My Annoying Cute Girl [✓]

By Aobana_Lily28

26.9K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... More

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
CH 29 : FOR A WHILE
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 5 : ONE ROOFTOP

693 79 2
By Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 05 :
::::::
One Rooftop
---

Beomgyu menghela nafas beratnya begitu memasuki apartemen Taehyun. Gadis itu kelihatan sangat frustasi. Di tatapnya Taehyun dengan tatapan memelasnya.

"Apa paman akan menyiksaku?" Taehyun mendengus.

"Tidak jika kau berhenti memanggilku paman" gadis itu semakin memberengut.

"Jadi aku harus panggil apa? Tuan begitu?" Taehyun langsung menggeleng dengan tatapan tak sukanya.

"Kakak saja. Itu lebih baik ketimbang kau memanggilku paman" gadis itu mengerjap beberapa kali.

"Kakak? Paman bukan kakak ku. Lagipun, berapa umur paman sampai ingin dipanggil kakak?" Taehyun menggeram dan menatap tajam pada Beomgyu. Gadis itu beringsek menjauhi Taehyun dan berusaha menjaga jarak aman kalau-kalau pemuda itu mengamuk.

"Umurku baru dua puluh tiga tahun. Memangnya berapa umur mu sampai tidak mau memanggilku kakak. Dasar bocah" gadis itu kembali memberengut.

"Baiklah. Aku panggil kakak karena umur mu juga lebih muda dari kakak ku. Ngomong-ngomong umurku masih enam belas tahun" Taehyun menatap datar gadis itu.

"Itu tidak penting. Intinya berhenti memanggilku paman dan kerjakan tugas mu dengan baik" Beomgyu merotasikan matanya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Taehyun memasang tampang berpikir.

"Apapun yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Oh ya, kau kerja di cafe itu berarti kau bisa masak bukan?".

"Itu tidak bisa dijadikan alasan bisa memasak atau tidak. Tapi kakak tenang saja. Aku bisa memasak" Taehyun mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu tugas pertama mu adalah memasakkan makan malam untuk ku. Aku tidak sempat memesan makanan di cafe tadi" Beomgyu mengerjapkan  maniknya.

"Lalu aku?" Taehyun memijat pelipisnya. Ingin marah tapi gemas juga dengan tampang polos Beomgyu yang kelihatan lucu.

"Tentu kau juga ikut makan Jung Beomgyu. Memangnya kau mau makan di lantai dan aku di kursi. Persis seperti a***ng dengan tuannya. Kau mau?" dengan cepat Beomgyu menggeleng. Hey, dia juga manusia.

"Tidak. Kakak jahat sekali kalau sampai melakukan itu" Taehyun merotasikan matanya. Kelakuan gadis di depannya itu sukses membuatnya pening. Perlu dididik dengan baik supaya gadis itu jadi gadis yang penurut.

"Kau sendiri yang berpikir seperti. Biarpun tampang ku seperti om om aku juga tidak akan tega melakukan itu" tawa Beomgyu pecah mendengar ucapan Taehyun.

"Pfft... hahaha... jadi kakak mengakui kalau tampang kakak seperti om om? Hahaha... padahal aku hanya bercanda" ujar gadis itu di sela tawanya.

Taehyun terdiam. Pemuda itu terkesima dengan visual gadis itu. Ya setidaknya tawa Beomgyu bisa menjadi obat penenang untuk hati Taehyun yang dongkol yang mana juga disebabkan oleh gadis itu.

"Sudah. Puas ketawanya?" Beomgyu berusaha menahan tawanya meski gadis itu susah payah untuk menahannya. Kepalanya ditundukkan agar Taehyun tidak melihat senyum geli yang masih menghiasi wajah manis gadis itu.

"Y-ya maaf. Kakak tampan ko. Jangan marah yah. Hmm... bagaimana kalau ku buatkan makanan yang kakak ingin makan sekarang sebagai gantinya?" tawar gadis itu.

"Terserah saja kau mau masak apa. Aku sudah tidak mood" katanya sih begitu. Tapi faktanya pemuda itu hanya berniat mengerjai gadis itu. Dan usahanya tentu saja berhasil. Beomgyu gelagapan dan langsung menghadang jalan Taehyun yang hendak pergi.

"Yah... kenapa begitu kak? Jangan marah ya ku mohon" gadis itu berucap dengan tatapan memohonnya.

"Kau anggap aku hanya lelucon. Jadi sudah. Lakukan saja sesukamu" si gadis makin gelagapan. Beomgyu segera berlutut di depan Taehyun dan menakup  kedua tangannya.

"Maaf kakak. Aku salah. Jangan marah padaku yah? Ku mohon... aku benar-benar sedang tidak punya uang untuk ganti rugi" lirih gadis itu dengan nada yang hampir menangis. Taehyun mengembangkan senyumnya lalu ikut berjongkok di depan gadis itu.

"Aku hanya bercanda. Jangan diulangi lagi yah. Aku tau kau tidak berniat buruk. Tapi... ada banyak orang yang mungkin bisa tersinggung dengan ucapan mu. Jadi... hati-hati ketika berbicara yah?" Beomgyu mengangguk dengan tatapan memelasnya. Benar-benar seperti anak anjing. Taehyun makin dibuat gemas karenanya.

Tangan pemuda itu terulur dan mengusak gemas surai si gadis.

"Cepat. Buatkan apapun yang bisa kau masak. Setelah itu kita bicara soal semua peraturan mu bekerja di sini" Beomgyu kembali mengangguk lalu bangkit dan segera pergi menuju dapur.

Taehyun kembali mengembangkan senyumnya. Gadis itu benar-benar menggemaskan.

Pemuda itu hendak meninggalkan ruang tamu apartemennya, namun....

'Klontang... klontang...'.

'Brukh'.

"Awwh!!".

Taehyun memejamkan maniknya dan membuang nafas beratnya. Gadis itu sepertinya tidak puas kalau tidak membuat blood pressure-nya meningkat. Berusaha untuk sabar, Taehyun melangkah ke arah dapurnya.

Pemuda itu terdiam di pintu dapur begitu melihat Beomgyu yang terduduk di lantai sembari mengusap kasar kepalanya, juga beberapa panci masak yang berserakan di lantai.

"Kau mau memperpanjang waktu ganti rugi mu? Setelah mobil sekarang panci-panci ku lalu apalagi?" Beomgyu menoleh dengan tatapan memelasnya. Bibirnya melengkung ke bawah dan jika diperhatikan ada setitik air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Aku tidak tau tempat-tempatnya. Lagipula kakak meletakkan semua pancinya di atas. Akukan tidak sampai" Taehyun menghela nafas lalu menghampiri Beomgyu. Pemuda itu kembali berjongkok di depan gadis itu lalu mengusap lembut benjolan yang tercipta di dahi si gadis karena tertimpa panci-pancinya.

Beomgyu meringis saat Taehyun tidak sengaja menyentuh area benjol di kepalanya. "Lain kali hati-hati" Beomgyu memberengut. "Perhatikan baik-baik yah, aku tidak akan mengulanginya lagi" Beomgyu hanya bisa mengerjap dan menatap bingung pemuda di depannya.

Namun gadis itu langsung paham begitu Taehyun mulai menjelaskan semua letak dan posisi barang-barang dapur juga tempat bahan serta bumbu-bumbu untuk memasak. Beberapa kali gadis itu mengangguk untuk menanggapi.

"Paham?" si gadis mengangguk. "Ya sudah, kalau begitu bereskan ini dan cepatlah memasak" ujar pemuda itu sembari membantu Beomgyu untuk berdiri.

Taehyun segera pergi dari tempat itu sementara Beomgyu bersiap menyiapkan makan malam untuknya dan Taehyun.

Melihat isi kulkas Taehyun yang penuh dan lengkap, membuat gadis itu tersenyum senang. Dia bisa masak apapun di sini. Melihat itu... dia jadi rindu kulkas di rumahnya. Biasanya dia sudah membantu mamanya membuat makan malam di jam itu. Atau tidak saat gadis itu mempelajari resep masakan baru dari atau tidak Jaemin, Renjun, dan Haechan.

"Ah ya, bagaimana caraku memberitau kak Sungchan kalau begini?" human gadis itu dengan raut risaunya. Namun gadis itu berusaha acuh. Dia bisa memikirkannya besok.

Akhirnya Beomgyu kembali fokus dengan masakannya. Dengan bahan-bahan yang ada, gadis itu mulai meracik semua bahannya.

"Ah, kak Taehyun suka tidak yah? Ya ampun aku lupa tanya kak Taehyun punya alergi tidak yah? Ck. Beomgyu bodoh! Kenapa ceroboh sekali sih" gadis itu mendengus.

Tak lama Taehyun datang. Sudah dengan baju santai dan tampang freshnya. Beomgyu sebenarnya terpukau dengan wajah tampan pemuda itu. Tapi... berusaha untuk menutup semua itu. Toh kakak dan kakak sepupunya juga tampan semua. Jadi dia harusnya terbiasa.

"Sudah?" Beomgyu mengangguk dengan wajah murungnya. "Kenapa?".

"Itu... aku buat sup ayam dengan tempura jamur dan udang. Tapi... aku tidak tahu kalau kakak menyukainya atau tidak. Belum lagi... jangan nanti kakak punya alergi. Jadi-" Taehyun terkekeh dan mengusak gemas surai Beomgyu.

"Bahan-bahan itu dari kulkas ku. Jadi... sudah pasti tidak ada bahan makanan yang tidak ku suka atau yang bisa membahayakan kesehatan ku. Jadi jangan khawatir" Beomgyu mengangguk dengan nafas leganya. Gadis itu langsung menyajikan masakannya ke meja makan.

Taehyun sudah siap di meja makan. Pemuda itu tidak sabar untuk mencoba mencicipi makanan buatan Beomgyu, tapi semua itu tersembunyi dengan raut datarnya. Saat akan menyendok kan makanannya ke piring, pemuda itu mengernyit saat Beomgyu menjauh dari dapur. Namun dengan cepat pemuda itu menahannya.

"Mau kemana?" tanya pemuda itu. Beomgyu menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Ng... mau mandi. Tidak boleh yah?" Taehyun mengerjap.

"O-oh. Tentu saja boleh" Taehyun langsung melepaskan tangannya dari tangan Beomgyu.

Namun beberapa saat setelah itu, Beomgyu hanya berdiam di tempatnya. Taehyun yang bingung akhirnya kembali bersuara.

"Tunggu apa lagi? Ada sesuatu yang kau butuhkan?" Beomgyu kembali menoleh pada Taehyun dengan cengirannya. Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya, apa benar ada sesuatu yang salah?.

"Itu kakak... aku tidak tau letak kamar mandinya di mana. Lalu... bajuku juga masih di apartemen ku" Taehyun menghela nafasnya lalu bangkit dari duduknya dan menarik Beomgyu ke salah satu kamar apartemen mewahnya.

Sampai di kamar itu, Beomgyu terlihat biasa saja. Kagum, gadis itu memang kagum dengan interior kamar itu. Tapi dia sudah terbiasa dengan kemewahan jadi... ya itu hal biasa untuknya.

"Ini kamar mu selama kau kerja di sini. Kamar mandinya di sana lalu kau bisa cek di lemari itu. Adik sepupu ku biasanya datang ke sini. Jadi... kau bisa pakai pakaiannya untuk malam ini" Beomgyu masih diam di tempatnya. Taehyun menatap bingung gadis itu. "Ada yang kurang?" Beomgyu menggeleng.

"Tidak. Justru ini berlebihan. Apa pantas seorang pembantu menempati ruangan seperti ini?" Taehyun terkekeh.

"Memang kenapa? Tidak ada kamar lain lagi. Ada satu kamar, tapi belum dibereskan dan ruangan sempit. Nanti kau malah tidak leluasa" gadis itu menatap ke arah Taehyun.

"Boleh ku lihat?" Taehyun mengangguk.

Pemuda itu kembali mengajak si gadis ke salah satu ruangan kosong yang lumayan  kotor.

"Di sini. Sepertinya akan sulit kalau harus membersihkannya" Beomgyu menghela nafas.

"Besok aku libur jadi... aku akan membersihkannya. Tapi... kakak mau membantu ku kan?" Taehyun mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa jadi aku yang membantu mu? Kau ku minta ke sini untuk menjadi pembantu ku. Malah sudah ku berikan ruangan yang layak. Tapi mau lebih?" Beomgyu memberengut.

"Tapi aku juga perlu belajar. Ditambah lagi aku mengambil jurusan melukis. Kakak mau kamar sana ku kotori dengan cat lukis?" Taehyun terdiam.

"Tapi mau bantu apa? Aku ada kerja besok".

"Cukup hubungi tukang untuk menata ruangan ku. Desainnya nanti ku buat sendiri. Soal bayaran. Aku akan bayar sendiri" Taehyun mengangkat sebelah alisnya.

"Katanya kau tidak punya uang?".

"Ya. Harga mobil kakak itu melebihi isi tabungan ku. Kalau hanya membayar tukang. Uangku pasti cukup. Jadi... bantu yah?" Taehyun menghela nafasnya sembari merotasikan matanya. Pemuda itu mengangguk mengiyakan.

"Ya terserah kau saja" Beomgyu mengembangkan senyumnya.

"Terima kasih kakak" pemuda itu mengangguk.

"Tapi malam ini kau tidur di kamar yang tadi dulu yah? Pulang dari kantor aku akan menemanimu mengambil barang-barang mu" Beomgyu mengangguk.

"Baiklah" gadis itu melongos pergi ke kamar sebelumnya untuk mandi. Sementara Taehyun kembali ke ruang makan.

Beberapa saat setelah mandi, Beomgyu pergi ke ruang makan dengan surai di sanggul juga tubuh yang terbalut hoodie dengan lengannya yang sepanjang sikut. Lalu celana training yang lumayan gombrang.

Gadis itu mengernyit saat mendapati Taehyun yang asyik memainkan ponselnya dan makanan di meja yang sepertinya belum dijamah sama sekali.

"Kakak tidak makan? Apa masakan ku tidak enak?" Taehyun mendongak dan menatap Beomgyu yang berdiri di seberang meja tempatnya berduduk.

"Oh bukan begitu. Aku menunggu mu" Beomgyu memasang raut bingungnya.

"Kenapa? Padahal kakak bisa makan diluan" pemuda itu mendengus dan mulai menyendok kan masakan Beomgyu ke mangkuknya.

"Itu terserah aku" Beomgyu menghela nafas lalu menatap takut-takut pada Taehyun.

"Ng... aku boleh duduk?" Taehyun kembali menatap gadis itu.

"Kalau kau mau makan berdiri juga boleh" dengan segera Beomgyu duduk lalu menampilkan cengirannya. Sementara Taehyun hanya bisa menggeleng dan memulai menyantap makan malamnya.

Keduanya menikmati makan malam mereka dengan khidmat. Taehyun pun merasa bersyukur karena beberapa hari kedepan dan mungkin seterusnya bisa memakan makanan enak.

Setelah selesai, Beomgyu segera membereskan bekas makan mereka. Lalu mereka mulai berbincang soal peraturan di apartemen Taehyun.

"Ok, ingat baik-baik peraturan di sini yah" Beomgyu mengangguk. "Kau bebas melakukan apapun dengan catatan jangan sampai masuk ke teritori privasi ku seperti ruang kerja, kamar, dan perpustakaan pribadi ku... kecuali dalam keadaan genting" Beomgyu kembali mengangguk. "Jangan sampai terlambat untuk menyiapkan sarapan atau makan malam. Kalau makan siang, aku makan di kantor. Mungkin hanya itu untuk pantangannya. Kau ada pertanyaan?".

"Baik kak, tapi... aku masih boleh sekolah kan?" Taehyun mengangguk.

"Tentu. Aku tidak melarang mu untuk itu" si gadis kembali mengangguk.

"Lalu... jam berapa kakak pulang?".

"Tidak tentu sih. Tapi... paling lambat jam sepuluh dan paling cepat jam lima" Beomgyu diam dan kelihatan tengah memikirkan sesuatu.

"Baiklah. Aku masih bisa ikut club kalau begitu. Lalu... kalau persediaan bahan-bahan memasaknya habis bagaimana?".

"Kau bisa beli di supermarket bawah. Ku ingatkan jangan beli tahu, kacang-kacangan, atau olahan sejenisnya" Beomgyu mengangguk.

"Ok".

"Itu saja?" Beomgyu mengangguk. "Kau bisa istirahat sekarang. Aku masih ada kerjaan".

"Oh ya kak, mau ku buatkan teh dan camilan?".

"Tidak perlu, nanti kau lelah" Beomgyu memberengut.

"Aku seperti tidak ada gunanya di sini" Taehyun merotasikan matanya.

"Terserah mu sajalah" gadis itu mengembangkan senyumnya dan mulai membuatkan teh dan cemilan untuk Taehyun. Sementara pemuda itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah si gadis.

Hari kembali berganti. Manik Taehyun perlahan mengerjap dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Matanya menangkap gelas dan piring kosong di mejanya. Ah, dia ketiduran di ruang kerjanya ternyata.

Taehyun bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar dari ruangan itu hendak menuju ke kamarnya. Saat akan menutup ulang pintu ruangan kerjanya, pemuda mendapati Beomgyu yang sibuk mengepel lantai apartemennya.

"Kau bangun cepat sekali" gadis itu terperanjat dan segera menoleh ke arah Taehyun.

"Ah. Kakak mengejutkan ku" pemuda itu tetap memasang wajah datarnya. "Oh ya, aku sudah buatkan sarapan pagi. Kakak sudah bisa memakannya" Taehyun mengangguk lalu melangkah ke kamarnya, namun berhenti sejenak.

"Kau sudah sarapan?" Beomgyu kembali menoleh lalu menggeleng.

"Aku akan sarapan setelah aku menyelesaikan pekerjaan ku" pemuda itu mengangguk.

"Jangan sampai terlambat makan yah. Kau sakit saat aku tidak ada, bisa repot nanti" Beomgyu diam.

"Ng... baik kak" Taehyun langsung pergi, sementara Beomgyu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Setelah sarapan, Taehyun langsung bersiap untuk menuju ke kantor. Sementara Beomgyu masih dengan kegiatan bersih-bersihnya.

Seharian itu benar-benar di gunakan Beomgyu untuk membersihkan setiap inci apartemen Taehyun. Termasuk ruangan kecil yang akan akan menjadi kamar Beomgyu nantinya.

"Ah ya, aku belum mengabari kak Sungchan soal ini. Tapi... ck Senin saja baru ku beritaulah" ujar gadis itu lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.

Lelah karena bekerja seharian, Beomgyu akhirnya ketiduran di sofa. Waktu telah menunjukkan pukul lima dan tepat di jam itu, Taehyun sampai di apartemennya.

Sedikit bingung juga saat merasa apartemennya terlalu tenang. Pemuda itu langsung menggeleng saat melihat Beomgyu yang ketiduran di sofa.

Apartemennya tidak bisa dikatakan kecil. Pemuda itu takjub melihat kemampuan Beomgyu yang bisa membersihkan semuanya dalam sehari. Bahkan tim pemelihara apartemen yang biasanya dia sewa untuk membersihkan apartemennya... perlu beberapa orang untuk membersihkan semuanya dalam sehari.

Pemuda itu melangkah mendekati si gadis. Tangannya terjulur sedikit mengguncang tubuh gadis itu.

"Gyu, hey bangun".

"Hnhhh" gadis itu melenguh dan mengubah posisinya membelakangi Taehyun. Sementara pemuda itu terkekeh gemas kemudian menggendong Beomgyu ala bridal style dan membawa gadis itu ke kamar tamu dan membiarkan gadis itu untuk beristirahat.

Setelah beres dengan urusan Beomgyu, Taehyun pergi ke ruang makan dan ternyata... Beomgyu belum menyiapkan makan malamnya. Tapi Taehyun tidak marah. Pemuda itu maklum dengan Beomgyu yang tidak membuatkannya makan malam untuk hari ini.

"Pakai jasa pesan antar sajalah. Kasihan juga kalau harus membangunkannya hanya untuk memintanya memasakkan makan malam" ujar pemuda itu, kemudian mulai mengutak-atik ponselnya.

Beres memesan makanan, Taehyun masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri sejenak. Pas setelah Taehyun keluar, bel apartemennya berbunyi. Dengan sedikit terburu Taehyun berlari kecil menuju pintu utama apartemennya. Sesuai dugaan itu adalah kurir yang bertugas mengantar makanan pesanannya.

Pemuda itu segera mempersiapkan makan malamnya tanpa berniat membangunkan Beomgyu. Ya mana tega dia.

---

Sementara di kamar Beomgyu. Gadis yang tadinya tertidur dengan sangat pulas itu mulai menggeliat. Maniknya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya dan mulai mengedar menatap sekelilingnya.

Gadis itu tiba-tiba bangkit dengan manik melebar saat tidak sengaja menangkap jarum jam yang sudah menunjukkan waktu pukul enam.

"Ya ampun! Aku belum masak makan malam untuk kak Taehyun" serunya sembari bangkit dari kasurnya. Tunggu... kasur? Bukannya tadi dia tidur di sofa yah? "Ah... masa bodoh lah. Yang penting masak dulu" ujar gadis itu sembari berlari ke arah kamar mandi, mencuci wajahnya lalu pergi ke dapur.

Namun sayang... langkah gadis itu harus terhenti saat mendapati Taehyun yang sedang menyantap makan malamnya. Pemuda itupun ikut terdiam karena kehadiran Beomgyu cukup mengejutkannya.

"Oh. Kau bangun?" Beomgyu meringis dan tiba-tiba berduduk dengan posisi seiza atau kedua kakinya yang terlipat ke bawah menjadi tumpuannya untuk berduduk. Taehyun hanya bisa menatap bingung pada Beomgyu.

"Kakak... maaf. Aku tidak membuatkan makan malam" lirih gadis itu membuat Taehyun mengerjap. "Aku tidak tau sudah berapa lama aku tidur. Hiks... tolong maafkan aku" Taehyun menggeleng dengan wajah datarnya. Geli juga melihat wajah Beomgyu yang kelihatan merasa bersalah.

"Kenapa kau minta maaf? Untuk hari ini tidak apa-apa ko. Kau pasti kelelahan karena membersihkan semua sisi apartemen ku" Beomgyu menundukkan kepalanya.

"Tidak semua. Aku tidak membersihkan kamar, ruang kerja kakak, dan perpustakaan" Taehyun merotasikan matanya.

"Itukan tempat yang ku larang untuk kau datangi" bibir Beomgyu melengkung ke bawah.

"Tapi tetap saja. Harusnya aku mengerjakan pekerjaan ku dengan baik" Taehyun menghela nafas.

"Sudahlah. Sana ambil piring lalu ikut makan dengan ku" Beomgyu mendongak.

"Tapi-".

"Makan atau aku benar-benar akan marah" sentak Taehyun dan membuat Beomgyu buru-buru bangkit lalu pergi mengambil piring dan ikut makan malam dengan Taehyun.

Kepala gadis itu tertunduk bibirnya masih setia melengkung ke bawah. Takut-takut gadis itu menarik kursi di depan Taehyun lalu berduduk dengan hati-hati dia tidak ingin menambah masalah dengan Taehyun. Diam sejenak... Beomgyu melirik dengan tatapan takut pada Taehyun.

Sadar akan ketakutan si gadis, Taehyun menghela nafas. Apa dia terlalu kelewatan pada Beomgyu. Sebenarnya Beomgyu juga bingung biasanya dia berani pada orang lain dia akan meminta maaf lalu baikan dengan orang itu jika dia salah. Tapi tidak dengan Taehyun. Dia benar-benar mati kutu.

"Maaf" satu kata itu keluar dari mulut Taehyun membuat Beomgyu mendongakkan kepalanya. Keduanya terdiam. Beomgyu dengan pemikirannya yang merasa bersalah karena membuat Taehyun mengatakan kata maaf padahal pemuda itu tidak salah. Baik, jangankan Beomgyu. Taehyun pun sedikit terkejut karena mengucapkan kata tabu pada Beomgyu. Padahal gadis itu yang salah.

"K-kenapa kakak minta maaf?" Taehyun menghela nafasnya.

"Aku sudah membentak mu tadi" Beomgyu menggeleng.

"Itu juga salah ku karena tidak mengerjakan pekerjaan ku" ujar gadis itu dengan nada memelas.

"Sudahlah. Cepat habiskan makan mu" si gadis mengangguk lalu mereka kembali fokus ke makanan dan menyantap makan malam mereka dengan khidmat.

Selesai makan, seperti biasa Beomgyu mengerjakan tugasnya untuk membersihkan sisa makan mereka. Yang berbeda hanyalah Taehyun yang masih setia di tempatnya.

"Kapan kau mau mengambil barang-barang mu?" Beomgyu menoleh di sela-sela kegiatannya mencuci piring.

"Ng... terserah kakak sih. Kan kakak yang sibuk. Aku bisa kapan saja" Taehyun diam kelihatan seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Baiklah. Hari ini saja bagaimana? Aku akan sibuk di kantor besok" Beomgyu menatap tak enak pada Taehyun.

"Tapi kakak juga baru pulang. Apa kakak tidak lelah? Apart ku agak jauh dari sini loh".

"Tidak masalah. Setelah selesai... pergilah bersiap. Aku akan menunggumu".

"Baik kak".

Keadaan mobil Taehyun tenang. Terlampau tenang. Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Beomgyu melirik Taehyun sebentar. Gadis itu menghela nafas. Pemuda di sebelahnya ini benar-benar pendiam.

"Ng... kak Taehyun tamatan HYBE bukan?" pemuda itu menoleh sejenak sebelum kembali fokus ke jalanan.

"Kau tau darimana?".

"Banyak teman-teman ku yang membicarakan soal para penerus perusahaan juga... kakak yang sukses membawa nama perusahaan kakak sendiri sampai setara dengan perusahaan Choi dan Kang juga Jung" Taehyun terkekeh. "Oh ya, kak Sunghoon itu tunangannya Kang Heeseung bukan?" Taehyun mengernyit.

"Kau tau soal itu juga?".

"U'um... aku cukup dekat dengan kak Sunghoon. Bukankah di cafe waktu itu kak Heeseung juga mengenaliku yah?" Taehyun memberengut.

"Aku tidak begitu mengenalimu karena kau pakai masker" Beomgyu terkekeh.

"Oh ya kak. Apa di keluarga Kang anak-anaknya dikekang juga oleh peraturan keluarga?" Taehyun diam.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal itu?" Beomgyu menghendikkan bahunya.

"Entah? Kebanyakan keluarga konglomerat kan begitu. Aku berpikir... lebih baik jadi orang biasa saja yah daripada harus terus-menerus ditekan dan mengikuti semua kemauan orangtua".

"Maksudmu kau mau jadi anak pembangkang begitu?" dengan cepat Beomgyu menggeleng.

"Aku tidak bermaksud begitu. Hanya saja... ada saat dimana orangtua mereka terlalu mencampuri hal yang harusnya bisa diatasi anak itu sendiri. Contohnya perjodohan atau masa depan pendidikan dan karir anak. Jika mereka terlalu memaksa hal yang sulit diterima atau ditolerir oleh anak mereka... bukankah itu hanya memberikan dampak buruk untuk anak-anak mereka" Taehyun kembali terdiam. Ucapan Beomgyu sedikit menyinggung keadaannya sekarang.

"Kau... tau, kadang orangtua berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Jadi... mereka melakukan itu" Beomgyu terkekeh sarkas mendengar ucapan Taehyun.

"Memang benar. Aku tidak bisa menyalahkan itu. Tapi... apa yang orangtua pilihkan belum tentu benar-benar yang terbaik untuk anak-anak mereka. Misalnya pendidikan. Banyak dari mereka yang gagal karena itu pilihan orangtua mereka. Tapi, mereka menyalahkan anak mereka dan mengatai mereka tidak kompeten. Padahal ada bidang yang diminati dan bisa ditekuni dengan baik oleh anak-anak mereka tapi mereka melarang. Dan juga... perjodohan".

Taehyun kembali menyimak ucapan Beomgyu.

"Kakak ingat... sudah berapa banyak anggota keluarga konglomerat yang dijodohkan dan hubungan mereka kandas di tengah jalan yang juga berujung membuat masing-masing pihak keluarga menjadi bermusuhan. Apa yang terbaik kalau begitu? Dan lagi... dengan cara mereka mamaksa seperti itu, bukankah mereka tidak percaya pada anak-anak mereka? Mereka tidak percaya kalau anak mereka bisa melakukan yang terbaik dan berhasil dengan kemampuan mereka, mereka tidak percaya kalau anak mereka bisa menemukan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri".

Taehyun kembali terdiam. Ucapan Beomgyu benar-benar menohok. Dia tidak bisa membalas ucapan Beomgyu.

"Oh. Sampai di depan situ belok kanan kak" Taehyun mengikuti ucapan Beomgyu. Keadaan mobil itu kembali hening. Melihat Taehyun yang tiba-tiba diam membuat gadis itu jadi merasa bersalah. "Apa... ucapan ku salah?" Taehyun menggeleng.

"Itu memang benar. Aku diam karena memang semua ucapan tidak ada yang bisa ku tanggapi. Soal kak Heeseung dan Sunghoon, mereka dijodohkan karena mereka memang saling suka dan ku harap... tidak akan ada masalah dengan hubungan mereka. Lalu..." Beomgyu menatap tanya pada Taehyun. "Lupakan. Bagaimana dengan sekolah mu?" Beomgyu memberengut karena Taehyun tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Yah... seperti itu. Ada saat menyenangkan, ada juga saat menyedihkan. Ngomong-ngomong aku suka saat guruku meminta kami untuk membuat project  melukis bebas. Dan yah... satu hari nanti aku ingin melukis kenangan yang tidak ingin aku lupakan" Taehyun mengangguk.

"Kau memanggil Sunghoon dengan sebutan kakak berarti... kau masih tahun pertama sekarang?" Beomgyu mengangguk.

"Kiri-kiri kak. Jangan nanti kelewatan!" seru Beomgyu membuat Taehyun mendengus. Tidak dengan cara bar-bar seperti itu bisakan?.

Beomgyu langsung keluar dari mobil Taehyun begitu pemuda itu memarkirkan mobilnya. Gadis itu melangkah dengan ceria diikuti Taehyun yang harus sabar menghadapi tingkah Beomgyu yang pecicilan.

Dan malam itu, dihabiskan Beomgyu dan Taehyun untuk membenahi barang-barang Beomgyu.

Beomgyu sungguh merasa bosan di apartemen Taehyun sendirian. Pemuda itu sedang sibuk di kantor, sementara Beomgyu tidak melakukan apapun di apartemen. Gadis itu hanya mengawasi beberapa tukang yang sibuk memperbaiki kamarnya.

"Kak Jay" gadis itu memanggil satu pemuda rekan kerja Taehyun yang diberikan tugas untuk mendesain kamar Beomgyu sesuai desain yang digambarkan oleh Beomgyu.

Pemuda itu menoleh dan menatap tanya pada Beomgyu. Pemuda itu cukup mengenali Beomgyu karena gadis itu bersahabat dengan adik sepupunya. Soal Beomgyu yang akan tinggal di apartemen Taehyun... Jay dibayar lebih oleh Taehyun untuk tutup mulut.

"Ada apa?".

"Aku ingin keluar sebentar. Ku tinggal tidak apakan?" pemuda itu tersenyum kemudian mengangguk.

Beomgyu segera bersiap lalu pergi keluar apartemen. Bingung tidak tau harus kemana, akhirnya dia meminta Sungchan untuk menemuinya di salah satu kedai dekat sungai Han.

-:: TBC ::-

---

- Park Jeongseong (Jay) -
- 23 th -
- CEO of Park Company -

---

See you...
-::+x+::-
+

Continue Reading

You'll Also Like

467K 28.9K 26
Bagaimana kisahnya 6 bersaudara bertemu dengan 6 bersaudara lainnya yang berasal dari negeri tirai bambu. Mereka yang awalnya saling membenci berubah...
8.1K 743 43
Penasaran.? lanjut baca dong jan lupa vote,share dan komen. ⚠️BXB⚠️ HOMOPUBLIC? JAUH-JAUH DAH DARIPADA TAWURAN DI KOMEN NAN NANTI. _-
2K 228 25
WARNING WARNING⚠! DI MOHON UNTUK BIJAK MEMBACA DII CERITA INI MEMAKAI KATA NON BAKU!! Hi saya gabut hehehehhe ini book pertama sebenernya ada 1 boo...
10.8K 744 12
Semua karena bayi empat bulan bernama Lee Chan