***
🌧️ 17. Lalu, Tujuan Hidup Itu Apa? 🌧️
***
Hidup ini terlalu remeh untuk sekadar mencari kebahagiaan.
Lagi pula, bagaimana bisa bahagia secara total di kehidupan yang tak sempurna ini?
Lalu, katakanlah kita bisa bahagia seumur hidup kita, lantas bagaimana jika kita meninggal nanti? Bukankah... sia-sia jika hidup ini sekadar mencari kebahagiaan?
People say you only live once, so do all the things you wanna do.
Tetapi, aku tidak percaya kalau kita hidup cuma sekali.
Sangat tidak adil jika hidup ini hanya 'sekali'.
Sungguh nyaman nasib para koruptor yang meninggal tanpa pernah tertangkap. Sungguh menyenangkan orang-orang yang melakukan bom bunuh diri, menghilangkan nyawa-nyawa, merugikan banyak pihak, meninggal tanpa pernah dihukum. Sungguh indah hidup orang-orang yang menzalimimu, bisa menikmati kehidupan yang wah tanpa pernah merasakan balasan atas kezalimannya.
Sangat tidak adil jika hidup ini hanya 'sekali'.
Aku selalu percaya ada hidup setelah ini.
Aku percaya adanya hari ketika semua diadili seadil-adilnya.
Dan, orang-orang yang bahagia dalam hidupnya, tetapi bahagia di atas penderitaan orang lain dan tak pernah mendapat balasan..., akan mendapatkan balasan yang paling adil di sini.
Dan, orang-orang yang susah dalam hidupnya, tetapi berusaha bersabar dalam kepayahan ini dan tak pernah mendapat balasan baik dari sabarnya..., akan melihat balasan yang paling adil dan paling baik di sini.
Maka, sungguh, hidup ini bukan untuk mencari kebahagiaan.
Tetapi, tak mungkin jika hidup ini tidak ada apa-apa. Pasti ada sesuatu. Tidaklah mungkin hidup yang berharga ini berlalu begitu saja.
Dan, hatiku pernah bertanya yang sama sepertimu.
Dan, hatiku tak pernah puas dengan berbagai jawaban.
Sampai kutemukan satu kalimat ini. Kalimat yang menjelaskan semuanya.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Dan, kalimat ini adalah firman Allah, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Sebuah ayat Al-Qur'an. Surah ke-51, ayat ke-56.
Hatiku tak pernah puas sampai menemukan jawaban ini.
Kenapa?
Karena saat kita mencari kebahagiaan dalam cinta, cinta itu bisa pergi.
Saat kita mencari kebahagiaan dalam kesuksesan, kesuksesan adalah sesuatu yang selalu berganti di setiap pencapaian baru yang kita miliki.
Saat kita mencari kebahagiaan dalam kekayaan, kita sadar uang memang tak pernah bisa membuat kita bahagia. Dan, meski rasanya senang bisa membeli apa pun yang kita mau, tetapi menghilangkan rasa hampa tak bisa dibayar dengan uang.
Saat kita mencari kebahagiaan lewat apa pun yang kita inginkan, itu tak pernah bertahan lama, bisa kebahagiaan itu yang pergi meninggalkan kita, atau kita yang meninggalkan kebahagiaan itu...
karena maut.
Dan, hatiku tak pernah puas sampai aku menemukan jawaban ini.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Kenapa?
Karena akhirnya... tujuan hidupku jelas.
Aku hanya perlu beribadah kepada Allah.
Dan, beribadah kepada Allah tak sebatas salat, puasa, zakat, haji–itu amalan yang tak boleh disepelekan. Tetapi...
Berusaha berbakti kepada orangtua. Menyenangkan hati seseorang. Memberi makan untuk seseorang yang sedang lapar. Mencuci piring di rumah agar orang-orang rumah tak kesulitan. Peduli pada hewan-hewan dengan kasih sayang. Mencari nafkah untuk keluarga. Mencari nafkah supaya tak jadi seorang peminta-minta. Mencari nafkah untuk bisa haji dan umrah. Meringankan sedikit beban orang lain. Itu juga bisa jadi bentuk ibadah kepada Allah...
... jika kita melakukannya tulus karena Allah.[]
***
jadi, bagaimana perasaan dan kesanmu setelah baca bab ini? selalu senang baca komentar darimu. :)
anyway, buku ini sudah ada di mana-mana. di gramedia. di shopee. di tokopedia. tapi, tolong, jangan beli yang bajakan, ya. yang bajakan tuh harganya nggak wajar, di bawah rata-rata olshop pada umumnya. kasih tahu kalau kamu udah punya bukunya, ya!
next chapter:
🌧️ 18. Bagaimana Cara Tulus Kepada Allah? 🌧️
jadwal update:
jumat - sabtu - minggu; 19:30 WIB
ig / tiktok / telegram / twitter:
ALVISYHRN ( follow dong! :D )