. Memekik keras."Oh, ternyata kau copet?!"Tangan nya menarik kaus si cowok dengan kasar."Kalau ini mah memang perlu di hajar!"Lanjutnya, lalu benar-benar melakukan apa yang dia katakan.

Andaru ternganga kaget, tubuh besar pria itu berbanding terbalik dengan si copet yang kurus kerontang. Rambutnya yang cukup panjang itu begitu mengerikan ketika tersiak-siak. Andaru tak bisa menolong banyak, tetapi mungkin pemuda di sampingnya bisa.

"Jagad! Udah woi, mati anak orang!"Katanya mencoba menarik teman nya, yang ternyata bernama Jagad."Jagad Mahanta! Astagfirullah, buju busrak! Woi, Jagad. Udah!"

Jagad tak menoleh, tapi tangan nya masih menganiaya cowok itu sambil mulutnya berdesis gemas."Yang kayak begini harus di beri pelajaran, Ari!"

"Pelajaran bukan Kekerasan!"Sahut Ari, mendorong paksa Jagad. Dia bahkan meninju Jagad agar pria yang sedang kalap itu tersadar."Begitu ajaran lu, hah? Bikin dia bonyok sampe kesakitan?"

Si copet mengerang hampir tak sadarkan diri. Wajahnya penuh lebam di mana-mana. Dia tak berdaya ketika Ari mencoba mendudukan nya.

"Anak-anak kayak gini memang harus di beri kekerasan, Ari. Manalah mereka paham dengan cara halus?!"Jagad sudah hampir mencelat dan memukuli copet tersebut.

Tetapi Ari dengan dingin menghadangnya."Dia cuma mencopet, bukan memakan uang rakyat! Kita juga nggak tau tujuan nya mencopet apa. Bisa jadi dia terpaksa kan?"

"Bocah-bocah ini mah mencopet untuk kesenangan saja!"Tandas Jagad.

"Jangan samakan pencopet rendah dengan pencopet elit, Jagad. Niat mencuri pencopet rendah lebih baik daripada pencopet berpakaian rapi yang menduduki jabatan! Setidaknya, salah satu alasan mereka mengambil hak orang lain adalah untuk sesuap nasi. Tidak seperti koruptor keji itu, untuk memuaskan diri!"

Deg

Andaru memandang Ari lekat-lekat, matanya tajam itu tak sedang bercanda. Kata-katanya yang menusuk pun tak bisa di abaikan begitu saja. Andaru tertarik!

"Kalau saja koruptor itu di hadapan ku, sudahlah pasti ku patahkan tangan nya, Ari!"Jagad mendengus karena Ari meragukan nya."Tapi kau tau sendiri. Tikus-tikus kotor di negeri ini, bukan nya mendapat hukuman tapi malah perlindungan! Sial memang menjadi orang miskin yang hanya bisa merintih tanpa pernah di lirik."

"Ampun ... Bang ... Ampun ..."

Ari kasihan dengan remaja itu, dia membantunya berdiri. Walaupun agak susah, si copet akhirnya berhasil."Lu juga. Masih muda begini udah nekat nyopet!"

Si copet terdiam.

"Kalo pengen punya tas, kerja!"Tandas Jagad.

"Saya cuma mau makan."Lirih si copet."Bingung Bang, mau gimana lagi?"

Jagad berdecak."Kau boleh kesulitan, kau boleh tak berdaya atau menangis. Tapi jangan sekali-kali kau menyerah pada takdir."Jagad memperhatikan si copet."Kau masih sangat muda, bisa bekerja di perusahaan atau restoran!"

Si copet menenguk ludah."Sa-saya nggak lulus SMP, bang. Nggak punya ijazah."Akunya malu.

Andaru akhirnya menyambung."Nggak apa-apa, lepasin aja Bang. Tas ku juga sudah di tangan."

"Bener nih?"Tanya Ari, ragu."Damai ya? Nggak ada urusan hukum?"

Andaru mengangguk yakin, baru pertama kali ia menginjakkan kakinya di kampung Sungai Atap. Sebuah pelajaran berharga ia dapatkan.

"Yaudah, elo bisa jalan nggak?"Tanya Ari pada si copet.

"Bisa, bang. Bisa."

"Inget tuh, jangan di ulang. Gua tau rasanya kelaparan, bukan cuma elo yang ngerasain. Kadang emang susah buat nahan sesuatu yang di sodorin langsung depan hidung."Ari mendesah."Lepas aja ya, kasihan. Orang lapar gimana bisa berpikir jernih? Dia sendiri nggak dapat asupan. Niat nya cuma untuk bertahan hidup!"

"Halah, kau mah memang tidak tegaan Nestapa Jauhari!"Sindir Jagad sinis.

"Yeeee."Ari menggeleng, kemudian melepas si copet itu dengan iba."Setuju kan Bang, lepasin aja?"

"Iya, alasan nya mencuri itu lebih terhormat. Dia hanya ingin makan, untuk bertahan hidup. Bukan seperti para koruptor haus kekuasaan, mereka ingin memperkaya diri bukan memperbaiki negeri."

Kepala Ari teralih pada Andaru, sejenak di perhatikan nya pakaian pria itu. Lalu, Ari mendengus tawa. Pantas saja dia jadi sasaran pencuri."Orang baru ya, bang?"

"Eh?"Andaru mengedip."Kebetulan nyari rumah Pak Rojali."

"Rojali? Pak Rojali yang RT bukan?"Sambar Jagad.

"Iya, benar."

"Oh, yaudah. Ayo kita anterin."Ajak Ari, jagad melotot tak terima."Bentar lagi sampe kok."

Andaru mengangguk kecil, mereka mulai berjalan menuju tujuan. Sampai di sana, ketiganya lalu mampir sejenak oleh usulan Pak Rojali.

Mereka jadi ikut-ikutan terlibat pembicaraan Andaru dan Pak Rojali. Yang di tangkap oleh Ari hanya Andaru merupakan mahasiswa yang sedang menyiapkan bahan skripsi nya dan itu menyebabkan nya harus tinggal dengan salah satu warga Sungai Atap. Entahlah, Ari dan Jagad tak terlalu paham dunia perkuliahan.

"Dari beberapa warga yang saya tanyakan, ada yang tidak keberatan menampung Nak Andaru."

Andaru tersenyum."Saya sepertinya sudah menemukan siapa orang itu, pak."

Pak Rojali terkejut."Sama siapa, nak?"

Andaru menatap Ari dalam, penuh keinginan tahuan."Dengan nya. Boleh nggak saya tinggal di rumah kamu, Nestapa Jauhari?"

Ari ternganga dan spontan menjeritkan kata 'Tidak' dengan lantang.

Mikirin makan tiga orang anak aja Enyak nya kewalahan. Gimana kalo nambah orang di keluarga mereka? Jual ginjal seperti nya Ari!

Untuk Andaru Rajendra, kokoh lah dalam pendirian mu. Tetap lah di sisi orang-orang yang membutuhkan. Semoga menjadi Raja yang membumi.

Andaru Rajendra, 21 tahun. 05 Juli 2001. Memanusiakan manusia.

Sampai jumpa di chapter 1!

Continue Reading

You'll Also Like

757K 21.4K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
520K 31.2K 44
Anak pungut sepertiku berharap apa dengan takdir? Benar katanya, aku tak pantas diperlakukan layaknya manusia, karena takdirku sudah terlanjur tengge...
380K 27.1K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...
5.1M 374K 63
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...