DASA (END)

By devitnask

3.7M 399K 315K

[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide... More

DASA 00
DASA 01
DASA 02
DASA 03
DASA 04
DASA 05
DASA 06
DASA 07
DASA 08
DASA 09
DASA 10
DASA 11
DASA 12
DASA 13
DASA 14
DASA 15
DASA 16
DASA 17
DASA 18
DASA -
DASA 19
DASA 20
DASA 21
DASA 22
DASA 23
DASA 24
DASA 25
DASA 26
DASA 27
DASA 28
DASA 29
DASA 30
DASA 31
DASA 32
DASA 33
DASA 34
DASA 35
DASA 36
DASA 37
DASA 38
DASA 39
DASA 41
DASA 42
DASA 43
DASA 44
DASA 45
DASA 46
DASA 47
DASA 48
DASA 49
DASA 50
DASA 51
DASA 52
DASA 53
DASA 54
DASA 55
DASA 56
DASA 57
DASA 58
DASA 59
DASA 60
DASA ExChap : Unboxing
DASA ExChap : Together

DASA 40

52.4K 6.4K 7.3K
By devitnask

Rey duduk di ruang tunggu klinik psikiatri, Asa sedang private bersama dokternya. Entah apa yang sedang mereka bicara, Rey hanya bisa melihatnya dari kaca berukuran kecil di pintu masuk.

Beberapa menit kemudian, Asa keluar dari ruang konsultasi. Sekertaris Bu Nita memanggil wali Asa, dan menyuruh Rey masuk bergantian dengan Asa.

Rey duduk di depan meja kerja Bu Nita, mereka mengobrol lebih mendalam tentang Asa. "Asa sudah memasuki tahap kecanduan selfinjury...,"

"Dia mungkin tidak hanya menggores kulitnya, bisa saja membakar, menarik rambutnya dengan keras, membenturkan diri ke dinding, bahkan merencanakan kecelakaan."

"Kita masih tidak tahu hal spesifik apa yang dapat memicunya melakukan hal seperti itu. Bisa karena rasa kesal, marah, cemburu, tertekan, kesepian...,"

"Atau bahkan saat pikirannya kosong dan tidak tahu ingin melakukan apa, dia justru memilih melukai dirinya sendiri sebagai pengisi waktu luang karena dia merasa nyaman dengan hal itu."

Rey ternganga kecil, terlalu sulit menerima kenyataan itu. Matanya memerah, tetapi dia terus berusaha agar air matanya tidak turun. "Lalu, apa yang harus saya lakukan?"

"Pelaku selfinjury tidak boleh sendirian, mereka cenderung menyakiti diri sendiri ketika tidak ada seseorang di sisinya."

"Saran saya, Anda bisa mencari seseorang untuk menemani Asa. Tidak harus 24 jam, cukup saat Anda sibuk dan terpaksa meninggalkan Asa sendiri."

"Karena di tahap ini, dia sangat memerlukan pengalihan. Harus ada seseorang yang menemaninya dan membuatnya sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk melukai diri sendiri...."

Rey keluar setelah selesai mengobrol dengan Bu Nita, dia menatap Asa yang sedang duduk melamun di kursi tunggu. "Asa!"

Asa memutar kepalanya ke tempat Rey berdiri bersama senyum lebarnya. Rey menghirup ingusnya, sambil menyeka air matanya. Cengeng sekali ya Anak Buna.

Rey memasang wajah ceria agar Asa tidak murung, dia ingin terlihat bahagia di depan Asa. "Ayok kencan."

Rey menggenggam tangan Asa dan menariknya keluar dari bangunan bertingkat tiga dengan banyak kaca.

Rey membuka kunci mobil, membukakan pintu untuk Asa, kemudian melindungi kepala Asa saat gadis itu memasuki mobilnya.

Rey memutari body mobil depan dan duduk di kursi pengemudi. Rey menyalakan mobil sambil menarik tangan Asa untuk digenggam.

"Sekarang, mau kemana dulu?" Rey melebarkan senyumnya hingga sederet giginya terlihat.

"Nonton?" Asa membulatkan matanya, menunjukkan puppy eyes.

"Hayu berangkat!" Rey melajukan mobilnya keluar area klinik psikiater ternama itu.

Karena hari ini weekend, Rey dan Asa terpaksa terjebak macet di jalan besar. Waktu berlalu dan hanya lagu di radio yang mengisi kekosongan mobil itu.

"Sa?" Rey berusaha membunuh keheningan. "Hm?"

"Rey cariin temen ya?"

"Maksudnya?"

"Temen buat Asa, temen yang bisa nemenin Asa kalau lagi Rey tinggal."

"Emangnya Rey mau kemana?"

"Iya maksudnya, kalau Rey sekolah gitu lho, Bunda." Rey mengusak pucak kepala Asa, harus banget ya diperjelas dulu?

Asa menggeleng. "Nggak mau, Rey!"

"Loh kenapa?" Rey semakin menatap Asa intens.

"Asa nggak suka kenal orang baru."

"Lah, kenapa sih? Takut digigit?"

"Ya enggak juga, cuma nggak nyaman aja."

"Terus kalau Rey ke sekolah Asa gimana? Rey nggak mau Asa sendirian lagi, mau ya?"

"Nggak mau, Rey. Asa nggak suka."

"Hiiiihhhhh, terus mau gimana? Mau sendiri aja di rumah? Atau mau ke--" Sesuatu tiba-tiba terlintas di kepala Rey. "Daycare deket rumah?"

"Daycare?" Asa berpikir sejenak. "Iya, Sa. Ke tempat penitipan anak, main sama Debay."

"Ih mauuuuuuu," Asa excited.

Rey melebarkan matanya. "Eh, seriusan?"

"Iya, mau. Asa pengen belajar jadi ibu yang baik, bukan ibu yang begonya nggak ketulungan."

Rey membekap bibirnya menggunakan kepalan tangan begitu mendengar penuturan Asa. "Jadi, malam itu Asa belum tidur? Asa denger semua yang Rey bilang?"

"Iya." Asa mengangguk. "Asa juga denger yang Rey pengen cepet-cepet unboxing Asa."

Rey menipiskan bibirnya, menahan malu yang menggebu. Asa mengucapkan dengan sangat ringan seperti tanpa beban, membuat Rey semakin malu.

"Kenapa baru bilang ih! Bikin malu aja!" Rey mencubit pipi Asa, lalu menariknya ke kanan dan ke kiri.

"Ih sakit Mas Husbuuuuu."

"Pengen tak cium!" Rey mendekatkan bibirnya ke wajah Asa, satu centi lagi benda kenyal mereka akan bersinggungan.

Tin! Tin! Tin!

"Ya Allah, dikit lagi juga." Rey mendecak, dia kembali mengendarai mobilnya.

Asa terkikik lucu. Sejurus kemudian, sebuah kecupan manis mendarat di pipi kiri Rey.

Rey memegang pipi kirinya. "Huh, fix ini mah nanti harus muah muah di bioskop. Pokoknya harus pilih yang pojok paling belakang."

"Reeeeyy!" Asa menutup pipinya geli.

***

Elvan memarkirkan motornya di salah satu mall besar di pusat kota, Aurel yang duduk di belakangnya itu bergegas turun dan melepas helm bogo coklat.

"Cepetan, Elvan!" rengek Aurel memeluk lengan Elvan yang baru turun dari motornya.

"Iya, gue lepas dulu helmnya." Elvan melepas helm fullfacenya, tampak sedikit tidak berminat.

Karena Elvan tidak ada kegiatan, Aurel terus memaksanya untuk menemani gadis itu jalan-jalan. Elvan juga tidak memiliki alasan untuk menolak, setidaknya pikirannya dapat teralihkan dari Asa dan basket.

Elvan, Aurel, Rey, dan Asa sama-sama memasuki mall yang sama. Hanya saja Elvan dan Aurel melalui pintu depan, sementara Asa dan Rey melalui pintu parkiran bawah tanah dan menaiki lift untuk naik ke lantai enam.

Rey terus menggandeng tangan Asa, seolah Asa adalah anak kecil yang dapat hilang jika tidak ia pegang. Saat membeli tiket dan popcorn pun Rey masih senantiasa menggenggam tangan mungil dengan bekas luka itu.

"Itu serius udah hamil?"

"Ya ampun, gue umur segitu masih pusing mikirin pelajaran."

"Dia beneran suaminya bukan sih?"

"Keknya bukan deh, muda banget. Kakaknya kalik."

Asa menarik tangannya dari genggaman Rey setelah mendengar cibiran orang-orang di sekitarnya. Tidak keras memang, tetapi masih mampu terdengar di telinga Asa hingga membuat gadis itu insecure.

"Kenapa?" Rey kembali menggenggam tangan Asa, kali ini secara paksa karena Asa terus melepas genggamannya. "Kenapa Asa?"

Asa menunduk sambil mengusap perutnya yang membesar, gadis berbaju hitam panjang dan rok kontak sepanjang betis itu terus membisu sambil menjauhkan diri dari Rey.

Rey peka, dia sadar dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Rey pun semakin mendekati Asa sambil memanggilnya keras-keras. "Sayang! Jangan jauh-jauh!"

"Sini! Jangan berdiri terus, nanti kamu kecapekan!" ucap Rey yang sengaja dibesar-besarkan agar orang-orang di sekitar sana tau jika Asa adalah miliknya.

Asa melotot malu-malu blushing, pipinya sudah merona karena Rey memanggilnya sayang secara terang-terangan di depan umum. "Rey!"

Rey mengusak puncak kepala Asa lembut, membuat beberapa gadis di tempat itu iri melihatnya. Apa lagi saat pria itu memeluk punggung Asa dan mengajaknya duduk di sofa ruang tunggu, beberapa gadis langsung memekik tak percaya.

Perlakuan Rey terlalu manis, membuat orang-orang di sana merasa sangat ingin berada di posisi Asa yang begitu dimanjakan.

Dan di sana, di dekat dua pintu kaca tempat masuk bioskop premium itu. Elvan membatu melihat kemesraan dua orang yang sangat ia kenali, terutama mantan kekasihnya sendiri yang terlihat sangat bahagia.

TBC.

Vote dulu jangan lupa, dan ramein kolom komentar ya biar update setiap hari. ♥

Ada yang nunggu next?

Tim #ReySa atau #AuVan?

Share cerita ini ke temen-temen/ sosmed kalau kalian suka dan layak dibaca ya.

Jangan lupa follow akunku juga, karena tiap update akan selalu aku umumin di wall.

7K komen ya, nanti aku update lagi. ♥
Jangan cefat-cefat, vliss.

Spam apa aja boleh »

Makasih banyak yang udah baca dan aktif komentar di lapak ini.
ILYSM Dash ✨

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 49.3K 32
GANTI JUDUL. CEWE BARBAR => LOLA Sequel of (S)He Is Crazy #2 Cover by : @Lita-aya SELURUH CERITA MASIH UTUH. TAPI PRIVATE ACAK. FOLLOW UNTUK MEMBA...
1.2M 62K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
154K 20K 24
Katanya, takdir itu permainan Tuhan. Dipertemukan, lalu dipisahkan. Entah karena keinginan, ataupun keadaan. Entah ketika hati siap melepaskan, atau...
7.2M 356K 48
COMPLETED!! [DALAM PROSES PENERBITAN] **** Tujuan awal Kenneth hanya ingin membuat Klarisa jatuh hati padanya agar gadis itu move on dari bayang-baya...