Senandika

By armelitaptr_

77.9K 5.4K 213

Lisa Alaric seorang anak yang merasa di anak tirikan tiba-tiba dijodohkan dengan anak dari teman Ayahnya. Me... More

Prolog
BAB 1 : Awal
BAB 2 : Masalah
BAB 3 : Dream Catcher
BAB 4 : Narendra
BAB 5 : Bodoh
BAB 6 : Awal mula Om Gula
BAB 7 : Rumah Oma dan Kesepakatan Ayah Anak
BAB 8 : Insiden kepala bocor
BAB 9 : Menemukan cowok tampan
BAB 10 : Pacuan Kuda
BAB 11 : Burger buatan Rendra
BAB 12 : Ridho dan cerita cinta Eyang dan Oma
BAB 13 : Cerita bersama semesta
BAB 14 : Kisah yang sebenarnya
BAB 15 : Kue dan panggilan baru
BAB 16 : Kenyamanan
BAB 17 : Pembatalan Beasiswa
BAB 18 : Maaf
BAB 19 : Surat Mama
BAB 20 : Dibawah pohon Ceri
BAB 21 : Wisuda
BAB 23 : Berdua dengan langit malam
BAB 24 : Apakah bisa?
BAB 25 : Bebas
BAB 26 : Hari usai kamu pergi
Bab 27 : Selamat Jalan! [Final]

BAB 22 : Cium Pipi dari Lisa

2K 166 3
By armelitaptr_

Double update:>

Happy reading ❤️

****

22. Cium pipi dari Lisa

Lisa menggerutu terus menerus, setelah sebulan lebih dia lulus sebagai mahasiswi terbaik di kampusnya namun sampai sekarang belum ada satupun lamaran yang ia kirim ke rumah sakit memanggilnya interview. Sedangkan kedua temannya malah sudah bekerja seminggu setelah wisuda.

"Ternyata nyari kerja nggak semudah ngerjain tugas kuliah," ujar Lisa pada Rendra.

Mereka sedang berada di danau yang biasa mereka kunjungi. Rendra menatap wajah lesuh gadis itu.

"Hidup itu kompetisi, kalo kamu belum berhasil berarti kamu harus menambah usahanya. Kalo masih belum juga, tawakal dan ikhtiar. Tiga itu aja udah cukup kok, ditambah sabar juga."

"Mas mah enak ngomongnya, aku yang jalanin susah tau!"

"Di dunia ini nggak ada yang mudah, pasti ada aja kesulitannya. Kalo hidup gampang-gampang aja, masjid nggak bakalan didatangi, manusia tak akan mengenadahkan tangan kepada sang pencipta."

"Iya sih, terus kalau tawakal sama ikhtiar udah jalan tapi belum juga dapat apa yang di harapkan, gimana?"

"Tahajud, kamu bisa minta apapun diwaktu itu. Karena jumlah orang yang melakukan sholat malam itu udah jarang, jadi ada kesempatan lebih besar untuk dekat dengan Tuhan."

"Ah idaman banget sih, udah ganteng, pinter, taat agama pula," puji Lisa.

"Hm, tapi sayang cintanya belum dibalas."

"Nanti dibalas kalo udah dapat kerjaan."

"Apa hubungannya sama dapat kerjaan?"

"Ada. Kalo aku balas perasaan Mas Naren, kan udah pasti Mas bakalan gas ke jenjang yang serius. Nah aku nggak mau jadi ibu rumah tangga aja, aku mau jadi wanita yang berpenghasilan tanpa terus mengenadahkan tangan ke suami."

"Gimana kalo besok kamu beneran dapat kerja? Apa kamu bakalan bilang cinta ke aku?"

"Idih, sok jadi cenayang!"

"Aku selalu nunggu kamu bilang sayang ke aku walaupun aku tau kamu udah ngerasain itu ke aku, cuma kamu belum yakin aja."

Lisa mengangguk.

"Tapi jangan terlalu lama ya."

"Enggak lama kok, asal kamu nggak hilang aja. Ghosting kayak cowok jaman sekarang."

"Aku bukan tipe cowok kayak gitu, aku selalu berusaha bertanggungjawab dengan apa yang sudah aku putuskan. Dan saat ini aku udah mutusin untuk mencintai kamu selamanya."

Lisa mencubit pipi Rendra.

"Oh iya, lusa nanti aku naik pangkat. Kamu mau datang?"

"Naik pangkat, berarti gajinya nambah dong?"

Rendra mencubit hidung Lisa, "Dasar ya pikirannya duit terus."

"Ya harus lah, hidup itu perlu uang!"

"Salah, hidup itu perlu makan."

"Ya kan makan harus dibeli pake uang."

"Mungkin semua hal di dunia ini berhubungan dengan uang, tapi cuma satu yang nggak bisa dibeli pakai uang."

"Cinta? Jaman sekarang orang bisa jatuh cinta dengan beberapa lembar uang merah aja,"

"Bukan."

"Terus?"

"Kebahagiaan."

"Mas Naren, orang banyak uang itu kebanyakan bahagia."

"Bahagia yang aku maksud itu bukan bahagia secara fisik, tapi secara batin."

"Maksudnya?"

"Bahagia secara batin itu lebih menyenangkan. Mungkin orang kaya kebanyakan bahagia dengan uang mereka, tapi mereka kadang nggak bahagia secara rohani. Salah satunya muncul rasa kesepian."

"Tapi orang kaya kan bisa punya teman banyak."

"Ada dua macam teman di dunia ini, teman yang memang bisa berada disisi kita sama teman yang hanya sebentar disisi kita."

"Teman yang bisa berada disisi kita itu kayak apa?"

"Cinta."

"Hah?"

"Sahabat, keluarga, saudara, semuanya pasti akan pergi seiringnya waktu. Entah itu kamu yang sudah harus pergi, atau mereka yang sudah harus menjauh. Tapi cinta itu nggak akan pernah hilang, mereka punya banyak hal yang akan selalu berada disisi kamu."

"Jadi maksud Mas, Cintanya Mas Naren akan selalu ada disisi Lisa?"

"Hm, bukan cuma cinta aku aja. Tapi cinta Tuhan kepada umatnya dan cinta kamu kepada Tuhan. Itu kekal, nggak akan pernah hilang."

"Mas Naren tuh kalo udah bahas cinta berada kayak Pak Habibie tau nggak? Jangan-jangan Mas pengen juga punya kisah cinta kayak Pak Habibie?"

"Setiap orang punya kisahnya sendiri, aku nggak mau jadi kisah orang lain karena aku yakin kisahku itu lebih sempurna dan menakjubkan dari kisah orang lain."

"Hm, ya."

"Jadi mau bikin kisah cinta versi kita?"

"Hm, nggak sekarang deh."

"Nanti nyesel."

"Kan kamu nggak kemana-mana, jadi aman lah."

Disaat sedang asik berbincang, tiba-tiba hujan turun. Lisa dan Rendra yang saat itu duduk di atas kap mobil buru-buru masuk ke dalam mobil.

Rendra memutuskan untuk mengantar Lisa pulang karena memang sudah malam untuk mereka tetap di luar dengan cuaca yang kurang bagus ini.

Mobil sudah berhenti di depan kediaman Alaric. Lisa melepas seat beltnya dan bersiap turun, namun saat dia hendak turun tiba-tiba ia duduk kembali dengan tampang sedikit aneh. Dia melirik Rendra yang masih sibuk dengan ponselnya, sepertinya pria itu sibuk di ruang chatting lettingnya untuk persiapan kenaikan pangkat lusa nanti.

Lisa mencondongkan tubuhnya dan menempelkan bibirnya di pipi mulus Rendra yang sangat kenyal itu, rasanya kulit Rendra lebih baik daripada kulit Lisa dan wanita lainnya. Terbukti dengan bibir Lisa yang merasakan kelembutan pipi Rendra itu.

Fuck ini selembut moci di Cibodas!

Rendra melihat Lisa dengan wajah kaget, "Kamu barusan?"

"Kenapa? Nggak boleh ya?"

"Kamu nggak lagi kesurupan kan?"

Lisa mencubit paha Rendra dengan keras hingga si empunya meringis sakit. Masalahnya cubitan dari jari lentik Lisa itu sangat menyengat seperti sengatan tawon!

"Sakit, Lisa!"

"Sukurin! Lagian bisa-bisanya ngira aku kesurupan!"

"Ya kamunya tumbenan banget nyium aku, bukannya kamu yang bilang kita nggak boleh skinship?"

"Ya orang aku lagi mau."

"Oh gitu ya, giliran kamunya yang lagi mau baru boleh skinship?"

"Udah ya aku pula-,"

"Heh, jangan kabur!"

"Ahhh, Mas Nareen! Yaudah Lisa minta maaf kalo Masnya nggak suka!"

"Siapa bilang?"

"Ya terus?"

"Aku cuma belum terima aja kamu nggak adil gini, giliran aku yang minta cium kamu malah dicubit."

"Yaudah, kan cuma sekali ini doang!"

"Pokoknya kalo aku mau skinship sama kamu, aku nggak perlu minta persetujuan dari kamu."

"Dih mana bisa gituuu?!"

"Biar impas."

Lisa memutar matanya malas.

"Yaudah sana masuk, sudah malam. Habis ini jangan rebahan, langsung mandi, makan, terus sholat isya juga baru tidur. Oke cantik?"

Lisa menunjukkan jari yang membentuk lingkaran yang biasa orang sebut 'Ok'.

"Lisa turun ya, Masnya juga hati-hati!"

"Hm."

Lisa melambaikan tangan pada Rendra yang dibalas anggukan oleh pria itu. Mobil pergi Lisa pun masuk kedalam rumah.

Setelah membersihkan diri, Lisa rebahan sebentar di ranjang sebelum akhirnya tidur. Namun saat hendak mematikan lampu, tiba-tiba dia mendapatkan panggilan suara dari nomer kantor.

Lisa mengangkatnya dan benar saja itu adalah panggilan interview dari rumah sakit yang Lisa taruh lamarannya.

Lisa jadi curiga, apakah benar Rendra itu cenayang?

****

Mabok keuwuan Lisa Rendra. Capek oy😭✌️

Yuk spam Next:)

Continue Reading

You'll Also Like

89K 12.3K 51
[Open PO sampai 20 Agustus 2022] Sekolah. Apa yang kalian pikirkan tentang kata itu? Tumpukan tugas? Nilai di atas kertas? Perebutan ranking kelas? A...
190K 15.7K 58
Tentang Arshaka Maisadipta yang dibuat jatuh hati dengan seorang laki-laki berpangkat Mayor. Perwira menengah angkatan darat baret merah. Salah satu...
1.5M 119K 46
Levin, dia yang terobsesi pada Seynara. -Levin's Favorite- Demi berusaha tak terkena lebih banyak masalah, Seyna harus berurusan dengan salah satu or...
71.9K 5.6K 16
"Bolehkah aku mengambil hak dan kewajibanku malam ini sama kamu? Nafkah batinku?" tanya Miftah dengan penuh harap, dengan suara lembut dan juga desir...